PENYAKIT
FRAMBUSIA
Frambusia adalah penyakit kulit menular kronis. Penanganan yang kurang tepat pada penyakit ini, dapat menyebabkan deformitas
yang menetap pada tulang kaki dan hidung.
1. Penyebab Penyakit
Penyakit Frambusia disebabkan oleh kuman Treponema pallidum subspesies pertenue.
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis frambusia terbagi dalam beberapa stadium perkembangan yang ditunjukkan dalam perubahan bentuk lesi.
Diawali dengan timbulnya papul pada tempat masuknya bakteri. Papul dalam bentuk nodul kecil berwarna kemerahan, tidak nyeri, kadang gatal
(Gambar 2). Papul timbul antara 9-90 hari (rata-rata 3 minggu) sejak terinfeksi bakteri frambusia. Papul berkembang menjadi papiloma
(Gambar 3). Permukaan papiloma menonjol atau bertangkai, basah (getah), mudah berdarah, kemerahan dan berbenjol-benjol kecil seperti
bunga kol atau rashberry. Getah mengandung banyak bakteri.
Lesi primer yang sering disebut mother yaws (Gambar 4), dapat tunggal atau banyak (multiple yaws). Getah dapatmengering diatas papulatau
papiloma membentuk keropeng atau krusta yang menutup papiloma. Lesi ini disebut krusta papilomata. 65%-85% lesi primer timbul pada
tungkai dan kaki, sebagian yang lain dapat juga timbul di muka.
Papul dan papiloma dapat pecah menjadi koreng (ulkus). Dasar koreng cukup dalam (sampai lapisan subkutaneus), berbenjol- benjol
seperti permukaan buah rashberry (granulasi) yang biasanya terkonsentrasi di tengah-tengah ulkus, dengan tepi ulkus keras. Lesi papul,
papiloma dan ulkus sedikit gatal tetapi tetap tidak terasa sakit (tidak mengeluh sakit ketika ditekan). Getah terus diproduksi, yang sebagian
akan mengering membentuk krusta yang menutup lesi.
Beberapa papul atau papiloma menjadi satu membentukgambaran dapat pecah membentuk ulkus (chancre of yaws, frambesioma). Satelit-
satelit papul juga bisa bermunculan disekitar ulkus.
Kadang-kadang pada stadium ini bisa terjadi demam atau sendi-sendi ngilu disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (lipat
ketiak, leher, lipat paha).
Lesi sekunder adalah munculnya kembali lesi baru karena adanya penyebaran bakteri ke dalam peredaran darah dan jaringan getah
bening. Lesi ini muncul setelah 2 tahun sejak lesi primer, terutama di muka, lengan, tungkai dan pantat, dengan bentuk lesi sama dengan
stadium primer. Pada stadium ini, getahbening mengalami peradangan, membesar dan sakit. Timbul rasa nyeri sendi (arthralgia) dan lesu yang
merupakan gejala tidak spesifik pada stadium sekunder.
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT 5
FRAMBUSIA
Lesi dapat terjadi di telapak kaki. Permukaan kaki mengalami penebalan (hiperkeratosis), pecah-pecah (fisuri) dan nyeri sehingga penderita
berjalan dengan posisi aneh (terpaksa), ini disebut “crab yaws”. Lesi dapat juga mengenai tulang muka, rahang dan tungkai bagian bawah
berupa peradangan tulang (osteoperiostatis). Kelainan-kelainan yang terjadi dapat hilang dengan sendirinya dan sebagian penderita (10%)
masuk ke Stadium Tertier yang dapat berlangsung dalam periode waktu 5-10 tahun.
Dalam tahap ini, tulang, sendi dan jaringan yang terserang frambusia dapat mengalami kerusakan (destruktif) menjadi cacat, dan dapat
terbentuk gumma, gangosa, gondou, juxta articular nodes dan hyperkeratosis pada telapak tangan dan telapak kaki. Gumma adalah benjolan
menahun,mengalami perlunakan, ulserasi, destruktif terhadap jaringan dibawahnya. Dapat timbul di kulit maupun tulang dan sendi.
