Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK 6 MANAJEMEN KEPERAWATAN

”RONDE KEPERAWATAN, DELEGASI DAN NEGOSIASI”

Disusun oleh :

Endang Fitriani. A (1803001)

Clara Destya. U (1803023)

Jundan Lifinuri (1803051)

Mei Wulan Sari (1803059)

Sanny (1803089)

Tiara Kusuma. M (1803099)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,


mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah
organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga,
serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan
tertata rapid an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan
suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktikkeperawatan
professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja
sama untuk menyelesaikan masalah klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam
proses penyelesaian masalah tersebut.
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik,
sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat professional harus
dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan
ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan
dapat mengaplikasikannya kelak saat bekerja.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat
disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2002).
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari rondekeperawatan. Chambliss
(1996), ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan
pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang
telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam
kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem
untuk menangani masalah medis.
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan
perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien.

Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat


atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).

2. Karakteristik
Menurut Nursalam (2002), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :
1. Klien dilibatkan secara langsung.
2. Klien merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi bersama.
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate, perawat pri
mer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi masalah.

3. Tujuan
Menurut Nursalam (2002), tujuan dari ronde keperawatan yaitu :
1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal darimasalah 
klien.
3. Meningkatkan validitas data klien.
4. Menilai kemampuan justifikasi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
7. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

4. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi.
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
4. Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar
5. Tipe- Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya
adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse
management rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1) Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang
dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan
kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien.
2) Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah
ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada
sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta
melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi
proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.
3) Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus
pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat
dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde
dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
6. Tahapan Ronde Keperawatan
Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
1) Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation
(orientasi).
2) Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
3) Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).
Langkah –Langkah Ronde Keperawatan
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga

2. Pelaksanaan

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala


ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca Ronde

a. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta


menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

b. Evaluasi , revisi dan perbaikan

c. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosa, intervensi keperawatan


selanjutnya

4. Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut

a. Struktur

- Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).

- Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde


keperawatan.

- Persiapan dilakukan sebelumnya.

b. Proses

- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

- Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.

c. Hasil

- Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.

- Masalah klien dapat teratasi.

- Perawat dapat :

a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.

c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.

d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang


berorientasi pada masalah klien.
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.

h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

7. Hal yang Dipersiapkan dalam Ronde Keperawatan

Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan
sebagai berikut:

• Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).

• Menentukan tim ronde keperawatan.

• Mencari sumber atau literatur.

• Membuat proposal.

• Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.

• Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?;


Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan
selama perawatan?

B. DELEGASI

1. Pengertian Pendelegasian

Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting


dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima  prinsip-
prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsifungsi
manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.

2. Kegiatan Delegasi Wewenang

Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:

a. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya


kepada orang yang diberi pelimpahan.

b. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

c. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit


menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab

d. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas


hasil yang telah dicapai.

3. Alasan Pendelegasian

Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan :

a. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang


lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.

b. Agar organisasi berjalan lebih efisien.

c. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan


perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.

d. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan


berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk
belajar dari kesalahan atau keberhasilan

4. Cara Pendelegasian

Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat


didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala
unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup
kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas
seharusnya dirangking dengan waktu yang diperl seharusnya dirangking dengan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya untuk melaksanakannya dan
sebaiknya dan sebaiknya satu kewajiban satu kewajiban didelegasikan pada satu
didelegasikan pada satu waktu. Adapun cara pendelegasian yaitu :

a. Seleksi dan susun tugas Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar
tugas-tugas yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan
oleh staf. Kemudian menyiapkan laporan yang kontinyu, menjawab setiap
pertanyaan,  pertanyaan, menyiapkan menyiapkan jadual berurutan berurutan
dengan kriteria kriteria waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi institusi.

b. Seleksi orang yang tepat Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas
limpah tersebut  berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya.

c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf  Salah satu kesalahan dalam
pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas

d. Lakukan supervisi yang tepat. Anda harus bisa menentukan kapan dan apa
yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol penting,
tergantung  bagaimana staf melihatnya.

