Anda di halaman 1dari 85

KARYA TULIS ILMIAH NERS

PEMBERIAN HIPNOTERAPI UNTUK MENURUNKAN TEKANAN


DARAH PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA DI
PUSKESMAS I KLUNGKUNG

OLEH :

NI KETUT SRI ASTUTI

NIM 219012766

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir
ners yang berjudul “Pemberian Hipnoterapi untuk Menurunkan Tekanan Darah
Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia Di Puskesmas 1 Klungkung ” tepat pada
waktunya.Karya ilmiah akhir ners ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Ners pada Program Profesi, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini, penulis banyak mendapat
bantuan sejak awal sampai terselesainya karya ilmiah akhir ners, untuk itu dengan
segala hormat dan kerendahan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Dewa Agung Ketut Sudarsana, M.M. selaku ketua STIKes Wira
Medika Bali.
2. Ns. Ni Wayan Trisnadewi, S.Kep.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Ners STIKes Wira Media Bali yang telah memberikan
izin dalam penggunaan sarana dan prasarana kampus yang sangat
bermanfaat dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini.
3. Ns. Ni Ketut Citrawati, S.Kep.,M.Kep,selaku pembimbing yang telah
membimbing, memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan karya
ilmiah akhir ini.
4. Seluruh dosen STIKes Wira Medika Bali yang terlibat dalam pengajaran
riset keperawatan yang telah memberikan ilmunya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyusun karya ilmiah akhir dengan baik.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil
dalam penyelesaian karya ilmiah akhir ners ini.
6. Teman-teman mahasiswa STIKes Wira Medika Bali dan semua pihak
yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.

ii
Denpasar,
Penulis
(Ni Ketut Sri Astuti)

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3 Tujuan Studi Kasus ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Studi Kasus............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
2.1 Konsep Dasar Preeklampsia................................................................ 7
2.2 Hipnoterapi Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia............................ 14
BAB III LAPORAN KASUS......................................................................... 41
3.1 Pengkajian .......................................................................................... 41
3.2 Analisis Data........................................................................................ 50
3.3 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah...................... 51
3.4 Rencana Keperawatan......................................................................... 52
3.5 Implementasi Keperawatan................................................................. 54
3.6 Evaluasi Keperawatan......................................................................... 59
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 60
3.1 Rancangan Studi Kasus....................................................................... 60
3.2 Subyek Studi Kasus............................................................................. 60
3.3 Fokus Studi Kasus............................................................................... 62
3.4 Definisi Operasional............................................................................ 62
3.5 Tempat dan Waktu............................................................................... 63
3.6 Pengumpulan Data............................................................................... 63
3.7 Analisis Data dan Penyajian Data........................................................ 66
3.8 Etika Studi Kasus................................................................................. 69
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa transisi, yakni suatu masa antara anak yang

sekarang berada dalam kandungan sampai dengan setelah anak tersebut lahir serta

merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan

ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm dan terdapat janin

dari hasil pembuahan sel telur oleh sperma ( Sukarni dan Wahyu, 2015: 63). Pada

kehamilan dini dan kehamilan lanjut dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Komplikasi kehamilan dini dengan janin nonviable (sebelum usia 20 minggu)

yang merupakan keadaan yang lebih sering ditangani pada bagian obstetri di

rumah sakit umum atau puskesmas ( Farrer, 2001: 52). Komplikasi pada

kehamilan lanjut seperti, placenta previa, solution plasenta dan preeklampsia.

Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria

atau edema, yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama

setelah persalinan (Padila, 2015: 147). Ditambahkan oleh Bobak et al. ( 2005 :

629 ) preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana

hipertensi terjadi pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal

serta merupakan suatu penyakit vasopastik, yang melibatkan banyak sistem dan

ditandaai oleh hemokonsentrasi dan hipertensi.

Pada preeklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi

peningkatan hemaktokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke

organ, termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari

timbulnya proses preeklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran

1
darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena

adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Preeklampsia yang berat

dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta

dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehingga dapat

berakibat terjadinya intra uterin growth retardation (Padila, 2015). Hipertensi

yang menyertai kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas

ibu dan bayi. Preeklampsia bisa mempredisposisi ibu mengalami komplikasi yang

lebih fatal. Sehingga hal ini merupakan pemicu yang dapat mengakibatkan

permasalahan yang berkaitan dengan ibu dan janin pada ibu hamil dengan

preeklampsia.

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI)

( Bobaket al., 2005: 629 ). Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia

(SDKI) pada tahun 2012 angka kematian ibu ( AKI ) menjadi 359 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2007. Penyebab utama kematian ibu terkait kelahiran

adalah perdarahan (45%), infeksi (15%), dan preeklampsia (13%). Preeklampsia,

yaitu hipertensi dalam kehamilan, hingga kini masih menjadi masalah Obstetri

dan Gynekologi yang belum terpecehkan (Pratami, 2016: 99).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa di seluruh

dunia, preeklampsia dan eklampsia pada ibu hamil mencapai kira-kira 14%

(50.000-75.000) tiap tahun. Di Amerika Serikat, preeklampsia dipercaya menjadi

penyebab 15% kelahiran prematur dan 17,6% kematian maternal (Rinawati,

2010). Kematian akibat penyakit kardiovaskuler di Negara Indonesia termasuk

hipertensi kehamilan, 2.577 kasus atau setara 2,67 % dari seluruh penyebab

kematian di rumah sakit (Winarto, 2011). Tahun 2005, Angka Kematian Ibu

2
(AKI) di rumah sakit seluruh Indonesia akibat preeklampsia dan eklampsia

sebesar 4,91% (8.379 dari 170.725), dan merupakan golongan penyakit obstetric

(kebidanan) yang paling banyak menyebabkan kematian (Rinawati, 2010).

Di Provinsi Bali, beberapa Rumah Sakit Wilayah Kota Denpasar

menunjukkan bahwa insiden preeklampsia pada primigravida 11, 03%, angka

kematian ibu akibat preeklampsia 8,07%. Jumlah kasus preeklampsia berat pada

periode juli 1997 hingga juni 2000 adalah 191 kasus (1, 21%) dengan 55 kasus di

antaranya dirawat secara konservatif (Pratami, 2016). Di Puskesmas 1 Klungkung

jumlah kasus ibu hamil dengan preeklampsia berdasarkan data Dinas Kesehatan

Kota Denpasar untuk 5 tahun terakhir memperkirakan bahwa terdapat 25% kasus

pada ibu hamil dengan preeklampsia. Dimana insiden ini setiap tahunnya

mengalami peningkatan. Terhitung dari tahun 2012 sampai dengan mei 2017

terdapat 235 ibu hamil dengan preeklampsia. Diantaranya terdiri dari

preeklampsia ringan, berat, maupun sedang dan merupakan golongan angka

kejadian paling tinggi untuk kasus obstetric.

Upaya penangganan preeklampsia saat ini masih bersifat medikamentosa,

ada beberapa upaya untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Cara tersebut dapat

bersifat farmakologi maupun non farmakologi. Salah satu upaya non farmakologi

adalah dengan tindakan komplementer seperti guide imagery, massage, dan

hipnoterapi. Metode ini dipilih karena kecilnya efek samping yang

ditimbulkan.Salah satu tindakan komplementer yang berpengaruh dalam

menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan preeklampsia yaitu dengan

hipnoterapi.

3
Hipnoterapi adalah suatu kondisi relaksasi dan komunikasi bawah sadar.

Hipnosis bermanfaat secara psikologis maupun medis dan hipnosis berpengaruh

terhadap perubahan tekanan darah ibu hamil dengan preeklampsia (Khuzaiyah et

al., 2016). Ditambahkan oleh Aprillia ( 2010: 32 ) yang mendefinisikan

hipnoterapi dalam hipnostetri merupakan suatu pengembangan dari ilmu hipnosis

yang merupakan penggunaan hipnosis kebidanan secara berkesinambungan, yang

dimulai sejak direncanakannya kehamilan, melahirkan, masa menyusui, sampai

anak mencapai umur balita. Tindakan hipnoterapi telah terbukti berpengaruh

terhadap penurunan tekanan darah ibu hamil dengan preeklampsia.

Di buktikan dari hasil penelitian ( Khuzaiyah et al) pada tahun 2016 yang

dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

yang meneliti efek hipnosis terhadap perubahan tekanan darah ibu hamil

preeklampsia dengan hasil yang didapatkan, ada perbedaan tekanan darah

sebelum dan setelah hipnosis dengan p value sistolik 0, 025 dan p value diastolic

0, 002. Ada perbedaan tekanan darah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan hipnosis p value sistolik 0, 002 dan p value diastolic 0,

013.Penurunan tekanan darah setelah hypnosis mencapai 20 mmHg ( sistole ) dan

7,5 mmHg ( diastole ).

Masalah yang timbul pada ibu hamil dengan preeklampsia seperti

tingginya angka kejadian kematian yang diakibatkan karena hipertensi pada

kehamilan yang masih belum terpecahkan dan masih menjadi golongan tertinggi

penyakit obstetri di Indonesia. Oleh karena itu perawat sebagai salah satu tenaga

kesehatan professional serta mempunyai peran dalam memberikan asuhan

keperawatan pada ibu hamil. Dimana perawat mempunyai bidang keahlian atau

4
spesialisasi dalam keperawatan maternitas untuk melakukan suatu tindakan non

farmakologi salah satunya adalah tindakan komplementer dalam memberikan

asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklampsia.

Berdasarkan masalah diatas, penulis ingin melakukan asuhan keperawatan

dengan menggunakan metode tindakan komplementer yaitu pemberian

hipnoterapi, dan penulis ingin melakukan penelitian tentang pemberian

hipnoterapi terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil dengan

preeklampsia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah peniliti

sebagai berikut : ’’ Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan pemberian

hipnoterapi untuk menurunkan tekanan darah pada ibu hamil preeklampsia ? ’’

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan dengan pemberian hipnoterapi

terhadap penurun tekanan darah pada ibu hamil preeklampsia di

Puskesmas I Denpasar Timur

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan preeklampsia di

Puskesmas I Klungkung

b. Menyusun analisis data dan diagnosis keperawatan pada ibu hamil

dengan preeklampsia di Puskesmas I Klungkung

c. Menyusun rencana keperawatan pada ibu hamil dengan

preeklampsia di Puskesmas I Klungkung

5
d. Mengaplikasikan tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan

preeklampsia di Puskesmas I Klungkung

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada ibu hamil dengan

preeklampsia di Puskesmas I Klungkung.

1.4 Manfaat Studi Kasus

a. Masyarakat :

Studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang metode hipnoterapi sebagai salah satu metode non farmakologi

yang berpengaruh terhadap tekanan darah ibu hamil dengan preeklampsia,

sehingga masyarakat atau keluarga dapat berpartisipasi dalam sosialisasi

cara meningkatkan kesehatan ibu hamil secara efektif.

b. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan :

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam perubahan tekanan darah ibu hamil dengan preeklampsia melalui

pemberian hipnoterapi serta memberikan masukan dan informasi dalam

rangka pengembangan bidang sains terapan mengenai terapi alternatif

yang bermanfaat terkait dengan permasalahan ibu hamil dengan

preeklampsia.

c. Penulis :

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur

hipnoterapi pada asuhan keperawatan ibu hamil dengan preeklampsia serta

menambah wawasan penulis mengenai pengaruh hipnoterapi terhadap

tekanan darah ibu hamil dengan preeklampsia.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Preeklampsia

2.1.1 Pengertian

Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,

melahirkan, dan nifas yang terdiri atas hipertensi, edema, dan proteinuria,

tetapi sebelumnya tidak menunjukkan tanda kelainan vaskular atau hipertensi

(Pratami, 2016: 102 ). Ditambahkan oleh Bobak et al. ( 2005: 629 ) yang

berpendapat bahwa Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan

dimana hipertensi terjadi pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan

darah normal serta merupakan suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan

banyak sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi dan hipertensi.

Berdasarkan definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa

preeklampsia merupakan sekumpulan gejala pada ibu hamil dimana terjadi

pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal serta

merupakan penyakit vasospastik dan ditandai dengan hemokonsentrasi,

hipertensi, edema, proteinuria.

2.1.2 Etiologi

Menurut Padila (2015: 148) penyebab preeklampsia sampai sekarang

belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang

penyebab preeklampsia, yaitu :

7
a. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion, dan mola hidatidosa

b. Bertambahnya frekuensi seiring semakin tuanya kehamilan.

c. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin

dalam uterus

d. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

2.1.3 Tanda dan Gejala

Menurut Purwaningsih dan Fatmawati (2010: 160 ) tanda dan gejala

pada ibu hamil dengan preeklampsia yaitu :

a. Usia kehamilan lebih dari 20 minggu

b. Proteinuria lebih dari 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam

c. Proteinuria melebihi 1 g/l dalam 2x pengambilan urin dengan kateter

dalam jarak waktu 6 jam

d. Edema, pitting oedema didaerah pretibia, dinding abdomen,

lumbosakral, wajah dan tangan setelah tirah baring

e. Kenaikan BB yang melebihi 500 gr/ minggu, 2000 gr/ bulan atau 13 gr/

seluruh umur kehamilan

Tanda dan gejala pada ibu hamil dengan preeklampsia timbul dalam

urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi,

dan akhirnya proteinuria. Pada preeklampsia ringan tidak ditemukan gejala-

gejala subyektif. Pada preeklampsia berat didapatkan tanda dan gejala seperti,

keluhan sakit kepala didaerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri

didaerah epigastrium, serta mual atau muntah ( Sukarni dan Wahyu, 2015:

117).

8
2.1.4 Klasifikasi

Menurut Padila (2015: 149) preeklampsia dibagi menjadi 2, yaitu

preeklampsia ringan dan preeklampsia berat :

a. Preeklampsia Ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :

1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi

berbaring terlentang, kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih,

kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-

kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak pemeriksaan 1 jam,

atau sebaiknya 6 jam.

