Anda di halaman 1dari 94

MANIFESTASI KLINIS FRAMBUSIA DAN

TATALAKSANA

SOSIALISASI FRAMBUSIA DAN IMS UNTUK PUSKESMAS


KOTA TANGERANG, BANTEN
OUTLINE

• Pendahuluan
• Klinis
• Diagnosis
• Pemeriksaan laboratorium
• Diagnosis banding
• Upaya penemuan kasus
• Pengobatan
• POMP
• KIPO
PENDAHULUAN

• Penyakit infeksi kronik berulang


• Treponema pallidum subsp. pertenue
• Kecacatan
• Sinonim : framboesia tropica (frambesia), yaws, pian, buba,
patek (Indonesia)
FAKTOR RISIKO
komunitas sosek rendah
(kemiskinan, padat, gizi
buruk)

Kebersihan personal (PHBS)

Lingkungan buruk (akses air


bersih, sanitasi)
PERJALANAN PENYAKIT

• Kronik, dan dapat menyebabkan destruksi jaringan 


sembuh dengan deformitas
• Masa inkubasi 9 – 90 hari (rerata 21 hari)
• Lesi awal muncul di daerah port d’ entre
• Terbagi dalam 3 stadium
KLINIS
STADIUM
2.5 – 4
bulan, dlm 5 th lesi
3 – 6 bulan memanjang > 6 bulan dpt muncul setelah 5 -
2 th kembali 10 th laten

Stadium I
Laten Stadium II
Laten Stadium
awal lanjut III

Early yaws (menular) late yaws (tidak menular)


Lesi early yaws Lesi late yaws
• Papilloma • Hyperkeratosis
• Serpiginous papilloma • Nodular scars
• Ulceropapillomata • Gangosa
• Squamous macules • Saber tibia
• Maculopapules • Goundou
• Nodules • Monodactylitis
• Plaques • Juxta-articular nodules
• Hyperkeratosis of palms and
soles (crab yaws)
• Bone and joint lesions
• Generalized lymphadenopathy
(may occur)
Stadium I Stadium II Stadium III
 Papul: Tunggal Sama seperti stadium I Gumma (benjolan, perlunakan &
atau >1 tapi tersebar, banyak. destruktif  cacat)
(multipel) Selain itu dapat mengenai:  Ganggosa (hidung keropos)
 Papiloma  Telapak kaki/tangan:  Juxta articular nodus (benjolan
 Nodul penebalan, pecah pd sendi)
 Ulkus basah pecah  Kelainan tulang, seperti
 Kelainan tulang: pedang
 Krusto osteoporosis,jari  Gondou:benjolan di tulang
papilloma bengkak,nyeri  Penebalan, pecah2,nyeri pada
 Kelainan kuku telapak tangan/kaki

Early (dini) -Late (lanjut)


Sangat menular -Tidak/kurang menular
• Lesi dapat sembuh spontan, sering komplikasi
infeksi sekunder dan meninggalkan skar.
• 10% pasien yang tidak diterapi  stadium III
• Gangguan KV dan neurologik hampir tidak
pernah terjadi pada frambusia
TANDA DAN GEJALA

Stadium I

• Lesi primer (mother yaw/frambesioma)


• Crusted papilloma
• Ulserasi  dasar ulkus seperti rasberry, tertutup krusta kekuningan
• Papul satelit dapat berkonfluens menjadi plak
• Pembesaran KGB (sering)
• Sembuh spontan (2 – 6 bln)  scar atrofik
Mother yaws
LATEN AWAL DAN STADIUM II

• Resolusi mother yaws diikuti periode laten 10 – 16 minggu


(atau sampai 2 tahun)
• Stadium II : erupsi lesi kulit diseminata dengan
limfadenopati generalisata.
• Gejala konstitusi (+)
• Lesi (daughter yaws/pianomas): papul dan plak eritematosa
non-pruritic, basah, verukosa, berkrusta, menyerupai
mother yaws tapi ukuran lebih kecil
STADIUM II

• Lesi dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan dan membran
mukosa)
• Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih byk
ditemukan lesi papiloma
• lesi plak hiperkeratotik di telapak tangan/kaki disertai fisura atau ulserasi,
terasa nyeri (crab yaws)
• Dapat mengalami ulserasi
• Dapat mengenai tulang dan sendi
STADIUM II

• Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim.


• Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular.
• Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan sembuh secara
spontan
STADIUM II

Lesi eksudatif multiple, diseminata  eksudatnya


menarik lalat utk mendekat
Crab yaws
LATEN LANJUT

• Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa gejala (uji serologik
reaktif)
• Semua lesi membaik tanpa skar, namun dapat muncul kembali dalam 5
tahun pertama infeksi
• Pada kasus relaps lesi cenderung lebih terbatas di daerah perioral
STADIUM III

Pada 10 % kasus, periode laten menjadi stad III,


dgn gejala pada kulit dan tulang.
Dapat disertai keterlibatan mata dan neurologik
(kecil)
Lesi: nodul guma pada kulit dan subkutis, nekrosis
sentral dan ulserasi  lesi yg dalam dan
menyebabkan mutilasi
Articular nodul

Gumma

• Destruktif  skar dan kontraktur


• Perubahan lanjut pada tulang: hypertrophic periostitis, hydrathrosis,
gummatous osteitis dan periostitis, serta osteomyelitis
gangosa
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
• Diagnosis frambusia biasanya cukup dari temuan klinis.
• T.partenue tidak dapat dibedakan dengan T.pallidum secara:
mikrobiologi, histopatologi, biokimia, serologik, atau bahkan dg teknik
molekular DNA
• Sedikit perbedaan dengan DNA sequencing.
• Uji serodiagnostik untuk sifilis dapat digunakan untuk
frambusia
• Titer hasil uji non-treponemal (RPR, VDRL) bervariasi
sesuai stadium  dapat negatif pada stad awal sekali atau
late yaws.
• Uji treponemal konfirmasi (TPHA,MHA-TP, FTA-ABS)
positif pada semua stadium
• Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap pada lesi awal:
positif.
TES SEROLOGI TREPONEMATOSIS

Titer
64 Primer
Sekunder
32
Tersier
16 Pengobatan

8
RPR
4

TPHA
FTA (Abs)
EIA
0 1 2 3
Tahun
Uji non-treponemal
• antigen nonspesifik (cardiolipin combine with lesitin and cholesterol) 
VDRL dan RPR.
• titer meningkat seiring perjalanan penyakit  menghilang setelah terapi
• Sangat sensitif tetapi tidak spesifik
• False positive pada: leprosy, TB, leptospirosis, morbili, varicela,
hepatitis, mononukleosis infeksiosa, rickettsiosis, tripanosomiasis, SLE
• Digunakan untuk skrining dan follow-up
• Kasus yg didiagnosis secara serologik dgn uji ini sebaiknya diikuti
dengan uji treponemal (lebih spesifik)
Uji treponemal

• Antigen spesifik
• Untuk konfirmasi diagnosis dan skrining
• FTA-ABS, MHA-TP, TPHA, TPPA, Elisa, ICS (TPHA-
based rapid test) - RDT
• Sangat spesifik
• False positive pada infeksi treponemal lain
• Hasil positif menetap seumur hidup
DIAGNOSIS BANDING
Ulkus tropikum Ulkus frambusia
Coccidioidomycosis
Ektima
PIODERMA
TBC Kutis
Skabies
Psoriasis vulgaris plantaris
(medicinenet.com)
Prurigo nodularis (sciencedirect.com)
UPAYA PENEMUAN
KASUS
42

koreng Positif
Pemeriksaan Konfirm
(bukan Suspek
sasaran
trauma) asi RDT = kasus
Penemuan Kasus Frambusia

Pelayanan di Puskesmas,
Pustu, Bidan Desa/Polindes Fasyankes Semua Kab/ Kota

Murid di Seluruh SD/MI


diperiksa minimal 1x 1 SD/MI Kab/ Kota Endemis
tahun

Pemeriksaan
Pusling di semua Pusling Kab/ Kota Endemis
desa minimal 1x 1
tahun

Integrasi dengan Pro-


gram lain: ICF Kusta Kegiatan Semua Kab/ Kota
Frambusia, PISPK,
program penemuan terintegrasi
kasus lainnya di
masyarakat

