com
LAPORAN PENDAHULUAN
Insiden
Diabetes mellitus atau DM kini menjadi ancaman serius bagi umat manusia di dunia.
Pada tahun 2003, Badan Kesehatan Dunia atau WHO memperkirakan, 194 juta jiwa atau 5,1
persen dari 3,8 miliar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 1/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
atau SKRT memberi gambaran terjadinya peningkatan prevalensi DM dari tahun 2001 sebesar
7,5 persen menjadi 10,4 persen pada tahun 2004.
Peningkatan angka kejadian diabetes itu seiring dengan meningkatnya faktor risiko di
antaranya obesitas atau kegemukan, kurang aktivitas fisik, kurang mengonsumsi makanan
berserat tinggi, tinggi lemak, merokok, dan kelebihan kolesterol,´ kata Direktur Pengendalian
Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan, Yusharmen, dalam seminar sehari bertema
Pengendalian Faktor Risiko dan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus, Kamis (13/11), Kantor
Depkes, Jakarta.
Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses autoimun
yang menyerang insulinnya. IDDM merupakan jenis DM yang diturunkan (inherited).
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor lingkungan.
Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang tuanya
adalah penderita DM dan menganut gaya hidup yang salah.
3. Diabetes mellitus sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya
terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah kegemukan atau
obesitas.
Etiologi
Diabetes tipe I :
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 2/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
Manifestasi
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 3/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Patofisiologis
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan dengan
insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intra sel ini. Dengan demikian insuliin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 4/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Pemeriksaan Penunjang
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 5/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Komplikasi
Masalah serius penyakit diabetes dapat dilihat pada setiap komplikasi yang
ditimbulkannya. Lebih rumit lagi, penyakit diabetes tidak menyerang satu system saja, tetapi
berbagai komplikasi dapat diidap secara tunggal maupun bersamaan yaitu :
y Chronic heart disease
y Neurophaty
y Retinophaty
y Gangrene kaki diabetic, komplikasi akibat gangrene :
- Osteomyelitis
- Sepsis
y Saraf diabetes
y Kematian
Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagaii jaringan nekrosis atau jaringan mati
yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga
suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang;
perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif
(arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999).
Ganggren diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit
diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai
dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang
biasa menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).
Etiologi
Faktor ± faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren diabetik dibagi menjadi
faktor endogen dan faktor eksogen.
i
Faktor endogen :
a. Genetik
b. Metabolik
c. Angiopati diabetic
d. Neuropati diabetik
i Faktor eksogen :
Laporan Pendahuluan DM Gangren 6
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 6/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
Berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya gangren diabetik adalah
neuropati, iskemia, dan infeksi. (Sutjahyo, 1998). Iskemia disebabkan karena adanya
penurunan aliran darah ke tungkai akibat makroangiopati (aterosklerosis) dari pembuluh
darah besar di tungkai terutama pembuluh darah di daerah betis. Hal ini disebabkan karena
beberapa faktor resiko lebih banyak dijumpai pada diabetes mellitus sehingga memperburuk
fungsi endotel yang berperan terhadap terjadinya proses atherosklerosis. Kerusakan endotel
ini merangsang agregasi platelet dan timbul trombosis, selanjutnya akan terjadi penyempitan
pembuluh darah dan timbul hipoksia. Iskemia atau gangren diabetik dapat terjadi akibat dari
atherosklerosis yang disertai trombosis, pembentukan mikrotrombin akibat infeksi, kolesterol
emboli yang berasal dari plak atheromatous dan obat-obat vasopressor.
Klasifikasi
Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren diabetik menjadi dua
golongan :
a) Gangren diabetik akibat Iskemia
Gangrene diabetic jenis ini disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 7/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Manifestasi klinis
Penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan yang timbul
adalah berupa kesemutan atau kram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada
waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, maka apabila penderita mengalami trauma atau
luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena
penderita tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung-gelembung pada
telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa
nyeri, sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan
menjalar dengan cepat (Sutjahyo, 1998). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh,
bahkan bertambah luas baru penderita menyadari dan mencari pengobatan. Biasanya
gejala yang menyertai adalah kemerahan yang makin meluas, rasa nyeri makin
meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak serta adanya bau yang
makin tajam.
Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi
gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di
malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati
tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta
antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh (Levin,1993).
Patofisiologi
Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat hiperglikemia,
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 8/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan
kerusakan dan perubahan fungsi.
2. Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua
protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada
protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun
mikro vaskular.
Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh faktor ± faktor
disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah
angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk
terjadinya KD. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan
sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau
menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa
yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan
mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang
menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya
aliran darah ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang
lebih besar maka penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada
jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung
kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat
bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan
asupan nutrisi, oksigen ( zat asam ) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka
sulit sembuh (Levin,1993). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD
akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan
infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD.
Pemeriksaan penunjang
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 9/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
y Plasma vena < 100 100-200 >200
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
G
3. lukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi
75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
Penatalaksanaan
1. Diet
Perencanaan makan
y Pasien harus mendapat Terapi Gizi Medis (TGM) sesuai dengan kebutuhannya
y Komposisi makanan yang dianjurkan : Karbohidrat, Lemak, Protein, Natrium, Serat,
Pemanis Alternatif
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 10/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 11/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 12/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
2. Olahraga
Olahraga atau latihan fisik dilakukan sebagai berikut:
- 5 ± 10¶ pemanasan
- 20 ± 30¶ latihan aerobic (75 ± 80% denyut jantung maksimal)
- 15 ± 20¶ pendinginan
Namun sebaiknya dalam berolahraga/aktivitas juga memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
- Jangan lakukan latihan fisik jika glukosa darah >250 mg/dL.
- Jika glukosa darah <100 mg/dLsebelum latihan, maka sebaiknya makan
camilan dahulu.
- Rekomendasi latihan bagi penderita dengan komplikasi disesuaikan dengan
kondisinya.
- Latihan dilakukan 2 jam setelah makan.
- Pada klien dengan gangrene kaki diabetik, tidak dianjurkan untuk melakukan
latihan fisik yang terlalu berat.
- Selalu memakai alas kaki .
3. Pengobatan untuk gangren
- Kering
o Istirahat di tempat tidur.
o Kontrol gula darah dengan diet, insulin atau obat antidiabetik.
o Tindakan amputasi untuk mencegah meluasnya gangrene, tapi dengan
indikasi yang sangat jelas.
o Memperbaiki sirkulasi guna mengatasi angiopati dengan obat-obat anti
platelet agregasi (aspirin, diprydamol, atau pentoxyvilin).
- Basah
o Istirahat di tempat tidur.
o Kontrol gula darah dengan diet, insulin atau obat antidiabetik.
Debridement.
o
o Kompres dengan air hangat, jangan dengan air panas atau dingin.
o Beri ³topical antibiotic´.
o Beri antibiotic yang sesuai kultur atau dengan antibiotic spectrum luas.
o Untuk neuropati berikan pyridoxine (vit B6) atau neurotropik lain.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 13/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
- Pembedahan
o Amputasi segera
o Debridement dan drainase, setelah tenang maka tindakan yang dapat diambil
adalah amputasi atau skin/arterial graft
4. Obat
a. Obat Hipoglikemik Oral (OHD)
Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dibagi menjadi 4 :
- Pemicu sekresi Insulin, yaitu golongan Sulfonilurea. Bekerja untuk
merangsang sel beta pancreas untuk memproduksi insulin. Namun, hati-hati
dengan efek sampingnya yaitu hipoglikemia (kadar glukosa darah rendah,
kurang dari 60 mg/dl)
- Penambah sensitifitas insulin
- Penghambat glukoneogenesis
- Penghambat absorpsi glukosa
b. Insulin, dengan indikasi:
- Ketoasidosis, koma hiperosmolar, dan asidosis laktat
- DM dengan berat badan menurun secara cepat
- DM yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat, dll)
- DM gestasional
- DM tipe I
- Kegagalan pemakaian OHD
Insulin umumnya diberikan melalui injeksi dibawah kulit (subkutan) meskipun
dapat juga diberikan kedalam otot (intramuscular), intra vena dan inhalasi.