2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan wajah serta kenaikan berat

badan 1 kg atau lebih per minggu.

3) Proteinurian kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau

2 + pada urin kateter atau midstream.

b. Preeklampsia Berat

1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih

2) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter

3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam

4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada

epigastrium

5) Terdapat edema paru dan sianosis

2.1.5 Patofisiologi

Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah.Perubahan ini

menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia

uterus. Keadaan iskemia pada uterus, merangsang pelepasan bahan

9
tropoblastik yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus.

Bahan tropoblastik menyebabkan terjadinya endhoteliosis yang menyebabkan

pelepasan tromboplastin.Tromboplastin yang dilepaskan mengakibatkan

pelepasan tomboksan dan aktivasi agregasi trombosit deposisi fibrin.

Pelepasan trombokson akan menyebabkan terjadinya vasopasme sedangkan

aktivasi/ agregasi trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan koagulasi

intravaskular yang mengakibatkan perfusi darah menurun dan konsumtif

koagulapati.

Konsumtif koagulapati mengakibatkan trombosit dan faktor pembekuan

darah menurun dan menyebabkan gangguan faal hemostasis. Renin uterus

yang dikeluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama

dengan angiotensinogen, menjadi angiotensi I dan selanjutnya menjadi

angiotensin II. Angiotensin II bersama tromboksan akan menyebabkan

terjadinya vasospasme. Vasospasme akan menyebabkan lumen arteriol

menyempit, hal ini dapat menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu

sel darah merah serta menyebabkan tekananan perifer akan menngkat agar

oksigen mencukupi kebutuhan sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Selain

itu vasospasme, angiotensin II akan merangsang glandula suprarenal untuk

mengeluarkan aldosteron. Vasospasme bersama dengan koagulasi

intravaskular akan menyebabkan gangguan perfusi darah serta gangguan pada

multi organ.

Gangguan multiorgan terjadi pada organ seperti, otak, dara, paru-paru,

hati/liver, renal dan plasenta. Pada otak akan menyebabkan terjadinya edema

serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan

10
intrakranial yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya gangguan perfusi

serebri, nyeri dan kejang sehingga dapat menimbulkan diagnosa keperawatan

risiko cedera. Pada darah akan terjadi endtheliosis yang menyebabkan sel

darah merah pecah lalu menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paru-

paru, LADEP akan meningkat dan menyebabkan terjadinya kongesti pada

vena pulmonal, perpindahan cairan sehingga akan mengakibatkan terjadinya

oedema paru-paru. Oedema paru akan menyebabkan terjadinya kerusakan

pertukaran gas. Pada hati, vasokontriksi pembuluh darah menyebabkan

gangguan kontraktilitas miokard sehingga menyebabkan payah jantung dan

memunculkan diagnosa keperawatan penurunan curah jantung.

Pada ginjal, akibat pengaruh aldosteron, terjadi peningkatan reabsorpsi

natrium dan menyebabkan retensi cairan dan dapat mengakibatkan terjadinya

edema sehingga memunculkan diagnosa keperawatan kelebihan volume

cairan. Selain itu, vasospasme arteriol pada ginjal akan menyebabkan

penurunan GFR dan permeabilitas terhadap protein aan meningkat. Penurunan

GFR tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga

mengakibatkan diuresis menurun sehingga menyebabkan terjadinya oligouri

dan anuri. Oligouri atau anuri akan memunculkan diagnosa keperawatan

gangguan eliminasi urin. Permeabilitas terhadap protein yang meningkat akan

menyebabkan banyak protein akan lolos dari filtrasi glomerolus dan

menyebabkan proteinuria.

Pada mata, akan terjadi spasmus arteriola dan selanjutnya dapat

mengakibatkan oedema diskus optikus dan retina. Keadaan ini dapat

menyebabkan terjadinya diplopia dan memunculkan diagnosa keperawatan

11
risiko cedera. Keadaan hipertensi akan mengakibatkan seseorang kurang

terpajan informasi dan hal ini akan menyebabkan ibu hamil dengan hipertensi

akan mengakibatkan cemas serta gelisah sehingga dapat memunculkan

diagnosa keperawatan Ansietas ( Sukarni dan Wahyu, 2015: 115 ).

2.1.6 Komplikasi

Menurut Padila ( 2015: 150 ) komplikasi preeklampsia tergantung pada

derajat preeklampsia yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara

lain :

a. Pada Ibu :

1) Eklampsia

2) Solusio plasenta

3) Pendarahan subkapsula hepar

4) Kelainan pembekuan darah (DIC)

5) Sindrom HELPP ( Hemolisis, Elevated, Liver, Enzymes, dan Low

platelet count)

6) Ablasio retina

7) Gagal jantung hingga syok dan kematian

b. Pada Janin :

1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus

2) Prematur

3) Asfiksia neonatorum

4) Kematian dalam uterus

5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

12
Menurut Hutahaean ( 2013: 211 ), pemeriksaan diagnostik yang sering

dilakukan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu :

a. CT- Scan hepar yang menunjukkan adanya hematoma subkapsularis di

hepar

b. MRI yang memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi

kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.

c. Sel darah putih (SDP)

d. Hemoglobin dan hemaktokrit (Hb dan Ht)

e. Gas darah arteri (GDA)

f. Laju endap darah (LED)

g. Elektrokardiografi (EKG)

h. Echokaerdiografi (EEG)

i. Pencitraan jantung radionukleotida

j. Amniosintesis

k. Seri ultrasongrafi

l. Tes presor supine

m. Kreatinin serum

n. Stress kontraksi

o. Tes caian amniotik ultrasonografi

Menurut Purwaningsih dan Fatmawati ( 2010: 162 ), pemeriksaan

penunjang yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi yaitu sebagai

berikut :

a. Pemeriksaan tekanan darah meningkat

b. USG

13
c. Laboratorium :

1) Hitung darah tepi lengkap, trombosit, etrolit serum, ureum, protein,

retinin, dan asam urat, hematokrit.

d. Fungsi hati

e. Fungsi ginjal

2.1.8 Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan

preeklampsia menurut Purwaningsih dan Fatmawati ( 2010: 162 ), yaitu

sebagai berikut :

a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup tirah baring

b. Hindari mengkonsumsi garam yang berlebih

c. Hindari kafein, merokok, dan alcohol

d. Diit makanan yang sehat dan seimbang

e. Lakukan pengawasan terhadap pergerakan dan pertumbuhan janin

dengan USG

f. Membatasi aktifitas fisik

g. Kolaborasi dalam pemberian anti hipertensi.

2.2 Hipnoterapi Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia

2.3.1 Pengertian

Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam kondisi

hipnosis.Hipnosis didefinikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi

analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke

dalam kondisi bawah sadar (sub- consclous/ unconclous) (Purwanto, 2013:

14
46). Ditambahkan oleh Aprilia ( 2010: 32 ) yang mendefinisikan hipnoterapi

dalam hipnostetri merupakan suatu pengembangan dari ilmu hipnosis yang

merupakan penggunaan hipnosis kebidanan secara berkesinambungan, yang

dimulai sejak direncanakannya kehamilan, melahirkan, masa menyusui,

sampai anak mencapai umur balita

Berdasarkan definisi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa hipnoterapi merupakan terapi yang dilakukan pada saat subjek dalam

kondisi hipnosis guna memasukkan informasi serta ide kedalam alam bawah

sadar, dimana dalam ilmu hipnostetri digunakan sejak direcanakannya

kehamilan, melahirkan, masa menyusui, sampai anak mencapai umur balita.

2.3.2 Jenis Hipnoterapi

Menurut Aprillia ( 2010: 19 ) jenis hopnoterapi yang lazim digunakan

pada ibu hamil yaitu sebagai berikut :

a. Tes Ayunan Badan

Dalam tes ayunan badan, praktisi hipnosis menginstrusikan kepada ibu

hamil untuk berdiri dengan kaki rapat dan pandangan mata mengarah ke

atas.

b. Tes Buku dan Balon

Merupakan suatu tes yang digunakan oleh praktisi hipnosis untuk

mengukur imajinasi ibu hamil dengan cara memfokuskan dan

membayangkan setumpuk buku yang berat dan sejumlah balon helium

yang terikat pada telapak tangan ibu

c. Tes Mata Terpejam

15
Dalam tes ini seorang praktisi hipnosis menginstrusikan ibu hamil untuk

memejamkan kedua kelopak mata dengan lemah lembut, seolah-olah

melihat ke arah ubun-ubunnya.

d. Tes dengan Pendulum (Bandul)

Pada tes ini ibu hamil diinstrusikan duduk rileks dengan tangan

memegang tali pendulum kira-kira setinggi pandangan mata, hal ini

digunakan praktisi hipnosis untuk memusatkan pikiran ibu hamil pada

objek agar ibu tampak rileks dan nyaman dengan suasana yang

diinstrusikan.

e. Tes Lemon

Tes ini hampi efektif 100% bila digunakan dengan membimbing ibu

hamil dengan menghirup napas beberapa kali. Setelah rileks, minta ibu

untuk membayangkan bahwa dirinya sedang mengigit jeruk lemon yang

segar dan asam rasanya.

Berdasarkan lima jenis hipnoterapi diatas, dapat disimpulkan bahwa

jenis hipnoterapi yang efektif serta optimal hasilnya terhadap tekanan darah

yaitu dengan menggunakan tes pendulum ( bandul ), hal ini dikarenakan tahap

kerja tindakan hipnoterapi menggunakan pendulum ( bandul ) dapat

memungkinkan otak ibu berada dalam irama alpha saat diberikan sugesti.

Irama alpha ini yang menggambarkan kondisi ibu bahwa dirinya sudah

merasakan rileks dengan alam bawah sadar tetapi tidak dalam keadaan tidur.

Pemusatan fokus pikiran ibu dengan benda yaitu bandul dapat

mempengaruhi irama otak yang membuat ibu tidak sadar yaitu pada irama

16
beta, alpha, theta, dan delta. Dimana keempat irama ini beroperasi dalam satu

jalinan komposisi rumit yang menentukan kondisi kesadaran ibu saat

terhipnosis. Sugesti yang diberikan akan membuat ibu semakin rileks dan

nyaman ketika proses hipnoterapi berlangsung dan saat kondisi ini sirkulasi

peredaran darah ke seluruh tubuh menjadi optimal dan meningkatkan aliran

darah serta perubahan prostaglandin plasenta yang mengakibatkan iskemia

uterus tidak terjadi dan akan berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah

ibu terutama ibu hamil dengan komplikasi hipertensi pada kehamilan

( preeklampsia ) ( Aprillia, 2010: 4 ).

2.3.3 Manfaat Hipnoterapi

Menurut Aprillia ( 2010: 34 ), manfaat dan keuntungan hipnoterapi bagi

ibu hamil dengan preeklampsia yaitu sebagai berikut :

a. Manfaat Bagi Ibu

1) Sebagai formula dasar yang alami dari paint management.

Pengobatan ini tidak memiliki potensi efek samping terhadap janin.

2) Mampu menciptakan rasa nyaman, rileks, dan aman menjelang

kelahiran

3) Mengajarkan level yang lebih dalam dari relaksasi untuk

mengeliminasi stress serta kecemasan dan kekhawatiran menjelang

kelahiran, yang dapat menyebabkan ketengangan, rasa nyeri, dan

sakit saat bersalin

4) Membuat ibu mampu mengontrol sensasi rasa nyeri pada saat

kontraksi rahim

17
5) Membantu ibu meningkatkan ketenangan diri saat proses persalinan,

emosi dan jiwa yang tenang memungkinkan ibu untuk tidak

berteriak/ menjerit saat menahan sakit akibat kontraksi, karena ibu

sudah siap secara psikis.

6) Membuat ibu hamil dan bersalin tetap dalam kondisi terjaga dan

sadar

7) Menghilangkan rasa takut, tegang, dan panik saat bersalin.

8) Mengurangi risiko terjadinya komplikasi saat persalinan, mengurangi

risiko operasi, dan mempercepat pemulihan ibu post partum.

9) Bermanfaat bagi ibu hamil, termasuk ibu yang mempunyai

kehamilan berisiko tinggi dan yang persalinannya berlangsung

seperti yang tidak diharapkan.

10) Mengajarkan para ibu untuk memahami dan melepaskan fear-

tension-pain syndrome yang sering kali menjadi penyebab kesakitan

dan ketidaknyamanan selama proses kehamilan

11) Membantu menjaga suplai oksigen (O2) kepada janin selama proses

kehamilan

12) Meningkatkan ikatan batin antara calon ibu/ayah dengan janin

13) Mampu mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan persalinan

terutama persalinan prematur dan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)

14) Mampu mengurangi intervensi farmakologi selama proses

kehamilan, persalinan dan nifas

15) Mampu mengurangi keluhan-keluhan saat masa kehamilan

18
16) Membantu janin terhindar dari terlilit tali pusat dan bahkan bisa

memperbaiki posisi janin yang sungsang.

b. Manfaat Bagi Janin

1) Getaran tenang dan damai akan dirasakan janin sebagai dasar dari

perkembangan jiwa ( SQ ).

2) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan

memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin melalui

plasenta.

2.3.4 Bahaya Hipnoterapi

Pada dasarnya tidak ada bahaya penggunaan hipnoterapi, asalkan

praktisi hipnoterapi yang bersangkutan melakukan secara lega artis, sesuai

Standart Operating Procedure (SOP) yang berlaku, karena masalah dapat

timbul bila salah memberi sugesti atau instruksi. Oleh karena itu, yang

terpenting adalah bagaimana instruktur hipnoterapi, sebagai terapis, bisa

memberikan instruksi yang baik dan benar. Hal ini karena, dalam keadaan

hipnosis seseorang tidak dapat merangkum instruksi yang diberikan, maka

sangat penting bagi terapis untuk selalu menyusun sugesti dengan kata-kata

yang positif ( Aprillia, 2010: 11).

