Oleh :
KIKI RACHMATULLAH
194291517020
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JAKARTA
2020
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK MELALUI
INTERVENSI PEMBERIAN LATIHAN SLOW DEEP
BREATHING PADA KLIEN Ny.Y DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HIPERTENSI
DI PANTI WERDHA NINI AKI “BERKAH”
PANDEGLANG
BANTEN
Oleh :
KIKI RACHMATULLAH
194291517020
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN KIAN SEBELUM SIDANG KIAN
NPM : 194291517020
Mengetahui,
Oleh
KIKI RACHMATULLAH
194291517020
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ns. Ns. Intan Asri Nurani, M.Kep, Sp.Kep, Kom (.....................)
Penguji 1 : Ns. Andi Mayasari Usman, M.Kep (.....................)
Penguji 2 : Ns. Maisaroh, S.Kep (.....................)
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Menyetujui
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Karya Ilmiah Ahir Ners ini
berdasarkan hasil harya sendiri, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri,
serta sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk saya nyatakan dengan benar.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena Karya Ilmiah Akhir Ners ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang
berlaku di STIKes Universitas Nasional Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
................,..........Juli 2020
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini yang berjudul
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Universitas Nasional Jakarta. Dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka
dari itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Retno Widowati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Nasional Jakarta.
2. Ns. Andi Mayasari Usman, S.kep., M.kep Selaku Ketua Program Studi Ners
3. Ns. Intan Asri Nurani, M.Kep, Sp.Kep, Kom. Selaku Pembimbing yang selalu
Penulis menyadari atas kesederhanaan penyusunan karya ilmiah akhir ners ini, oleh
karena itu demi penyempurnaan karya ilmiah akhir ners ini, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga karya ilmiah akhir ners ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
NASIONAL JAKARTA
ABSTRAK
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas. Hipertensi
adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah. memberikan batasan tekanan darah normal adalah
140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Faktor penyebab dari hipertensi itu seperti perubahan gaya hidup
sebagai contohnya merokok, obesitas, inaktivitas fisik dan stres psikososial.
Dampak yang ditimbulkan oleh penyakit hipertensi adalah stroke, gagal jantung,
kolesterol. pada penderita hipertensi dapat ditangani dengan salah satu
nonfarmakologi. Salah satu bentuk penanganan hipertensi nonfarmakologi adalah
Slow Deep Breathing. Slow Deep Breating adalah salah satu teknik relaksasi
pernafasan yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi. Latihan slow deep
breathing terdiri atas pernafasan abdomen (diafragma) dan purse lip breathing.
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menganalisis intervensi Slow Deep
Breathingterhadap perubahan tekanan darah pada Ib Adi Wisma Delima Panti
Sosial tresna werdha kasih sayang ibu batusangkar. Metode penulisan ini adalah
studi kasus dengan quasy eksperimen. Intervensi Slow Deep Breathing ini
dilakukan pada Ib A dengan Hipertensi masalah nyeri dan kaku kuduk. Intervensi
diberikan sebanyak 2 kali sehari dalam waktu 7 hari pemberian. Dari hasil analisa
kasus pada Ib A didapatkan ada mengalami perubahan Tekanan darah pada hari ke
2 intervensi. Hasil karya ilmiah ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk
menjadikan latihan Slow Deep Breathing sebagai salah satu intervensi keperawatan
mandiri di Panti Werdha Nini Aki Berkah Pandeglang dan intervensi dalam
penatalaksanaan hipertensi.