Penyuntikan Insulin hendaknya tidak dilakukan hanya pada satu area tubuh karena
dapat menyebabkan atrofi (mengecilnya) otot tubuh daerah penyuntikan. Namun,
penyuntikan di lakukan secara bergantian pada bagian tubuh yang lain seperti yang
tertera pada gambar.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 14/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
C. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang
mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan
penderita yang dapt diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka
yang tidak sembuh ± sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah
dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit ± penyakit lain yang ada kaitannya dengan
defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas,
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 15/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita
DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal
hipertensi, jantung.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan
dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda ±
tanda vital.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang
berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih
kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur /
ganda, diplopia, lensa mata keruh.
c. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu
kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut
dan kuku.
d. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, nafas bau keton, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
e. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 16/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
h. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan
nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
i. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau
mental, disorientasi.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120mg/dl dan dua jam
post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ),
kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis
kuman.
Diagnosa keperawatan
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 17/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Rencana Keperawatan
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 18/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 19/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
2. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan
mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak
bekerjasama dalam melakukan tindakan.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat
rasa nyeri.
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien.
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada
otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.
6. Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.
Rasional : massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus
sedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
Rasional : Obat ±obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.
Kriteria Hasil : - Pergerakan paien bertambah luas
- Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan
(duduk, berdiri, berjalan).
- Rasa nyeri berkurang.
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai
dengan kemampuan.
Rencana tindakan :
1. Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.
Rasional : Untuk mengetahui derajat kekuatan otot-otot kaki pasien.
2. Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga
kadar gula darah dalam keadaan normal.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 20/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
e. Perubahan nutrisi (kurang dari) kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil : - Berat badan dan tinggi badan ideal.
- Pasien mematuhi dietnya.
- Kadar gula darah dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.
Rencana Tindakan :
1. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.
Rasional : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien
sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.
2. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya
hipoglikemia/hiperglikemia.
3. Timbang berat badan setiap seminggu sekali.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 21/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
5. Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet
diabetik.
Rasional : Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke
dalam jaringan sehingga gula darah menurun,pemberian diet yang sesuai
dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah komplikasi.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 22/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
h. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota
tubuh.
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu anggota tubuhnya secar
positif.
Kriteria Hasil : - Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa
rasa malu dan rendah diri.
- Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 23/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Rencana tindakan :
1. Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan
dengan keadaan anggota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal.
Rasional : Mengetahui adanya rasa negatif pasien terhadap dirinya.
2. Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien.
Rasional : Memudahkan dalm menggali permasalahan pasien.
3. Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien.
Rasional : Pasien akan merasa dirinya di hargai.
4. Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.
Rasional : dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadakan hubungan
dengan orang lain dan menghilangkan perasaan terisolasi.
5. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan.
Rasional : Untuk mendapatkan dukungan dalam proses berkabung yang
normal.
6. Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai
pemecahan masalah yang konstruktif dari pasien.
Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien.
i. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi.
Kriteria hasil : - Pasien mudah tidur dalam waktu 30 ± 40 menit.
- Pasien tenang dan wajah segar.
- Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.
Rencana tindakan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
Rasional : Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan
tidur/istirahat.
2. Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 24/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi .
Rasional : Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam
tidur, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.
5. Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur pasien.
Rasional : Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien
akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
pasien didalamnya.
Rasional : Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam
tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya
berkurang.
5. Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan ( jika ada /
memungkinkan).
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 25/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 26/27
5/12/2018 LPDMGANGREN-slidepdf.com
Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa Yasmin
Asih. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
Vol 1 alih bahasa H . Y . Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih.
Jakarta : EGC.
Price, Anderson Sylvia. 2005. Patofisiologi. Ed . I . Jakarata: EGC
Ikram, Ainal. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut
jilid I Edisi ketiga. Jakarta : FK UI.
Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.C et 2. Jakarta :
Balai Penerbit FK UI.
http://slidepdf.com/reader/full/lp-dm-gangren-55a4d1ecd78e6 27/27