OLEH :
NIM : 1914901753
1
PENERAPAN TERAPI REFLEKSI PIJAT KAKI TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI NY.L
DIKOTO BARU JORONG TIGO SURAU BASO
TAHUN 2020
OLEH :
2
3
4
Program Studi Profesi Ners STIKes Perintis Padang
5
KIA-N, Oktober 2020
Penerapan Terapi Refleksi Pijat Kaki terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
Ny.L dikoto baru jorong tigo surau baso kota bukittinggi 2020
ABSTRAK
Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak dapat dianggap penyakit yang ringan. Tidak hanya
menurunkan kualitas hidup,namun dapat mengancam jiwa penderita.diberikan alternatif
intervensi non-farmakologi untuk menurunkan tingkat tekanan darah dengan pijat kaki dan
punggung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat tekanan darah pada
kelompok sebelum dan sesudah dilakukan pijat kaki tekanan darah pada
pasien hipertensi.metode dalam karya tulis ilmiah akhir ners ini berupa kasus yang diambil
saat melakukan praktek komunitas dan keluarga di nagari baso.dengan melakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan relaksasi pijat kaki yaitu
penerapan tekanan darah pada pasien hipertensi . Tekanan darah tinggi pada klien dengan
penyakit hipertensi dapat diturunkan dengan intervensi non-farmakalogis yaitu dengan pijat
refleksi kaki selama 6 hari.
Ners Professional Education Study Program High School Of Health Science Padang
Essay,Oktober 2020
6
Elvianna Cyinthia Putri
1914901753
ABSTRACT
Hypertension or high blood pressure cannot be considered a mild disease. Not only decreases
the quality of life,but can be life-threatening for the patient to be given alternative non-
pharmacological intervention to lower blood pressure level with foot and back massage.so it
can be cocluded that there are differences in blood pressure levels in the group before and
after blood pressure foot massage in hypertension patients. The method in this Nurse’s final
scientific paper is a case taken when doing community practice and the baso nagari family by
providing nursing care for 3 days. The results obtained after foot massage relaxation were
the application of blood pressure in hypertension patients.High blood pressure in clientswith
hypertension can be reduced by non-pharmacological inervension ,namely foot reflexology
for 6 days.
7
I. Identitas Diri
2. Umur : 24 Tahun
6. Agama : Islam
7. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Anak Ke : 1 ( Satu )
2. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Pekerjaan : IRT
Selatan
8
2012-2015 : SMA N 1 Ranah Pesisir
2015-2019 : S1 Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
2019-2020 : Profesi Ners STIKes Perintis Padang
KATA PENGANTAR
9
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini yang berjudul
“Penerapan Terapi Refleksi Pijat Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di koto Baru Jorong Tigo Surau kecamatan baso kabupaten agam kota
bukittinggi tahun 2020” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang Bukittinggi.
Salawat beriring salam juga penulis aturkan untuk nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang tulus terutama kepada yang terhormat Ibu.Supiyah,S.Kp.M.Kep dan
2. Ibu Ns.Mera Delima, M.Kep selaku ketua Program Studi Profesi Ners Ilmu
dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga didedikasikan terhadap ilmu keperawatan.
4. Ns.Vera Sesrianty,M.Kep Selaku pembimbing 2 terima kasih atas masukan dan semua
ilmu yang telah diberikan dan juga didedikasikan terhadap ilmu keperawatan.
5. Ns.Mera Delima,M.Kep Selaku penguji 1 terima kasih atas masukan dan semua ilmu
6. Ibu/Bapak staf dosen STIKes Perintis Padang yang telah memberikan ilmu pengetahuan
10
7. Rekan – rekan mahasiswa Profesi Ners Angkatan 2019/ 2020 yang telah mencurahkan
8. Yang teristimewa ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat yang
tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya bapak. Hendry Pranitu dan
ibu.Asnidar yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, semangat dan do’a yang
9. Terima kasih kepada sahabat dan teman-teman Praktek Profesi Ners yang senasib dan
seperjuangan, terima kasih atas semangat, bantuan dan kebersamaannya selama ini. Serta
semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini.
10. Dalam penulisan karya ilmiah akhir ners ini penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan
dan kemampuan yang ada. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
Penulis
11
DAFTAR ISI
12
2.1.6 Tanda dan gejala hipertensi ......................................................... 11
13
DAFTAR SKEMA
Pathways………………………………………………………………………10
14
DAFTAR TABEL
Analisa Data.........................................................................................................57
15
DAFTAR LAMPIRAN
16
BAB 1
PENDAHULUAN
Gaya hidup modern yang saat ini dianut oleh manusia cenderung membuat manusia
menyukai hal – hal yang instan ,akibatnya mereka cenderung malas beraktivitas fisik dan
tinggi.selain itu,gaya modern tidak jarang membuat manusia tertekan dengan segaka
mengkonsumsi alkohol dan kafein yang berlebihan.tanpa disadari oleh manusia hal-hal
Hipertensi merupakan penyakit darah tinggi yaitu suatu keadaan yang kronis ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Keadaan
tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah.hal ini dapat menganggu aliran darah ,merusak pembuluh
(Ratnawati, 2019 ).
Hipertensi juga merupakan penyakit silent killer ( pembunuh diam-diam) karena dapat
Diseluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius disamping karena
prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang karena
17
tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak
menyatakan , penduduk indonesia mengalami hipertensi sebesar 23,3%. Data WHO tahun
2012 menunjukan diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi
mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1 % wanita.angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2030. Berdasarkan data dari
Riskesdes (2013), kejadian hipertensi di indonesia adalah sebesar 26,5% .Survei Indikator
Berdasarkan Kemenkes RI pada tahun 2013 prevelensi hipertensi ini akan terus
meningkat dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia
menderita hipertensi. dan menurut (Riset Kesehatan Dasar) Riskesdas 2013 diindonesia
hipertensi.
Sumatera Barat angka hipertensi sudah mencapai 31,2%. Sebagaian besar kasus
hipertensi berlum terdeteksi. Pada tahun 2016 hipertensi mencapai 47.902 orang,
kemudian pada tahun 2017 angka kejaidian hipertensi diSumatera Barat mengalami
peningkatan yaitu menjadi 52.250 orang. Keadaan ini sangat berbahaya, yang mana dapat
gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah juga berperan pada terjadinya hipertensi,
faktor tersebut antara lain stres, obesitas, kurangnya olahraga, merokok,alkohol, dan
makan-makanan yang tinggi kadar lemaknya. Perubahan gaya hidup seperti perubahan
pola makan yang tinggi kadar lemaknya menjerus kepada makanan siap saji yang
18
mengandung banayak lemak, protein, dan tinggi garam tetapi rendah serat panggan,
Berdasarkan survei yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas baso pada 9 Desember
2019, penulis mendapatkan data bahwa pada tahun 2017 penderita hipertensi sebanyak
752 orang. Pada tahun 2018 terjadi peningkatan yaitu sebanyak 932 orang (Register
Intervensi yang dapat dilakukan pada pasien hipertensi yaitu dengan pengontrolan
pemberian obat anti hipertensi, sedangkan untuk pengontrolan non farmakologis yaitu
bisa dilakukan dengan cara berhenti merokok, menguranggi konsumsi alkohol yang
berlebihan, menurunkan asupan garam dan lemak, meningkatkan konsumsi buah dan
sayur, menurunkan berat badan yang berlebihan dan melakukan latihan fisik (Muttaqin,
2009).
Menurut Faridah, dan Shinta ( 2019 ) berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
terjadi penurunan pada kategori tekanan darah. Responden memiliki tekanan darah
sebelum di berikan pijat refleksi kaki yakni hipertensi derajat I 140-159 mmHg / 90-99
mmHg sedangkan sesudah diberikan pijat refleksi kaki yakni normal <130
mmHg/<85mmHg.
Berdasarkan literatur diatas maka penulis tertarik mengambil Karya Ilmiyah Akir Ners
(KIA-N) pada saat melakukan praktek komunitas keluarga di Jorong Tigo Surau, Koto
Baru Kecamatan Baso pada tanggal 2 Desember sampai dengan 4 Januari 2020,dengan
penerapan terapi refleksi pijat kaki terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi.Penulis
melakukan Tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian keluarga dan individu di
19
dalam keluarga, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan pelaksanaan
asuhan keperawatan dan evaluasi kepada keluarga binaan terhadap masyarakat Jorong
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana penerapan terapi refleksi pijat
kaki terhadap penurunan tekanan darah pada keluarga bapak A khususnya Ibu L di Jorong
penerapan terapi refleksi pijat kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
keluarga bapak A khususnya Ibu L di Jorong Tigo Surau Kenagarian Koto Baru
Tahun 2020.
Ibu. L dengan hipertensi di Jorong Tigo Surau Kenagarian Koto Baru Tahun
2020.
20
4. Mahasiswa mampu melakukan terapi refleksi pijat kaki sebagai tindakan
pada Ibu. L dengan hipertensi di Jorong Tigo Surau Kenagarian Koto Baru
Tahun 2020.
dengan hipertensi di Jorong Tigo Surau Kenagarian Koto Baru Tahun 2020.
21
Hasil dari intervensi diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
melebihi batas normal pada sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik lebih dari
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai
keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hal ini dapat mengangggu aliran
(hipertensi renal).
a. Hipertensi Esensial
23
b. Hipertensi Sekunder
RI,2013 ).
faktor risiko yang lebih berpengaruh daripada peningkatan tekanan darah sistolik,
tapi saat ini pada orang-orang yang berusia 50 tahun menunjukkan bahwa tekanan
darah sistolik lebih berisiko.Batasan hipertensi yag digunakan oleh WHO adalah
TDS > 160 mmHg dan TDD >95 mmHg. Berdasarkan tingginya nilai tekanan
WHO memakai tekanan diastolik sebagai tekanan yang lebih tepat digunakan
24
Hipertensi tahap l 140-159 90-99
Pengaturan tekanan arteri meliputi kontrol sistem saraf yang kompleks dan
hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam mempengaruhi curah
satu yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Curah jantung ditentukan oleh
karotikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls ke pusat saraf
sehinga jantung akan mengalami penurunan curah jantung. Akan tetapi jika
vasodilatsi dan penurunan curah jantung hal ini lah yang menyebabkan
darah agar tetap berada dalam ambang batas normal (Muttaqin 2009).
25
Faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah adalah ginjal. Renin yang
dilepaskan ginjal diman ketika aliran darah keginjal mengalami penurunan maka
tidak langsug dapat melepaskan aldosteron, sehingga terjadi retensi natrium dan
air dalam ginjal serta menstimulasi perasan haus. Pengaruh ginjal yang lain yaitu
(Muttaqin 2009).
2.1.5 Pathway
26
Asterosklenotis
Dan elastisitas Hipertensi
Pembuluh darah
Vasokentriksi
Gangguan Sirkulasi
27
retensi natrium
Pijat Refleksi
Intoleransi
kaki Edema
aktivitas
tekanan darah tidak terkontrol dan menjadi sangat tinggi (keadaan ini
darah. Fase hipertensi yang berbahaya bisa ditandai oleh nyeri kepala
2006).
28
Hipertensi dalam waktu lama akan merusak endothel arteri dan
rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata ginjal, otak dan pembuluh
jantung.
2. Gagal Jantung
29
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih
4. Gagal Ginjal
30
5. Stroke
31
2.1.9 Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penanganan Farmakologis
a. Diuretik
32
Obat jenis diuretik yang biasa digunakan sebagai
b. Simpolitik
d. Antagonis angiotensin
33
Efek samping dari obat ini adalah, mual, diare, sakit kepala,
34
2.2 Konsep Terapi refleksi Pijat Kaki
Pijat refleksi kaki atau sering disebut dengan pijat refleksiologi yang
dilakukan dengan cara memijat bagian titik refleksi di kaki yang dapat
dan cairan tubuh pada bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan titik
syaraf kaki yang dipijat. Pijat refleksi kaki juga merupakan terapi
memberikan efek relaksasi dimana sirkulasi atau aliran darah dan cairan
tubuh dapat mengalir tanpa hambatan dan dapat memasok nutrisi serta
oksigen ke sel – sel tubuh , sehingga organ tubuh yang akan kembali pada
relaksasi
e. Menyingkirkan toksin
imunitas
35
g. Memperbaiki keseimbangan potensi elektrikal dari berbagai
berhubungan
2.2.3 Prosedur
pemijatan
5. Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu menarik dari
diakhiri dengan tarikan kecil pada jari. Gerakan ini dilakukan pada
36
7. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan penekanan pada
dari telapak kaki bagian atas hingga kebawah. Gerakan ini dapat
2.3.1 Pengkajian
hipertensi adalah :
2. Riwayat Kesehatan :
pelayanan kesehatan.
37
perilaku, relasional, dan lingkungan. Pada klien dengan ketidakpa
1) Subyektif :
dengan topic
2) Obyektif
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
1) Kesadaran
2) Tekanan darah
38
systole diatas 140 mmHg dan tekanan diastole diatas 90
3) Nadi
2013 )
Body system
1) Sistem Kardiovaskuler
2013 ).
2) Sistem persarafan
3) Sistem perkemihan
( Udjianti,2013)
39
4) Sistem pencernaan
glikosuria.( Udjianti,2013 )
5) Sistem integument
6) Sistem musculoskeletal
7) Sistem endokrin
8) Sistem reproduksi
9) Sistem penginderaan
40
10) . Sistem imun
Pemeriksaan penunjang
hiperkoagulabilitas,anemia ( Udjianti,2013 ).
2) Kimia darah .
4) Radiologi
7) Pemeriksaan laboratorium
Hipokoagubilitas,anemia.
ginjal
dan ada DM
41
12) IUP : mengindentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal
katup,pembesaran jantung .
yang sedang dialami pasien saat ini dan merupakan tanggung jawab
42
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(mis,infalamasi,iskemia ,meoplasma).
frekuensi jantung
43
2.3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
44
E:
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
K:
- kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
45
- jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- informasikan hasil pemantauan ,jika perlu.
46
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi
urine,jika perlu
- Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi.
E:
- Jelaskan penyebab /faktor resiko syok
- Jelaskan tanda dan gejala awal syok
- Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan
tanda dan gejala awal syok
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari allergen
K:
- Kolaborasi pemberian IV,jika perlu
- Kolaborasi pemberian transfuse darah ,jika perlu
- Kolaborasi pemberian antiinflamasi,jika perlu.
4. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan pengkajian selama O:
dengan faktor psikologis (mis 1x24 jam di dapatkan kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
stress,keenganan untuk 1. Porsi makanan yang dihabiskan - Identifikasi makanan yang disukai
makan). meningkat - Identifikasi makanan yang disukai
2. Kekuatan otot mengunyah cukup - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
47
meningkat - Monitor asupan makanan
3. Kekuatan otot menelan cukup - Monitor berat badan
meningkat - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
4. Pengetahuan tentang pilihan T:
makananan yang sehat meningkat - Fasilitasi menentukan pedoman diet (
mis,piramida makanan )
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan,jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
E:
- Anjurkan posisi duduk,jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
K:
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
48
( mis pereda nyeri,antiemetic),jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan.jika perlu.
5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan pengkajian selama O:
berhubungan dengan 1x24 jam di dapatkan kriteria hasil : - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
kelemahan . 1. Frekuensi nadi cukup meningkat mengakibatkan kelelahan
2. Kemudahan dalam melakukan - Monitor kelelahan fisik dan emosional
aktivitas sehari-hari meningkat - Monitor pola dan jam tidur
3. Kecepatan berjalan meningkat - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
4. Keluhan lelah menurun melakukan aktivitas
5. Warna kulit membaik T:
6. Tekanan darah membaik - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus ( mis,cahaya,suara,kunjungan )
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau
aktif
- Berikan aktivitas distraaksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur,jika tidak
dapat berpindah atau berjalan.
49
E:
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
K:
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
50
4. Perilaku sesuai dengan - Sediakan materi dan media pendidikan
pengetahuan cukup meningkat kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Berikan kesempatan untuk bertanya
E:
- Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
51
52
2.3.4 Implementasi Keperawatan
perawatan.
seoptimal mungkin.
53
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
tujuantindakan keperawatan.
54
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria
keperawatan.
subyektif danobyektif.
55
2.4 Penelitian Terkait
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang
56
Penelitian yang dilakukan oleh ( Ratnawati & Ahmad , 2015 ) dalam
0,000,0,005.
terjadi pada usia lebih dari 30 tahun dan kejadian ini akan meningkat
pada lanjut usia ( usia 50 tahun ) sekitar 20% populasi orang dewasa
(Nugroho,dkk 2012).
apabila tidak terdeteksi secara dini menurut listiyani (2004) antara lain
Diantara penanganan non medis tersebut adalah pijat refleksi kaki dan
57
menggunakan tangan manusia tidak ada obat, pembedahan,atau alat –
alat kedokteran yang digunakan karena itulah, metode ini dirasa lebih
bahwa nilai pijat refleksi kaki lebih tinggi yaitu 40,00 dibanding nilai
mean rank hipnoterapi yaitu 21,00 .ini menunjukan pijat refleksi lebih
nilai Sig . 0,000 pada tekanan darah systole , dan nilai Sig.0,001 pada
40,00 dibanding nilai mean ranl hipnoterapi yaitu 21,00 untuk tekanan
58
darah sistolik , dan nilai pijst refleksi kaki 35,50 smenetara hipnoterapi
BAB III
59
TINJAUAN KASUS
NIM : 1914901753
3.2 Pengkajian
1. Identitas data :
Umur : 57 tahun
Agama : islam
Penanggung Jawab :
Nama : An.H
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
2. Keluhan Utama
60
Klien berobat kerumah sakit Yarsi di Bukittinggi pada hari senin tanggal 14
sakit kepala nyeri dan sakit dibagian leher dengan TD : 170/100 mmHg,RR
meningkat klien mengalami pusing yang hebat ,klien juga sering mengalami
penurunan nafsu makan ,yang ditelan terasa pahit bahkan tidak menghabiska
Pada saat dilakukan pengakajian kepada klien ,didalam keluarga yaitu ibu
61
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
7. Riwayat Sosial
Klien tampak baik –baik saja dari segi fisik tidak ada mengalami
c. Lingkungan rumah
62
lingkungan rumahnya klien tampak cukup bersih dan ventilasi udara
cukup, lantai rumah dari keramik , jumlah jendela 6 buah, tidak ada
8. Kebutuhan Dasar
makanan yang di sukainya ayam dan sayur, dan pada saat sakit
sekarang nafsu
makan klien kurang, dan jika makan klien mual , klien mengatakan
c. Pola makan/jam
d. Pola tidur
klien mengatakan pola tidur di malam hari kurang lebih selama 7 jam
f. Tidur siang
63
klien mengatakan tidur siang selama ± 1 jam dari jam 13:30 sampai
14:30 sore, namun pada saat sakit tidur siang tidak teratur.
g. Mandi
sehari pagi dan sore, sedangkan saat sakit sekarang klien hanya mandi
h. Eliminasi
klien mengatakan pada saat sehat klien buang air besar dan kecil tidak
sakit BAB klien masih seperti biasanya yaitu BAB 1x/sehari di pagi
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
TD : 160/90 mmHg
Suhu : 36,3 °C
64
Hasil pengukuran memakai rumus IMT dan tabel standar
c. Kepala
d. Mata
e. Hidung
f. Mulut
Mulut pasien tidak berbau dan gigi tampak bersih dan tidak ada
tampak kering
g. Telinga
65
h. Leher
Leher tidak ada bonjolan atau pembekakan pada kelenjar tiroid dan
i. Jantung
daerah aorta
Auskultasi : suara jantung lum dup dan tidak ada bunyi jantung
j. Paru-paru
66
k. Abdomen
atau luka
(normalnya 10-30detik)
l. Punggung
lesi/luka.
m. Genatalia
Bersih ,tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembekakan dibagian
genitalia.
67
n. Ektremitas
5555 5555
5555 5555
o. Kulit
Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan bersih,
68
Elaminasi
BAB :
-Frekuensi
- warna 1x/sehari 1x/sehari
- bau Kuning Kuning
- konsistensi Khas Khas
Padat Cair
BAK :
-frekuensi
- warna 5x/sehari 4x/sehari
- bau Kuning Kuning pekat
Khas Khas
Personal hygiene
- mandi 2x/sehari 1x/sehari
- cuci rambut 2x/sehari 1xsehari
- gosok gigi 2x/sehari 1x/sehari
- potong kuku 1x/seminggu 1x/seminggu
69
10 september Amplodipine 2x1 Memperlancar - merasa lelah
2020 sehari aliran darah - pusing
menuju jantung - mual
dan mengurangi pembengkakan
tekanan darah pada tungkai
- jantung berdebar
Simvastatin 2x1 Untuk - bersin-bersin
sehari menurunkan kadar - pilek
kolesterol dalam - sakit
darah tenggorokan
- mual
- sembelit
A. Data subjektif
kegiatan
sakit
70
B. Data objektif
1) TD : 170/100 mmHg
2) RR : 25x/menit
3) N : 125x/menit
71
3.4 ANALISA DATA
72
- N : 125x/menit
- RR : 25x/menit
- S : 36,3°C
2. DS : Intoleransi Kelemahan
- Klien mengatakan merasa tidak aktivitas
nyaman dalam melakukan
kegiatan
- Klien mengatakan sulit
melakukan kegiatan sehari-hari
DO :
- Klien tampak lemah dan sulit
bergerak
- Klien tampak lesu
3. DS : Defisit Nutrisi Faktor
- Ib.L mengatakan nafsu psikologis
makannnya berkurang
- Ib.L mengatakan tidak
menghabiskan porsi
makanannya
- Ib.L mengatakan semua
makanan yang ditelan terasa
pahit
DO :
Ib.L tampak tidak
mengahabiskan makanan
Porsi dihabiskan hanya ¼ porsi
dari yang biasanya
Ib.L tampak pucat dan
mengeluh terasa ingin muntah
73
Ib.L dengan IMT 22,94 :
Kategori Normal
2 bulan kebelakang klien
tampak sedikit kurus dan
mengalami penurunan 2 kg BB
dari yang biasanya
4. Ds : Defisit Kurang terpapar
- Ib.L mengatakan tidak pengetahuan informasi
mengetahui tentang penyakitnya
- Ib.L mengatakan bingung untuk
menangani tentang penyakit
hipertensi yang dialaminya
DO :
- Ib.L bingung dan bagaimana bisa
mendapatkan informasi tentang
penyakitnya
- Ib.L tampak ingin sekali
mengetahui cara penanganan dari
penyakit yang dialaminya
- Ibu .L sangat ingin ada alternatif
lain untuk tentang penyakitnya
74
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis dibuktikan dengan
nafsu makan menurun.
75
3.5.1 Intervensi Kperawatan
76
K:
- Koordinasi dengan pusat pengendalian
keracunan untuk pengobatan definitif
- Kolaborasi pemberian agen spesifik (
mis,antiemetik,nalokson,tiamin,glukosa)
77
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur,jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
- Edukasi latihan fisik
E:
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
K:
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
3. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan pengkajian O:
dengan faktor psikologis selama 1x24 jam di dapatkan - Identifikasi status nutrisi
kriteria hasil : - Identifikasi makanan yang disukai
1. Porsi makanan yang - Identifikasi makanan yang disukai
dihabiskan meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
2. Kekuatan otot mengunyah nutrient
78
cukup meningkat - Monitor asupan makanan
3. Kekuatan otot menelan - Monitor berat badan
cukup meningkat - Monitor hasil pemeriksaan
4. Pengetahuan tentang laboratorium
pilihan makananan yang T:
sehat meningkat - Fasilitasi menentukan pedoman diet (
mis,piramida makanan )
- Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan,jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
E:
- Anjurkan posisi duduk,jika mampu
79
- Ajarkan diet yang diprogramkan
K:
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan ( mis pereda
nyeri,antiemetic),jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.jika perlu.
4. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan pengkajian O:
berhubungan dengan kurang selama 1x24 jam di dapatkan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
terpapar informasi kriteria hasil : menerima informasi
Kemampuan menjelaskan - Identifikasi pengetahuan teknik
Pengetahuan tentang topik memori
Meningkat T :
Perilaku sesuai dengan - Sediakan materi dan media pendidikan
pengetahuan cukup kesehatan
meningkat - Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
80
81
3.5.2 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
82
teratasi
E: P:
- Anjurkan keluarga melakukan intervensi dilanjutkan
perawatan lanjutan sesuai
kebutuhan pasien
- Ajarkan penggunaan obat yang
tepat
K:
- Koordinasi dengan pusat
pengendalian keracunan untuk
pengobatan definitif
- Kolaborasi pemberian agen
spesifik(mis,antiemetik,nalokson,ti
amin,glukosa)
83
anan selama melakukan aktivitas ototnya
T: O:
- Menyediakan lingkungan nyaman - Klien tampak
dan bersi tidak bisa melakuka
- Memberikan aktivitas distraksi n kegiatan aktivitas
yang menenangkan sendiri
- memfasilitasi duduk disisi tempat - Dibantu keluarga
tidur,jika tidak dapat berpindah dalam kegiatan
atau berjalan sehari hari
E: A:
- menganjurkan tirah baring - Masalah belum
- menganjurkan melakukan aktivitas teratasi
secara bertahap P:
- mengajarkan strategi koping untuk intervensi dilanjutkan
,manajemen energ
mengurangi kelelahan
K:
- mengkolaborasi dengan ahli gizi
makanan.
84
2020 faktor psikologis - mengindentikasi status nutrisi - Klien mengatakan
- mengindentifikasi makanan masih tidak nafsu
yang disukai makan
- mengindentifikasi makanan - Klien mengatakan
yang disukai ingin muntah
- mengidentifikasi kebutuhan kalo O:
ri dan jenis nutrient - Klien tampak
- memonitor asupan makanan tidak menghabiskan
- memonitor berat badan porsi makanannya
T: - Klien hanya
- memfasilitasi menentukan menghabiskan ¼
pedoman diet(mis,piramida porsi dari biasanya
makanan) A:
- mensajikan makanan secara - Masalah belum
menarik dan suhu yang sesuai teratasi
- memberikan makanan tinggi P:
serat untuk mencegah konstipasi - anjurkankepada
- memberikan makanan tinggi keluarga beri makan
kalori dan tinggi protein sedikit tapi sering
- memberikan suplemen - jelaskan pada
makanan,jika perlu keluarga mengenai
85
E: pentingnya nutrisi
- menganjurkan posisi duduk,jika bagi pasien .
mampu
- mengajarkan diet yang
diprogramkan
K:
- mengkolaborasi dengan ahli gizi
dibutuhkan.jika perlu.
86
- Jadwalkan pendidikan kesehatan - Klien juga ingin
sesuai kesepakatan mengetahui apa saja
- Berikan kesempatan untuk alternatif lain untuk
bertanya penyakitnya
O : -klien tampak ingin
mengatahui untuk
informasi dari
penyakitnya
A:
- Masalah belum
teratasi
P:
- intervesi dilanjutkan
87
intensitas nyeri berkurang sakit
- Identifikasi skala nyeri kepala
- Identifikasi respon nyeri - Klien mengatakan
- Monitor keberhasilan terapi pusingnya
komplementer yang sudah berkurang setelah
diberikan diberikan terapi pijat
T: refleksi kaki
- Berikan terapi teknik - klien mengatakan
nonfarmakalogis untuk mengurangi badannya sudah terasa
rasa nyeri ( mis,terapi lebih nyaman
pijat,aromaterapi,atau kompres air O:
hangat/dingin). - Tekanan darah
- Terapi pemijatan dengan terapi pasien mulai
refleksi pijat kaki menurun TD
130/60mmHg
E: dengan nadi :
- Anjurkan keluarga melakukan 80x/menit RR:
perawatan lanjutan sesuai 22x/menit
kebutuhan pasien A:
- Ajarkan penggunaan obat yang - Masalah belum
tepat teratasi
88
K: P:
- Koordinasi dengan pusat intervensi dilanjutkan
pengendalian keracunan untuk
pengobatan definitif
- Kolaborasi pemberian agen
spesifik(mis,antiemetik,nalokson,ti
amin,glukosa)
89
tidur,jika tidak dapat berpindah dalam kegiatan
atau berjalan sehari hari
E: A:
- menganjurkan tirah baring - Masalah belum
- menganjurkan melakukan aktivitas teratasi
secara bertahap P:
- mengajarkan strategi koping untuk intervensi dilanjutkan
,manajemen energi
mengurangi kelelahan
K:
- mengkolaborasi dengan ahli gizi
makanan.
90
- memonitor asupan makanan tidak menghabiskan
- memonitor berat badan porsi makanannya
T: - Klien hanya
- memfasilitasi menentukan menghabiskan ¼
pedoman diet(mis,piramida porsi dari biasanya
makanan) A:
- mensajikan makanan secara - Masalah belum
menarik dan suhu yang sesuai teratasi
- memberikan makanan tinggi P:
serat untuk mencegah konstipasi - anjurkankepada
- memberikan makanan tinggi keluarga beri makan
kalori dan tinggi protein sedikit tapi sering
- memberikan suplemen - jelaskan pada
makanan,jika perlu keluarga mengenai
E: pentingnya nutrisi
- menganjurkan posisi duduk,jika bagi pasien .
mampu
- mengajarkan diet yang
diprogramkan
K:
- mengkolaborasi dengan ahli gizi
91
untuk menentukan jumlah kalori
dibutuhkan.jika perlu.
92
N Hari/ tanggal Diagnosis Keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi
O
1 Sabtu 19 Nyeri akut berhubungan 15.25 O: 15.35 S:
september dengan agen cedera Wib wib
- Identifikasi lokasi, karakteristik , - Klien mengatakan
2020 fisiologis
durasi, frekuensi, kualitas, sudah berkurang
intensitas nyeri sakit kepala
- Identifikasi skala nyeri - Klien mengatakan
- Identifikasi respon nyeri pusingnya
- Monitor keberhasilan terapi berkurang setelah
komplementer yang sudah diberikan terapi pijat
diberikan refleksi kaki
T: - klien mengatakan
- Berikan terapi teknik badannya sudah terasa
93
nonfarmakalogis untuk mengurangi lebih nyaman
rasa nyeri ( mis,terapi O:
pijat,aromaterapi,atau kompres air - Tekanan darah
hangat/dingin). pasien mulai
- Terapi pemijatan dengan terapi menurun TD
refleksi pijat kaki 120/60mmHg
dengan nadi :
E: 80x/menit
- Anjurkan keluarga melakukan RR: 22x/menit
perawatan lanjutan sesuai A:
kebutuhan pasien - Masalah teratasi
- Ajarkan penggunaan obat yang P:
tepat intervensi dihentikan
K:
- Koordinasi dengan pusat
pengendalian keracunan untuk
pengobatan definitif
- Kolaborasi pemberian agen
spesifik(mis,antiemetik,nalokson,ti
amin,glukosa)
94
2 Sabtu Intoleransi aktivitas 15.00 O: 15.10 S:
19september berhubungan dengan wib wib
- mengindentifikasi gangguan fungsi - Klien mengatakan
2020 kelemahan
tubuh yang mengakibatkan badannyasudah
kelelahan tidak sakit lagi
- memonitor pola dan jam tidur - Klien mengatakan
- memonitor lokasi dan ketidaknyam Untuk berjalan
anan selama melakukan aktivitas sudah tidak sakit
T: lagi kakinya
- Menyediakan lingkungan nyaman O:
dan bersi - Klien tampak bisa
- Memberikan aktivitas distraksi melakukan kegiatan
yang menenangkan aktivitas sendiri
- memfasilitasi duduk disisi tempat A:
tidur,jika tidak dapat berpindah - Masalah
atau berjalan teratasi
E: P:
- menganjurkan tirah baring intervensi dihentikan
- menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- mengajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
95
K:
- mengkolaborasi dengan ahli gizi
makanan.
96
- memberikan makanan tinggi A:
serat untuk mencegah konstipasi - Masalah belum
- memberikan makanan tinggi teratasi
kalori dan tinggi protein P:
- memberikan suplemen - anjurkankepada
makanan,jika perlu keluarga beri makan
E: sedikit tapi sering
- menganjurkan posisi duduk,jika - jelaskan pada
mampu keluarga mengenai
- mengajarkan diet yang pentingnya nutrisi
diprogramkan bagi pasien .
K:
- mengkolaborasi dengan ahli gizi
dibutuhkan.jika perlu.
97
- Identifikasi pengetahuan teknik penyakitnya
memori O : -klien tampak ingin
mengatahui untuk
T: informasi dari
- Sediakan materi dan media penyakitnya
pendidikan kesehatan A:
- Jadwalkan pendidikan kesehatan - Masalah teratasi
sesuai kesepakatan P:
- Berikan kesempatan untuk - intervesi dihentikan
bertanya
98
BAB IV
PEMBAHASAN
Perfusi perifer tidak efektif di jorong tigo surau kecamatan baso kabupaten
Beberapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam penerapan kasus
perifer tidak efektif sesuai dengan teori – teori yang ada.Untuk melihat lebih
1. Pengkajian
dan tekuk berat dibagian leher sejak 5 hari yang lalu dan keluarga
99
2. Diagnosis Keperawatan
informasi
3. Intervensi Keperawatan
rencana tindakan yaitu tentang latihan terapi refleksi pijat kaki ,memonitor
100
Diagnosis kedua adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan
pemulihan.
penyakitnya.
4. Implementasi Keperawatan
101
4.2 Intervensi inovasi dengan konsep data dan penelitian terkait
Intervensi inovasi yang dilakukan pada kasus diatas adalah terapi refleksi
tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan oleh pasien saat
).
Tindakan intervensi yang dilakukan pada Ny.L selama 3 hari yaitu terapi
tubuh pada bagian – bagian tubuh yang berhubungan dengan titik saraf
102
kaki yang dipijat. Sirkulasi darah yang lancar akan memberikan efek
otot – otot badan . dimulai dari otot ibu jari kaki sampai kepala.
massase didapatkan hasil nilai systole p-Value : 0.032 < α 0.05 dan nilai
diastole p-Value = 0.024 < α 0,05 yang berarti Ho ditolak ,maka dapat
intervensi yang dilakukan yaitu terapi refleksi pijat kaki dan pendidikan
tekanan darah sebelum dan sesudah intevensi. Refleksi pijat kaki dapat
darah.maka dari itu saya tertarik mengapilkasikan terapi refleksi pijat kaki
5. Evaluasi
103
Berdasarkan dari hasil evaluasi yang didapatkan pada Ny.L setelah
perubahan pada klien . sakit kepala dan tekuk berat dibagian leher sudah
dipanggil.
tidak hanya dengan terapi refleksi pijat kaki adapun cara lain dengan
1. Efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
tekanan darah sistolik sebesar 19,1 mmHg dan diastolik sebesar 11.9
mmHg. Hal ini juga didukung oleh penelitian Putri,dkk (2015) yang
berbeda setelah diberikan terapi rendam kaki air hangat relaksasi nafas
104
dalam Prahipertensi. Dalam teori (Smeltzer,2013). Menyatakan
yang sangat popular saat ini yaitu senam zumba. Senam ini terutama
105
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2020 sampai tanggal 19 september 2020 jam 15.45 wib dengan keluhan
sakit kepala dan pusing dibagian tekuk leher. Dari hasil intervensi yang
dilakukan pada Ny.L terapi refleksi pijat kaki yaitu untuk membantu
peningkatan tekanan darah pada TD klien , maka dari itu diberikan terapi
refleksi pijat kaki terhadap klien selama 1x sehari diwaktu pagi dan siang
Dari hasil evaluasi dilakukan bahwa ada semua masalah teratasi selama 3
106
3. Dari hasil pemeriksaan asuhan keperawatan pada Ny.L dengan
5.2 Saran
Hasil karya ilmiah akhir ners ini agar dapat dijadikan refrensi untuk
perawat agar nantinya bisa menerapkan terapi refleksi pijat kaki guna
107
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, J. T., Putra, M. M., Astriani, N. M. D. Y., Dewi, P. I. S., & Bintoro, T.
(2019). Efektifitas Terapi Relaksasi Benson Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(1), 51-
60.
Dalimartha, S., Purnama, B. T., SpGK, M. S., Nora Sutarina, S., Mahendra, B.,
Akp, I., & Darmawan, R. (2008). Care your self, Hipertensi. Penebar
PLUS+.
Effendy, N., Subagja, S., & Faisal, A. (2008). Prediksi penyakit jantung koroner
(PJK) berdasarkan faktor risiko menggunakan jaringan syaraf tiruan
backpropagation. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
(SNATI) (Vol. 1, No. 1).
108
Kholidatin, Y. (2017). Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Jati Kabupaten Kudus (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).NATASHA, T.
(2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI
DENGANFOKUS STUDI PENGELOLAAN PENURUNAN CURAH
JANTUNG DIRSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK.
Mappagerang, R., Alimin, M., & Anita, A. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Pada Penderita Hipertensi Dengan Kontrol Diet Rendah
Garam. JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH, 7(1), 37-44.
Masi, G. N., & Rottie, J. V. (2017). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air
Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Dengan
Hipertensi Di Puskesmas Bahu Manado. Jurnal Keperawatan, 5(1).
Nugroho, I. A., & Asrin, S. (2012). Efektifitas pijat refleksi kaki dan hipnoterapi
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 8(2), 57.
109
Ratna, R., & Aswad, A. (2019). EFEKTIVITAS TERAPI PIJAT REFLEKSI
DAN TERAPI BENSON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI. Jambura Health and
Sport Journal, 1(1), 33-40.
Sari, H. F., & Murtini, M. (2015). Relaksasi untuk mengurangi stres pada
penderita hipertensi esensial. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia,
12(1), 12-28.
Zunaidi, A., Nurhayati, S., & Prihatin, T. W. (2014). Pengaruh pijat refleksi
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Klinik Sehat Hasta
Therapetika Tugurejo Semarang. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional (Vol. 2, No. 1).
110
111
STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)
PROSEDUR PIJAT REFELEKSI KAKI
Pengertian Pijat dengan melakukan penekanan pada titik titik syaraf. Titik titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan
titik titik syaraf tersebut berada di telapak kaki
Tujuan 1. Melancarakan peredaran darah
2. Menurunkan tekanan darah tinggi
3. Mencegah berbagai macam penyakit
4. Menjaga meningkatkan daya tahan tubuh
5. Memebantu mengatasi stres
6. Menyembuhkan rasa capek dan pegel
Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
Persiapan Alat 1. Minyak telon
2. Lotion/handbody
Persiapan 1. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman
Lingkungan 2. Tutup sketsel
Prosedur 1. Waktu pijat refleksi dapat dilakukan selama 30-40 menit. Tetapi bagi penderita penyakit kronis, lanjut usia
waktunya lebih pendek
2. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5 sampai 9 menit dalam sekali pemijatan
111
3. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet tatkala dipijat
4. Gerakan pertama disebut dengan eflurage yaitu memijat dari pergelangan kaki ditarik sampai ke jari-jari.
Gerakan dapat dilakukan sekitar 3 – 4 kali.
5. Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu menarik dari pergelangan kaki hingga sampai ujung
jari melewati perselangan jari diakhiri dengan tarikan kecil pada jari. Gerakan ini dilakukan pada semua jari
kaki, dari kelingking hingga jempol.
6. Setelah itu, dilakukan seperti gerakan pertama tetapi dengan menungkupkan semua telapak tangan pada atas
112
dan bawah telapak kaki, ditarik lembut dari pergelangan kaki hingga ke jari kaki. Gerakan ini dilakukan 3 – 4
kali.
7. Pegang kaki seperti gambar di atas, lakukan pemijatan pada daerah tumit dengan gerakan melingkar.
Penekanan pemijatan dipuasatkan pada jempol tangan yang dilakukan seperti gerakan-gerakan memutar kecil
searah jarum jam. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
8. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan penekanan pada jempol, jari telunjuk, dan jari tengah dengan
membuat gerakan tarikan dari mata kaki kearah tumit. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
113
9. Lakukan pemijatan penekanan yang berfokus pada jempol, mengusap dari telapak kaki bagian atas hingga ke
bawah. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
10. Gerakan ke tujuh hampir sama dengan gerakan ke-6, tetapi gerakan ini dilakukan dengan posisi agak ke
tengah dari telapak kaki. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
114
11. Gerakan selanjutnya yaitu dengan membuat gerakan kecil memutar dengan memberikan sedikit penekanan
yang berfokus pada jempol,gerakan ini dilakukan dari bagian atas telapak kaki (bawah jempol) hingga di
bagian tumit tetapi telapak bagian tepi. Gerakan ini tidak dilakukan perulangan, cukup satu kali saja.
12. Gerakan selanjutnya hampir sama dengan gerakan ke-8, hanya bedanya gerakan ke-9 ini lebih di area telapak
kaki bagian tengah. Gerakan ini juga tidak dilakukan perulangan, cukup satu kali saja.
115
13. Gerakan ke-10 adalah dengan melakukan penekanan pada bawah jari, seperti yang dilakukan gambar di atas.
Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki. Gerakan ini dilakukan dengan menekan dan memberikan
putaran-putaran kecil searah jarum jam. Setiap jari kaki diberikan pijatan 3 – 4 kali.
14. Gerakan selanjutnya yaitu memberikan penekanan dan gerakan memutar kecil pada area tersebut (seperti
pada gambar). Gerakan yang dilakukan dapat sebanyak 4 – 5 kali pada titik ini saja.
116
15. Gerakan selanjutnya dapat dilakukan dengan memutar pergelangan kaki, posisi tangan dapat dilakukan
seperti pada gambar. Pemutaran pergelangan kaki dapat dilakukan sebanyak 4 – 5 kali.
16. Setelah itu regangkan kaki, yaitu dengan memegang daerah pergelangan kaki dan memberikan sedikit
dorongan ke luar pada telapak kaki bagian atas. Gerakan ini dapat dilakukan 3 – 4 kali.
117
17. Gerakan terakhir yaitu memberi usapan lembut dengan sedikit diberikan penekanan dari pergelangan kaki
hingga semua ujung kaki. Gerakan ini dilakukan 3 -4 kali, dan ditutup dengan mengusap satu kali dengan
lembut dari atas pergelangan kaki hingga ujung kaki tanpa diberikan penekanan.
18. Kebanyakan orang memerlukan perawatan 4 sampai 8 minggu untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Tetapi bagi pasien berpenyakit kronis dipijat tiga kali dalam seminggu atau dua hari sekali, jangan memijat
setiap hari
19. Usahan komunikasikan pasien dengan pemijatan terjalin dengan baik, jangan membicarakan segala sesuatu
118
yang dapat memberatkan mental pasien khusunya mengenai pasien
20. Cucilah tangan sehabis memijat
119
120
121
122
123
124
125