KIKI RACHMATULLAH
ABSTRACT
Elderly is a group of people aged 60 years and over. Hypertension is a disease of
the heart and blood vessels that is characterized by an increase in blood pressure.
the normal blood pressure limit is 140/90 mmHg, and blood pressure equals or
above 160/95 mmHg is stated as hypertensionThe cause factorof hypertension are
lifestyle changes such as smoking, obesity, physical inactivity and psychosocial
stress. The impact caused by hypertension is stroke, heart failure, cholesterol.In
patients with hypertension can be treated with one non-pharmacology. One form of
handling nonfarmacological hypertension is Slow Deep Breathing. Slow Deep
Breating is one of the breathing relaxation techniques that can be done in patients
with hypertension Slow deep breathing exercises consist of breathing of the
abdomen (diaphragm) and purse lip breathing. The purpose of this scientific work
is to analyze the intervention of Slow Deep Breathing against changes in blood
pressure in Ib A at Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Batusangkar, which
is due to the affection of the mother's mother.This method of writing is a case study
with quasy experiments. Intervention of Slow Deep Breathing is done in Ib A with
Hypertension, the problem of pain and stiff neck. Intervention is given twice a day
within 7 days of administration. From the results of the analysis of cases in Ib A,
there was a change in blood pressure on the second day of intervention.The results
of this scientific work can be input for nurses to make Slow Deep Breathing practice
as one of the independent nursing interventions at the Batusangkar Compassionate
PSTW and interventions in the management of hypertension.
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SETELAH SIDANG SKRIPSI................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................... vi
KATA PENGANTAR............................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI.............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1 PengertianLansia...........................................................12
2.1.2 Batas Usia Lansia..........................................................13
2.1.3 Perubahan Yang Terjadi di Lansia...............................14
2.1.4 Tugas Perkembangan Pada Lansia................................16
2.2 Konsep Hipertensi..........................................................................18
3.1. Pengkajian.......................................................................43
3.2. diagnosa Keperawatan.....................................................60
3.3. Intervensi Keperawatan...................................................61
3.4 Catatan Perkembangan....................................................69
BAB IV PEMBAHASAN
Terkait............................................................................................78
BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................82
5.2 Saran..............................................................................................83
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Darah diastolik............................................................................16
PENDAHULUAN
menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari usia 55 tahun
keatas. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari usia 60
Proses penuaan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik secara sosial,
ekonomi, dan terutama kesehatan. Hal ini disebabkan karena dengan semangkin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
proses alami yang dapat menyebabkan perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia
pada jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa
Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam – diam “ karena
penderita hipertensi sering tidak menampakan gejala (Brunner & Suddarth, 2012).
maupun dunia sebab diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama
terjadi di Negara berkembang. pada tahun 2000 terdapat 639 kasus hipertensi
penyakit ini. Dari 31,7% prevalensi hipertensi, diketahui yang sudah memiliki
tekanan darah tinggi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 7,2% dan
kasus yang minum obat hipertensi 0,4%. Hal ini menunjukkan bahwa 76%
kasus hipertensi tetapi sedikit sekali yang terkontrol (Adib, 2012). Hasil Riset
menjadi salah satu penyebab kematian utama di perkotaan maupun perdesaan pada
2018 terdapat satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan diperkirakan
sekitar 7,5 juta orang atau 12,8% kematian dari seluruh total kematian yang
disebabkan oleh penyakit ini, tercatat 45% kematian akibat jantung koroner dan
51% akibat stroke yang juga disebabkan oleh hopertensi. Menurut American Haert
Association (2018) tercatat sekitar 77,9 juta orang di amerika serikat dengan
akan meningkat pada tahun 2030 sekitar 83,2 juta orang atau 7,2% . Sementara itu
orang dewasa dengan hipertensi pada tahun 2016-2018 tercatat sekitar 39-51% hal
ini menunjukan terjadinya peningkatan sekitar 15 juta orang dari total 58-65 juga
31,7% dari total penduduk dewasa. Berdasarkan pengukuran sampel umur lebih
dari 18 tahun prevelansi hipertensi mengalami peningkatan yakni 7,6% pada tahun
2015 dan 9,5% tahun 2017 dengan total presentase sebesar 25,8%. Prevelansi
selatan 30,8%, kalimantan timur 29,6%, jawa barat 29,5% (Riskesdas, 2018).
angga kejadian hipertensi 53,6% dan jumlah kasus sebanyak 67.101 rata-rata kasus
dengan data rekapitulasi tahun 2015 penderita hipertensi mencapai 30,218 jiwa
(Sumbar, 2017).