2.3.5 Tehnik Prosedur Hipnoterapi ( SOP Terlampir )

Menurut Purwanto ( 2013: 48 ), Prosedur yang dilakukan saat pemberian

hipnoterapi dalam asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklampsia

yaitu:

a. Jelaskan kepada ibu tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

19
b. Ibu dipersilakan untuk bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan

jika penjelasan perawat ada yang kurang dimengerti

c. Pada saat proses hipnoterapi berlangsung, ibu dalam keadaan tenang dan

diam mengikuti instruksi perawat

d. Ibu dipersilahkan mengambil posisi sesuai yang diinginkan oleh ibu

(duduk atau terlentang)

e. Perawat bertindak sebagai fasilitator. Sedangkan pada proses selanjutnya

ibu yang akan menghipnosis dirinya sendiri (Otohipnosis), proses dan

tahapan-tahapan hipnoterapi adalah :

1) Tahap Pre-Induction (Interview)

a) Tahapan awal dari proses hipnoterapi adalah membina hubungan

saling percaya antara perawat dan ibu

b) Perawat menganjurkan ibu untuk mengisikan data tentang

identitas ibu

c) Perawat bertindak sebagai fasilitator dari menghilangkan

kecemasan dan ketakutan ibu dari hipnoterapi

d) Sebelumnya harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari

ibu, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati, apa yang

diketahui ibu terhadap hipnoterapi, dan lain-lain

e) Pre-induction merupakan tahapan yang sangat penting.

Kegagalan pada tahap ini akan mempengaruhi proses hipnoterapi

selanjutnya

2) Tahap Suggestibility Test

20
a) Tujuan uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah ibu

termasuk ke dalam orang yang mudah menerima segesti atau

tidak

b) Uji segestibilitas juga berfungsi sebagai warming-up serta

digunakan untuk menghilangkan rasa takut ibu terhadap proses

hipnoterapi

c) Uji sugestibilitas dapat membantu perawat untuk menemtukan

teknik induksi yang terbaik bagi ibu

3) Tahap Induction

a) Induksi adalah cara yang digunakan oleh perawat untuk

membawa pikiran ibu berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke

pikiran bawah sadar (sub conscious)

b) Pikiran tersebut mampu menembus critical area. Saat tubuh

rileks, pikiran juga menjadi rileks. Maka frekuensi gelombang

otak dari dari ibu akan turun beta, alfa, kemudia theta.

c) Semakin turun gelombang otak, ibu akan semakin rileks,

sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang dinamakan

dengan kondisi ter-hipnosis.

d) Perawat akan mengetahui kedalaman trance ibu dengan

melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman trance ibu).

4) Tahap Deepening (Pendalaman Trance)

a) Perawat dapat mempertimbangkan untuk membawa klien ke

trance yang lebih dalam jika kondisi ini diperlukan. Proses

tersebut dinamakan deepening.

21
5) Tahap Suggestions / Sugesti

a) Pada saat ibu masih berada dalam trance, kemudian perawat

memberikan Post Hypnotic Suggestion, yaitu sugesti positif yang

diberikan kepada klien pada saat proses hipnosis masih

berlangsung

b) Sugesti yang diberikan oleh perawat tersebut diharapkan terekam

secara terus menerus pada pikiran bawah sadar ibu, meskipun ibu

telah keluar dari proses hipnosis

c) Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu unsur terpenting

dalam proses hipnoterapi

6) Tahap Terminaton

a) Tahap termination adalah proses terakhir dari hipnoterapi

b) Perawat secara perlahan membangunkan ibu dari kondisi ’’tidur’’

dalam keadaan terhipnosis dan membawa ibu pada kondisi sadar

penuh.

2.3 Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia

Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik

yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan digunakan untuk membantu

perawat dalam melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam

mengatasi masalah keperawatan yang ada. Pemberian asuhan keperawatan

merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara

perawat dengan ibu hamil, keluarga atau masyarakat umtuk mencapai tingkat

kesehatan yang oprimal ( Carpenito, 2000 dalam Hutahaean, 2013: 212 ).

2.2.1 Pengkajian

22
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.

Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya.

Kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahap

ini akan menentukan diagnosis keperawatan. Diagnosis yang diangkat akan

menentukan desain perencanaan yang ditetapkan. Selanjutnya, tindakan

keperawatan dan evaluasi mengikuti perencanaan yang dibuat. Oleh karena

itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh

kebutuhan perawatan pada ibu hamil dapat diidentifikasi ( Rohmah dan Walid,

2012: 25 ).

Menurut Hutahaean ( 2013: 212 ); Purwaningsih dan Fatmawati (2010:

163) Data-data yang dikumpulkan atau dikaji pada ibu hamil dengan

preeklampsia meliputi komponen-komponen berikut :

a. Identitas Ibu

Pada ibu hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tinggi tiga kali

lipat. Pada ibu hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi

laten.

b. Keluhan Utama

Ibu dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan seperti sakit

kepala terutama pada area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang,

pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap

cahaya dan nyeri pada ulu hati.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada ibu jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali

dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala ( tidak hilang dengan

23
analgesic biasa), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria

(<400 ml/24 jam) serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan

apakah ibu hamil menderita diabetes, penyakit ginjal, reumatoid arthritis,

lupus atau skleroderma.Perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu

muncul.Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau

menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.

d. Riwayat Penyakit Terdahulu

Perlu ditanyakan apakah ibu pernah menderita penyakit hipertensi kronis

(tekanan darah tinggi sebelum hamil), obesitas, ansietas, angina, dispnea,

ortopnea, nokturia, dan sebagainya. Ibu berisiko dua kali lebih besar bila

hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan

yang menderita penyakit ini. Hal ini diperlukan untuk mengetahui

kemungkinan adanya faktor predisposisi.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-

penyakit yang dapat menjadi penyebab jantung hipertensi dalam

kehamilannya. Dari hasil penelitian diketahui adanya hubungan genetik

yang menjadi pencetus penyakit hipertensi pada kehamilan. Riwayat

keluarga ibu atau saudara perempuan ibu hamil dapat meningkatkan resiko

terjadinya hipertensi empat sampai delapan kali pada ibu hamil tersebut.

f. Riwayat Maternal

Kehamilan ganda memiliki risiko lebih tinggi dari dua kali lipat.

g. Pengkajian Bio-Psiko-Sosio-Spiritual

1) Sirkulasi

24
Adanya peningkatan tekanan darah menetap melebihi dasar setelah 20

minggu kehamilan, riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin menurun,

dapat mengalami memar spontan.

2) Eliminasi

Adanya penurunan fungsi ginjal

3) Makanan/ Cairan

Adanya mual/ muntah, penambahan BB 2+ TB (0,9072 kg) atau lebih

dalam 1 minggu, malnutrisi

4) Keamanan

Ketidaksesuaian rh ( relative humidity ) mungkin ada

5) Seksualitas

Primigravida, gestasi multiple, hidramnion, molahidatidosa, hidrop

vetalis, gerakan bayi mungkin berkurang, adanya tanda-tanda aborsi

plasenta yang memungkinkan

6) Penyuluhan/ pembelajaran

Remaja (umur di bawah 15 tahun dan primigravida lansia usia di atas

35 tahun berisiko tinggi, serta riwayat keluarga hipertensi karena

kehamilan

7) Neurosensori

Pusing, sakit kepala frontal, diplopia, penglihatan kabur, hiperrefleksia

kacau mental tonik, kemudian diikuti fase tonik kronik, kehilangan

kesadaran, pemeriksaan funduskopi dapat menunjukkan edema dan

spasme vaskuler

8) Nyeri/ ketidaknyamanan

25
Adanya keluhan nyeri epigastrik

9) Pernapasan

Pernapasan mungkin kurang dari 14 x/ menit, kemungkinan adanya

krekes.

10) Riwayat Psikososial

Meliputi perasaan ibu terhadap penyakitnya, bagaimana cara

mengatasinya serta bagaimana perilaku ibu terhadap tindakan yang

dilakukan terhadap dirinya.

11) Nilai dan Keyakinan

Adanya keyakinan ibu terhadap nilai dan keyakinan yang dianutnya

selama mengalami kehamilan.

h. Pengkajian Sistem Tubuh

1) B1 (Breathing)

Pernapasan meliputi sesak napas sehabis aktivitas, batuk dengan atau

tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan otot bantu pernapasan,

adanya bunyi napas tambahan, dan sianosis.

2) B2 (Blood)

Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan

meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi

3) B3 (Brain)

Lesi di otak ini sering terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat

hipertensi.

4) B4 (Bladder)

26
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan

obat diuretic juga perlu dikaji.

5) B5 (Bowel)

Makanan/ cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang

mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol

6) B6 (Bone)

Nyeri/ ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,

sakit kepala subokspital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, dan nyeri

epigastrik (ulu hati). Keamanan meliputi gangguan cara berjalan,

parestesia, dan hipotensi postural.

2.2.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilain klinis mengenai respons

pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik yang

berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk me

ngidentifikasi respons individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang ber

kaitan dengan kesehatan. Jenis-jenis diagnosis keperawatan tersebut dapat diuraik

an sebagai berikut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017):

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan


No Masalah Penyebab Tanda ( sign )
( Problem ) ( Etiology ) Gejala
( Symptom )

1 Ketidakefekti a. Faktor yang a. Batasan karakteristik :


fan perfusi berhubungan : 1) Edema
jaringan 1) Hipertensi 2) Bruit femoral
perifer 3) Indeks ankle-brakhial
<0,90
4) Kelambatan
penyembuhan luka perifer
5) Klaudikasi intermiten
6) Nyeri ekstremitas
7) Parestesia
8) Pemendekan jarak bebas
nyeri yang ditempuh

27
dalam uji berjalan 6 menit
9) Pemendekan jarak total
yang ditempuh dalam uji
berjalan 6 menit ( 400-
700 m pada orang dewasa
)
10) Penurunan nadi perifer
11) Perubahan fungsi motorik
12) Perubahan karakteristik
kulit ( mis., warna,
elastisitas, kelembapan,
kuku, sensasi, suhu )
13) Perubahan tekanan darah
di ekstremitas
14) Tidak ada nadii perifer
15) Waktu pengisian kapiler
>3 detik
16) Warna kulit pucat saat
elevasi
17) Warna tidak kembali ke
tungkai 1 menit setelah
tungkai diturunkan
2 Risiko a. Faktor risiko : -
penurunan 1) Perubahan
curah jantung afterload
2) Perubahan
frekuensi
jantung
3) Perubahan
irama jantung
4) Perubahan
kontraktilitas
5) Perubahan
preload
6) Perubahan
volume
sekuncup
3 Risiko a. Fakto risiko : -
penurunan 1) Agens
perfusi farmaseutikal
jaringan 2) Diabetes
jantung mellitus
3) Hiperlipidemia
4) Hipertensi
5) Hipoksemia
6) Hipoksia
7) Hipovolemia
8) Kurang
pengetahuan
tentang faktor
risiko yang
dapat diubah
( mis., merokok,
gaya hidup
kurang gerak,
obesitas )
9) Pembedahan

28
jantung
10) Peningkatan
protein C-reaktif
11) Penyalahgunaan
zat
12) Riwayat
penyakit
kardiovaskuler
pada keluarga
13) Spasme arteri
koroner
14) Tamponade
jantung
4 Risiko cedera a. Faktor risiko : -
pada ibu 1) Besarnya
ukuran janin
2) Malposisi janin
(posisi
posterior)
3) Induksi
persalinan
4) Persalinan lama
kala I, II, dan III
5) Disfungsi uterus
6) Efek metode/
intervensi bedah
selama
persalinan
7) Kurangnya
dukungan
keluarga dan
orang tua
8) Kurang
adekuatnya
observasi dan
antisipasi
9) Keterlambatan
pengambilan
keputusan dan
manajemen
10) Skrining dan
perawatan
prenatal yang
tidak adekuat
11) Kecemasan
berlebihan pada
proses
persalinan
12) Riwayat cedera
pada persalinan
sebelumnya
13) Usia ibu ( <15
tahun atau >35
tahun )
14) Paritas banyak
15) Perubahan
hormonal
16) Perubahan

29
postur tubuh
17) Ketuban pecah
18) Proses infeksi
19) Penyakit
penyerta
20) Masalah
kontraksi
5 Risiko cedera a. Faktor risiko : -
pada janin 1) Besarnya
ukuran janin
2) Malposisi janin
3) Induksi
persalinan
4) Persalinan lama
kala I, II dan III
5) Disfungsi uterus
6) Kecemasan
yang berlebihan
tentang proses
persalinan
7) Riwayat
persalinan
sebelumnya
8) Usia ibu ( <15
tahun atau >35
tahun )
9) Paritas banyak
10) Efek metode/
intervensi bedah
selama
persalinan
11) Nyeri pada
abdomen
12) Nyeri pada jalan
lahir
13) Penggunaan alat
bantu persalinan
14) Kelelahan
15) Merokok
16) Efek agen
farmakologis
17) Pengaruh
budaya
18) Pola makan
yang tidak sehat
19) Faktor ekonomi
20) Konsumsi
alkohol
21) Terpapar agen
teratogen
7 Ansietas a. Penyebab : a. Gejala dan tanda mayor :
1) Krisis 1) Subjektif :
situasional a) Merasa binggung
2) Kebutuhan tidak b) Merasa khawatir
terpenuhi dengan akibat dari
3) Krisis kondisi yang
maturasional dihadapi

30
4) Ancaman c) Sulit berkonsentrasi
terhadap konsep 2) Objektif :
diri a) Tampak gelisah
5) Ancaman b) Tampak tegang
terhadap c) Sulit tidur
kematian b. Gejala dan tanda minor :
6) Kekhawatiran 1) Subjektif :
mengalami a) Mengeluh pusing
kegagalan b) Anoreksia
7) Disfungsi sistem c) Palpitasi
keluarga d) Merasa tidak berdaya
8) Hubungan orang 2) Objektif :
tua-anak tidak a) Frekuensi napas
memuaskan meningkat
9) Faktor b) Frekuensi nadi
keturunan meningkat
( temperamen c) Tekanan darah
mudah teragitasi meningkat
sejak lahir ) d) Diaphoresis
10) Penyalahgunaan e) Tremor
zat f) Muka tampak pucat
11) Terpapar bahaya g) Suara bergetar
llingkungan h) Kontak mata buruk
( mis., toksin, i) Sering berkemih
polutan, dan j) Berorientasi pada
lain-lain ) masa lalu
12) Kurang terpapar
informasi.

