Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

KEPERAWATAN JIWA

“DEFISIT PERAWATAN DIRI”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Disusun Oleh :

Didya Permata Nurin N. 1703010

Faila Yusfa 1703018

Intan Ramadhani 1703026

Rizqa Putri Faruddin 1703054

Yudyantoro Wahyu W.O.V. 1703066

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN KELAS B SEMESTER V


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
2. ProsesTerjadinya Masalah
a. Pengertian dan tanda gejala
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting), kegiatan itu harus bisa
dilakukan secara mandi (Herman,2011).
Defisit perawatan diri adalah situasi seseorang yang megalami kelemahan
dalam kemampuan melakukan hal untuk melengkapi aktifitas perawatan diri
secara mandiri (Nita,2009).
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia
dalam melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi
kesehatannya (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).
Tanda dan Gejala
Menurut Depkes, Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1) Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan
kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya,
rendah diri dan merasa hina.
3) Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai
norma, cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat.
b. Penyebab
Menurut Depkes, penyebab kurang perawatan diri adalah :
1) Faktor prediposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes, Faktor–faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
3) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Tanda dan gejalanya :
1) Data subjektif : klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa
melakukan apa-apa.
2) Data objektif : Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan,
halitosis, badan bau, kulit kotor.
c. Akibat
Akibat dari defisit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan
kesehatan. Gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya bisa bermacam
– macam. Akibat dari defisit perawat diri adalah sebagai berikut :
1) Kulit yang kurang bersih merupakan penyebab berbagai gangguan
macam penyakit kulit (kadas, kurap, kudis, panu, bisul, kusta, patek
atau frambosa, dan borok).
2) Kuku yang kurang terawat dan kotor sebagai tempat bibit penyakit
yang masuk ke dalam tubuh. Terutama penyakit alat – alat
pernapasan. Disamping itu kuku yang kotor sebagai tempat bertelur
cacing, dan sebagai penyakit cacing pita, cacing tambang, dan
penyakit perut.
3) Gigi dan mulut yang kurang terawat akan berakibat pada gigi
berlubang, bau mulut, dan penyakit gusi
4) Gangguan lain yang mungkin muncul seperti gastritis kronis
(karenan kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit dari
orofecal (karena hygiene BAB/BAK sembarangan) (Wahit Iqbal,
dkk.,2015:159).
Sedangkan menurut (tarwoto dan wartonah, 2010:117) akibatnya adalah :
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan
fisik pada kuku.
2) Dampak psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan
interaksi sosial.
Tanda dan gejala :
a. Data Subyektif :
1) Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju
2) Klien mengatakan malas menyisir rambut
3) Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan
benar
4) Klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan
benar
b. Data Obyektif :
1)  Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju agak kotor, bau dan
menolak diajak mandi.
2) Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum
3) Klien terlihat BAK sembarangan
3. Pohon Masalah
Effect Gangguan Pemeliharaan Kesehatan

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Harga diri rendah


4. Data yang harus dikajian
Data Subyektif
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi
2. Klien mengatakan tidak tahu cara berhias yang baik
3. Klien mengatakan malas makan
4. Klien mengatakan tidak tahu cara eliminasi yang baik
Data Obyektif
1. Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau
2. Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan, tidak rapi
3. Ketidakmampuan saat makan terlihat berantakan
4. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri : BAB atau BAK
sembarangan
5. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Defisit perawatan diri
3. Gangguan pemeliharaan kesehatan
6. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1 : Harga diri rendah
Tujuan umum : klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus :
1. Klien mampu membina hubungan saling percaya.
2. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Klien mampu menilai kemampuan yang digunakan.
4. Klien mampu merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
5. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
SP 1
Pasien :
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan)
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan): buat daftar kegiatan yangdapat dilakukan saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilh (alat dan cara melakukannya)
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per minggu

Keluarga :
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah (gunakan
booklet)
3. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian semua hal yang
positif pada pasien
4. Latih keluarga memberikan tanggung jawab kegiatan yang dipilih pasien: bimbing
dan berikan pujian
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

SP 2
Pasien :
1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing2 dua kali per
hari
Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
kebersihan diri dan berikan pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang dipilih
pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
SP 3
Pasien :
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan di latih
3. Latih kegiatan ketiga ( alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga kegiatan masing2 dua kali per
hari.

Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih dan berikan pujian
2. Bersama pasien melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
3. Anjurkan membantu pasin sesuai jadwal dan berikan pujian

SP 4
Pasien :
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien untuk memilih kegiatan ke empat yang akan dilatih
3. Latih kegiatan ke empat (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat kegiatan masing masing dua
kali per hari
Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan dan
berikan pujian
2. Bersama pasien melatih pasien melakukan kegiatan keempat yang dipilih
3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
4. Anjurkan membantu pasin sesuai jadwal dan berikan pujian

Diagnosa 2 : Defisit perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK.


Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri.
Tujuan Khusus :
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik.
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
SP 1
Pasien :
1. Identifikasi masalah-masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAK/BAB
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
4. Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut,
potong kuku
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi, ( 2kali sehari), cuci
rambut (2 kali perminggu), potong kuku (1 kali seminggu)
Keluarga :
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri
(gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri
4. Latih dua cara merawat: kebersihan diri dan berdandan
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan member pujian

SP 2
Pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
3. Latih cara berdandan setehan kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk perempuan,
sisiran, cukuran untuk pria
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan
Keluarga :
1. Evaluasi keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan dir. Berikan pujian
2. Latih dua (yang lain) cara merawat: makan & minum dan BAB & BAK
3.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal. Berikan pujian
SP 3
Pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan . Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum
3. Latih cara makan dan minum yang baik
4.Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri ,berdandan dan makan &
minum
Keluarga :
1. Evaluasi keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan dir dan berdandan.
Berikan pujian
2. Bombing keluarga merawat kebersihan diri dan berdandan dan makan & minum
pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal. Berikan pujian.

SP 4
Pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan dan makan & minum . Beri pujian
2. Jelaskan cara BAB & BAK yang baik
3. Latih cara BAB dan BAK yang baik
4.Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri ,berdandan, makan & minum,
dan BAB dan BAK
Keluarga :
1. Evaluasi keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan dir, berdandan dan
makan & minum. Berikan pujian
2. Bimbing keluarga merawat BAB & BAK pasien
3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal. Berikan pujian

Diagnosa 3 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.


Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Intervensi / Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakannama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.
2) Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Intervensi / Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klienpentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan
klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan
arti kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2
kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan
dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku
jika panjang.
3) Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi / Tindakan :
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar
mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti pasta gigi, sikat gigi, shampoo, pakaian
ganti, handuk dan sandal.
4) Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi/ Tindakan :
a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,
ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
5) Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Intervensi / Tindakan :
a. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
6) Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Intervensi / Tindakan :
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien
menjaga kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan
klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang
telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan
misalnya: mengingatkan pada waktumandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP-1 Pasien : Defisit Perawatan Diri

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil menggaruk-garuk kepala
yang terlihat kotor,rambut sebahu dan tidak tertata rapi. Pakaian yang digunakan
Klien tidak terpasang dengan benar, dan terlihat banyak robekan. Kuku jari
tangan terlihat hitam dan panjang. Gigi Klien terlihat kotor, dan mulut Klien
mengeluarkan bau .
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi masalah-masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAB/BAK.
c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
d. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.
e. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat gigi,
cuci rambut, potong kuku.
f. Masukkan kedalam jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2x
sehari), cuci rambut (2 perminggu), potong kuku (1x seminggu).
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapuetik
Selamat pagi? Perkenalkan nama saya Perawat. Saya adalah Mahasiswa
keperawatan stikes KH yang sedang praktek disini. Saya praktek disini
selama tujuh hari. Nama anda siapa ya? Senangnya dipanggil apa. Oh,
jadi anda senangnya dipanggil Ny. H saja.
b. Evaluasi / Validasi
Neri lihat dari tadi Ny. H menggaruk – garuk kepala, gatal ya?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita berbincang tentang kebersihan diri?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Ny. H
maunya kita ngobrol-ngobrolnya 20 menit.
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. H? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja.