Gambar 9. Cacat pada tulang, sendi dan jaringan yang terserang frambusia
Secara garis besar, gejala klinik frambusia menurut stadium perjalanan penyakitnya dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1
Gejala Klinik Frambusia Menurut Stadium Perjalanan Penyakit
STADIUM 1 STADIUM 2 STADIUM 3
a. Papul : Lesi di kulit dalam bentuk sama - Gumma (benjolan yang mengalami
- Tunggal dengan Stadium I, tetapi tersebar di perlunakan dan merusak sehingga
(mother beberapa tempat, terutama muka, menjadi cacat)
yaws) lengan, tungkai dan pantat. - Gangosa (hidung keropos)
- Lebih dari 1 - Juxta articuiar nodes (benjolan pada
(multiple Lesi dapat terjadi pada tempat sendi) bisa menjadi bengkok,
yaws) khusus : Telapak tangan/ kelainan tulang seperti pedang
b. Papiloma telapak kaki: - Gondou: benjolan di tulang
c. Nodul - penebalan (hiperkeratotik) - Telapak tangan/ telapak kaki :
d. Ulkus - pecah-pecah (fisurasi) hiperkeratotik, fisurasi
e. Krusto - nyeri
papiloma
Lesi Stadium 1 ini kemudian menghilang,
tetapi bakteri masuk ke dalam peredaran
darah (sistemik) dan masuk Stadium 2
DINI LANJUT
Sangat menular Tidak/kurang menular
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT FRAMBUSIA 8
6. Diagnosis Banding Frambusia
- Impetigo - Ulkus tropikum
- Plantar warts - Scabies
- Leprosy (kusta) - Psoriasis
- Moluscum contagiosum - TBC Kutis
- Ektima - Pioderma
- Coccidioidomycosis - Tinea
Versicolor
Coccidioidomycosis Ektima
Gambar 10. Diagnosis Banding Frambusia
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT 10
FRAMBUSIA
Psoriasis Tinea
Versicolor
Pioderma
Kusta
b. Pemeriksaan penunjang
Setiap kasus suspek atau kasus probabel sebaiknya dilakukan pemeriksaan serologi dan/atau pengujian lain di laboratorium,
terutama kasus suspek di desa yang sudah lama tidak terdapat kasus konfirmasi. Ini penting, karena penyakit kulit lain
banyak yang serupa dengan lesi pada frambusia (lihat diagnosis banding).
Pemeriksaan serologis pada frambusia menggunakan cara pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan pada penyakit sifilis yaitu
dengan TPHA-RDT dan dievaluasi dengan RPR/VDRL. Pemeriksaan serologi dapat bermanfaat untuk mengkonfirmasi kasus
frambusia yang meragukan (suspek dan probabel) dan menemukan penderita-penderita dalam masa laten yang tidak
menunjukkan gejala klinis tetapi ternyata seropositif. Penderita seperti ini adalah sumber penularan frambusia tersembunyi.
Hingga saat ini belum ada pemeriksaan serologi spesifik untuk frambusia. Pemeriksaan serologi yang ada, biasanya digunakan
untuk pemeriksaan serologi sifilis, hasil pemeriksaan ini tidak bisa membedakan T.pallidum (sifilis) dan T.pertenue
(frambusia). Terdapat 2 metode pemeriksaan yang umumnya dilakukan, Rapid Treponemal Test dan Non Treponemal Test
(RPR atau VDRL).
Surveilans Frambusia adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang
kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan
efisien untuk melaksanakan program eradikasi frambusia.
Surveilans Frambusia merupakan titik kritis penyelenggaraan upaya eradikasi frambusia, terutama saat menentukan tidak ada lagi
penularan di suatu wilayah. Surveilans frambusia harus dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia baik di wilayah bebas maupun di wilayah
endemis. Pada wilayah endemis, surveilans dilakukan sebelum dan setelah kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM). Skema
pelaksanaan kegiatan Surveilans Frambusia digambarkan pada Gambar 13.
Surveilans frambusia terdiri dari beberapa kegiatan pokok yang secara garis besar dijelaskan pada tabel 2.
Secara teknis pelaksanaan surveilans kasus frambusia adalahmelaksanakan perekaman,pengolahan data frambusia, analisis dan pelaporan.
a. Perekaman dan Pengolahan Data Kasus Frambusia
Masing-masing sumber data kasus frambusia yang menemukan kasus frambusia akan merekam data frambusia sesuai format
masing-masing format di sumber data. Data kasus frambusia kemudian dipindahkan/digabung dalam daftar kasus frambusia dalam
hal ini adalah Register Frambusia Puskesmas (Lampiran 2).