3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Ha Intervensi Keperawatan


Keperaw sil SIKI
atan
SLKI
1 Perfusi Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi
perifer Tindakan keperawatan Observasi
tidak selama, ……x….. jam,  Periksa sirkulasi perifer
efektif diharapkan perfusi perifer  Indentifikasi resiko gangguan
(D.0009) meningkat sirkulasi
1. Warna kulit  Monitor
pucat menurun panas ,kemerahan ,nyeri ,atau
2. Edema perifer atau bengkak pada ekstremitas
menurun Terapeutik
3. Kelemahan otot  Hindari pemasangan infus atau
menurun pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan

31
pemasangan tomiquet pada
area yang cedera
 Lakukan pencegan infeksi
 Lakukan hidrasi
Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan olahraga teratur
2 Penuruna Setelah dilakukan Perawatan Jantung (I.02075)
n curah tindakan Observasi
jantung keperawatan.... x24jam
(L.01008 diharapkan Ketidak 1. Identifikasi tanda/gejala
) ade kuatan jantung primer Penurunan curah
memompa darah jantung (meliputi
meningkat dispenea, kelelahan,
adema ortopnea
1. Kekuatan nadi
paroxysmal nocturnal
perifer meningkat
dyspenea, peningkatan
2. palpitasi menurun CPV)
3. Lelah menurun 2.Identifikasi
tanda/gejala sekunder
4. edema menurun penurunan curah jantung
(meliputi peningkatan
berat badan,
hepatomegaly ditensi
vena jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria,
batuk,kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
4. Monitor intake dan
output cairan
5. Monitor berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
6. Monitor saturasi oksigen
7. Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
8. Monitor aritmia
(kelainan irama
dan frekwensi)
9. Periksa tekanan darahdan
frekwensi nadi sebelum dan sesudah
aktifitas

Terapeutik

1. Posisikan pasien semi-


fowler atau fowler dengan

32
kaki kebawah atau posisi
nyaman
2. Berikan diet
jantung yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol,
dan
makanan tinggi lemak)
3. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
hidup sehat
4. Berikan terapi
relaksasi untuk mengurangi
stres, jika perlu
5.Berikan dukungan
emosional dan spiritual
Edukasi

1. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
3. Anjurkan berhenti
merokok
4. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badan harian
5. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur intake
dan output cairan harian

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
antiaritmia,jika perlu
4 Risiko Setelah dilakukan Observasi:
cedera tindakan keperawatan
pada ibu x24 jam keparahan dan  Identifikasi obat yang
(D.0137) cedera yang diamati atau berpotensi menyebabkan
dilaporkan menurun cidera
1. Kejadian cedera  Identifikasi kesesuaian alas
menurun kaki atau stoking elastis
2. Luka/lecet pada ekstremitas bawah
menurun
3. Pendarahan Terapeutik:
menurun
 Sediakan pencahayaan
4. Fraktur menurun
yang memadai
 Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan
lingkungan rawat inap

33
 Sediakan alas kaki antislip
 Sediakan urinal atau urinal
untk eliminasi di dekat
tempat tidur, Jika perlu
 Pastikan barang-barang
pribadi mudah dijangkau
 Tingkatkan frekuensi
observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan

Edukasi

 Jelaskan alasan intervensi


pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
 Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
beberapa menit sebelum
berdiri

Perawatan persalinan risiko


tinggi

Observasi:

 Identifikasi kondisi umum


pasien
 Monitor tanda-tanda vital
 Monitor kelainan tanda
vital pada ibu dan janin
 Monitor tanda-tanda
persalinan
 Monitor denyut jantung
janin
 Identifikasi posisi janin
dengan USG
 Identifikasi pendarahan
pesca persalinan

Terapeutik:

 Siapakan peralatan yang


sesuai, termasuk monitor
janin, ultrasound, mesin
anastesi, persedian
resusiatsi neonatal, forceps,
dan penghangat bayi ekstra
 Dukung orang terdekat
mendampingi pasien
 Gunakan tindakan
pencegahan universal
 Lakukan perineal scrub
 Fasilitasi rotasi manual

34
kepala janin dai oksiput
posterior anterior
 Lakukan amniotomi selaput
ketuban
 Fasilitasi tindakan forceps
atau ekstraksi vakum, jika
perlu
 Lakukan resusitasi
neonatal, jika perlu
 Fasilitasi ibu pulih dari
anastesi, jika perlu
 Motivasi interaksi orang tua
dengan bayi baru lahir
segerra setelah persalinan
 Dokumentasikan procedure
(mis.anastesi, forcep,
ekstraksi vakum, tekanan
suprapubik, maneuver
McRobert, resusitasi
neonatal)

Edukasi

 Jelaskan procedure
tindakan yang akan
dilakukan
 Jelaskan karakteristik bayi
baru lahir yang terkait
dengan kelahiran berisiko
tinggi (mis.memas dan
tanda forceps)

Kolaborasi

 Koordinasi dengan tim


untuk standby
(mis.neonatologis, perawat
intensif neonatal,
anastesiologis)
a) Kolaborasi pemberian
anastesi maternal,
sesuai kebutuhan
5 Risiko Setelah dilakukan Pemantauan DJJ
Cedera tindakan keperawatan … Observasi:
Pada x24 jamkeparahan dan  Identifikasi status obstetrik
Janin cedera yang diamati atau  Identifikasi riwayat
(D.0138) dilaporkan menurun. obstetrik
1. Kejaian cedera  Identifikasi adanya
menurun penggunaan obat, diet dan
2. Luka/lecet mebaik merokok
3. Pendarahan menurun  Identifikasi pemeriksaan
4. Faktur menurun kehamilan sebelumnya

35
 Periksa DJJ selama 1 menit
 Monitor DJJ
 Monitor tanda vital ibu
Terapeutik:
 Atur posisi pasien
 Lakukan manuver leopold
untuk menentukan letak
janin
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Pencegahan Cidera
Observasi:
 Identifikasi obat yang
berpotensi menyebabkan
cidera
 Identifikasi kesesuaian alas
kaki atau stoking elastis
pada ekstremitas bawah
Terapeutik:
 Sediakan pencahayaan
yang memadai
 Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan
lingkungan rawat inap
 Sediakan alas kaki antislip
 Sediakan urinal atau urinal
untk eliminasi di dekat
tempat tidur, Jika perlu
 Pastikan barang-barang
pribadi mudah dijangkau
 Tingkatkan frekuensi
observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
 Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
 Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
beberapa menit sebelum
berdiri
6 Kesiapan Setelah dilakukan
Persalina asuhan keperawatan  Memonitor tanda-tanda vital
n selama ….x24 jam,  Timbang berat badan ibu
(D.0070) diharapkankesiapan  Umur tinggi fundus
persalinan dapat teratasi  Periksa denyut jantung janin
dengan kriteria hasil :  Anjurkan menghindari

36
1. Kelekatan emosional kelelahan Edukasi
dengan janin meningkat  Identifikasi tingkat
2. Koping dengan pengetahuan
ketidaknyamanan  Identifikasi pemahaman ibu
kehamilan menurun tentangpersalinan
3. Tingkat pengetahuan  Siapkan materi dan media
Perilaku sesuai anjuran pendidikankesehatan
meningkat  Berikan kesempatan untuk
4. Perilaku sesuai bertanya
pengetahuan meningkat  Jelaskan metode persalinan
5. Perilaku keliru yang ibuinginkan
terhadap masalah  Jelaskan persiapan dan tempat
menurun persalinan
 Anjurkan ibu mengikuti
kelas ibu hamil pada usia
kehamilan lebih dari 36
minggu
 Ajarkan teknik relaksasi untuk
meredakan Kecemasan dan
ketidak nyamanan persalinan

7 Ansietas Setelah dilakukan asuhan  Reduksi Ansietas 


(D.0080) keperawatan selama …x Observasi 
24 jam, diharapkan ansiet  Identifikasi saat tingkat ansietas
as teratasi dengan kriteria berubah (mis. Kondisi, waktu, s
hasil : tresor)
Ekspektasi Menurun  Identifikasi kemampuan menga
 Verbalisasi kebingu mbil keputusan 
ngan menurun  Monitor tanda-tanda ansietas (v
 Verbalisasi khawati erbal dan nonverbal)
r akibat kondisi yan Terapeutik 
g dihadapi menurun  Ciptakan suasana terapeutik unt
 Perilaku gelisah me uk menumbuhkan kepercayaan 
nurun   Temani pasien untuk menguran
 Perilaku tegang men gi kecemasan
urun  Pahami situasi yang membuat a
 Keluhan pusing menu nsietas 
run  Dengarkan dengan penuh perha
 Anoreksia menurun tian 
 Palpitasi menurun  Gunakan pendekatan yang tena
 Frekuensi pernapasan ng dan meyakinkan 
menurun  Tempatkan barang pribadi yang
 Frekuensi nadi memberikan kenyamanan 
 Tekanan darah menur  Motivasi mengidentifikasi situa
un si yang memicu kecemasan
 Diaphoresis  menurun  Diskusikan perencanaan realisti
 Tremor menurun s tentang peristiwa yang akan d
 Pucat menurun atang 
 Konsentrasi memba Edukasi 
ik  Jelaskan prosedur termasuk sen
 Pola tidur membaik sasi yang mungkin dialami
 Perasaan keberdayaan  Informasikan secara factual me

37
membaik ngenai diagnosis, pengobatan d
 Kontak mata membai an prognosis
k  Anjurkan keluarga untuk tetap
 Pola berkemih memb bersama pasien 
aik  Anjurkan melakukan kegiatan y
Orientasi membaik ang tidak kompetatif sesuai keb
utuhan 
 Anjurkan mengungkapkan pera
saan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untu
k mengurangi ketegangan 
 Latih penggunaan mekanisme p
ertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi 
 Kolaborasi pemberian obat anti
ansietas 
 Terapi Relaksasi
Observasi 
 Identifikasi penurunan tingkat e
nergy, ketidakmampuan berkon
sentrasi atau gejala lain yang m
engganggu kemampuan kogniti

 Identifikasi teknik relaksasi yan
g pernah digunakan
 Identifikasi kesediaan, kemamp
uan dan penggunaan teknik seb
elumnya 
 Periksa ketegangan otot, frekue
nsi nadi, tekanan darah dan suh
u sebelum dan sesudah latihan
 Monitor respons terhadap terapi
relaksasi 
Terapeutik 
 Ciptakan lingkungan tenang da
n gangguan dengan pencahayaa
n dan suhu ruang nyaman
 Berikan informasi tertulis tenta
ng persiapan dan prosedur tekni
k relaksasi
 Gunakan pakaian longgar 
 Gunakan nada suara lembut den
gan irama lambat dan berirama 
 Gunakan relaksasi sebagai strat
egi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis lain
Edukasi 
 Jelaskan tujuan, manfaat, batasa
n dan jenis relaksasi yang terse
dia (mis. Music, meditasi, napa
s dalam, relaksasi otot proggres
if)

38
 Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih 
 Anjurkan mengambil posisi nya
man 
 Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
 Anjurkan sering mengulangi ata
u melatih teknik yang dipilih
a) Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. Napas dalam,
peregangan atau
imajinasi)

2.2.4. Implementasi Keperawatan 

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai t

ujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disus

un dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan

yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam menc

apai tujuan yang telah ditetapkan yang mencangkup peningkatan kesehatan, pence

gahan, penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. (Nursalam, 201

7). 

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluas

i keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.

Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respon (jangka panjang) terhadap tujuan, dengan k

ata lain, bagaimana penilaian terhadap perkembangan kemajuan kea rah tujuan ata

u hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi

39
proses yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi kepera

watan dilakukan. Format evaluasi yang digunakan adalah SOAP. S (Subyektif) ya

itu pertanyaan atau keluhan dari pasien, O (Obyektif) yaitu data yang diobservasi

oleh perawat atau keluarga, A (Analisys) yaitu kesimpulan dari obyektif dan suby

ektif, P (Planning) yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analis

is. (Chairani & Tutiany, 2013)

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas Pasien
Nama : Ny.W Nama : Tn.S

Umur : 30 th Umur : 35 Th

40
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Diploma

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : dawan

Status Perkawinan : Menikah Status perkawinan : Menikah

Agama : Hindu Agama : Hindu

Suku : Indonesia

Alamat : dawan

Sumber informasi : Pasien

3.1.2. Data Kesehatan

1. Keluhan Utama

Ny. W datang Ke poli kebidanan untuk mengontrol kehamilannya karena ibu

khawatir akan kondisinya saat ini

2. Keluhan saat dikaji

Ny. W mengatakan datang ke poli kebidanan untuk mengontrol kehamilannya

dan ibu mengeluh sakit di daerah belakang kepala, mengeluh penglihatannya

berkunang-kunang serta mengeluh bengkak pada tangan dan kaki.

3. Riyawat Keluhan Terdahulu

Ny. W mengatakan pada kehamilan sebelumnya, ibu tidak mengalami

tekanan darah tinggi dan tidak ada komplikasi apapun saat kehamilan.