Pada saat melakukan pengkajian pada bulan Juni 2020 didapatkan data angka
dari 15 orang lansia yang ada di Panti Werdha Nini Aki Berkah Pandeglang dalam
hal ini hampir dari setengah lansia yang mengalami hipertensi. Faktor penyebab
dari hipertensi itu seperti perubahan gaya hidup sebagai contohnya merokok,
obesitas, inaktivitas fisik dan stres psikososial. Karena angka prevalensi hipertensi
bentuk terapi nonfarmakologi, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
klien bagaimana cara melakukan nafas dalam (nafas lambat dan menahan inspirasi
dapat menurunkan intensitas nyeri, latihan relaksasi nafas dalam juga dapat
farmakologi pada penderita hipertensi adalah terapi tanpa obat yang juga dilakukan
untuk menurunkan tekanan darah akibat stress dengan mengatur pola hidup sehat
buah dan sayur, menghentikan kebiasaan merokok dan alkohol, menurunkan berat
badan berlebihan, istirahat cukup, olahraga teratur serta mengelola stress. Salah
satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan bagi penderita hipertensi adalah
terapi komplementer sebagai bagian dari sistem pengobatan yang lengkap, tetapi
Latihan nafas dalam atau slow deep breating adalah salah satu teknik
relaksasi pernafasan yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi. Latihan slow
deep breathing terdiri atas pernafasan abdomen (diafragma) dan purse lip breathing
(Kozier, 2015).
Frekuensi latihan slow deep berathing 6 kali permenit selama 15 menit dapat
curah jantung. Penuruna curah jantung yang terjadi membuat tekanan darah
Latihan Slow deep Beathing yang dilakukan selama 30 menit 2 kali sehari
dalam jangka waktu 3 bulan dapat menurunkan rata-rata tekanan darah diastolik
(dari 11,27 ± 1.53 menjadi 14.73 ± 1.70 mmHg) dan menurunkan denyut nadi (dari
Cara melakukan latihan slow deep breathing yaitu pertama atur posisi pasien
dengan posisi duduk, kedua tangan pasien di letakkan di perut, anjurkan pasien
untuk melakukan tarikan nafas secara perlahan dan dalam melalui hidung, tarik
nafas selama 3 detik dan rasakan abdomen mengembang selama menarik nafas,
tahan nafas selama 3 detik, Kerutkan bibir dan keluarkan nafas melalui mulut,
ulangi langkah 1 sampai 5 selama 15 menit, lakukan latihan slow deep breathing
penurunan tekanan darah dan kecemasan melalui latihan slow deep bearthing pada
pasien hipertensi prima didapatkan hasil penurunan rata-rata tekanan darah sistolik
dan diastolik, sistoliksebesar 18,78 mmHg dan diastolik sebesar 8,892 mmHg.