Data dalam Register Frambusia inilah menjadi sumber data yang akan dianalisis dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan data nasional di Kementerian Kesehatan
Kasus-kasus frambusia yang ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan
Desa), ditemukan pada kegiatan Puskesmas Keliling, melalui kegiatan Pemeriksaan Sekolah, atau hasil kegiatan POPM dan
lain sebagainya, dipindahkanatau digabungke dalam Register Frambusia Puskesmas, sebagaidata individu.
b. Analisis
Data kasus frambusia yang telah dihimpun dalam Register Frambusia Puskesmas/Rumah Sakit dapat dilakukan analisis untuk
keperluan:
1) Pemetaan endemisitas dan risiko penularan frambusia serta merumuskan metode POPM frambusia di setiap desa
2) Monitoring dan evaluasi dampak POPM frambusia, baik penemuan maupun POPM frambusia
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT 22
FRAMBUSIA
3) Penetapan bebas frambusia suatu kabupaten/kota
Bentuk analisis dapat dipelajari pada bahasan terkait.
Kelengkapan laporan Laporan Bulanan Register Frambusia wajib dimonitor di setiap tingkatan pelaporan.
Tanda “X” pada laporan Distribusi Kasus Frambusia Menurut Puskesmas bulan tertentu, menunjukkan Puskesmas belum membuat
laporan. Kelengkapan laporan Register Frambusia Puskesmas dan Rumah Sakit di monitor dari banyaknya jumlah tanda “X”
tersebut (Lampiran 8)
Desa-desa berisiko penularan frambusia perlu dilaksanakan POPM. POPM dilaksanakan serentak dalam satu wilayah
Kabupaten/Kota Endemis Frambusia. Pada saat dilaksanakan kegiatan POPM juga diidentifikasi adanya kasus frambusia diantara
penduduk yang mendapat obat. Kasus-kasus dimaksud direkam dalam Daftar Frambusia Pada Saat Kegiatan POPM (lihat di
Petunjuk Teknis POPM Frambusia).
Data kasus frambusia yang diperoleh pada saat kegiatan POPM ini juga digabung ke dalam Register Frambusia Puskesmas
(Lampiran 2). Perekaman data kasus frambusia yang diperoleh pada kegiatan POPM harus menghindari kemungkinan duplikasi
data.
5 Survei serologi
Survei serologi adalah melakukan identifikasi adanya orang-orang terinfeksi frambusia diantara populasi anak 1-5 tahun di wilayah
Kabupaten/Kota tertentu yang dilaksanakan setelah wilayah tersebut tidak ditemukan kasus frambusia. Sasaran survei
Pemberian obat pencegahan massal total penduduk atau disebut POPM total penduduk adalah memberikan obat pencegahan kepada semua
penduduk di desa endemis secara serentak (total penduduk) diikuti dengan intensifikasi surveilans serta POPM kasus dan kontak agar mata
rantai penularan frambusia dapat dihentikan di seluruh wilayahKabupaten/Kota. Pelaksanaan POPM bertujuan untuk menghentikan penularan
frambusia di seluruh wilayah Kabupaten/Kota secara cepat dan efisien.
POPM total penduduk adalah upaya khusus untuk mempercepat penghentian penularan frambusia di kabupaten/kota yang memiliki desa
endemis frambusia. Metode yang diterapkan adalah:
a. POPM total penduduk (menggunakan azitromisin) pada desa endemis frambusia secara serentak.
b. Intensifikasi surveilans kasus frambusia pasca POPM total penduduk di semua desa, baik desa endemis maupun desa lainnya.
c. Setiap kasus frambusia yang ditemukan di daerah yang telah melaksanakan POPM total penduduk segera dilakukan POPM kasus dan
kontak
Sasaran POPM total penduduk adalah semua penduduk di desa endemis, kecuali yang ditunda pengobatannya.Sasaran pemberian obat pada
kasus yang ditemukan setelah dilakukan POPM total penduduk adalah kasus dan semua kontak erat, kecuali yang ditunda pengobatannya.