4. Riwayat Penyakit KeluargaNy. W mengatakan bahwa tidak ada satu pun

anggota keluarganya memiliki riwayat tekanan darah tinggi saat hamil

3.1.3. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

1. Riwayat Menstruarsi :

 Menarche : 13 tahun

41
 Siklus : teratur () tidak (-)

 Banyaknya : 20-25 ml

 Lama : 4-5 hari

 Keluhan : Nyeri perut

 HPHT : 2 maret 2022

2. Riwayat pernikahan

 Menikah : 1 kali Lama : hingga saat ini

3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Anak pertama berjenis kelamin laki- laki dengan BBLR 3500 gram, aterm,

SC, tahun 2016

4. Riwayat kehamilan saat ini

Status Obstetrikus :

 G2P2A0 UK : 38 minggu

 TP : 9 November 2022

 ANC kehamilan sekarang :

>3 x dr. Sp.OG dan > 3x bidan

Trimester I : Mual (+), muntah (+), tekanan darah tinggi (-)

UK : 13 minggu

BB : 44,20

LILA : 23

TD : 88/61

TFU :16 cm

DJJ : 136 x/menit

Therapi : Vitamin C 2x1, Asam Folat 1x1, Zat Besi 1x1

42
Mendapatkan informasi kesehatan tentang:

Asupan nutrisi yang baik dan dianjurkan untuk USG minimal 1x/

Trimester.

Trimester II : Mual (+) agak berkurang, masalah lain (-)

UK : 24 minggu

BB : 48

LILA : 23

TD : 110/80

TFU :27 cm

DJJ : 140 x/menit

Therapi : Lanjut, (+) mendapat biskuit dan susu hamil

Mendapatkan informasi kesehatan tentang:

Asupan nutrisi yang baik, pemeriksaan Lab, dan dianjurkan untuk USG

minimal 1x/ Trimester.

Trimester III : Pergerakan janin semakin sering dan aktif, lebih

sering BAK, sedang mempersiapkan persalinan

UK : 33 minggu

BB : 55,1

LILA : 24

TD : 120/80

TFU :31 cm

DJJ : 138 x/menit

Therapi : Vitamin C 2x1, Asam Folat 1x1, Zat Besi 1x1

Mendapatkan informasi kesehatan tentang:

43
Kontrol untuk asupan nutrisi yang baik dan dianjurkan untuk USG.

5. Riwayat keluarga berencana

 Akseptor KB : -

 Jenis :-

 Lama :-

 Masalah :-

Riwayat Kelahiran, Persalinan, Nifas Yang Lalu :

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak

Umur Pen Jenis


Peny Lase infe perdara
No Thn kehamila Jenis Penolong yak kelami BB PJ
akit rasi ksi han
n it n

1. 6 38 - Laki Dokter - - - - Laki- 350 49

tahu - dan laki 0

n laki bidan

3.1.4. RIWAYAT PENYAKIT

1. Klien : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit

seperti

hipertensi, diabetes militus.

2. Keluarga : Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada memiliki

riwayat penyakit seperti hiperetensi atau DM.

44
3.1.5. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN

1. Pemeliharan dan persepsi terhadap Kesehatan

a. Ibu mengatakan teratur memeriksakan kehamilannya dan pasien selalu menjaga kesehatan

dirinya serta bayinya. Hari ini adalah ke-3 kalinya kontrol

2.3.5 Nutrisi / metabolic

Ibu mengatakan saat hamil sekarang tidak mengalami masalah pada nafsu

makannya, kecuali pada awal kehamilan hanya sering mual sehingga masalah nafsu

makannya sedikit terganggu. Namun, saat ini ibu makan 2-3 kali sehari, setiap

makan habis 1 porsi makanan dan lebih banyak mengkonsumsi lauk serta sayur, ibu

minum dalam 1 hari 5-6 gelas air putih.

2.4.5 Pola eliminasi

Ibu mengatakan biasanya BAK 5-6 kali sehari terutama pada malam hari

dengan warna kecing jernih dan bau khas serta tidak ada keluhan, BAB 1

kali sehari dengan konsistensi lembek Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan / minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilisasi di tempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi ROM 

0 : mandiri, 1 : alat Bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang

lain dan alat, 4 : tergantung total

1. Oksigenasi:

45
a. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami masalah atau gangguan dalam

menghirup dan menghembuskan nafas, sesak (-).

2. Pola tidur dan istirahat

a. Pasien mengatakan tidur kurang teratur karena harus terbangun beberapa kali

dimalam hari untuk menyusui dan menggantikan popok anaknya. Tidur 8 jam

pada siang hari pasien mengatakan tidak pusing.

3. Pola perseptual

a. Kognitif:

b. Ibu mengatakan mengerti dengan kondisi komplikasi pada kehamilannya saat

ini, yaitu ibu saat ini memiliki riwayat tekanan darah tinggi pada kehamilannya

yang kedua dan ibu sering bertanya-tanya mengenai cara- cara penanganan

yang harus dilakukan karena ibu khawatir akan kondisi kehamilannya saat

ini.Perseptual:

4. Pola persepsi atau konsep diri

Ibu mengatakan bahwa kehamilannya saat ini tidak seperti sebelumnya, ibu

mengatakan cemas dengan kehamilannya sekarang dan merasa khawatir terhadap

kondisi kehamilannya setelah di diagnosis oleh dokter pada saat ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan, tetapi ibu berusaha untuk tegar dan kuat untuk menghadapi

kondisinya saat ini.

5. Pola seksual dan reproduksi

Pasien engatakan ini adalah kelahiran anak keduannya dan sejak hamil pasien

mengatakan membatasi hubungan seksual dengan suaminya.

6. Pola peran – hubungan

Pasien mengatakan didalam keluarga berperan sebagai seorang istri dan ibu dari dua

anaknya serta memiliki hubungan yang baik dengan suami, anak, keluarga, kerabat,

dan tetangganya..

46
7. Pola manajemen koping stress

Ibu mengatakan jika dirinya memiliki masalah ibu selalu terbuka dengan bercerita

dan akan mencari jalan keluar bersama suaminya..

8. Sistem nilai dan keyakinan

Pasien dan keluarga menganut agama Hindu, mengatakan biasanya melakukan

persembahyangan 2x sehari, wajib sebelum berpergian.

3.1.6. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum :

- GCS : verbal (5) Psikomotor (6) Mata (4)

- Tingkat kesadaran : Composmetis

- Tanda – tanda vital : TD:140/90 mmHg N: 90 x/menit RR: 25x/menit

S: 36,3oC

- BB : 50,1 kg TB: 144cm LILA : 24 cm

Head toe toe:

- Kepala

Wajah : simetris

Sklera : an ikterik

Konjungtiva : anemis (berwarna merah muda)

Pembesaran limphe node : (-)

Pembesaran kelenjar tiroid : (-)

Telinga : bentuk simetris, tidak adanya serumen yang

menumpuk, tidak tampak adanya cairan yang berbau.

- Kulit

Linea nigra ( Ada )

47
Striae gravidarum ( Tidak Ada )

Pucat ( Tidak Ada)

Cloasma ( Tidak Ada)

- Dada

Payudara

Areola : kehitaman

Putting : menonjol

Tanda dimpling / retraksi: -

Pengeluaran ASI : lancar, 90 ml sekali pompa

Jantung : S1 S2 reguler, ictus kordis teraba kuat

Paru : simetris, vocal permitus teraba sama, suara nafas

vesikuler

- Abdomen

Linea : terdapat linea nigra

Striae : Gravidarum

Bising usus : 16x/menit

Luka bekas operasi: terdapat luka insisi pada bagian abdomen sepanjang -+10

cm tampak kemerahan, masih basah tertutup perban steril.

- Genetalia dan perineum :

Kebersihan : bersih

Lochea : rubra

Karakteristik : darah segar berwarna merah

Hemoroid :-

- Ekstremitas

48
Atas : Hangat

Oedema : (-)

Varises : (-)

CRT : kurang dari 2 detik

Bawah : Hangat

Oedema : (-)

Varises : (-)

CRT : kurang dari 2 detik

Refleks : (+)

3.1.7. DATA PENUNJANG


Parameter Nilai normal Satuan Pasien

Hemoglobin (HGB) 11.0-16.0 g/dL 12.9

Trombosit (PLT) 150-450 10^3/uL 238

MPV 6.5-12.0 fL 9.6

RDW SD 35.0-56.0 fL 40.4

MCV 80.0-100.0 fL 86.5

Eritrosit (RBC) 3.50-5.50 10^6/uL 4.62

MCHC 32.0-36.0 g/dL 32.4

Leukosit (WBC) 4.00-10.00 10^3/uL 10.00

Hematokrit (HCT) 37.0-48.0 % 40.0

49
PCT 0.108-0.282 % 0.229

MCH 27.0-34.0 pg 28.0

3.1.8. DIAGNOSA MEDIS

Ibu : G2A0P2 usia kehamilan 38 minggu

3.2. Analisa Data


Tabel 3.3
Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALA


H
Komplikasi kehamilan
DS : Ansietas
( preeklampsia )
- Ibu mengatakan khawatir akan
kondisinya saat ini
- Ibu mengatakan cemas dengan
kehamilannya sekarang ( adanya Perubahan status kesehatan
komplikasi yaitu hipertensi )
pada ibu hamil
DO :

- Ibu tampak gelisah


Kurangnya informasi
- Ibu tampak khawatir
- TTV meningkat ( TD = 140/ 80
Stress psikologis
mmHg

Ansietas

DS: Komplikasi kehamilan


Risiko
- Ibu mengeluh mudah merasa letih ( preeklampsia )
Cedera Pada
- Ibu mengeluh nyeri kepala yang
Janin
timbul terus-menerus Menyebabkan gangguan multi organ

50
( otak, paru, liver, renal, plasenta )
DO:
- Ibu tampak khawatir
Pada otak menyebabkan edema
- Sering berkemih serebri & peningkatan TIK
-Ibu tampak gelisah
Asupan 02 ke plasenta dan janin
terhambat

Terjadinya gangguan perfusi serebri

Ibu mengeluh nyeri pada kepala, ibu


mudah merasa letih

Risiko Cedera Pada Janin

3.3. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah

1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai dengan

ibu mengatakan khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, ibu

mengeluh pusing, ibu tampak gelisah, ibu sering berkemih, tekanan darah

meningkat ( TD = 140/90 mmHg ).

2. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan kelelahan pada ibu hamil

51
3.4. Rencana Keperawatan

Tabel 3.4
Intervensi Keperawatan

Standar
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi Keperawatan Paraf/
NO Keperawatan Hasil
(SIKI) Nama
Indonesia (SLKI)
(SDKI)

1 Ansietas Setelah dilakukan asuh  Reduksi Ansietas  Sri


an keperawatan selama Observasi 
(D.0080) …x 24 jam, diharapkan  Identifikasi saat tingk
ansietas teratasi dengan at ansietas berubah (m
kriteria hasil : is. Kondisi, waktu, str
Ekspektasi Menurun esor)
 Verbalisasi kebing  Identifikasi kemampu
ungan menurun an mengambil keputus
 Verbalisasi khawa an 
tir akibat kondisi  Monitor tanda-tanda a
yang dihadapi me nsietas (verbal dan no
nurun nverbal)
 Perilaku gelisah m Terapeutik 
enurun   Ciptakan suasana tera
 Perilaku tegang m peutik untuk menumb
enurun uhkan kepercayaan 
 Keluhan pusing me  Motivasi mengidentifi
nurun kasi situasi yang mem
icu kecemasan
 Diskusikan perencana
an realistis tentang per
istiwa yang akan data
ng 
Edukasi 
 Jelaskan prosedur ter
masuk sensasi yang m
ungkin dialami
 Informasikan secara fa
ctual mengenai diagno
sis, pengobatan dan pr
ognosis
 Anjurkan keluarga unt
uk tetap bersama pasie

 Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak ko
mpetatif sesuai kebutu
han 

52
 Anjurkan mengungka
pkan perasaan dan per
sepsi
 Latih kegiatan pengali
han untuk mengurangi
ketegangan 
 Latih penggunaan me
kanisme pertahanan di
ri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi 
 Kolaborasi pemberian
obat antiansietas 
 Terapi Relaksasi
Observasi 
 Identifikasi penurunan
tingkat energy, ketida
kmampuan berkonsent
rasi atau gejala lain ya
ng mengganggu kema
mpuan kognitif 
 Identifikasi teknik rela
ksasi yang pernah dig
unakan
 Identifikasi kesediaan,
kemampuan dan peng
gunaan teknik sebelu
mnya 
 Periksa ketegangan ot
ot, frekuensi nadi, tek
anan darah dan suhu s
ebelum dan sesudah la
tihan
 Monitor respons terha
dap terapi relaksasi 
Terapeutik 
 Ciptakan lingkungan t
enang dan gangguan d
engan pencahayaan da
n suhu ruang nyaman
 Berikan informasi tert
ulis tentang persiapan
dan prosedur teknik re
laksasi
 Gunakan pakaian long
gar 
 Gunakan nada suara le
mbut dengan irama la
mbat dan berirama 
 Gunakan relaksasi seb
agai strategi penunjan
g dengan analgetik ata
u tindakan medis lain

53
Edukasi 
 Jelaskan tujuan, manf
aat, batasan dan jenis r
elaksasi yang tersedia
(mis. Music, meditasi,
napas dalam, relaksasi
otot proggresif)
 Jelaskan secara rinci i
ntervensi relaksasi ya
ng dipilih 
 Anjurkan mengambil
posisi nyaman 
 Anjurkan rileks dan m
erasakan sensasi relak
sasi
 Anjurkan sering meng
ulangi atau melatih te
knik yang dipilih
Demonstrasikan dan latih

teknik relaksasi (mis.