Sehinga dapat disimpulkan bahwa latiahn slow deep bearthing sebagai intervensi
Seiring dengan penelitian (Wiharja et al., 2017) dengan judul Acute Effect
1 and 2 di dapatkan hasil tekanan darah sistolik turun dari 148,04 ± 5,82 mmHg
menjadi 138,15 ± 5,9 mmHg dengan p<0,05 dan tekanan darah manuver dengan
penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik , p<0,000, pada uji analisis T-
Test. Jadi dapat di simpulkan berdasarkan data, manuver slow deep breathing ini
dapat dijadikan terapi non farmakologi bagi pasien. Karena efeknya akut, manuver
penelitian lebih lanjut pada populasi tersebut. Dan juga di lihat dari penelitian yang
dilakukan oleh Yanti, Ida Ayu Laksmi Mahardika, & Ni Ketut Guru Prapti (2016)
dengan judul Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada
nilai signifikan (p)=0,000 yang berarti p<0,05 dengan tingkat kesalahan 5% maka
H0(nol) ditolak. H0 (nol) ditolak artinya slow deep breathing memberikan pengaruh
penggunaan slow deep breathing sebagai terapi non farmakologi untuk hipertensi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Panti Werdha Nini Aki Berkah
penghuni Panti Werdha Nini Aki Berkah Pandeglang periode bulan Januari
sampai bulan April sebanyak 13 Orang dengan rasio Perempuan lebih dominan,
laki-laki 3 orang dan perempuan 10 orang. Dan dari hasil pengkajian yang telah
dilakukan kepada klien Ny.Y di dapatkan bahwa sebelumnya klien sudah pernah
oleh mahasiswa sebelumnya klien tidak pernah lagi melakukannya, karena itu
belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk memberikan intervensi slow deep
breathing terhadap klien Klien dengan hipertensi di Panti Werdha Nini Aki
“Berkah” Pandeglang.
1.3 Tujuan
latihan slow deep breathing di Panti Werdha Nini Aki “Berkah” Pandeglang.
keperawatan dengan latihan slow deep Breathing di Panti Werdha Nini Aki
“Berkah” Pandeglang.
1.4 manfaat
hipertensi.
Karya ilmiah akhir ners ini sebagai informasi keperawatan yang dapat di
TINJAUAN PUSTAKA
(Maryam, 2018), yaitu teori biologi, teori psikologi, teori kultural, teori sosial,
teori genitika, teori rusaknya sistem imun tubuh, teori menua akibat
berkembang dalam pembahasan tentang teori proses menjadi tua (menua) yang
sekaligus praktik keperawatan yang didasarkan atas teori proses menjadi tua
(menua) tersebut. Postulat yang selama ini di yakini oleh para ilmuan perlu
prose menua itu sendiri. Iplikasi keperawatan yang diberikan di dasarkan atau
asumsi bahwa tindkan keperawatan yang diberikan lebih di tekankan pada
kemampuan adaptasi.
(Hardwiyanto & Setiabudhi, 2015). Oleh karetan itu dalam tubuh akan
suatu proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi
maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain (Sudaryanto, 2008).
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi dalam Sunaryo (2016), bata-
menjadi empat kriteria berikut usia pertengahan (middle age) ialah 45-
59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di batsu 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu:
pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (Fase virilities) ialah
40-55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase
age) > 65 tahun, atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu
sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75
tahun), old (75- 80 tahun), dan very old (> 80 tahun) (Efendi &
Makhfudli,2009)
kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2018).
sel dalam tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Menurut
1. Perubahan fisik
a. Sel saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh
tendon mengerut.
jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi
lipid. Tekanan darah sistolik meningkat pada lansia karena
atau meningkat.
2. Perubahan intelektual
3. Perubahan keagamaan
dalam kehidupan suatu individu (Stanly & Gauntlett, 2017). Ada beberapa
2. Tipe mandiri
4. Tipe masrah
5. Tipe bingung
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan
2.2.2 Klasifikasi
1 Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90
mmHg.
lain Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S
1992)
Tekanan
Tekanan sistolik
Tigkat diastolik Jadwal kontrol
(mmHg)
(mmHg)
Tingkat
I
Tingkat 140-159 90-99
II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat 180-209 110-119 1 minggu sekali
III 210 satau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS
Tingkat
IV
2.2.3 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia menurut Triyanto (2014)
1 Faktor keturunan
2 Ciri perseorangan
d. Kebiasaan hidup
adalah :
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
2.2.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
1. Hemoglobin / hematokrit
hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN
3. Kalium serum
4. Kalsium serum
6. Pemeriksaan tiroid
1. Urinalisa
adanya diabetes.
