Anda di halaman 1dari 56

Orientasi Program P2P Kusta dan Frambusia Tenaga

Kesehatan dan Kader di Provinsi Kalimantan Utara


27-29 Oktober 2021

Manifestasi Klinis Frambusia


dan Tatalaksana
dr. Qamariah
RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor
▪ Komunitas sosek rendah (kemiskinan,
padat, gizi buruk)

▪ Kebersihan personal (PHBS)

▪ Lingkungan buruk (akses air bersih,


sanitasi)

▪ Kasus anak sebagai reservoar


Klinis
Stadium

dlm 5 th lesi
2.5 – 4 bln, dpt muncul setelah 5 -
3 – 6 bln memanjang 2 th > 6 bulan kembali 10 th laten

Laten Laten Stadium


Stadium I Stadium II
awal lanjut III

Early yaws late yaws


(menular) (tidak menular)
Klinis
Lesi early yaws Lesi late yaws
• Papilloma • Hyperkeratosis
• Serpiginous papilloma • Nodular scars
• Ulceropapillomata • Gangosa
• Squamous macules • Saber tibia
• Maculopapules • Goundou
• Nodules • Monodactylitis
• Plaques • Juxta-articular nodules
• Hyperkeratosis of palms and soles (crab yaws)
• Bone and joint lesions
• Generalized lymphadenopathy (may occur)
Klinis Stadium I Stadium II Stadium III
➢ Papul: Tunggal Sama seperti stadium I tapi Gumma (benjolan, perlunakan &
atau tersebar, banyak. destruktif → cacat)
>1 (multipel) dapat mengenai: ➢ Ganggosa (hidung keropos)

➢ Papiloma ➢ Telapak kaki/tangan: ➢ Juxta articular nodus

➢ Nodul penebalan, pecah pecah (benjolan pd sendi)


➢ Ulkus basah ➢ Kelainan tulang: ➢ Kelainan tulang, seperti pedang

➢ Krusto osteoporosis, jari ➢ Gondou:benjolan di tulang


papilloma bengkak, nyeri
➢ Penebalan, pecah2, nyeri
➢ Kelainan kuku
pada telapak tangan/kaki

Early (dini) -Late (lanjut)


Sangat menular -Tidak/kurang menular
Klinis
Klinis

Mother yaws
Klinis
Klinis
Klinis
Klinis
Klinis
Klinis
Klinis
Klinis

Crab yaws
Klinis
Klinis
Klinis
Articular nodul

Gumma
Klinis

gangosa
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium

Titer
64 Primer
Sekunder
32 Tersier
Pengobatan
16

8 RPR

2 TPHA
FTA(Abs)
EIA
0 1 2 3
Tahun
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis Banding

Ulkus tropikum
Ulkus frambusia
Diagnosis Banding

Coccidioidomycosis
Diagnosis Banding

Ektima
Diagnosis Banding

Pioderma
Diagnosis Banding

TBC Kutis
Diagnosis Banding

Skabies
Diagnosis Banding

Prurigo nodularis
koreng Konfirm Positif
Pemeriksaan
sasaran
(bukan Suspek asi RDT
trauma) = kasus

42
Penemuan Kasus Frambusia

Pelayanan di Puskesmas,
Pustu, Bidan Desa/Polindes Fasyankes Semua Kab/ Kota

Murid di Seluruh SD/MI


diperiksa minimal 1x 1 SD/MI Kab/ Kota Endemis
tahun

Pemeriksaan
Pusling di semua Pusling Kab/ Kota Endemis
desa minimal 1x 1
tahun

Integrasi dengan
Program lain: ICF Kegiatan Semua Kab/ Kota
Kusta Frambusia,
PISPK, program terintegrasi
penemuan kasus
lainnya di masyarakat

Laporan masyarakat
sebagai hasil kegiatan Laporan Semua Kab/ Kota
Sosialisasi Frambusia, Masyarakat
laporan tsb diinvestigasi
Kab Waropen,
Papua
2018
Konfirmasi RDT

RDT Negatif RDT Positif


Pengobatan

SANGAT MUDAH SEMBUH dengan dosis tunggal


Azitromisin (30 mg/kg) per oral.
Pengobatan

Sebelum
diobati

Setelah
diobati

Evaluasi Pengobatan
dilakukan pada hari ke-
7, ke-15, ke-30
Pengobatan

Pengobatan
Azithromisin
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati

Pengobatan
Benzatin Kasus di Jayapura,
Penicilin 9 October 2008
Terima kasih

Terima Kasih
• Min 1 kasus di desa yang belum pernah
ditemukan kasus frambusia
POPM • Min 1 kasus di desa yang sudah dilakukan
(semua pddk desa) POPM sebelumnya namun cakupan < 90%
• Min 10 kasus di desa yang sudah dilakukan
POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%

• 1 – 9 kasus di desa yang sudah


Pengobatan kasus dilakukan POPM sebelumnya
dan kontak dengan cakupan ≥ 90%
• POPM dilakukan pada desa/kelurahan endemis yang
Pasal 9 dinyatakan oleh Ka Dinkes kabupaten/kota setelah memenuhi
kriteria penemuan paling sedikit 1 kasus pada wilayahnya.

•POPM dilakukan terhadap seluruh penduduk desa/kelurahan termasuk

Pasal 10 kontak-kasus.
•Kontak-kasus adalah setiap penduduk yang melakukan hubungan sosial
dengan penduduk desa/kelurahan endemis berdasarkan hasil investigasi
yang meliputi: kontak serumah, kontak bermain, kontak bekerja, kontak
bertetangga, kontak sekolah dan kontak lainnya

Pasal 11 • penduduk sasaran usia 2 – 69 th


• ditunda pemberiannya pada: bumil, penderita sakit berat, riwayat alergi
obat azitromisin

•POPM menggunakan obat azitromisin sesuai dosis.

Pasal 12 •Obat yang diberikan oleh petugas, wajib diminum langsung di depan petugas.
•Sebelumnya, petugas harus memberikan informasi mengenai manfaat dan
reaksi pasca minum obat.

•Petugas POPM Frambusia wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan


Pasal POPM Frambusia.
•Laporan disampaikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala
dinas kesehatan provinsi dan Direktur Jenderal secara berjenjang, segera

13 setelah pelaksanaan POPM Frambusia.


Cara
No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis Lama Pemberian
Pemberian

1. Azitromisin 2-5 th 500 mg Oral Dosis tunggal


tablet

6–9 th 1000 mg Oral Dosis tunggal

10-15 th 1500 mg Oral Dosis tunggal

16-69 th 2000 mg Oral Dosis tunggal

*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit
berat, atau alergi obat azitromisin, pengobatannya
konsultasikan ke dokter

Anda mungkin juga menyukai