Napas dalam, peregangan

atau imajinasi)

3.5. Implementasi Keperawatan


Tabel 3.5
Implementasi pada Pasien
Hari
No
Tgl / Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Dx
Jam

Senin, 1. monitor tanda-tanda vital Mengkaji tanda verbal dan SRI


- Observasi tekanan darah non verbal kecemasan ibu
23 dengan tepat DS :
R/peningkatan tekanan darah Ibu mengatakan khwatir
dapat disebabkan karena
Oktobe dengan kondisinya saat ini
faktor kecemasan
- Identifikasi kemungkinan
DO :
r 2022 penyebab perubahan tanda- Ibu tampak gelisah , ibu
tanda vital. tampak tegang
R/mengetahui penyebab atau
hal yang dapat Mengukur tekanan darah
mengakibatkan perubahan ibu

54
tanda-tanda vital. DS :
2. resusitasi (janin ) Ibu mengatakan bersedia
- Monitor tanda-tanda vital dan mau untuk dilakukan
janin dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah
auskultasi dan palpasi atau
DO :
monitor janin elektronik
dengan tepat
TD = 140/ 80 mmHg
R/mengetahui normal detak
jantung janin yang Membantu ibu untuk
dipengaruhi akibat meningkatkan koping
kecemasan yang dialami dengan cara memberikan
ibu. informasi aktual mengenai
3. monitor janin secara diagnosis, penangganan,
elektronik: antepartum dan prognosis mengenai
- Lakukan tindakan komplikasi kehamilannya
pemeriksaan Leopold untuk DS :
menentukan posisi janin
Ibu mengatakan mau untuk
R/ mengetahui apakah letak
janin sudah sesuai dengan diberikan penyuluhan
usia kehamilan yang kesehatan mengenai
merupakan efek dari hipertensi pada kehamilan
kecemasan dapat DO :
berpengaruh terhadap Ibu tampak masih sulit
janin. memahami penyuluhan
4. pengurangan kecemasan yang diberikan, ibu tampak
- Kaji tanda verbal dan non bertanya-tanya.
verbal kecemasan ibu
R/mengetahui respon ibu
Kolaborasi dalam
terhadap kecemasan yang
dialami
pemberian terapi relaksasi
terapi relaksasi non farmakologi
- Berikan terapi relaksasi non ( Pemberian Hipnoterapi )
farmakologi ( hipnoterapi ) DS :
R/dengan memberikan Ibu mengatakan bersedia
teknik relaksasi non untuk diberikan terapi
farmakologi relaksai ( hipnoterapi )
( hipnoterapi ) dapat DO :
mengurangi kecemasan , Ibu tampak kooperatif
ibu merasa rileks dan selama tindakan hipnoterapi
bermanfaat serta
diberikan, ibu tampak
berpengaruh terhadap
janin dan dapat sedikit rileks, ibu masih
menurunkan tekanan tampak khawatir.
darah ibu
- Bantu ibu untuk Mengukur tekanan darah
meningkatkan koping ibu ( Setelah pemberian
dengan cara memberikan hipnoterapi )
informasi aktual mengenai DS :
diagnosis, penangganan, dan Ibu mengatakan mau untuk
prognosis diperiksa tekanan darahnya
R/dengan memberikan penyuluhan
DO :
melalui pendidikan kesehatan
Ibu tampak kooperatif, TD
= 140/80 mmHg.
kepada ibu, ibu dapat memahami
Memonitor tanda-tanda
tentang kondisinya saat ini. Hal vital janin
DS:

55
ini dapat mengurangi Ibu mengatakan bersedia
untuk dilakukan
kekhawatiran dan kegelisahan pemeriksaan detak jantung
janin
pada ibu serta pengaruhnya
DO:
terhadap janin.
Ibu tampak kooperatif,

DJJ : 140 x/ menit

Selasa, 5. monitor tanda-tanda vital Mengkaji tanda verbal dan non SRI
- Observasi tekanan darah verbal kecemasan ibu
24 dengan tepat DS :
R/peningkatan tekanan darah Ibu mengatakan masih merasa
dapat disebabkan karena khawatir dengan akibat dari
Oktobe
faktor kecemasan kondisi yang dihadapi
- Identifikasi kemungkinan DO :
r 2022 penyebab perubahan tanda- Ibu tampak tegang, ibu tampak
tanda vital. binggung
R/mengetahui penyebab atau
hal yang dapat Mengukur tekanan darah ibu
mengakibatkan perubahan DS:
tanda-tanda vital. Ibu mengatakan bersedia
6. resusitasi (janin ) untuk dilakukan pemeriksaan
- Monitor tanda-tanda vital tekanan darah
janin dengan melakukan DO :
auskultasi dan palpasi atau 140/90 mmhg
monitor janin elektronik
dengan tepat Menjelaskan pada ibu tentang
R/mengetahui normal detak proses penyakitnyadan terapi
jantung janin yang yang akan diberikan untuk
dipengaruhi akibat mengurangi rasa cemas dan
kecemasan yang dialami khawatir yang berpengaruh
ibu. terhadap perubahan tekanan
7. monitor janin secara darah ibu
elektronik: antepartum DS :
- Lakukan tindakan Ibu mengatakan mengerti,
pemeriksaan Leopold untuk tetapi ibu masih tetap bertanya
menentukan posisi janin mengenai komplikasi selama
R/ mengetahui apakah letak proses kehamilan
janin sudah sesuai dengan DO :
usia kehamilan yang Ibu tampak sudah mengerti,
merupakan efek dari kegelisahan ibu tampak
kecemasan dapat berkurang
berpengaruh terhadap
janin. Kolaborasi dalam pemberian
8. pengurangan kecemasan terapi relaksasi non
- Kaji tanda verbal dan non farmakologi
verbal kecemasan ibu ( Pemberian Hipnoterapi )
R/mengetahui respon ibu DS :
terhadap kecemasan yang Ibu mengatakan bersedia dan

56
dialami mau untuk mengikuti instruksi
terapi relaksasi yang akan diberikan
- Berikan terapi relaksasi non DO :
farmakologi ( hipnoterapi ) Ibu tampak rileks, ibu tampak
R/dengan memberikan mengikuti instruksi yang telah
teknik relaksasi non diberikan
farmakologi Mengukur tekanan darah ibu
( hipnoterapi ) dapat ( Setelah pemberian
mengurangi kecemasan , hipnoterapi )
ibu merasa rileks dan DS :
bermanfaat serta Ibu mengatakan mau untuk
berpengaruh terhadap dilakukan pemeriksaan
janin dan dapat tekanan darah
menurunkan tekanan DO :
darah ibu Ibu tampak kooperatif, TD =
- Bantu ibu untuk 140/ 80 mmHg
meningkatkan koping
dengan cara memberikan Mengkaji tingkat cemas Ibu
informasi aktual mengenai DS :
diagnosis, penangganan, dan Ibu mengatakan cemas yang
prognosis dirasakan sudah mulai
R/dengan memberikan penyuluhan berkurang setelah diberikan
penjelasan dan tindakan
melalui pendidikan kesehatan relaksasi ( hipnoterapi )
DO :
kepada ibu, ibu dapat memahami Ibu tampak sudah mulai
tenang serta kegelisahan ibu
tentang kondisinya saat ini. Hal berkurang

ini dapat mengurangi Memonitor tanda-tanda vital


janin
kekhawatiran dan kegelisahan DS:
Ibu mengatakan bersedia
pada ibu serta pengaruhnya untuk dilakukan pemeriksaan
detak jantung janin
terhadap janin.
DO:
Ibu tampak kooperatif, DJJ :
155 x/ menit

Rabu, 9. monitor tanda-tanda vital Mengkaji tingkat cemas ibu SRI


- Observasi tekanan darah DS :
25 dengan tepat Ibu mengatakan sudah bisa
R/peningkatan tekanan darah untuk tidak teralu fokus dan
dapat disebabkan karena memikirkan komplikasi
Oktobe
faktor kecemasan kehamilannya saat ini
- Identifikasi kemungkinan DO :
r 2022 penyebab perubahan tanda- Ibu tampak tidak khawatir dan
tanda vital. cemas sudah berkurang akan
R/mengetahui penyebab atau komplikasi kehamilannya saat
hal yang dapat ini, mampu menerima
mengakibatkan perubahan perubahan fisiologis dari
tanda-tanda vital. kehamilannya..
10.resusitasi (janin )
- Monitor tanda-tanda vital Mengukur tekanan darah ibu

57
janin dengan melakukan DS :
auskultasi dan palpasi atau Ibu mengatakan mau untuk
monitor janin elektronik dilakukan pengukuran tekanan
dengan tepat darah
R/mengetahui normal detak DO :
jantung janin yang TD = 130/80 mmHg
dipengaruhi akibat
kecemasan yang dialami Kolaborasi dalam pemberian
ibu. terapi relaksasi non
11.monitor janin secara farmakologi
elektronik: antepartum ( Pemberian Hipnoterapi )
- Lakukan tindakan DS :
pemeriksaan Leopold untuk Ibu mengatakan bersedia
menentukan posisi janin untuk diberikan tindakan
R/ mengetahui apakah letak hipnoterapi, ibu mengatakan
janin sudah sesuai dengan rileks dan nyaman, sudah tidak
usia kehamilan yang khawatir lagi.
merupakan efek dari DO :
kecemasan dapat Ibu tampak rileks, tampak
berpengaruh terhadap tidak gelisah dan cemas
janin.
12. pengurangan kecemasan Mengukur tekanan darah ibu
- Kaji tanda verbal dan non setelah pemberian hipnoterapi
verbal kecemasan ibu DS :
R/mengetahui respon ibu Ibu mengatakan bersedia
terhadap kecemasan yang diukur tekanan darahnya
dialami DO :
terapi relaksasi 130/70 mmHg
- Berikan terapi relaksasi non
farmakologi ( hipnoterapi ) Memonitor tanda-tanda vital
R/dengan memberikan janin
teknik relaksasi non DS:
farmakologi Ibu mengatakan bersedia
( hipnoterapi ) dapat untuk dilakukan pemeriksaan
mengurangi kecemasan , detak jantung janin
ibu merasa rileks dan DO:
bermanfaat serta Ibu tampak kooperatif, DJJ :
berpengaruh terhadap 155 x/ menit
janin dan dapat
menurunkan tekanan
darah ibu
- Bantu ibu untuk
meningkatkan koping
dengan cara memberikan
informasi aktual mengenai
diagnosis, penangganan, dan
prognosis
R/dengan memberikan penyuluhan

melalui pendidikan kesehatan

kepada ibu, ibu dapat memahami

tentang kondisinya saat ini. Hal

ini dapat mengurangi

kekhawatiran dan kegelisahan

58
pada ibu serta pengaruhnya

terhadap janin.

3.6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi

Hari
No Dx
Tgl / Evaluasi Akhir Paraf
Kep.
Jam

Rabu, I S: SRI
Ibu mengatakan sudah tidak khawatir, dan cemas
25 yang dirasakan sudah berkurang setelah diberikan
tindakan hipnoterapi
Oktober

2022
O:
Ibu tampak rileks, nyaman, ibu tampak menerima
perubahan fisiologis dari kehamilannya saat ini, TD
= 130/70 mmHg, DJJ = 155 x/ menit

A:
Tujuan tercapai, Masalah teratasi

P:
Pertahankan kondisi ibu

BAB IV

PEMBAHASAN

59
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 oktober 2022 bertempat di Poliklinik

Kandungan dan Kebidanan Puskesmas I Klungkung Peneliti melakukan

pengkajian terhadap 2 kasus yang sama yaitu, ibu hamil dengan preeklampsia.

Pengkajian dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang serta data pengkajian didapatkan langsung

melalui ibu, rekam medis, bidan, dokter dan perawat yang bertugas di Poliklinik

Kandungan dan Kebidanan Puskesmas I Klungkung serta implementasi

pemberian tindakan hipnoterapi dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah

pada kedua ibu dengan kunjungan 3 x pertemuan, dengan pemberian tindakan

hipnoterapi selama 3 kali kunjungan rumah.Pada bab ini akan diuraikan tentang

metode penulisan yang diterapkan dalam studi kasus yang akan dilaksanakan

3.1. Rancangan Studi Kasus

Desain yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah adalah studi

kasus, yaitu satu jenis rancangan penelitian yang mencangkup satu unit penelitian

secara intensif. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang

dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau indvidu. Penelitian ini menggunakan

rancangan studi kasus yaitu mempelajari secara mendalam tentang asuhan

keperawatan dengan pemberian hipnoterapi untuk menurunkan tekanan darah

tinggi pada ibu hamil preeklampsia.

3.2. Subyek Studi Kasus

Penelitian pada studi kasus ini tidak mengenal populasi dan sampel, namun

lebih mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi

subyek studi kasus sekurang-kurangnya dua klien (individu, keluarga atau

masyarakat kelompok khusus) yang diamati secara mendalam. Subjek yang

60
digunakan dalam studi kasus ini adalah 2 orang klien (2 kasus) dengan pemberian

non farmakologi yang sama yaitu, pemberian hipnoterapi untuk menurunkan

tekanan darah pada ibu hamil preeklampsia.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2013).

Dalam penelitian ini yang termasuk inklusi penelitian adalah :

a. Ibu hamil preeklampsia dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu

b. Ibu preeklampsia dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan

tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg

c. Ibu hamil dengan preeklampsia yang diberikan tindakan hipnoterapi sebelum

minum obat atau setelah 24 jam obat diminum, kontra indikasi ini dilakukan

pada ibu hamil yang sedang dalam proses pengobatan farmakologi.

d. Ibu hamil dengan preeklampsia yang bersedia mengikuti penelitian ini dengan

menandatangani informed consent

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek/sampel yang

tidak memenuhi kriteria inklusi/tidak layak diteliti menjadi sampel (Nursalam,

2013). Dalam hal ini yang termasuk dalam kriteria eksklusi adalah :

a. Ibu hamil preeklampsia dengan penyakit penyerta seperti, diabetes mellitus,

kelainan vaskuler.

b. Ibu hamil dengan preeklampsia selama penelitian yang dilakukan di

Wilayah Puskesms I Klungkung

3.3. Fokus Studi Kasus

61
Fokus studi kasus adalah kajian utama yang akan dijadikan titik acuan studi

kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah penerapan prosedur

hipnoterapi pada ibu hamil dengan preeklampsia.

