Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO

Pengertian
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di
ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan
tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan
system somato sensorik ( propioseptik). Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3
sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat
lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar
namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo
kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada
bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)

Etiologi Vertigo Serta lokasi Lesi


Berikut ini berbagai penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan vertigo
a. Labirin, telinga dalam
b. Vertigo Posisional paraksimal benigna (kupulolitiasis)
c. Pasca trauma
d. Penyakit Meniere
e. Labirintitis (Viral, Bakterial)
f. Toksik (misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)
g. Obstruksi peredaran darah dilabirin
h. Fistula labirin
- Saraf Otak ke VIII
i. Neuritis Iskemik (misalnya pada din)
j. Infeksi, Inflamasi (misalnya oleh sifilis, herpes zoster)
k. Neuronitis Vestibular
l. Neuroma Akustik
m. Tumor lainnya disudut serebels pontin (misalnya meningioma, metasfase)

I PATOFISISIOLOGI VERTIGO
Anatomi
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
A. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu mengubah
rangsangan menjadi bioelektrokimia:
Reseptor mekanis divestibulum
Resptor cahaya diretina
Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
B. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat keseimbangan di otak:
Saraf vestibularis
Saraf optikus
Saraf spinovestibulosrebelaris.
C. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi, integrasi/koordinasi dan
persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri, hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio
retikularis
Partofisiologi
Dalam kondisi fisiologi/normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat keseimbangan tubuh yang berasal
dari resptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron
dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa
penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala
kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh dibagian tepi atau
sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang
wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan
otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekvat sehingga muncul gerakan
abnormal dari mata disebut nistagnus.

Tanda dan Gejala


- Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan
serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi, kesulitan
dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan
berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari
pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat
adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk
hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi
vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat
menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.
- Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB).
Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah
mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda.
Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh
neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere
mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia
penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan
Tandem dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan,
jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat
kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit
akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat
pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan
keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami
gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada
setiap penderi penyakit meniere.
c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini mulanya
vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa
hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali
dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya
disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar
amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan mereda
secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit
namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat
pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri
kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual
yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan
berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda
contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma
Klasifikasi
Vertigo dapat berasal dari kelamin disentral (batang otak, srebelum atau otak) atau diperifer (telinga
dalam, atau saraf vestibular)
Pemeriksaan Pada Penderita Vertigo
1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang
yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter atau badan
berputar lebih dari 30 derajat
3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian
kembali kesemula
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung dipinggir
tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi
kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dan
somatosensorik.
Penatalaksanaan
a. Vertigo posisional Benigna (VPB)
Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar
penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang pertama
pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya
pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia
kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo melemah
atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi
respon vertigo.
Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat digunakan
sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika muncul eksaserbasi atau
serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada
penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter
menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka
dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
b. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan terapi
simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan
menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada
suatu tempat atau benda.
c. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari terapi medik
yang diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah
baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa
serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita
tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang.
Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah
garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan
efek tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh obat
atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau
kemungkinan kehilangan pekerjaannya.

d Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)


Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan vestibular dengan
dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam,
pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar
rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.

e Sindrom Vertigo Fisiologis


Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat ketidaksesuaian antara
rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
f Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih sempurna dalam
kurun waktu 24 jam
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi lebih dari 24
jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang efektif sebab
kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.
Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:
Tujuannya:
A. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk meningkatkan
kemampuan mengatasinya secara lamban laun
B. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
C. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
contoh latihan:
o Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup
o Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak
miring)
o Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata
tertutup
o Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata
tertutup
o Berjalan tandem
o Jalan menaiki dan menuruni lereng
o Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical
o Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga
menfiksasi pada objek yang diam
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

II PENGKAJIAN
Data focus yang perlu dikaSetelah dilakukan tindak keperawatan selamax24 jam, nausea berkurang / hilang
N.O.C:
a Comfort level
b Hidration
c Nutritional status food finid intake
Dengan kreteria:
a Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik
b Turgor kulit, mukosa mulut baik
c Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan dan minuman baikji
A. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo tanyakan
adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang
dapat memicu vertigo.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor otak. Riwayat
penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat penyakit lain
baik bersifat genetic maupun tidak.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
1. Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak
bergerak maju mundur.
2. Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan alat.
3. Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
5. Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6. Sistem integumen
7. Sistem Reproduksi
8. Sistem Perkemihan
C. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakit,
pengobatan dan prognosa.
2. Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.
3. Pola nutrisi metabolisme
Adakah nausea dan muntah
4. Pola eliminasi
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola Kognitif dan perseptua
Adakah disorientasi dan asilopsia
7. Persepsi diri atau konsep diri
8. Pola toleransi dan koping stress
9. Pola sexual reproduksi
10. Pola hubungan dan peran
11. Pola nilai dan kenyakinan

III DIANOGSA KEPARAWATAN


A. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
B. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
C. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
D. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan dengan kurangnya
paparan informasi.
E. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
RENCANA KEEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 1. Environmental Management: Safety: awasi dan gunakan lingkungan fisik untuk
dengan pusing ketika 24 jam pasien diharapakan tidak jatuh meningkatkan keamanan
menggerakkan kepala NOC: 2. Falls Prevention:
a. Safeti status: Falls Occurrence Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien yang mungkin dapat meningkatkan
b. Falls prevention: know ledge personal safety resiko jatuh
c. Safety beheviour: Falls prevention Kaji tingkat gait, keseimbangan dan kelelahan dengan ambulasi
Dengan kreteria: Instruksikan pasien agar memanggil asisten ketika melakukan pergerakan
a. pasien mampu berdiri, d uduk, berjalan tanpa 3. Teaching: disease proles
pusing
jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari penyakit yang diderita
b. Klien mampu menjelaskan jika terjadi
serangan dan cara mengantisipasinya Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut
Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif pada pasien vertigo

2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak keperawatan selamax24 1. Patient / family teaching
dengan stimulasi visual jam, nausea berkurang / hilang -Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan menelan untuk menurunkan
yang tidak mengenakkan, N.O.C: rasa mual dan muntah.
meniere, labirintitis a. Comfort level -Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1 jam setelah dan sewaktu
b. Hidration makan.
c. Nutritional status food finid intake 2.NUTRITIONAL MONITORING
Dengan kreteria: -Monitor tipe kehilangan berat badan dan pertumbuhan
b. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik -Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.
c. Turgor kulit, mukosa mulut baik -Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan pasien.
d. Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer -Monitor asupan kalori dan nutrisi.
Intake makanan dan minuman baik -Kolaborasi;
kelola pemberian anticmetic sebelum makan atau sesuai jadwal
3. Fluid managmen:
Awasi secara akurat intake dan output
Monitor vital sign
Monitor status nutrisi pasien
Monitor status hydrasi misal kelembaban membranmukosa, tekanan nadi dan
orthostatic BP
Kelola pemberian terapi IV

3 Kurang perawatan diri: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi dan toileting
makan, mandi, berpakaian, 24 jam diharapkan kebutuhan mandiri klien terpenuhi, Aktifitas:
toileting b.d kerusakan NOC;PERAWATAN DIRI 1. Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali dan mudah dijangkau
neurovaskuler (Mandi,makan,toileting,berpakaian) Dengan kriteria : klien
Klien dapat makan de-ngan bantuan 2. Libatkan klien dan danpingi
Batasan Karakteristik : orang lain / mandiri 3. Berikan bantuan selama klien tidak mampu mengerjakan sendiri
Kelumpuhan Klien dapat mandi de-ngan bantuan NIC : ADL berpakaian
wajah atau anggota orang lain Aktifitas :
badan sehingga Klien dapat memakai pakaian 1. Informasikan pada klien dalam memilih pakaian selama perawatan
menyebab-kan : dengan bantuan orang lain / mandiri 2. Sediakan pakaian ditempat yang mudah dijangkau
Ketidakmampuan Klien dapat toileting de-ngan bantuan 3. Bantu berpakaian yang sesuai
dalam menyuap, alat 4. Jaga privasi klien
memegang alat makan 5. Berikan pakaian pribadi yang digemari dan sesuai
Ketidakmampuan NIC : ADL Makan
dalam membasuh badan, Aktifitas :
mongering-kan, keluar 1. Anjurkan klien duduk dan berdoa bersama teman
masuk kamar mandi 2. Dampingi saat makan
Ketidakmampuan 3. Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh
4. Beri rasa nyaman saat makan
pergi ke kamar mandi,
mengguna-kan pispot

4. Defisit pengetahuan ten- Setelah dilakukan penjelasan selama ...x pertemuan, Teaching individual (5606)
tang penyakit, pengobatan pe-ngetahuan klien tentang pe-nyakit, pengobatan dan 1. Tentukan kebutuhan pembelajaran klien
dan perawatan klien b.d pe-rawatan klien meningkat 2. Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien tentang vertigo
keterbatasan kognitif, ku- 3. Kaji tingkat pendidikan
rang paparan atau mudah NOC : 4. Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi spesifik
lupa - Knowledge : Disease process (1803) 5. Atur agar realita tujuan pembelajaran dengan klien saling menguntungkan
- Knowladge : Illness care (1824) 6. Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai
7. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
Dengan kriteria : 8. Koreksi adanya kesalahan informasi
- Klien dan keluarga mam-pu menjelaskan penger- 9. Sediakan waktu untuk bertanya pada klien
tian, proses penyakit, penyebab, tanda dan gejala, 10.
efek penyakit, tindakan pencegahan, pe-ngobatan Teaching : disease process (5602)
dan perawatan vertigo 1. Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
2. Jelaskan patofisiologi vertigo
3. Jelaskan tanda dan gejala vertigo
4. Jelaskan kemungkinan penyebabnya
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
6. Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan perawatan
7. Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan yang direkomendasikan
8. Kaji sumber-sumber pendukung yang memungkinkan
5. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..... x Monitorang neurologis (2620)
efektif (spesifik: cerebral) 24 jam diharapkan 1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil
b.d aliran darah arteri Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai de-ngan 2. Monitor tingkat kesadaran klien
terhambat hilang 3. Monitir tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital stabil 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
Batasan Karakteristik : 5. Monitor respon klien terhadap pengobatan
Nyeri kepala / 5. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
vertigo 6. Observasi kondisi fisik klien
Perubahan status
mental Terapi oksigen (3320)
perubahan respon Bersihkan jalan nafas dari sekret
motorik Pertahankan jalan nafas tetap efektif
dis-artria Berikan oksigen sesuai intruksi
Kelumpuhan wa- Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier
jah Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur

Anda mungkin juga menyukai