2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


a. Berapa kali Ny. H mandi dalam sehari? Apakah Ny. H sudah mandi hari ini?
Menurut Ny. H apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Ny. H sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut Ny. H apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti
apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut Ny. H yang bisa muncul ?” Betul ada
kudis, kutu...dsb
b. Menurut Ny. H mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang biasanya Ny. H
persiapkan? Benar sekali, Ny. H perlu menyiapkan pakain ganti yang bersih,
handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan sabun mandi.
c. Menurut Ny. H tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar mandi,
bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang, Neri akan bantu melakukannya.
Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat gigi yang sudah di
kasih odol kemudian sikat gigi dengan gerakan memutar dari atas ke bawah
kemudian Ny. H berkumur kumur dengan air bersih. Bagus sekali Ny. H,
sekarang buka pakaian Ny. H, siram seluruh tubuh Ny. H dengan air termasuk
rambut dan kepala lalu ambil shampo sedikit dan gosokkan ke atas kepala Ny. H
sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali Ny. H, sekarang ambil
sabun dan gosokan ke seluruh tubuh Ny. H secara merata dan di mulai dari
bagian sebelah kanan lalu siram dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak
ada sisa sabun yang menempel. Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih
keringkan tubuh Ny. H dengan handuk kering yang sudah disiapkan. Bagus
sekali Ny. H melakukannya. Selanjutnya Ny. H menggunakan pakaian bersih
yang sudah di siapkan.
1. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan   Ny. H setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba
Ny. H sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Ny. H
lakukan tadi? Bagus sekali sekarang Ny. H sudah tahu manfaat dan cara
mandi yang baik.
2. Evaluasi perawat/ objektif
Ternyata Ny. H masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga
kebersihan diri.  Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.  Ny. H  Mau berapa kali
sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam
berapa ? kalau sore ?? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan..
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 7 pagi setelah
Ny.H melakukan kegiatan mandi
Tempat : Ny. H mau kita ketemu dimana? Kita ketemu di dalam kamar Ny. H
besok bagaimana?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP-2 Pasien : Defisit Perawatan Diri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil memegang rambut yang
basah. Klien terlihat menggunakan pakaian dengan kancing baju yang tidak
terpasang. Klien mengatakan merasa segar setelah mandi.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
b. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
c. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan, sisiran, cukur untuk pria.
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a.Salam terapuetik
Selamat pagi ? masih ingat Ny. H dengan saya?
b. Evaluasi / Validasi
Neri lihat dari tadi Ny. H memegang kepala, kenapa Ny. H?Bgaimana
perasaan Ny. H setelah melakukan kegiatan mandi?
c.Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita berbincang tentang berhias diri?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita mengobrolnya? Oke, Jadi Ny. H
maunya kita berbicaranya 20 menit.
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. H? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja.
2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)
a. Bagaimana perasaan Ny. H setelah mandi? Apa yang Ny. H lakukan setelah
mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan berdandan
b. Apa Ny. H sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih dan
kering. Berganti pakain yang bersih 2 kali seharai. Sekarang coba Ny. H lakukan
mengganti pakaian. Bagus sekali Ny. H kerja yang bagus. Sekarang setelah
menggunakan pakaian yang baik kita akan latihan berdandan supaya Ny. H
tampak rapi dan cantik
c. Kira kira apa alat yang Ny, H butuhkan untuk berdandan?Bagus sekali Ny. H
alat yang dibutuhkan sisir, bedak dan kaca
d. Setelah Ny.H memasang pakaian dengan baik sekarang sisir rambut yang rapi,
bagus Ny. H, sekarang ambil bedak dan bedaki muka Ny. H rata dan tipis. Bagus
sekali Ny. H bisa melakukan dengan baik.
2. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan   Ny. H setelah latihan berdandan?
2. Evaluasi perawat/ objektif
Ny. H terlihat segar dan cantik
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.  Ny. H  Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan benar sesuai
dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh,
B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara makan
yang baik dan benar.
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau sesuai
jadwal makan Ny. H
Tempat : Siang nanti kita latihan makan yang baik di ruang makan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP-3 Pasien : Defisit Perawatan Diri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat duduk di salah satu kursi di dekat meja makan Klien terlihat rapi
dengan rambut yang di sisir.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
b. Jelaskan cara dan alat makan dan minum.
c. Latih cara makan dan minum yang baik.
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapuetik
Selamat siang Ny. H ? Bagus sekali Ny. H terlihat rapi siang ini,,
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Ny. H siang hari ini?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita latihan cara makan yang baik?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Ny. H
maunya kita ngobrol-ngobrolnya 25 menit.
Tempat : Kita akan latihan cara makan yang baik jadi kita latihan langsung
di ruang makan
2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)
a. Bagaimana menurut Ny. H cara makan yang baik? Bagus Ny. H sebelum
kita makan kita cuci tangan dengan air dan sabun.
b. Setelah mencuci tangan dengan air dan sabun, Ny. H bias mengambil
makanan di atas meja dengan menggunakan piring.
c. Sebelum makan Ny. H dapat berdoa. Bagus sekarang Ny. H dapat berdoa
sebelum makan. Suap makanan dengan pelan-pelan, Ya bagus Ny. H
sekarang sudah bisa melakukan menyuap makanan dengan baik dan benar.
d. Setelah makan Ny. H harus membereskan piring dan gelas yang kotor,
Setelah di bereskan sekarang Ny.H dapat mencuci tangan kembali dengan
air dan sabun. Setelah itu keringkan tangan dengan saputangan yang bersih.
1. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan   Ny. H setelah latihan cara makan yang baik?
2. Evaluasi perawat/ objektif
Ny. H terlihat rapi dan bersih.
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.  Ny. H  Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
(tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan cara BAK/BAB
yang baik
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara BAB/BAK besok jam 10 pagi atau
sesuai jadwal kapan Ny. H merasa ingin BAB/BAK
Tempat :Besok kita latihan cara BAB/BAK dengan baik di ruangan ini.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP-4 Pasien : Defisit Perawatan Diri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat duduk di salah satu sisi kamar. klien terlihat rapi dengan rambut
yang di sisir.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kegiatan kebersihan dir, berdandan dan makan dan minum. Beri
pujian.
b. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik.
c. Latih cara BAB dan BAK yang baik.
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri, berdandan, makan
dan minum, BAB dan BAK.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapuetik
Selamat siang Ny. H ? Sudah di lakukan jadwal harian yang telah kita
lakukan kemaren?Bagus sekali Ny. H dapat melakukan secara mandiri
semua latihan yang telah kita lakukan,,
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Ny. H siang hari ini?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita latihan cara BAB/BAK yang baik?
Waktu : kita akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit, bagamana
menurut Ny. H?
Tempat : Kita akan latihan cara BAB/BAK yang baik jadi kita latihan
langsung di tempat BAB/BAK