Penduduk yang tidak diberi/ditunda pengobatannya adalah penduduk berusia 2 tahun atau kurang, atau lebih dari 69 tahun, wanita hamil,
warga sakit berat, atau alergi obat tertentu. Obat yang diberikan adalah tablet azitromisin dosis
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT 42
FRAMBUSIA
tunggal (sekali minum) sebanyak 30 mg/kg berat badan atau sesuai golongan umur. Obat harus diminum di depan petugas (Lihat pada
bahasan obat). Kegiatan pada POPM :
a. Penetapan endemisitas setiap desa sekaligus penetapan metode POPM yang diterapkan pada masing-masing desa
b. Penyiapan tingkat kabupaten, mulai dari logistik, SDM, dan distribusi petunjuk teknis.
c. Penyiapan desa, khususnya desa endemis yang akan melaksanakan POPM total penduduk.
d. Pelaksanaan POPM Frambusia di desa-desa endemis.
e. Penyiapan dan pengelolaan Kejadian Ikutan Pemberian Obat Pencegahan Massal.
f. Surveilans Pasca POPM Frambusia
g. POPM Kasus dan Kontak
h. Review pada minggu ke-4 ke-8 pasca pelaksanaan POPM frambusia.
i. Pencatatan dan Pelaporan
Pada pelaksanaan di lapangan, pemberian obat Azitromisin dijelaskan pada tabel 3. Kasus < 2 tahun dan >69 tahun, wanita hamil, warga
sakit berat, atau alergi obat azitromisin, pengobatannya konsultasikan ke dokter.
Umur
Nama Obat Dosis Cara Lama Pemberian
(tahu
Pemberian
n)
Azitromisin 2-5 th 500 Oral Dosis tunggal
tablet mg 1x
sehari
6–9 th 1000 Oral Dosis tunggal
mg 1x
sehari
10-15 th 1500 Oral Dosis tunggal
mg 1x
sehari
16-69 th 2000 Oral Dosis tunggal
mg 1x
sehari
1
2
3
4
5
6
C. Puskesmas Keliling dan Kunjungan Rumah (PK&KR) di
Desa Jml Jml Jml Desa
FRAMBUSIA
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT
1
2
3
4
5
6
45
Lampiran 2
Register Frambusia
Puskesmas
Kabupaten/Kota :
Puskesmas : Kode :
Tah un :
Umur
Hasil
Hasil
Jens Kelamin
Periksa (Y/T)
Periksa (Y/T)
Bentuk Lesi
Lokasi Lesi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 25
Catatan
Daftar Kasus dan Kontak ini merupakan lampiran Penyelidikan dan Pengobatan Kasus Kontak
Nomor Kasus : Hanya kasus konfirmasi atau kasus probable mendapat Nomor Kasus, terdiri atas Kode Puskesmas (9 digit)-Tahun (4 digit) - nomor urut kasus (3 digit)
Hubungan dengan kasus indeks : Indeks/kasus yg pertama kali ditemukan (I), keluarga (K), tetangga (T), teman sepermainan (TS), teman kerja (TK)
Bentuk Lesi : papula (P), papiloma(PI), ulkus(U), makula(M), hiperkeratosis(K), lesi tulang(T)
Lokasi lesi : tangan(T), kaki(K), muka(M), badan(B)
Hasil Pemeriksaan : (+) / (-)
Diagnosis : Konfirmasi (K) = kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan pengujian RDT (+)
RDT negatif (R) = kasus suspek atau kasus probable dengan pengujian RDT (-)
Probable (P) = kasus suspek yang tinggal di desa/kelurahan endemis frambusia atau kontak erat dengan penderita
frambusia konfirmasi/probable dg lokasi lesi pada tungkai, lutut atau kaki ATAU Usia <15 tahun
Pengobatan :
Suspek (S)
Benzathine penicillin (BP), Azitromisin (Azt), lainnya ditulis lengkap
= seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis frambusia (> 2 minggu)
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT 46
Hasil Follow Up : Sembuh (S), Masih Sakit (MS)
FRAMBUSIA
Lampiran 3
Contoh pengisian:
Distribusi Kasus Frambusia Menurut Desa
Non Endemis
Konfirmasi
Probable
Endemis
Total
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Non Endemis
Konfirmasi
Probable
Endemis
Total
An 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 2 1 5 4 9 +
Ak 0 1 2 1 0 1 1 3 0 1 0 1 8 3 11 +
Bw 0 3 0 2 1 0 0 2 1 1 0 0 4 6 10 +
.........
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT 47
Total 0 4 2 3 FRAMBUSIA
2 1 2 7 2 3 2 2 17 13 30 2 1
Total
Lampiran 4
No Urut Jumlah Jumlah Anak Berumur <15 Tahun Berobat Desa Aktif
Nama Desa Penduduk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Frekuensi Aktif
Total 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
2
3
4
5
6
<--- semua Desa/Dusun terdaftar, jika ingin menambah baris record, lakukan insert
Catatan
Monitor ini dibuat oleh Puskesmas dan digunakan untuk monitor Desa/Dusun yang sudah atau belum melaksanakan Pemeriksaan
Frambuisa untuk memastikan ada tidaknya frambusia
Sumber data adalah Register Berobat Pada Kegiatan Puskesmas Keliling
Contoh Pengisian:
No Urut Jumlah Jumlah Anak Berumur <15 Tahun Berobat Desa Aktif
Nama Desa Penduduk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Frekuensi Aktif
Total 6 2240 0 10 0 115 40 21 140 49 0 0 0 0 11 5
<--- semua Desa/Dusun terdaftar, jika ingin menambah baris record, lakukan insert
Catatan
Monitor ini dibuat oleh Puskesmas dan digunakan untuk monitor Desa/Dusun yang sudah atau belum melaksanakan Pemeriksaan
Frambuisa untuk memasti kan ada tidaknya frambusia
Sumber data adalah Register Berobat Pada Kegiatan Puskesmas Keliling
48
Lampiran 5
No Urut Nama Sekolah Jumlah Jumlah Anak Diperiksa Frambusia Sekolah Aktif
Siswa
(Kode Sekolah) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Frekuensi Aktif
Total 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
2
3
4
5
6
<--- semua sekolah terdaftar, jika ingin menambah baris record, lakukan insert
Catatan
Monitor ini dibuat oleh Puskesmas dan digunakan untuk monitor Sekolah yang sudah atau belum melaksanakan Pemeriksaan
Frambuisa untuk memastikan ada tidaknya frambusia
Sumber dam Monitor adalah Register Pemeriksaan Frambusia di Sekolah.
Contoh Pengisian:
No Urut Nama Sekolah Jumlah Jumlah Anak Diperiksa Frambusia Sekolah Aktif
Siswa
(Kode Sekolah) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Frekuensi Aktif
FRAMBUSIA
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT
1 SD Neg 10 100 X X X 90 X X X X X X X X 1 Y
2 SD Cerdas 1 120 X X X X 110 X X X X X X X 1 Y
3 SD Cerdas 2 50 X X X X X X X X X X X X 0 T
4 SD Muh 2 160 X X X 80 X X 60 X X X X X 2 Y
5 SD Neg 2 60 X X X X X X X X X X X X 0 T
6 SD 20 120 X X X X X X 80 X X X X X 1 Y
<--- semua sekolah terdaftar, jika ingin menambah baris record, lakukan insert
Catatan
Monitor ini dibuat oleh Puskesmas dan digunakan untuk monitor Sekolah yang sudah atau belum melaksanakan Pemeriksaan
Frambuisa untuk memastikan ada tidaknya frambusia
Sumber dam Monitor adalah Register Pemeriksaan Frambusia di Sekolah.
49
Lampiran 6
Kepada Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Direktur Jenderal PP&PL, Kementerian Kesehatan
Kabupaten/Kota
1. Kinerja Pelaporan
a. Jumlah Puskesmas Yang Ada
b. Jml Puskesmas Melapor Bulan ini
c. Jml Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *)
Mengetahui,
Kabid /
Kadinkes
…………………..
NIP
50
Lampiran 7
Register Frambusia
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Tahun
Hasil
Hasil
Jens Kelamin (L/P)
Umur (dlm thn)
Periksa (Y/T)
Periksa (Y/T)
Bentuk Lesi
Lokasi Lesi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Catatan
Hubungan dengan kasus indeks : Indeks/kasus yg pertama kali ditemukan (I), keluarga (K), tetangga (T), teman sepermainan (TS), teman kerja (TK)
Bentuk Lesi : papula (P), papiloma(PI), ulkus(U), makula(M), hiperkeratosis(K), lesi tulang(T)
Lokasi lesi : tangan(T), kaki(K), muka(M), badan(B)
Hasil Pemeriksaan : (+) / (-)
Diagnosis : Konfirmasi (K) = kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan pengujian RDT (+)
RDT negatif (R) = kasus suspek atau kasus probable dengan pengujian RDT (-)
Probable (P) = kasus suspek yang tinggal di desa/kelurahan endemis frambusia atau kontak erat dengan penderita frambusia konfirmasi/probable
dg lokasi lesi pada tungkai, lutut atau kaki ATAU Usia <15 tahun
Suspek (S) = seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis frambusia (> 2 minggu)
Pengobatan : Benzathine penicillin (BP), Azitromisin (Azt), lainnya ditulis lengkap
Hasil Follow Up : Sembuh (S), Masih Sakit (MS)
Jumlah
Kasus Jumlah
setahun Desa
Jumlah
Nama Kasus Probable/ Konfirmasi terakhir
Puskesmas (Bulan)
/Rumah Tanda “X” berarti belum melapor
Sakit
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Non Endemis
Konfirmasi
Probable
Endemis
Catatan :
Total
Tabel ini sekaligus merupakan lampiran laporan Register Frambusia oleh
Dinkes Kab/Kota ke Dinkes Provinsi dan Kementerian Kesehatan dalam bentuk
file Excell
Contoh Pengisian:
Jumlah
Jumlah
FRAMBUSIA
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT
Kasus
setahun Desa
Jumlah
Nama terakhir
Kasus Probable/ Konfirmasi
Puskesmas (Bulan)
/Rumah Tanda “X” berarti belum melapor
Sakit
Non Endemis
Konfirmasi
Probable
Endemis
Total
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Catatan :
Tabel ini sekaligus merupakan lampiran laporan Register Frambusia oleh Dinkes
52
Kab/Kota ke Dinkes Provinsi dan Kementerian Kesehatan dalam bentuk file Excell
Raja Sehat 0 4 2 3 2 1 2 7 2 3 2 2 17 13 30 2 1
Marebak 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 12
Silau 0 0 0 x 0 0 0 x 0 0 x x 0 0 0 0 11
......
Total 0 4 2 3 3 1 2 7 2 3 3 3 20 13 30 2 33
Lampiran 9
Kode Nama Jml Desa Melaksanakan Pusling dan Pemeriksaan Rumah Desa Aktif Frek Lap Diterima
Jml Desa
Puskesmas Puskesmas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml % Kegiatan Jml %/ 12 bl
TOTAL
Catatan
* Monitor ini dibuat oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan digunakan untuk monitor % desa-desa yang sudah dan belum melaksakan Puskesmas Keliling dan
Kunjungan Rumah untuk memastikan ada tidaknya frambusia. Kolom warna dasar biru adalah tempat Anda memasukkan data
* "X" adalah tidak ada laporan. Kelengkapan laporan Puskesmas se Kab/Kota minimal 90 % per tahun, dan setiap Puskesmas minimal 60 % per tahun
* Sumber data Monitor adalah laporan bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas
* Jika ingin menambah record, buat insert kemudian copy kan formula dari kolom yang sama
Contoh Pengisian:
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
33.3
0.0
0.0
0.0
0.0
Kode Nama Jml Desa Melaksanakan Pusling dan Pemeriksaan Rumah Desa Aktif Frek Lap Diterima
Puskesmas Puskesmas Jml Desa Kegiatan
FRAMBUSIA
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml % Jml %/ 12 bl
TOTAL 3 26 3 2 1 4 0 4 6 6 0 0 0 0 9 34.6 26 22 61.1