3.4. Definisi Operasional

Pada bagian ini berisi tentang penjelasan atau definisi yang dibuat oleh

peneliti tentang fokus studi yang dirumuskan secara operasional yang akan

digunakan pada studi kasus dan bukan merupakan definisi konseptual berdasarkan

literature.

a. Hipnoterapi

Hipnoterapi merupakan terapi yang diberikan ketika ibu dalam

keadaan rileks yang dilakukan dengan cara menginstrusikan ibu dengan

berimajinasi atau mengingat pengalaman yang paling menyenangkan bagi

ibu. Setelah ibu fokus dengan instruksi yang telah diberikan selanjutnya

terapis mengisntrusikan ibu untuk memusatkan pikiran pada alat

( pendulum/ bandul ). Dilakukan 2-3 kali dengan maksimal waktu 15 menit

setiap pemberian hipnoterapi.

b. Ibu Hamil Preeklampsia

Preeklampsia merupakan ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya

secara rutin, ibu hamil yang dinyatakan terdiagnosis preeklampsia, serta ibu

hamil yang tercatat dalam rekam medis yang di diagnosis oleh Dokter di

Puskesmas I Klungkung.

c. Tekanan Darah

Tekanan Darah merupakan pengukuran tekanan sistole dan diastole

pada ibu hamil dengan preeklampsia. Diukur sebelum pemberian

62
hipnoterapi dan 5 menit setelah pemberian hipnoterapi, yang diukur

menggunakan tensimeter air raksa untuk mengetahui perubahan tekanan

darah pada ibu hamil dengan preeklampsia.

3.5. Tempat dan Waktu

Menjelaskan tentang deskiptif lokasi penelitian, fokus sasaran adalah ibu

hamil dengan preeklampsia. Waktu penyelenggaraan kegiatan asuhan keperwatan

dengan pemberian terapi adalah studi kasus individu ( di Puskesmas I

Klungkung ) lama waktu sejak klien pertama kali ANC sampai pulang dan

dilanjutkan dalam bentuk home care. Lama waktu bisa menyesuaikan dengan

target keberhasilan dari tindakan, bisa 2 sampai dengan 3 minggu ( dengan jumlah

kunjungan minimal 4 kali selama masa perawatan ).

3.6. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan infornasi

tentang status kesehatan ibu ( Kozier et al., 2010: 356 ). Prosedur pengumpulan

data dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus,

diuraikan pada bagian ini. Penyusunan bagian awal instrument dituliskan

karakteristik responden : umur, pekerjaan, sosial ekonomi, jenis kelamin, dll serta

dengan melihat rekam medis ibu dan mengkaitkannya sesuai dengan tanda gejala

ibu hamil dengan preeklampsia. Jenis instrument yang sering digunakan pada

ilmu keperawatan diklasifikasikan menjadi :

a. Biofisiologis (pengukuran yang berorientasi pada dimensi fisiologis manusia).

b. Observasi dan Pemeriksaan Fisik (dengan pendekatan: inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi.) pada sistem tubuh klien.

63
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung

kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang

diteliti ( Hidayat, 2009 ). Observasi pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu

observasi partisipan dan observasi non partisipan. Observasi dapat

dilaksanakan dengan model instrument, antara lain :

1) Catatan Anecdotal : mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut

pengkajian.

2) Catatan berkala : mencatat gejala secara berurutan menurut waktu namun

tidak terus menerus.

3) Daftar cek list : menggunakan daftar yang memuat nama, observe disertai

gejala yang diamati.

Fokus pemeriksaan fisik pada ibu hamil dengan preeklampsia adalah

pemeriksaan tanda-tanda vital ( Tekanan Darah ) dan abdomen, meliputi :

1) Inspeksi

Merupakan pemeriksaan visual, yaitu pengkajian dengan menggunakan

indera penglihatan. Selain observasi visual perawat juga memperhatikan

isyarat olfaktorius ( penciuman ) dan auditorius ( pendengaran ) ( Kozier et

al., 2010: 718 ). Pada kasus ibu hamil dengan preeklampsia inspeksi

digunakan untuk melihat adanya edema, pitting oedema didaerah pretibia,

dinding abdomen, lumbosakral, wajah dan tangan setelah tirah baring

2) Auskultasi

Merupakan proses mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh

dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi dari dalam tubuh

seperti bunyi bising usus atau bunyi katup jantung dan tekanan darah ( Kozier

64
et al., 2010: 723 ). Pada auskultasi yang terdengar pada tekanan darah ibu

hamil dengan preeklampsia yaitu terdengar peningkatan tekanan sistolik dan

diastolik, terjadi peningkatan diastolik 15 mmHg atau lebih dan kenaikan

sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2

kali pemeriksaan dengan jarak pemeriksaan 1 jam, atau sebaliknya 6 jam. Hal

ini menandakan adanya perubahan tekanan darah pada ibu hamil dengan

preeklampsia.

3) Palpasi

Merupakan pemeriksaan tubuh dengan menggunakan indra sentuhan.

Palpasi bertujuan menentukkan tekstur, suhu, vibrasi, posisi, ukuran,

konsistensi, dan mobilisasi organ atau massa, distensi, pulsasi, dan adanya

nyeri saat penekanan ( Kozier et al., 2010: 718 ). Pada ibu hamil dengan

preeklampsia palpasi digunakan untuk mengetahui adanya edema umum,

edema paru, rasa nyeri pada epigastrium.

4) Perkusi

Merupakan cara pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk (

menggunakan jari ) pada bagian tubuh pasien untuk menghasilkan suara yang

dapat dirasakan lalu membandingkannya dengan bunyi ketukan normal

dibagian tubuh tertentu dari pasien ( Kozier et al., 2010: 722 ). Pada ibu hamil

dengan preeklampsia perkusi jarang digunakan karena untuk menghindari

terjadinya terjadinya cedera pada janin.

c. Wawancara (hasil amnanesis berisi tentang identitas klien, pendidikan,

pekerjaan, agama, alamat, keluhanan utama, riwayat penyakit sekarang –

dahulu – keluarga, dll.). Sumber data dari klien, keluarga, perawat lainnya.

65
d. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik seperti hasil

laboratorium, hasil pemeriksaan radiologi ( USG ), dan data lain yang relevan.

e. Skala penilaian yang digunakan untuk melihat tercapainya tindakan pemberian

hipnoterapi adalah dengan menggunakan tensimeter raksa yang diukur

sebelum pemberian hipnoterapi dan 5 menit setelah pemberian hipnoterapi

untuk melihat penurunan tekanan darah kedua ibu.

Instrumen penelitian ini adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah alat: kertas, alat

tulis, arloji/jam, tensi meter air raksa, thermometer, stetoskop, format pengkajian

menggunakan pedoman format askep stikes wira medika bali ( Format Pengkajian

Terlampir ), dan lain-lain. Bahan: Handscoen, dll.

3.7. Analisis Data dan Penyajian Data

Setelah data didapatkan lalu peneliti melakukan klarifikasi pada dokumen

catatan medis/ rekam medis. Analisis data ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Editing ( seleksi data ): setelah data terkumpul peneliti melakukan seleksi data

yaitu memeriksa kembali adanya kesalahan dalam menulis data.

b. Koding merupakan kegiatan memberi kode setiap data yang diperoleh, dengan

tujuan untuk mempermudah analisis data.

c. Tabulating merupakan pengelompokan data untuk memudahkan dalam

menganalisis data.

66
Penyajian data laporan studi kasus Pemberian Hipnoterapi Untuk Menurunkan

Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia Di Puskesmas 1 klungkung

dianalisis dengan cara observasi oleh peneliti sedangkan pemberian hipnoterapi

langsung diberikan oleh seorang hipnoterapis yang sudah memiliki sertifikat

pelatihan hipnoterapi tingkat nasional dan internasional. Dalam studi kasus

pemberian tindakan hipnoterapi ini dibantu oleh seorang psikolog Nena Mawar

Sari, S.Psi, M.Si dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai

bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut dan disajikan

dalam bentuk narasi serta dapat disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari

subyek studi kasus yang merupakan data pendukungnya.

Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan

dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi

wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik

analisis digunakan untuk membandingkan teori dengan kasus yang membahas

tentang permasalahan dan perbedaan yang diperkuat dengan dokumentasi. Urutan

dalam analisis adalah :

a. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (Wawancara, observasi, dokumen) baik

wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung dari pasien maupun

keluarga, observasi dilakukan oleh peneliti yaitu sejak data didapatkan sampai

67
dengan menganalisis dan selanjutnya pasien mengobservasi ibu dengan cara

melakukan pendekatan terlebih dahulu, sedangkan data yang dikumpulkan

melalui hasil dokumen peneliti mendapatkan melalui rekam medis ibu. Hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk

transkip (catatan terstruktur).

b. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan menjadi data

subyektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik

dari pemeriksaan ibu, seperti pemeriksaan radiologi ( USG ), hasil

pemeriksaan laboraturium ( pemeriksaan darah lengkap ) dan data lain yang

relevan. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan nilai normal.

c. Penyajian Data

Penyajian data pada kasus ini data disajikan secara tekstular atau narasi dan

dapat disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang

merupakan data pengukurannya. Penyajian data juga dapat dilakukan dengan

table, gambar, grafik, flip chart, dan lain sebagainya. Kerahasiaan dari klien

dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari klien.

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilkau kesehatan.

Penarikan kesimpulan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait

dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

68
3.8. Etika Studi Kasus

Pada bagian ini dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus,

yang terdiri dari :

a. Inform Consent (persetujuan menjadi klien)

Merupakan bentuk peretujuan antara peneliti dengan responden peneliti

dengan memberikan lembar pesetujuan. Inform consent tersebut diberikan

sebelum pelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan dengan

menjadi responden. Tujuan inform consent adalah agar subyek mengerti

maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek

bersedia maka mereka harus menandatangani hak responden.

b. Anonymity (tanpa nama)

Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam subyek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden pada

lembar pengumupulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Confidentially ( kerahasiaan)

Merupakan kerahasiaan hasil penlitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

BAB V

PENUTUP

69
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang kesenjangan-kesenjangan

antara teori dengan kenyataan yang terjadi pada kasus, argumentasi pada

kesenjangan yang terjadi dan solusi yang diambil untuk mengatasi masalah yang

terjadi saat memberikan asuhan keperawatan dengan pemberian hipnoterapi.

Bagian ini terdiri dari :

1. Pengkajian

Pada pembahasan laporan studi kasus ini penulis melakukan pengkajian

dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan/ observasi, dan

pemeriksaan fisik terhadap 1 ibu hamil dengan preeklampsia yaitu Ny. W

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. W di Poliklinik Kandungan dan

Kebidanan Puskesmas I Klungkung pada tanggal 25 oktober 2022 pada pukul

09.30 wita, didapatkan keluhan kedua ibu sama dengan data subjektif kedua ibu

mengeluh khawatir serta cemas dengan kondisi kehamilannya saat ini yang

mengalami komplikasi yaitu hipertensi pada kehamilan ( preeklampsia ). Ny. W

mengeluh sakit di daerah belakang kepala, mengeluh penglihatannya berkunang-

kunang serta mengeluh bengkak pada tangan dan kaki sedangkan Data objektif

yang didapatkan pada kedua ibu yaitu Ny.W tampak gelisah, khawatir,

pemeriksaan TTV didapatkan tekanan darah meningkat pada Ny. W TD = 140/80

mmHg

Data yang diperoleh oleh penulis pada kasus dan pada teori terdapat

kesamaan yaitu pada pengkajian ibu hamil dengan preeklampsia menurut

Hutahaean ( 2013: 212 ) data yang didapatkan pada keluhan utama ibu dengan

hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan seperti, sakit kepala terutama pada

area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur,

70
proteinuria ( protein dalam urin ), pada riwayat penyakit sekarang pada ibu hamil

dengan hipertensi, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri

kepala ( tidak hilang dengan analgesic biasa ) serta nokturia ( berkemih di malam

hari ) sedangkan pengkajian Bio-Psiko-Sosio-Spiritual pada riwayat psikososial

meliputi perasaan ibu terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta

bagaimana perilaku ibu terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya dan

pada pengkajian sistem tubuh yaitu pada B2 ( Blood ) gangguan fungsi

kardiovaskuler pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung

akibat hipertensi.

Pengkajian tekanan darah ibu hamil dengan preeklampsia ringan pada

kasus sudah sesuai dengan teori yang ada. Hal ini didukung oleh teori menurut

Padila ( 2015: 149 ) klasifikasi pada ibu hamil dengan preekalmpsia yang

termasuk preeklampsia ringan yaitu tekanan darah 140/90 mmHg, edema umum

pada daerah ekstremitas, wajah serta peningkatan urin.

Berdasarkan data yang didapatkan pada kasus Ny. W didapatkan

kesenjangan antara kasus dengan teori yang ada. Pada pengkajian yang telah

didapatkan keselarasan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa keluhan-

keluhan berdasarkan data subjektif dan objektif yang didapat sudah sesuai dengan

teori yang didapatkan, sehingga setelah penulis mendapatkan data pengkajian

selanjutnya dianalisis dan muncul suatu rumusan masalah yaitu diagnosa

keperawatan.

2. Diagnosis Keperawatan

71
Dari data yang diperoleh saat pengkajian pada kedua ibu hamil dengan

preeklampsia dapat ditarik suatu rumusan masalah, rumusan masalah kemudian

dianalisa menghasilkan suatu diagnosa keperawatan. Pada kasus kedua ibu hamil

diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan data subjektif dan data objektif

dari kedua ibu yaitu pada Ny. W diagnosa keperawatan yang muncul, risiko

gangguan hubungan ibu-janin dan ansietas . Dari ibu hamil yang muncul diagnosa

keperawatan dapat ditegakkan suatu diagnosa keperawatan prioritas yaitu ansietas.

Diagnosa ini ditegakkan karena ditemukan data-data yang mendukung

yaitu: data subyektif pada Ny. W Ibu mengeluh khawatir akan kondisinya saat ini,

ibu mengeluh cemas dengan kehamilannya saat ini Ny. W. Tampak gelisah dan

khawatir, TD = 140/80 mmHg

Diagnosa keperawatan ini menjadi prioritas karena ansietas pada ibu hamil

dengan preekalmpsia ringan dapat berpengaruh terhadap perubahan psikososial

ibu dan ansietas merupakan pengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada ibu

hamil dimana ansietas yang menyebabkan kekhawatiran yang menimbulkan

kegelisahan pada ibu dan berpengaruh terhadap perkembangan janin sehingga

diagnosa ini harus segera ditangani agar tidak menganggu psikososial ibu

terhadap kehamilan.