2. Asam urat
3. Steroid urin
4. IVP
5. Foto dada
6. CT scan
7. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
2.2.8 Penatalaksanaan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
a. Diet
e) Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
c. Edukasi Psikologis
1) Tehnik Biofeedback
2) Tehnik relaksasi
2.3.1 Pengertian
otak, menurunya aktifitas otak dan fungsi tubuh lain pada saat terjadinya
(Tarwoto, 2011).
nafas secara perlahan dengan metode bernafas fase ekshalasi yang panjang
Tujuan latihan slow deep breathing antara lain untuk memelihara pertukaran
Latihan slow deep breathing dapat menurunkan produksi asam laktat di otot
didalam otok. Nafas dalam dan lambat menstimulus saraf otonom yang
pembuluh darah otak yang memungkinkan suplai oksigen didalm otak lebih
Penurunan kadar hormon adrenalin juga terjadi saat latihan slow deep
breathing yang akan memberika rasa tenang dan rileks sehingga berdampak
Prosedur yang dilakukan saat latihan slow deep breathing dengan melakukan
menarik nafas.
meliputi:
2.4.1 Pengkajian
kehamilan.
5. Eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
postural.
miokard.
kebutuhan oksigen
berlebihan
2.5.4 Intervensi
- Tidak ada edama paru, perifer dan - Monitor abdomen sebagai indicator
darah
pengobatan antiaritmia
menghindari kelelahan
- Monitor adanya
berbaring,duduk,atau berdiri
aktivitas
spiritual
- Tingkatkan istirahat
manajemen nyeri
4 Ketidak seimbangan nutrisi Noc Nic:
lebih dari kebutuhan tubuh b/d - Nutritional status :food and fluid Nutriton management
mencegah konstipasi
BAB III
3.1.1 Pengkajian
dan petugas panti. Selain itu pengkajian juga dilakukan penulis dengan
islam, suku bangsa sunda, pendidikan terakhirnya SMA dan klien pensiunan
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, klien masuk ke Panti Werdha Nini Aki
Riwayat penyakit dahulu menurut keterangan klien dan petugas panti serta
berdasarkan data reka medik 2 tahun yang lalu klien pernah dirawat dirumah
sakit karena penyakit thypus, dan mempunyai riwayat penyakit hipertensi, klien
meminum amlodipine, vitamin bcomplek dan vitamin B12 satu kali sehari.
3.1.1.3 Kebiasaan Sehari-hari
A. Biologis
Pola Kebiasaan Sehari – hari klien makan sehari tiga kali kali sehari yang
di sediakan oleh pihak Panti yakni nasi, sayur, lauk , dan buah. Klien
pihak panti. Jadwal makan klien pagi pukul 07.00 wib, siang pukul 12.00
wib, dan sore pukul 16.00 wib. Klien biasanya tidur malam pukul 21.00 wib
bangun pukul 05.00 wib, klien juga tidur siang sekitar pukul 13.00 wib
hingga pukul 15.00 wib. Klien mengatakan biasa BAK kurang lebih 5x dan
waktu yang berubah-ubah, biasanya BAK sebelum tidur dan tidak ada
keluhan yang berhubungan dengan BAK, klien mengatakan BAB 1-2 x/ hari
dengan konsistensi lunak berwarna kuning dan tidak ada keluhan yang di
rasakan dalam BAB>, klien mengatakan mandi 2 kali sehari yaitu pada
B. Psikologis
mental berkaitan dengan aspek kognitif. Hasil skor yang diperoleh klien
Klien mempunyai lima anak kandung dan sudah mempunyai keluarga serta
sudah menikah, anak yang kedua An. N tinggal di bandung dan sudah
dan yang ke lima An. R tinggal di jakarta dan sudah berkeluarga. Klien tidak
Klien mengatakan masih suka sholat lima waktu, namun pada saat observasi
klien tidak pernah melakukan sholat pada jamnya. Menurut klien sakit adalah
ketika penyakit datang dan membuat kepala terasa sakit dan pusing, jika
penyakit itu datang klien tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasanya.