Laporan masyarakat
sebagai hasil kegiatan Laporan Semua Kab/ Kota
Sosialisasi Frambusia,
laporan tsb diinvestigasi
Masyarakat
Kab Waropen, Papua
2018
Konfirmasi RDT

RDT Negatif RDT Positif


PENGOBATAN
SANGAT MUDAH SEMBUH dengan dosis tunggal
Azitromisin (30 mg/kg) per oral.
Pengobatan dengan azitromisin

Sebelum
diobati

Setelah
diobati

Evaluasi Pengobatan
dilakukan pada hari ke-
7, ke-15, ke-30
Pengobatan
dengan
Azithromisin

Kasus di Halbar, 2018


Pengobatan
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati
dengan
Benzatin
Penicilin

Kasus di Jayapura,
9 October 2008
POPM
PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN
MASSAL
KAB/KOTA ENDEMIS FRAMBUSIA BILA:
DITEMUKAN MINIMAL 1 KASUS
• Min 1 kasus di desa yang belum pernah
ditemukan kasus frambusia
POPM • Min 1 kasus di desa yang sudah dilakukan
POPM sebelumnya namun cakupan < 90%
• Min 10 kasus di desa yang sudah dilakukan
(semua pddk desa) POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%

• 1 – 9 kasus di desa yang sudah dilakukan


POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%
Pengobatan
kasus dan kontak
BEBERAPA KETENTUAN (PMK NO. 8/2017)
• POPM dilakukan pada desa/kelurahan endemis yang dinyatakan oleh Ka
Pasal 9 Dinkes kabupaten/kota setelah memenuhi kriteria penemuan paling sedikit 1
kasus pada wilayahnya.

Pasal • POPM dilakukan terhadap seluruh penduduk desa/kelurahan termasuk kontak-kasus.


• Kontak-kasus adalah setiap penduduk yang melakukan hubungan sosial dengan penduduk

10
desa/kelurahan endemis berdasarkan hasil investigasi yang meliputi: kontak serumah, kontak
bermain, kontak bekerja, kontak bertetangga, kontak sekolah dan kontak lainnya

Pasal • penduduk sasaran usia 2 – 69 th

11
• ditunda pemberiannya pada: bumil, penderita sakit berat, riwayat alergi obat azitromisin

Pasal • POPM menggunakan obat azitromisin sesuai dosis.


• Obat yang diberikan oleh petugas, wajib diminum langsung di depan petugas.

12
• Sebelumnya, petugas harus memberikan informasi mengenai manfaat dan reaksi pasca minum
obat.

Pasal 13
• Petugas POPM Frambusia wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan POPM Frambusia.
• Laporan disampaikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan
provinsi dan Direktur Jenderal secara berjenjang, segera setelah pelaksanaan POPM Frambusia.
DOSIS

Cara
No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis Lama Pemberian
Pemberian
1. Azitromisin 2-5 th 500 mg Oral Dosis tunggal
tablet
6–9 th 1000 mg Oral Dosis tunggal

10-15 th 1500 mg Oral Dosis tunggal

16-69 th 2000 mg Oral Dosis tunggal

*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit
berat, atau alergi obat azitromisin, pengobatannya
konsultasikan ke dokter
KIPO
KEJADIAN IKUTAN PASCA MINUM OBAT
FARMAKOKINETIK AZITROMISIN

• Absorpsi dengan cepat dalam sistem pencernaan.


• Kadar konsentrasi tertinggi dalam tubuh dicapai 2-3 jam, dengan kadar plasma
maks (Cmax) 0,4-0,45 mg/L.
• Kadar pada jaringan lebih tinggi ± 100 kali daripada di serum.
• Masa paruh 68 jam.
• Ekskresi via empedu dan urin
• Pemberian dosis tunggal azitromisin sama dengan paparan selama 5 hari,
KONTRAINDIKASI, TOKSISITAS & EFEK SAMPING

• Kontraindikasi: riwayat alergi azitromisin sebelumnya, gangguan hati, dan jaundice


(kuning) karena gangguan aliran empedu.
• ESO: diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat.
• Tidak ada efek samping fatal/meninggal yang terdokumentasikan.
• Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan catatan denyut nadi sebelum
pemberian harus dihitung dengan cermat.
• Perhatian khusus: tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan orang dengan gangguan
fungsi hati.
KEAMANAN PEMBERIAN
AZITROMISIN PER ORAL