2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


a. Menurut Ny. H dimana kita BAB/BAK yang benar?Benar Ny.H kita
BAB/BAK di ruang tertutup dan ada saluran pembuangan kotoran. Jadi kita
tidak boleh BAB/BAK di sembarang tempat.
b. Sekarang coba Ny. H sebutkan bagaiman cara membersihkan/cebok?Bagus
Ny.H cebok itu adalah cara membersihkan bokong atau tempat keluar
BAB/BAK dengan air yang bersih dan jernih.Setelah Ny. H cebok pastikan
juga tidak ada BAB/BAK yang tersisa di WC dengan cara menyirami WC
dengan air bersih. Setelah di pastikan bokong dan WC bersih baru NY. H
mencuci tangan dengan air dan sabun.
2. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan   Ny. H setelah latihan cara BAB/BAK yang baik?
2. Evaluasi perawat/ objektif
Ny. H terlihat tersenyum dan wajah yang segar
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.  Ny. H  Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar, jika Ny.H merasakan keinginan BAB/BAK Ny.H dapat
melakukan latihan yang telah kita lakukan. Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
(tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baiklah Ny. H sekarang kita akhiri pertemuan ini, Kalau Ny.H masih
ada yang ingin ditanyakan/ ada masalah yang ingin dibicarakan boleh
kepada suster lain yang dinas diruangan ini. Suster permisi dulu ya
Ny.H Assalamualaikum.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti Mukhripah, d. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.

Keliat Anna Budi, d. (2007). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic
Course). Jakarta: EGC.

Nita, F. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Startegi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

S., D. A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medica.

Anda mungkin juga menyukai