123456789 Parung 14 2 x 0 1 0 4 4 2 4 28.6 13 7 58.3
123456788 Sawangan 8 1 x 1 2 0 0 1 3 3 37.5 8 7 58.3
123456787 Serdang 4 0 2 0 1 0 0 1 1 2 50.0 5 8 66.7
Catatan
* Monitor ini dibuat oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan digunakan untuk monitor % desa-desa yang sudah dan belum melaksakan Puskesmas Keliling dan
Kunjungan Rumah untuk memastikan ada tidaknya frambusia. Kolom warna dasar biru adalah tempat Anda memasukkan data
* "X" adalah tidak ada laporan. Kelengkapan laporan Puskesmas se Kab/Kota minimal 90 % per tahun, dan setiap Puskesmas minimal 60 % per tahun
* Sumber data Monitor adalah laporan bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas
* Jika ingin menambah record, buat insert kemudian copy kan formula dari kolom yang sama
53
Lampiran
10
Monitor Kegiatan Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
Penemuan Frambusia dan Kelengkapan Laporan Puskesmas
KABUPATEN/KOTA
Nama Kab/Kota :
Tahun :
Jml laporan Puskesmas per bulan >>
Kode Nama Jml Jml Sekolah Melaksanakan Pemeriksaan Frambusia Sekolah Aktif Frek Lap Diterima
Puskesmas Puskesmas Sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml % Kegiatan Jml %/ 12 bl
TOTAL
Catatan
* Monitor ini dibuat oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan digunakan untuk monitor % sekolah yang sudah dan belum melaksakan pemeriksaan frambusia
untuk memastikan ada tidaknya frambusia. Kolom warna dasar biru adalah tempat Anda memasukkan data
* "X" adalah tidak ada laporan. Kelengkapan laporan Puskesmas se Kab/Kota minimal 90 % per tahun, dan setiap Puskesmas minimal 60 % per tahun
* Sumber data Monitor adalah laporan bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas
* Jika ingin menambah record, buat insert kemudian copy kan formula dari kolom yang sama
Contoh
Pengisian:
Monitor Kegiatan Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
Penemuan Frambusia dan Kelengkapan Laporan Puskesmas
KABUPATEN/KOTA
Nama Kab/Kota : Atas Angin
Tahun : 2014
Jml laporan Puskesmas per bulan >> 3 1 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
33.3
0.0
0.0
0.0
0.0
FRAMBUSIA
BUKU SAKU PENGENDALIAN PENYAKIT
Kode Nama Jml Jml Sekolah Melaksanakan Pemeriksaan Frambusia Sekolah Aktif Frek Lap Diterima
Puskesmas Puskesmas Sekolah Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml % Jml %/ 12 bl
TOTAL 3 26 3 2 1 4 0 4 6 6 0 0 0 0 9 34.6 26 22 61.1
123456789 Parung 14 2 x 0 1 0 4 4 2 4 28.6 13 7 58.3
123456788 Sawangan 8 1 x 1 2 0 0 1 3 3 37.5 8 7 58.3
123456787 Serdang 4 0 2 0 1 0 0 1 1 2 50.0 5 8 66.7
#DIV/0! 0 0 0.0
#DIV/0! 0 0 0.0
#DIV/0! 0 0 0.0
#DIV/0! 0 0 0.0
Catatan
* Monitor ini dibuat oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan digunakan untuk monitor % sekolah yang sudah dan belum melaksakan pemeriksaan frambusia
untuk memastikan ada tidaknya frambusia. Kolom warna dasar biru adalah tempat Anda memasukkan data
* "X" adalah tidak ada laporan. Kelengkapan laporan Puskesmas se Kab/Kota minimal 90 % per tahun, dan setiap Puskesmas minimal 60 % per tahun
* Sumber data Monitor adalah laporan bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas
* Jika ingin menambah record, buat insert kemudian copy kan formula dari kolom yang sama
54
Lampiran 11
Kepada Yth.
1. Direktur Jenderal PP&PL, Kementerian Kesehatan
Provinsi
1. Kinerja Pelaporan
a. Jumlah Puskesmas Yang Ada
b. Jml Puskesmas Melapor Bulan ini
c. Jml Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *)
Mengetahui,
Kabid /
Kadinkes
…………………..
NIP
55
Lampiran 12
Rangkuman
1 Tahun/Bulan Kegiatan
2 Jumlah Penduduk Desa
3 Jumlah anak<15 th berobat
4 Jumlah kasus konfirmasi/probable
5 Jumlah suspek
6 Jumlah kasus RDT (-)
Contoh Pengisian:
4
5
6
7
8
9
10
Rangkuman
1 Tahun/Bulan Kegiatan
2 Jumlah Penduduk Desa
3 Jumlah anak<15 th berobat
4 Jumlah kasus konfirmasi/probable
5 Jumlah suspek
6 Jumlah kasus RDT (-)
56
Lampiran 13
Register Pem eriksaan F r am b u s i a di Seko lah Contoh Pengisian:
Kabupaten/Kota :
Puskesmas : Register P em er i ks aa n F r am b u si a di S ekola h
Nama Sekolah, Kelas :
Kab up aten/Ko ta : Atas Angin
Tgl/Bulan/Tahun :
Pu sk esmas : Raja Sehat
N a m a S ek o l ah , Kelas : S D N e g e g r i 1 2 , k e l a s I VA
Klinis Frambusia *) RDT RPR
T g l / B u l a n / Ta h u n : 12/09/2014
Diagnosis
Pemeriksaan (Y/T)
Bentuk Lesi
(Y/T)
Periksa
Periksa
Lokasi Lesi
(Y/T)
Bentuk Lesi
**)
Umur
(Y/T)
(P/L)
Hasil
Hasil
Lesi (Y/T)
Koreng
Periksa
Periksa
1 2 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Umur
Hasil
Hasil
1 2 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Nadia 10 P Y T Y 30 U K Y P T - k o n f i r m a si BP
2 Kaji 9 L Y Y T S eh at x
3 Dino 9 L Y T Y 30 U K Y P T - k o n f i r m a si BP
4 S airin 9 P Y T Y 20 U K T - T - su spek x
R an g k u m a n
R an g k u man
1. Ta hu n /B u la n K egi a ta n 1 . Ta h u n / B u l a n K e g i a t a n
2. Jumlah Murid 2 . Jumlah Murid
3. J u m l a h M u r i d D i p e r i k s a 3 . Ju ml ah M u r i d D ip er ik sa
5. J u m l a h K a s u s S u s p e k 5 . Ju ml ah K a su s S u sp ek
6 . Ju ml ah K a su s R D T (- )
6. J u m l a h K a s u s R D T ( -)
Catatan :
Catatan : Re g i s t e r d i b u a t s e t i a p k al i m e l a k s a n a k a n k e g i a t a n P e m e r i k s a a n F r a m b u s i a d i S e k o l a h
Reg i st er di b ua t se ti a p kali m e l a k sa n a k a n k eg i at an P e m e r i k s a a n F r a m b u s i a d i S ek o la h A n a k d e n g a n d i a g n o s i s f r a m b u s i a s u s p e k , p r o b a b l e , k o n f i r m a s i , R D T ( - ) w aj ib d i c a t a t
A n a k d e n g a n d i a g n o si s f r a m b u s i a s u s p e k , p ro b ab l e, k on f i rm a si, R D T ( - ) wajib di ca t at R a n g k u m a n wa ji b d ii si d e n g a n l e n g k a p d a n b e n a r
R an g k u m a n waji b diisi d e n g a n le ng k ap d a n b e n a r Re g i s t e r in i d i s i m p a n P u s k e s m a s d a n d i g u n a k a n s e b a g a i b a h a n l a p o r a n
Reg i st er in i d i s i m p a n P u s k e s m a s d a n d i g u n a k a n se b a g a i b a h a n l a po r an * ) B e n t u k L e s i : p a p u l a ( p ) , p a p i l o m a ( p i ) , u l k u s( u ) , m a k u l a ( m ) , h i p e r k e r a t o s i s ( k ) , lesi t u la n g (t )
* ) B e n t u k L e si : p ap u l a ( p ) , pa pi l o ma ( p i) , u lk u s( u ) , m aku l a( m ) , h ip e rk er ato s is( k ) , lesi tulang( t) * ) L o k as i lesi : t a n g a n ( t ) , k a k i ( k ) , m u k a ( m ) , b a d a n ( b )
* ) L o ka si lesi : ta ng a n( t ) , k ak i( k ) , m u k a ( m ) , b a d a n ( b ) * * ) S eh a t , s u s p e k , k o n f i r m a s i , p r o b a b e l , s u s p e k , R D T ( + ) / ( - ) , R P R ( + ) / ( - )
* * * ) O b a t : A z i t h r o m y c i n ( A z t ) , B e n z a t i n p e ni si l i n ( B P ) , X t i d a k di o b at i
* * ) S e ha t, s u s p e k , k o n fi r m asi , p ro b ab el , s u s p e k , R D T ( + ) / ( - ) , R P R ( + ) / ( - )
* * * ) O b a t : A z i t h r o m y c i n ( A zt ) , B e n z at i n p enisilin ( B P ) , X t i d ak d i o ba t i