E. Aktifitas Sehari-hari
format Barthel Index, hasil yang diperoleh adalah 100, hal ini menunjukan
pukul 05.00 wib yakni bangun tidur, sholat subuh, mandi, sarapan, sesekali
klien mengatakan olahraga yaitu maraton sekitar Panti di pagi hari, klien
dulu jarang olahraga karena sibuk bekerja dan mengatakan tidak pernah
merokok.
F. Pemeriksaan Fisik
vital diperoleh tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 100 kali permenit,
suhu 36,6 derajat celcius, frekuensi pernafasan 20 kali permenit, berat
badan 40 kilo gram, tinggi badan 140 centi meter. Selain itu dilakukan
juga pemeriksaan fisik lainnya yang dilakukan dari ujung rambut hingga
telapak kaki. Kepala dan rambut warna rambut putih, rambut pendek dan
bersih, tidak adanya lesi dan udem di kepala. Mata Konjungtivaan anemis kiri
dan kanan, tidak ada masalah pada mata. Telinga bersih pendegar baik, tidak
ada gangguan fungsi pendengaran. Mulut, gigi dan bibir kurang bersih, gigi
tidak lengkap, bibir lembab dan nafas bau. Dada Simetris kiri dan kanan, tidak
ada jejas, tidak ada oedema, frekuensi pernafasan 20 kali permenit, tidak ada
terdengar suara nafas tambahan. Abdomen Simetris kiri dan kanan, tidak ada
Kulit sawo matang, kulit lembah, bersih, keriput, tidak ada luka lecet pada kulit.
Ektermitas atas kekuatan otot ekstermitas 5, tidak ada nyeri sendi saat di
gerakan dan fungsi otot baik. Ektermitas bawah fungsi otot baik, namun sering
Diagnosis ini penulis angkat karena saat pengkajian didapat data klien
mengatakan sering pusing/ sakit kepala, dan klien mengatakan mata terasa
kabur, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul, nyeri berlangsung sekitar 1 sampai 2
menit. Keadaann umum baik. Tekanan Darah 160/100 mmHg, nadi 100 kali
permenit, suhu 36,6 derajat celcius, frekuensi pernafasan 20 kali permenit, klien
buku SIKI dan SLKI yang telah terintergrasi dengan masalah keperawatan
dalam SDKI. Rencana asuhan keperawatan berdasarkan SIKI dan SLKI secara
detail akan ditampilkan dalam bentuk tabel pada lembar tampilan. Penulis
hanya akan menguraikan outcome dan intervensi secara fokus pada masalah
karya ilimiah akhir ners ini yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 kali 24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil
akut yang dilakukan selama 3 hari, adapun intervensi yang penulis susun yaitu
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus, observasi
3.4 Implementasi
hari pertama pada tanggal 24 Juni 2020 adalah mengkaji nyeri meliputi lokasi
kenyamanan meningkat.
klien posisi nyaman semi fowler, mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
kenyamanan meningkat.
3.5 Evaluasi
adapun evaluasi yang dilakukan di hari pertama tanggal 24 juni 2020 adalah :
berkurang.