Tidak ada perbedaan keberhasilan pengbatan dengan penisilin


benzatin injeksi
Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi.
Persentase kejadian ikutan kecil, cenderung ringan hingga sedang,
sebagian besar berupa gangguan pencernaan (mual, muntah, sakit
perut) >>> AMAN
Kejadian Ikutan POMP Frambusia dapat terjadi sejak diberikan obat
hingga 2 minggu.
EFEK SAMPING OBAT DAN PENANGANAN

• Efek samping yang sering: pada sal cerna dengan gejala mual, muntah dan diare, nyeri abdomen.
• Efek samping yang jarang: sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang tidak normal dan gangguan indra penciuman
dan pengecap.
• Pengobatan KIPO adalah dengan memberikan obat sesuai keluhan
• Jika ringan rujuk ke petugas kesehatan/yankes terdekat, jika tidak bisa menangani, rujuk ke dokter atau RS terdekat
OBAT ANTISIPASI KIPO

Disediakan di fasilitas pelayanan kesehatan (puksesmas/RS) :


• Epinefrin/adrenalin injeksi
• Kortikosteroid injeksi (deksametason/metil prednisolon)
• Difenhidramin inj
• Cairan infus RL atau Nacl 0,9%
• CTM tab
• Prednison tab, deksametason tab
• Antasida tab
• Paracetamol tab
• Ranitidin tab
• Domperidon tab
SEKILAS SOSIALISASI TATALAKSANA IMS
KEBIJAKAN PROGRAM IMS

• Pengendalian IMS merupakan bagian dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial yang harus diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama lainnya (Pasal 36, 37 Permenkes
no. 75 th 2014)
• Upaya pengendalian IMS merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan baik tingkat primer maupun rujukan
yang dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lainnya, baik pemerintah maupun swasta
• Diagnosis IMS dilakukan dengan pendekatan sindrom tanpa atau dengan pemeriksaan laboratorium sederhana di
puskesmas dan fasyankes lainnya
• Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan sarana dan prasarana diagnosis dan pengobatan IMS
• IMS merupakan penyakit yang harus dilaporkan dengan menggunakan format standar yang ditetapkan Kementerian
Kesehatan (Permenkes 82 th 2014)
• Pengendalian IMS dilakukan dengan mengedepankan kemitraan, partisipasi masyarakat dan keterlibatan institusi
pemerintah dan swasta baik untuk layanan maupun pembiayaan.
UPAYA PENGENDALIAN IMS

Upaya pengendalian IMS Upaya :


pada populasi umum • penapisan pada populasi
kunci,
• penapisan pada ibu hamil,
• upaya pencegahan mel
Upaya pengendalian IMS penyuluhan, konseling, dan
pada populasi kunci penyediaan kondom

Pengembangan Layanan IMS


KEGIATAN INTEGRASI LAYANAN IMS DI LAYANAN
DASAR
64

• Pada saat Pemasangan


• Ibu hamil dengan keluhan KB ditemukan IMS
IMS • Kondom sebagai Dual
• Saat ANC ditemukan IMS Protection
• Konseling Pasangan • Konseling Pasangan
• Pemberian Kondom
• Penawaran Tes HIV bagi
bumil dengan IMS
KIA KB
• Penemuan kasus IMS
• Pengobatan IMS
• Konseling IMS
• Kondom sebagai
paket pengobatan
• Penawaran Tes HIV
• Edukasi gejala IMS pada remaja yang REMAJ
IMS bagi seluruh pasien
seksual aktif
• Promosi kondom bagi remaja yang A IMS
• Pemeriksaan Deteksi
seksual aktif dini Ca Servix bagi
• KIE Kesehatan Reproduksi setiap ps IMS yang
berisiko, dengan metode
IVA
+
PEDOMAN TATALAKSANA IMS
65
+
PENDEKATAN SINDROM