Berdasarkan diagnosa keperawatan kasus yang didapatkan oleh penulis

terdapat beberapa kesamaan diagnosa keperawatan dengan teori yang ada.

Menurut Hutahean ( 2013 : 214 ) dan Padila ( 2015 : 153 ) diagnosis keperawatan

yang mungkin muncul pada ibu dengan hipetensi kehamilan berdasarkan Standar

Diagnosis Keperawatan Indonesia ( SDKI ) dan NANDA Internasional 2015-2017

yaitu: ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, risiko penurunan curah jantung,

72
risiko penurunan perfusi jaringan jantung, risiko cedera pada ibu, risiko cedera

pada janin, risiko gangguan hubungan ibu-janin, ansietas. Tetapi, pada tinjauan

kasus diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan teori yaitu: risiko cedera

pada janin, risiko gangguan hubungan ibu-janin, ansietas. Diagnosa ini ditegakkan

berdasarkan data yang didapat sesuai dengan penyebab ( Etiology ) dan tanda

( sign ), gejala ( symptom ) pada gejala tanda mayor serta minor yang sesuai

dengan data kasus yang didapatkan.

3. Perencanaan

Perencanaan diawali dengan memprioritaskan masalah sesuai dengan

diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya

kebutuhan pasien. Intervensi yang dilakukan pada kasus Ny.W yaitu 3 kali

pertemuan serta sesuai dengan SLKI ( Standar luaran keperawatan indonesia )

dan SIKI ( Standar intervensi keperawatan indonesia ) Tujuan yang diharapkan

yaitu cemas ibu berkurang/ teratasi dengan kriteria hasil yang telah disesuikan

dengan tingkat kecemasan dan Ibu dapat mengontrol kecemasan diri dengan baik,

Koping ibu efektif, Ibu tidak gelisah, khawatir, TTV dalam batas normal ( TD =

100-120/ 70-80 mmHg ), koordinasi pergerakan janin baik, DJJ dalam batas

normal ( 120-160 x/menit )

Intervensi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan

tercapainya suatu keberhasilan maka dilakukan sebuah penyusunan perencanaan

pada kasus Ny. W monitor tanda-tanda vital, resusitasi ( janin),monitor janin

secara elektronik ( antepartum ), pengurangan kecemasan, terapi relaksasi,

peningkatan koping yaitu: Observasi tekanan darah ibu dengan rasional

peningkatan tekanan darah dapat disebabkan karena faktor kecemasan, kaji tanda

73
verbal dan non verbal kecemasan ibu dengan rasional mengetahui respon ibu

terhadap kecemasan yang dialami , identifikasi kemungkinan penyebab perubahan

tanda-tanda vital dengan rasional mengetahui penyebab atau hal yang dapat

mengakibatkan perubahan tanda-tanda vital, berikan terapi relaksasi non

farmakologi dengan rasional teknik relaksasi non farmakologi dapat mengurangi

kecemasan , ibu merasa rileks dan bermanfaat serta berpengaruh terhadap janin,

bantu ibu untuk menngkatkan koping dengan cara memberikan informasi aktual

mengenai diagnosis, penangganan, dan prognosis dengan rasional memberikan

penyuluhan melalui pendidikan kesehatan kepada ibu, ibu dapat memahami

tentang kondisinya saat ini.hal ini dapat mengurangi kekhawatiran dan

kegelisahan pada ibu serta pengaruhnya terhadap janin, monitor tanda-tanda vital

janin dengan melakukan auskultasi dan palpasi atau monitor janin elektronik

dengan tepat dengan rasional mengetahui normal detak jantung janin yang

dipengaruhi akibat kecemasan yang dialami ibu.

Pada kasus Ny. W intervensi yang sering diterapkan yaitu pemberian terapi

relaksasi non farmakologi ( hipnoterapi ), hipnoterapi ini diberikan setiap kali

pertemuan sebanyak 3 kali untuk menurunkan tekanan darah ibu akibat

kecemasan yang dialami. Disesuaikan dengan Standar Operating Procedure

( SOP ).

Intervensi yang telah dilakukan pada kasus sudah sesuai dengan teori yang

ada menurut Hutahaean ( 2013: 215 ) dan Padila ( 2015: 155 ), rencana asuhan

keperawatan pada ibu dengan hipertensi kehamilan disusun berdasarkan hasil

perumusan diagnosa yang telah ditentukan, yaitu dengan menggunakan penerapan

SIKI dan SLKI. Pada tingkat kecemasan yang terdiri dari kontrol kecemasan diri

74
ibu baik, koping ibu efektif, tanda-tanda vital dalam batas normal sedangkan pada

yang terdiri dari monitor tanda-tanda vital, pengurangan kecemasan, peningkatan

koping, dan terapi relaksasi.

Intervensi yang dilakukan pada Ny. W sudah dapat berjalan sesuai dengan

konsep. Perencanaan yang dilakukan pada kasus yang direncanakan pada

umumnya sudah sesuai mencakup rencana tujuan, rencana tindakan serta

rasionalnya. Perencanaan yang terdapat pada kasus sudah dilakukan sesuai dengan

perencanaan yang ditemukan pada teori, tetapi dilakukan beberapa modifikasi

terhadap rencana karena menyesuaikan dengan situasi di lapangan dan keadaan

yang dialami ibu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang terdapat pada kasus dan

teori sudah terdapat beberapa kesenjangan dan hampir sebagian besar sudah

sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan, sehingga sudah mantap untuk

diimplementasikan.

4. Pelaksanaan

Tindakan keperawatan merupakan aplikasi dari rencana yang telah disusun

sebelumnya dimana tujuan dari pelaksanaan ini adalah memenuhi kebutuhan

pasien secara optimal. Secara umum untuk tindakan keperawatan pada kasus

sudah dapat dilaksanakan dengan baik dan sudah disesuaikan dengan rencana

tindakan yang dibuat yaitu selama 3 X Pertemuan.

Implementasi yang telah dilakukan secara mandiri oleh perawat pada Ny.

W yaitu mengkaji tanda verbal dan non verbal kecemasan ibu guna untuk

mendapatkan respon verbal dan ungkapan ibu terhadap kecemasannya, mengukur

tekanan darah ibu sebelum terapi relaksasi ( hipnoterapi ) diberikan hal ini

75
dilakukan untuk mengetahui tekanan darah ibu sebelum tindakan hipnoterapi

diberikan, membantu ibu untuk meningkatkan koping dengan cara memberikan

informasi aktual mengenai diagnosis, penangganan, dan prognosis mengenai

komplikasi kehamilannya dengan memberikan penyuluhan diharapkan kecemasan

dan rasa gelisah serta khawatir ibu berkurang, kolaborasi dalam pemberian terapi

relaksasi non farmakologi ( Pemberian Hipnoterapi ) terapi ini diberikan pada ibu

hamil dengan preeklampsia yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah ibu,

perlakuan yang sama diberikan kepada Ny. Wr dalam pemberian hipnoterapi

dengan menggunakan tes dengan pendulum ( bandul ), mengukur tekanan darah

ibu setelah pemberian hipnoterapi yaitu 5 menit setelah pemberian hipnoterapi

guna untuk mendapatkan hasil apakah ada tidaknya perubahan pada kedua ibu

setelah dilakukan tindakan.

Pemberian terapi relaksasi ( hipnoterapi ) sudah menunjukkan kinerja dan

perubahan yang bagus terhadap tekanan darah kedua ibu dengan perlakuan yang

sama, dimana tekanan darah pada Ny. W sudah menurun menjadi 130/70 mmHg,

dimana sebelumnya tekanan darah Ny. W mencapai 140/80 mmHg dan setelah

diberikan tindakan selama 3 x pertemuan sudah mulai mengalami penurunan dan

Ny. W juga mengatakan rileks serta cemas sudah mulai berkurang.

Meskipun demikian hampir semua tindakan berjalan dengan baik. Hal ini

karena adanya kerja sama antara tim kesehatan yang lain, dalam pemberian

tindakan hipnoterapi penulis dibantu oleh seorang psikologi Nena Mawar Sari,

S.Psi, M.Si yang memiliki keahlian dalam memberikan terapi hipnosis yang telah

tersertifikasi dan telah mengikuti pelatihan hipnoterapi sebelumnya, hal ini

dikarenakan tenaga kesehatan di Puskesmas I Klungkung belum ada yang

76
memiliki keahlian tentang pemberian hipnoterapi serta keberhasilan dari tindakan

ini karena adanya sarana yang memadai dan yang tidak kalah penting yaitu

dukungan dan kerja sama dari ibu dan keluarga. Sehingga kombinasi dari semua

proses selama pelaksanaan memberikan efek yang positif untuk membawa kondisi

ibu ke arah yang lebih baik.

Implementasi pada kasus Ny. W sudah sesuai dengan teori yang ada.

Menurut Aprillia ( 2010 ) pemberian hipnoterapi sangat efektif dan bermanfaat

bagi ibu dan janin, manfaat bagi ibu diantarany seperti, mampu menciptakan rasa

nyaman, rileks, dan aman, menghilangkan rasa takut, tegang dan panik, mampu

mengurangi intervensi farmakologi selama proses kehamilan sedangkan manfaat

bagi janin seperti, pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan

memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin melalui plasenta serta

pemberian hipnoterapi dengan menggunakan tes pendulum ( bandul ) efektif

dilakukan hal ini dikarenakan fokus ibu terhadap benda yang dilihat akan

mengalami rangsangan irama otak berpengaruh terhadap sugesti yang diberikan.

Hal ini dikarenakan irama otak beta, alpha, theta, dan delta akan berpengaruh

terhadap alam bawah sadar ibu saat di sugesti, dimana keempat irama ini

beroperasi dalam satu jalinan komposisi rumit yang menentukan kondisi

kesadaran ibu saat terhipnosis. Sugesti yang diberikan akan membuat ibu semakin

rileks dan nyaman ketika proses hipnoterapi berlangsung dan saat kondisi ini

sirkulasi peredaran darah ke seluruh tubuh menjadi optimal dan meningkatkan

aliran darah serta perubahan prostaglandin plasenta yang mengakibatkan iskemia

uterus tidak terjadi dan akan berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah ibu

terutama ibu hamil dengan komplikasi hipertensi pada kehamilan ( preeklampsia )

77
5. Evaluasi

Dari evaluasi akhir setelah pemberian asuhan keperawatan selama 3 x

pertemuan dengan terapi relaksasi ( hipnoterapi ) untuk masalah ansietas pada Ny.

W tujuan yang diharapkan sudah tercapai dan masalah teratasi sebagian, seperti

keluhan cemas berkurang, ibu mengatakan tidak khawatir, ibu tampak tidak

gelisah, tekanan darah sudah mendekati normal ( 130/70 mmHg ). Hanya saja

masih terdapat kiteria hasil yang belum tercapai yaitu tekanan darah masih belum

bisa dalam batas normal hanya saja terapi yang diberikan menurunkan tekanan

darah ibu. Sehingga planning selanjutnya bisa dilanjutkan oleh perawat atau bidan

saat ibu melakukan ANC berikutnya ke poliklinik selanjutnya.

Pada evaluasi kasus yang didapatkan sudah terdapat kesamaan dengan

penelitian yang ada sebelumnya, menurut Khuzaiyah et., al ( 2016 ) dimana telah

meneliti efek perubahan tekanan darah ibu hamil preeklampsia dengan pemberian

hipnosis didapatkan hasil, ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah

hipnosis dengan p value sistolik 0, 025 dan p value diastolic 0, 002. Ada

perbedaan tekanan darah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah

dilakukan hipnosis p value sistolik 0, 002 dan p value diastolic 0, 013.Penurunan

tekanan darah setelah hipnosis mencapai 20 mmHg ( sistole ) dan 7,5 mmHg

( diastole ).

Jadi dapat disimpulkan, evaluasi pada kasus diatas sudah sesuai dengan

hasil penelitian yang ada dan sudah menunjukkan hasil yang baik, dimana

masalah sudah dapat diatasi serta sudah menunjukkan perubahan ke arah yang

lebih baik dan signifikan.

78
4.3 Keterbatasan

Pada bagian ini penulis akan menguraikan lebih lanjut letak keterbatasan

dan hambatan penelitian yang dilakukan, yang akan menjadi salah satu landasan

untuk menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat

mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan

tersebut antara lain :

a. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung hal ini dikarenakan oleh

terbatasnya ruangan yang khusus untuk melakukan terapi ( hipnoterapi ).

b. Kurangnya tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan pelatihan dalam

bidang tindakan hipnoterapi, sehingga penulis sedikit sulit untuk

menerapkan tindakan terapi ini.

79
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. (2008). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Kanisius:


Yogyakarta.

Hidayat, Aziz, A, 2010. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis.


Jakarta: Salemba Medika.

Jason, W, Elizabet. 2011. Patologi Dalam Kehamilan, Jakata: EGC.

Corwin, Elizabet, J. (2008). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Cunningham FG. 2013. Hipertensi Dalam Kehamilan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Keperawatan


Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Sheps, Sheldon G. (2005). Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama.

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Langelo, dkk. (2015). Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Di RSKD Ibu Dan
Anak Siti Fatimah Makassar. Jurnal. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Leveno, et al. (2009). Obstetri Williams Panduan Ringkas. Edisi ke-21.
Jakarta: EGC

Caroline, dkk. (2016). Hubungan Obesitas Pada Kehamilan Dengan


Preeclampsia. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1. Manado:
Universitas Sam Ratulangi Manado

Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Edisi ke-1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

80
Purwantini D. 2018. Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur pada Ibu
Preeklamsi di RSUD Caruban di Kabupaten Madiun. Skripsi. Jombang:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika.

81

Anda mungkin juga menyukai