Evaluasi yang dilakukan pada hari kedua tanggal 25 juni 2020, yaitu : S :
Evaluasi yang dilakukan pada hari ketiga tanggal 26 juni 2020, yaitu :
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Masalah Keperawatan Dengan Konsep KKMP Dan Konsep Kasus
Terkait
Dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada klien Ny.Y usia 80 tahun di
dapatkan bahwa penyebab hipertensi pada klien yaitu gaya hidup dahulu saat masih
sehat jarang melakukan olahraga bahkan bisa di bilang tidak ada olahraga karena
sibuk dengan pekerjaan, klien juga suka mengkonsumsi garam biasanya saat
memasak selalu memakai garam, klien mengatakan tidak suka makan yang
garamnya tidak terasa atau tawar, klien mengatakan sekarang sudah mengurangi
makan yang bergaram. Dan sekarang klien mengatakan selalu terpikir anak-anaknya
karena semenjak di Panti anak-anak tidak ada menggunjungi dan tidak ada
mengabari klien sehingga klien selalu memikirkan anak-anaknya. Di lihat dari teori
penyebab hipertensi pada klien yaitu pola hidup, pola makan dan stress, penyebab ini
sesuai dengan teori dan tidak ada penyebab yang di luar dari teori.
berpengaruh terhadap masalah kesehatan dan psikososial lansia tersebut. Salah satu
perubahan yang terjadi pada lansia adalah penurun fungsi tubuh. Penurun fungsi
tubuh yang dapat terjadi pada lansia salah satu nya penurun fungsi kardiovaskuler
mengalami pompa darah yang menurun, ukuran jantung secara kesuruhan menurun
dengan tidaknya penyakit klinis, denyut jantung menurun , katup jantung pada lansia
akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik
meningkat pada lansia kerana hilangnya distensibility arteri. Tekanan darah diastolic
tetap sama atau meningkat. Menurut Anies (2010) menyebutkan Dengan semakin
besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi
dari berbagai faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Hanya elastisitas jaringan
Faktor resiko terjadinya hipertensi, ada faktor yang dapat di kontrol yaitu
mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, stress. Sedangkan faktor yang tidak dapat di
kontrol yaitu keturunan (genetika), jenis kelamin, dan usia.Susanti (2015). Dari kasus
yang di dapatkan yaitu pada Ny.S faktor resiko terjadinya nya hipertensi pada Klien
salah satunya dapat di sebabkan oleh umur yaitu umur Klien sudah 80 tahun dan
faktor yang lain yang dapat menyebabkan hipertensi pada klien yaitu stress karena
dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa klien mengatakan tidak mendapat dukungan
dari keluarga dan klien mengatakan keluarga tidak ada yang menjenguk ke Panti .
diastolik klien berada pada kategori stadium II (sedang) yaitu 160/90 mmHg menurut
Smeltzer & Bare (2018). Pada kasus klien tanda gejala yang dirasakan yaitu sakit
Intervensi yang diberikan kepada lansia dengan hipertensi yaitu tekhnik tarik
mengkaji skala nyeri, terapi non farmakologi (nanda nic noc, 2012). Dalam
memberikan intervensi pada klien di Panti Werdha Nini Aki Berkah Pandeglang
mahasiswa selalu mempertahankan lingkungan yang nyaman dan mahasiswa juga
mengajarkan latihan slow deep breathing kepada klien untuk menurunkan tekanan
darah.
keperawatan hipertensi pada klien yaitu nyeri (akut) berhubungan dengan agen
diri berhubungan dengan intoleransi menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai
Intervensi yang di lakukan kepada klien yaitu melakukan latihan Slow Deep
(Smeltzer & Bare, 2018). Dan latihan Latihan slow deep breathing memiliki
Breur yang memiliki efek pada penurunan aktifitas kemorefleks dan meningkatkan
Intervensi ini di berikan kepada klien 2 kali perhari dengan durasi 30 menit
selama 2 minggu menurut Sepdianto, Nurachmah, & Gayatri (2010) Latihan Slow
deep Beathing yang dilakukan selama 30 menit 2 kali sehari dalam jangka waktu 3
bulan dapat menurunkan rata-rata tekanan darah diastolik (dari 11,27 ± 1.53 menjadi
14.73 ± 1.70 mmHg) dan menurunkan denyut nadi (dari 75,0 ± 8,32 menjadi 71,6 ±
8,22 kali/menit).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sepdianto et al., (2010) dengan
judul penurunan tekanan darah dan kecemasan melalui latihan slow deep breathing
pada pasien hipertensi primer di dapatkan hasil bahwa adanya penurunan yang
signifikan rata-rata tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan tingkat
Latihan slow deep breathing dalam pelayanan keperawatan dapat digunakan sebagai
hipertensi primer.
dilakukannya latihan slow deep breathing 2x/hari dengan durasi 30 menit selama 2
minggu di dapatkan tekanan darah pada Klien 140/80 mmHg. Seiring dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Wiharja et al., 2017) dengan judul Efek Akut
Manuver Slow Deep Breathing Terhadap Penderita Hipertensi Esensial Derajat 1 dan
2 di dapatkan hasil tekanan darah sistolik turun dari 148,04 ± 5,82 mmHg menjadi
138,15 ± 5,9 mmHg densgan p < 0,05, tekanan darah diastolik turun dari 85 ± 5,05
penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik p=0,000 pada ujin analisis T-
Test, dapat disimpulkan berdasarkan data, manuver slow deep breathing ini dapat
dijadikan terapi non-farmakologis bagi pasien karena efektif akurat, manuver ini bisa
lanjut pada populasi tersebut. Dari intervensi yang diberikan kepada Klien selama 2
dengan masah nyeri (akut) berhubungan dengan agen pencederaan fisiologis ditandai
dengan peningkatan tekanan vaskular serebral yaitu jika klien merasakan gejala sakit
kepala, pusing, pundak berat-berat dan susah tidur, klien terlebih dahulu dapat
mengecek tekanan darah ke poli klinik Panti dan jika tekanan darah tinggi klien bisa
melakukan latihan Slow Deep Breathing yang telah diajarkan, serta klien juga bisa
membuat obat tradisional yang telah diberitahu oleh mahasiswa yaitu dengan
mengkonsumsi Mentimun, labu siam, sledri. Dan klien juga memperbanyak istirahat,
5.1 Simpulan
5.1.1 Dari pengkajian yang dilakukan di dapatkan bahwa klien Ny.Y berusia 80
5.1.2 Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian adalah nyeri (akut)
5.1.3 Intervensi yang diberikan kepada pasien dengan diagnosa nyeri (akut) b.d
5.1.5 Evaluasi yang didapatkan masalah nyeri (akut) berhubungan dengan agen
serebral teratasi.
5.2 Saran
Sesudah
Pemberian Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Pada Pasien
Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Krobokan Semarang.
Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Smeltzer, B. C., & Bare, B. G. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Stanly, M., & Gauntlett, P. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC.
32–33.
Wiharja, W., Pranata, R., Fatah, A., Bertha, B., Kurniadi, I. C., Deka, H., &
Damay, V. A. (2017). Acute Effect of Slow Deep Breathing Maneuver on
Patient with Essential Hypertension Stage 1 and 2. Indonesian Journal of
Cardiology, 37(2), 75–80. https://doi.org/10.30701/ijc.v37i2.566
Yanti, N. P. E. D., Ida Ayu Laksmi Mahardika, & Ni Ketut Guru Prapti.
(2016). Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada
Wilayah Kerja Puskesmas I the Influence of Slow Deep Breathing on
Blood Pressure of. Nurscope Jurnal Keperawatan Dan Pemikiran Ilmiah,
1–10. Retrieved from
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jnm/article/download/789/656
Lampiran
Pengertian Slow deep breathing adalah gabungan dari metode nafas dalam
(deep breathing) dan nafas lambat sehingga dalam pelaksanaan
latihan pasien melakukan nafas dalam dengan frekuensi kurang
dari atau sama dengan 10 kali permenit.
Tujuan Terapi relaksasi nafas dalam dan lambat (slow deep breathing)
untuk mengurangi intensitas nyeri.
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
2) Mencuci tangan
b. Pelaksanaan
breathing
1. Rabu, 24 Juni 2020 160/90 mmHg 160/90mmHg