• Sindrom duh uretra pria


• Sindrom duh vagina
• Sindrom luka pada kelamin
• Sindrom pembengkakan skrotum
• Sindrom tumbuhan/vegetasi pada alat kelamin
• Sindrom duh tubuh anus
• Sindrom konjungtivitis pada neonates
• Bubo inguinal
• Nyeri perut bagian bawah pada wanita
DUH TUBUH URETRA PRIA DENGAN MIKROSKOP

Pdrt. dg. keluhan dtu / nyeri saat kencing

Anamnesis, fx. Risiko


Pem genital urut uretra (milking) & pewarnaan sdhn
Suluh pdrt (KIE)
Ada diplococ. Tidak Ada PMN Tidak Sediakan & anjurkan kondom
Tawarkan konseling & tes HIV/STS
Intrasel? > 5/lpb Anjurkan kembali stl 7 hr bl gej. tetap
dg. tahan kencing 3 jam sblnya
Ya Ya
Obati sbg. Uretritis gonore & Obati sbg. Uretritis non
non gonore (chlamidiosis) gonore (chlamidiosis)

Suluh penderita (KIE)


Sedia & anjurkan kondom Risiko (+) bila memp. 1 / > fx. risiko di
Tawarkan konseling & tes HIV/STS bawah ini:
Obati mitraseksual = pdrt
1. Pasangan seksual >1 dlm 1 bln terakhir
2. Berhub. seks dg. PSK dlm 1 bln terakhir
Perbaikan Tidak 3. Alami 1/> episode IMS dlm 1 bln terakhir
dlm 7 hr? Rujuk
4. Perilaku istri/pasangan seks risti
Ya

Pengobatan selesai
GO UNG
DUH TUBUH VAGINA (PEMERIKSAAN BIMANUAL, SPEKULUM DAN MIKROSKOP)
Pdrt dg keluhan dtv atau gatal/rasa terbakar

Anamnesis: rwyt peny, pem dg spekulum, bimanual & mikroskop

Pem: nyeri perut Ya


Gunakan bgn alur nyeri perut bag bawah
bag bwh?

Tdk
Pem spekulum &
pengambilan sampel

Jika 3 dari :
DTV (+), Jika : ada
Gerakan Ada sel ragi / diplo intrasel,
pH>4,5 ; tes T.vaginalis pd pseudohifa pd mukopus
amin (+), clue sediaan bsh sediaan bsh serviks
cells pd sediaan cairan fornik cairan fornik
basah cairan Tdk post Tdk post Tdk Tdk
fornik post
Ya Ya Ya Ya
Obati sbg bakterial Obati sbg Obati sbg Obati sbg gonore &
vaginosis trikomoniasis kandidiasis klamidosis

- Suluh pasien - Anjurkan konseling & tes HIV/STS


- Sediakan & anjurkan kondom - Konsul ulang jika perlu

Hilang
Hilang Tdk Kembali ke bagan pem Tdk keluhan pd
keluhan spekulum & ambil hr ke 7?
pd hr 7? sampel
Ya Ya

Pengobatan selesai
ULKUS GENITAL (UNTUK TENAGA MEDIS)
Pdrt. dg keluhan luka pd alat kelamin
Suluh pasien
(KIE)
Anamnesa:tanya fx risiko & pem genital Sedia & anjurkan
kondom
1. Luka kcl,
Ulkus Ulkus
multiple,
multipel keras, Ulkus dg Ulkus
dangkal,
Tdk , nyeri, tunggal, tanda traumatik
kelp, nyeri Tdk Tdk Tdk Tdk
lunak, tdk nyeri campur atau
2. Vesikel dsr datar, kotak 2 dermatologik
kcl, kelomp kotor, bersih, dan 3
tepi t’ tepi rata
3. Rekurensi
teratur
Ya Ya Ya Ya Ya

Tx H.gen Tx Chanc Tx Sifilis Tx Sifilis & Tx yg sesuai atau


Chancroid rujuk

Suluh pdrt (KIE)


Sedia & anjurkan kondom Risiko (+) jika ada 1/> fx risiko di bawah
ini:
Tx pasangan = peny pdrt(kecuali H. 1. Pasangan seks >1 dalam 1 bulan terakhir
genitalis) 2. Berhub seks dg PSK dlm 1 bulan
terakhir
Tdk 3. Alami 1/> episode IMS dlm 1 bln terakhir
Perbaikan Rujuk 4. Perilaku istri/pasangan seks risti
hr ke 7?
Ya