1) Overcontrol , kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi


yang diberikan.

2) Undercontrol , kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk


terhadap delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan
tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang
diharapkan.

5. Teknik Pendelegasian  

Perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit
sampai Manajer perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-
tugas yang dapat didelegasikan dari eksekutif perawat/bidan klinis. Delegasi
mencakup kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau  pelaksanaan.
Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.

6. Tempat dan Waktu Tempat dan Waktu Pendelegasian


Adapun tempat dan waktu pendelegasian :
a. Tugas rutin Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekaryaaan, bertanggung
jawab terhadap masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat.
b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya Tugas limpah Tugas limpah yang
dikerjakan oleh dikerjakan oleh staf karena manajer tidak karena manajer
tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya.
c. Penyelesaian masalah Pendelegasian yang diberikan kepada staf dengan
tujuan memberikan  pengalaman  pengalaman kepada staf untuk
menyelesaikannya. menyelesaikannya. Staf akan termotivasi apabila mereka
menerimanya sebagai suatu tantangan.
d. Peningkatan kemampuan Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan staf dan tim. Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan
menjadikan suatu latihan bagi staf untuk belajar.
7. Hambatan-hambatan Pendelegasian

a. Hambatan-hambatan pada delegator

1) Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri

2) Meyakini  bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”

3) “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah
pikiran yang keliru.

4) Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan

5) Rasa tidak aman

6) Takut tidak disukai

7) Penolakan untuk mengakui kesalahan

8) Kurangnya kepercayaan pada bawahan

9) Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan

10) Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan


beban kerja.

11) Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan


tanggung jawab.

12) Keseganan untuk mengembangkan bawahan.

13) Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.  

b. Hambatan-hambatan pada yang diberi delegasi

1) Kurangnya pengalaman

2) Kurangnya kompetensi

3) Menghindari tanggung jawab

4) Sangat tergantung dengan boss

5) Kekacauan (disorganization)

6) Kelebihan beban kerja


7) Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat

c. Hambatan-hambatan dalam situasi

1) Kebijakan tertuju pada satu orang

2) Tidak ada toleransi kesalahan

3) Kekritisan keputusan

4) Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan (krisis manajemen)

5) Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.

6) Kekurangan tenaga

Agar pendelegasian menjadi efektif, diperlukan cara untuk menanggulangi


hambatan tersebut diatas, Louis Allen mengemukakan beberapa teknik
khusus untuk membantu manager perawat dan bidan dalam melakukan
delegasi:

a) Tetapkan tujuan, perawat/bidan pelaksana harus diberitahu maksud


dan  pentingnya tugas yang didelegasikan.

b) Tegaskan tanggung jawab dan wewenangnya dan berikan informasi


yang jelas apa yang harus dipertanggungjawabkan serta
sumbersumber yang tersedia untuk pelaksanaan tugasnya sebagai
perawat/bidan

c) Berikan motivasi dan dorongan agar percaya diri dalam menerima


tanggung jawab.

d) Meminta penyelesaian tugas yang didelegasikan dalam batas waktu


yang jelas.

e) Berikan latihan untuk mengembangkan pekerjaannya agar menjadi


lebih baik.

f) Adakan pengawasan yang memadai baik langsung maupun melalui


laporan. Tegaskan kapan laporan harus selesai dan hal-hal yang
diperlukan dalam laporan (singkat dan padat)
C. NEGOSIASI

1. Pengertian Negosiasi

Negosiasi pada umumnya umumnya sama dengan kolaborasi. kolaborasi.


Pada organisasi, organisasi, negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan
yang kompetitif (Marquis dan Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai
suatu strategi menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama
negosiasi  berlangsung,  berlangsung, berbagai berbagai pihak yang terlibat
terlibat menyerah menyerah dan lebih menekankan menekankan untuk
mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya.

Smeltzer (1991) dalam Nursalam (2012) mengidentifikasi dua tipe dasar


negosiasi, yakni kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif (hanya satu
orang yang menang). Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada
salah satu atau kedua pihak menghendaki adanya  perubahan hubungan
perubahan hubungan yang berlangsung yang berlangsung dengan meningkatkan
dengan meningkatkan hubungan yang hubungan yang lebih baik. Jika kedua
pihak menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe
kooperatif. Namun, jika hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan
hubungan, maka yang muncul adalah tipe kompetitif.

2. Langkah-langkah

Langkah-langkah Sebelum Negoisasi Sebelum Negoisasi Langkah-langkah yang


harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi adalah sebagai berikut.
(Nursalam. adalah sebagai berikut (Nursalam. 2015) :

a. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh karena


pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat, maka
semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.

b. Di mana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah


melakukan kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama.
Tujuan tersebut sebagai masukan dari tingkat bawah.

c. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi dan
efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat  perlu
juga diperhatikan oleh manajer.

d. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda


negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat

3. Strategi Negosiasi

Negosiasi Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam
menciptakan kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama
negosiasi  berjalan :

a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.

b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang


nampak.

c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif


informasi yang disampaikan.

d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara


Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.

e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah


pribadi pada saat negosiasi.

f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.

g. Jujur.

h. Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.

i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan


mintalah waktu untuk menjawabnya.

j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi
berlangsung, istirahatlah sebentar.

k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda  pahami.

l. Bersabarlah (Smeltzer, 1991).

4. Kunci Sukses dalam Melakukan Negosiasi

Adapun kunci sukses dalam Adapun kunci sukses dalam melakukan negosiasi
yang melakukan negosiasi yang dikemukakan oleh dikemukakan oleh Nursalam
Nursalam (2015), yaitu :

a. Lakukan

1) Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda


mengetahui keinginan orang lain.

2) Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah,  bukan


sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada bukan sebagai musuh. Hadapi
masalah yang ada, bukan orangnya.

3) Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat


diterima, jika Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.

4) Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan
gerakan tubuhnya.

5) Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.

6) Antisipasi penolakan.

7) Tahu apa yang dapat Anda berikan.

8) Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.

9) Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap


pendapat Anda.

10) Bersikaplah asertif, bukan agresif.

11) Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan.

12) Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap
suatu pendapat.

13) Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar

b. Hindari

1) Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan.

2) Trik yang tidak baik, seperti manipulasi.

3) Distorsi.
4) Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.

5) Tidak berurutan.

6) Membuat hanya satu pilihan.

7) Memaksakan kehendak

8) Berusaha menekankan pada satu pendapat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi


masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang


kepada bawahannya.  Negosiasi  Negosiasi pada umumnya umumnya sama dengan
kolaborasi. kolaborasi. Pada organisasi, organisasi, negosiasi negosiasi  juga diartikan
diartikan sebagai sebagai suatu pendekatan pendekatan yang kompetitif kompetitif
(Marquis (Marquis dan Huston, Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu
strategi menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi
berlangsung, berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan untuk
mengakomodasi perbedaan-  perbedaan antara keduanya.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Ronde Keperwatan yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca yang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005. Modelpraktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit
Panduan Implementasi. Jakarta: EGC
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit.
Jakarta:EGC
Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Kinchay, A. (2012, September).Www.Scribd.Com. Retrieved Oktober 17, 2013, From
http://Www.Scribd.Com/Doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
 Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 1998. Management Decision Making 124 Case
Studies. Edisi 3. New York: Lippincott-Raven  Marquis,  Marquis, B.L., dan C.J.
Huston. 2010.  Kepemimpinan  Kepemimpinan dan manajemen manajemen
keperawatan: keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4. EGC.  Nursalam.
Nursalam. 2012.  Manajemen  Manajemen Keperawatan: Keperawatan: Aplikasi
Aplikasi dalam Praktik Praktik Keperawatan Keperawatan  Profesional. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika. Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2000. Kolaborasi
perawat –  dokter . Jakarta: EGC. Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju
Keperawatan Profesional. Jakarta : CV. Trans Info Media Swanburg , R.C, 2000.
Pengantar  Pengantar Kepemimpinan Kepemimpinan & Manajemen Manajemen
Keperawatan Keperawatan Untuk  Perawat Klinis. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai