Anda di halaman 1dari 7

(kesimpulan) (3) post rounds : debnefing (Tanya jawab), feedback (saran), refrection

(refleksi), preparation (persiapan).


Bimbauner (2004) mengaiakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan
yaitu :
1. Before rounds meliputi :
a) Persiapan : terdin dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatandan
membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde
keperawatan
b) Orientasi perawat : terdin dari membuat, menyadari tujuan : demonstrasi
temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan penlaku
professional
c) Onentasi pasien
2. During rounds meliputi :
a) Menetapkan lingkungan : membuat lingkungan yang nyoman serta
dorong untuk mengajukan pertanyaan
b) Menghormati perawat : hormati mereka seperti pemben layanan paa
pasien, dan pasien perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari
latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruh
kehidupan pasien
c) Libatkan semua pasien, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta
didik, dan mendorong semua untuk berpartisipasi Libatkan pasien :
dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah penyakitnya,
dorong pasien untuk mengayukan pertanyaan tentang
maolahnya,dunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb,
3. After rounds > waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik

H. Mekanisme ronde keperawatan

1. Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien


sebelum melakukan ronde keperawatan. Halim dilanjuikan clament
(2011) bahwa perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan
psikososial pasien 2-3 menitselain itu juga perawal menetapkan tujuan
yang ingin dicapai ketika pelaksanaan ronde keperawatan, Sebelum
menemui pasien, sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin
dicapai (clament 2011).
2. Perawal menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan,
Hal itu disebut sitorus (2006) sebelumdilakukan ronde perawat primer
(PP) menentukan 2-3 klien yang akan dironde dan ditentukan pasien
yang akon dironde. Sebaliknya dipilih klien yang perawatan khusus
dengan masalah yang relative lebih kompleks(sitorus 2006).
3. Ronde keperawatan dilakukan poda pasien. Perawat melaporkan
kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan yang akaan dilakukan,
pengobatan, seria rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde
keperawatan melaporkan tentang kondisi pasien,
asuhankeperawatan, perawat medis dan prognosis. Selain itu juga
menurut Annual review of nursing education dalam ronde
keperawatan, perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang
terkait, intervensi keperawatan, dan hasil, Mengenai masalah yang
sensitive sebmknya tidak didiskusikan dihadapan klien (sitorus, 2006)
I. Strategi ronde keperawatan yang efektif
Ramani (2003) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde keperawatan
berjalan efektif yaitu :
1. Melakukan persiapan dengan seksama terkan dengan pelaksanaan ronde
keperawatan bak waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkail, dan
sebagainya.
2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi : system apa yang
akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemenksaan
fisik.melakukan tindakan, dan sebagainya. Rencanakan ager semua aktif
terlibat dalam kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses
pembelajaran, seria tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan
dengan pasien tertentu,
3. Onentasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapa. Kegiatan berikut int
dapat dilakukan selama fase orientast:
1) onentasikan perawat untuk tuyuan latihan dan kegiatan yang direncanakan.
2) memberikan peran kepada setiap anggota tim,
3) buat aturan mengenai ronde.
4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari hal
ini,
4. Perkenalkan din anda dan tim pada pasien meliputi :
1) Memperkenalkan din kepada pasien
2) Pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama cimaksudkan untuk
berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien
3) Keluarga tidak perlu diminta untuk pergi jika pasien ingin untuk citemani
5. Meninggalkan waktu untuk pertanyaan.klarifikasi, menempatkan pembacaan
lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien jorok
pendengoran. Imi adalah kesembatan untuk mendiskusikan aspek sensitive dari
rwayal pasien.
6. Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan
berikutnyadengan merefleksikan pada dir) mengena hasil ronde yang telah
dilakukan,
J. Hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan
persiapan sebagai berikut:
1. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratas: dan masalah yang
langka).
2. Menentukan tim ronde keperawatan.
3. Mencari sumber atau literatur.
4. Membual proposal.
5. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkay ian. adalah membantu
6. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?,
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, Apa hambatan yang ditemukan
selama perawatan?
K. Komponen terlibat dalam ronde keperawatan
Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah
perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehotan lainnya.
1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim,
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi khen.
b. Menjelaskan masalah keperawata ulama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan tindakan selanjuinya,
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil,
2. Peran Ketua Tim Lain dan/Kionselor
Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim) Dalam menjalankan
pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bia untuk memaksimalkan
keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
a. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawatan ulama
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d. Menjelaskan tindakan selanjtunya
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional
d. Mengarahkan dan korekst
e. Mengintegrasikan teor dan konsep yang telah dipelajari

BAB III
A. Pembahasan journal
Ronde keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan
bagian dari kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Kota Depok yang perlu
dioptimalkan, Program pengoptimalan peran perawat dalam pelayanan keperawatan
perlu dilakukan secara bertahap, schingga dibutuhkan proses perencanaan yang
matang dan kontinyu, salah satu nya adalah melalu) pelaksanaan onde keperawatan
dan pendokumentasian asuhan keperawatan secara optimal, Untuk optmalisasi
tersebut RSUD kota Depok melakukan benemark dan study literatur, schingga buku
panduan, SOP, dan pedoman terkait bisa dibuat sebagai langkah awal pengoptimalan
pelaksanaan ronde dan pendokumentasian.

Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada perawat di ruangan


sejumlah 21 orang, diperoleh data bahwa perawat sebagian besar berjenis kelamin
perempuan (85.7%). Perawat memiliki usta rata rata berumur 31 sd 40 tahun dengan
later belakang pendidikan D3 keperawatan, Perawat di RSUD Kota Depok sebagian
besar baru bekerja kurang dari 5 tahun (85.7%). Selain dar data dasar, terkayi juga
pengetahuan perawat tentang pelaksanaan ronde keperawatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan melalui kuesioner, data di peroleh terjadi
peningkatan pengetahuan terkait definisi, tujuan, waktu, prosedure pelaksanann,
Dart sebelum 68% menjadi 85%, Pelaksanagn ronde keperawatan merupakan
strateg: yang efekuf untuk melakukan perubahan dalam melakukan perawatan
kepada pasien. Hal im merupakan peningkatan yang bak yang dapat menunjukkan
bahwa impelementasi yang dilakukan dinila efekuf untuk meningkatkan pengetahuan
perawat, serta menunjukan bahwa kepala muangan, ketua tim dan perawat
menyadari tentang pentingnya pelaksanaan ronde keperawatan bagi perawat dan
pasien di ruangan.

Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada


perawat menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah mengembangkan
keterampilan perawat. Selain itu juga dengan adanya ronde keperawatan akan
menguji pengetahuan perawat. Melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,
rintangan yang dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan
dapat dirulai Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelinan
ronde keperawatan meningkatkan kepuasan paseen lima kali dibanding tidak
dilakukan ronde keperawatan.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah target
kelengkapan dokumentasi, dimana RSUD 100%, sedangkan yang tercapai baru 70%.
Hasil wawancara dengan kepala bidang keperawatan, mengatakan
pendokumentasian belum optimal masih ditemukan kesalahan dan kelalaian
perawat, terutama dalam pengisian catatan perkembangan pasien terintegrasi. Hal
ini didukung juga hasil observasi, ditemukan catatan yang masih kosong, penulisan
tidak jelas dan pencatatan tidak sinkron. Kualitas pelayanan keperawatan merupakan
fokus utama kegiatan pengelolaan bidang keperawatan, terwujudnya pelayanan
keperawatan yang berkualitas melalui pelaksanaan program pengendalian mutu yang
berkesinambungan, keterlibatan, dan komitmen seluruh staf keperawatan serta staf
pemimpin sebagai motivator. Ronde keperawatan dan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bagian dari kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Dukungan manajemen, pengaruh rekan, serta interaksi
dalam kelompok memiliki dampak terhadap peningkatan motivasi. Fungsi
pengarahan dari kegiatan keperawatan yang dapat meningkatkan kepuasan kerja
perawatan adalah ronde keperawatan. Dalam ronde terjadi proses komunikasi,
interaksi yang bisa meningkatkan motivasi, produktivitas kepuasan kerja.
Pelaksanaan pendokumentasian yang tidak lengkop dapat dipengaruh) karakteristik
individu,

Karakteristik perawat menurut Kane, Shamliyan, Mueller, Duval, dan Wilt


(2007) adalah meliputi usia, pengalaman atau masa kerja dan pendidikan.
Berdasarkan data dan kuesioner, sebagian besar perawat (85,7%) berpendidikan D3
Keperawatan dan memiliki masa kerja kurang dan 5 tahun, Pelatihan perawat untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan prakieck dokumentasi telah menjadi
strateg! banyak digunakan. Lingkungan tempat kerja dapat berkontribusi untuk
dokumentasi tidak optimal.beban kerja yang berat, bentuk dokumentasi melelahkan,
bahasa fragmentaris (yaitu bahasa dokumentas: yang tidak dipaham di luar konteks
lokal), sumber daya yang tidak memadai, dan budaya rumah sakit semua dampak
kualitas dokumentast perawat (10),Untuk mencapai target cakupan
pendokumentasian di RSUD Kota Depok 100% perlu dilakukan lindak lanjut seperti
pelatihan ulang, motivasi (reward) dan monitoring berkala dalam pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan, SPO dan panduan yang telah dibuat harus
disosialisasikan kepada seluruh kepala ruangan dan ketua tim. Sostalisas:
dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan mengurang: kebingungan bagi
perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Sosialisasi dapat
memfasilitass proses komumkasi serta pertukaran informas, khususnya penggunaain
media yang modern memungkinkan perawat mengurang kebingungan dan stress.
Tahap Pra
PP

1. Penetapan pasien

2. Persiapan Psien
 Informed Consent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data

 Apa diagnose keperawatan?


Tahap Pelaksanaan di 3. Penyajian Masalah  Apa data yang mendukung?
 Bagaimana intervensi yang
Nurse Stasion sudah dilakukan?
 Apa hambatan ditemukan?

Tahap Pelaksanaan di 4. Validasi Data


di Bed Pasien
Kamar Pasien

PP, Konselor,
KARU

6. Kesimpulan dan
5. Lanjutan-Diskusi
Rekomendasi
Pascaronde di nurse station
Solusi masalah

Anda mungkin juga menyukai