Amati sp ulkus menutup


SIFILIS

ULKUS PRIMER RUAM (RASH)


Algoritma Tes Sifilis
Chancroid/Ulkus molle
HSV
PEMBENGKAKAN SKROTUM
Pdrt dg keluhan nyeri & pembengkakan skrotum

Anamnesa: fx risiko, pem genitalia

Cari penyebabnya:
1. Rotasi testis atau
2. Elevasi testis atau
3. Ada rwyt kecelakaan atau Tdk
4. Penyakit virus Risiko? Tidak
5. Hernia scrotalis
6. Tumor Ya

Ya Obati sbg gonore &


klamidiosis dg komplikasi
Rujuk

Suluh pdrt Perbaikan Tdk


Sediakan & anjurkan kondom hr ke 7 /
Rujuk
lebih cpt
Obati pasangan sbg gonore &
klamidiosis
Konseling & tes HIV & STS Ya

Amati sampai tenang


TUMBUHAN (VEGETASI ) GENITAL

Pdrt dg keluhan tumbuhan genital

Anamnesa & pem genital

Tumbuhan Tidak
(vegetasi) Rujuk
verukosa?
Ya

Tx sbg c. acuminata tiap minggu, dpt sp 6 minggu


Suluh penderita (KIE)
Sedia & anjurkan kondom

Tidak
Perbaikan? Rujuk
Ya

Teruskan pengobatan sp sembuh


CONDYLOMA ACUMINATA
DUH TUBUH ANUS
Anamnesis ada Fx risiko : anal sex
Tx.
PF, ansukopi, ambil sampel. ulkus Proktitis
Ya HSV &
Sifilis
Tampak DTA/Rektum

Ya Tidak

Obati sbg gonore 1. Suluh pasien (KIE)


& klamidiosis 2. Sediakan & anjurkan pakai kondom
3. Periksa mitra seks
Tidak 4. Anjurkan STS, konseling & tes HIV
Perbaikan Rujuk
stl 7 hr?

Ya
Pengobatan
selesai
KONJUNGTIVITIS NEONATORUM DENGAN MIKROSKOP
Neonatus dg duh tubuh mata

Anamnesis & PF

Tidak Perbaikan Tidak


Mata bengkak,
Tenangkan ibu stl 3 hr? Rujuk
kemerahan
uni/ bilateral
Ya
dg duh tbh
mata purulen
Pengamatan selesai
Ya
Obati sbg gonore
Obati ibu & mitra utk gonore & klamidiosis
Suluh ibu
Anjurkan konseling & tes HIV, & STS
Sarankan kembali stl 3 hr

Perbaikan Tidak Perbaikan Tidak


Tx sebagai Rujuk
stl 3 hr? klamidiosis stl 3 hr?
Ya Ya

Tenangkan ibu
Teruskan pengobatan
KONJUNGTIVITIS NEONATORUM
NYERI PERUT BAGIAN BAWAH PADA WANITA

Pdrt dg nyeri perut bagian bawah

Anamnesa & PF

Terlambat haid atau


Pasca partus/abortus atau Suhu >38°C
Nyeri lepas abN atau Tdk Tidak
Mukopus cx
Perdrh-an vag abN atau Nyeri goyang cx
Terdpt massa abdomen atau
Akseptor AKDR
Ya

Ya
Tx PRP
Rujuk Suluh pdrt (KIE)
Sedia & anjurkan kondom
Kunj ulang
Tx pasangan = peny pdrt hr ke 3 /<
Anjurkan konseling & tes
HIV & STS
Tdk
Perbaikan Rujuk

Ya

Lanjut tx & amati


sp nyeri hilang
BUBO INGUINAL
Pdrt sakit & bengkak pada lipat paha

Anamnesa, pem genitalia & lipat paha

Ada Tidak
ulkus? Tx sbg LGV

Ya Aspirasi bubo yg fluktuasi


Suluh pdrt
Tx sbg Chancroid Sediakan & anjurkan kondom
Obati mitra = peny pdrt
Konseling & tes HIV & STS

Perbaikan Tidak
Rujuk
hr ke 7?

Ya

Amati sampai tenang


LGV
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai