BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Masalah Utama
Defisit perawatan diri
2.2.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain lain.
7. Kondisi Fisik atau Psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
Isolasi sosial
2) Strategi Keperawatan
1. Fase Orientasi
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya ? Ayo siapa nama saya ? Bagus... Bagaimana
keadaan hari ini ? Nyenyak tidurnya tadi malam ?
2. Fase Kerja
Ibu sudah mandi, bagus... sudah ganti baju ? Tapi mandinya pakai sabun gak ? Sikat gigi
gak ? Menurut bapak kalau mandi itu harus bagaimana ? Apa untungnya mandi ? Kenapa
kukunya panjang ? Terus bajunya kenapa belum diganti ? Ibu mau jika saya ajak mengganti
baju dan memotong kuku ? Sekalian nanti saya ajarkan ibu cara mandi yang benar ya ? Kan
ibu sudah rajin mandi, nanti kalau udah masuk dalam jadwal ya... mari kita ganti baju dan
potong kuku.
3. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tadi ?
Evaluasi Objektif
Coba ibu lakukan apa yang sudah kita pelajari tadi !
Rencana Tindak Lanjut
Jadi nanti kalau saya tidak ada diruangan, ibu bisa melakukan apa yang sudah kita pelajari
tadi, dan jangan lupa memasukkannya dalam kegiatan harian ibu.
4. Kontrak yang akan datang
Topik
Bagaimana kalau besok siang kita bertemu lagi untuk melatih kemampuan berdua yang ibu
miliki ?
Waktu
Jam berapa kita akan bertemu ? Bagaimana kalau jam 11.00 wib ?
Tempat
Bagaimana kalau diruangan ini saja bu ? Sampai bertemu besok ya bu...
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi :
1. Motivasi klien untuk mandi.
2. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang benar.
3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
5. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri,
seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
6. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat
gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Intervensi :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
8. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
2.2.9 Kasus
Klien Ny. R berumur 59 tahun datang ke Rumah Sakit Jiwa Bogor diantar oleh
keluarganya. Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan berdandan, merasa
lebih nyaman dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi
rasanya dingin dan badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu,
kuku panjang dan hitam. Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan ganti pakaian
harus disuruh petugas.
A. Pengkajian
a) Identitas Klien
1) Nama klien : Ny. R
2) Umur : 59 tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Alamat : Jl. Ir. Soekarno, Bogor, Jawa Barat
b) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih nyaman
dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi rasanya dingin
dan badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang
dan hitam. Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan tidak pernah mau ganti
pakaian.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan klien tidak mau mandi dan mengurus diri sejak
3 bulan yang lalu, semenjak terjadi peristiwa perselingkuhan antara
suaminya dan rekan kerja suaminya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan jiwa seperti ini.
. B. Analisa Data
Data Problem Etiologi
DS: Defisit perawatan diri : mandi, Penurunan
Pasien mengatakan malas untuk berdandan dan berpakaian Motivasi
mandi dan berdandan, merasa lebih
nyaman dengan kondisi seperti ini
( tidak mau mandi).
Pasien mengatakan bila mandi
rasanya dingin dan badan kaku semua.
Pasien mengatakan malas mandi dan
berdandan sebab pasangan saya
selingkuh dengan orang lain, buat apa
saya mandi dan cantik.
DO:
Bila diminta mandi klien marah
marah.
Keadaan pasien tampak bau,
kebutuhan mandi pasien selalu
dimandikan oleh petugas dengan
dimotivasi bahkan sambil dipaksa.
Pasien tampak rambut acak-acakan
dan banyak kutu, kuku panjang dan
hitam.
Kulit kotor, tampak malas untuk
menyisir rambut dang anti pakaian
harus disuruh petugas.
C. Pohon Masalah
Isolasi sosial
F. Catatan Perkembangan
Nama klien : Ny. R
Umur : 59 tahun
Ruangan : Utari
Catatan Perkembangan
No Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi / SOAP
1. Defisit perawatan SP 1
1. Menjelaskan S : saat ditanya, klien
diri
pentingnya kebersihan mengatakan tidak pernah
Jumat, 15/3/2013
diri.
Pukul 13.00 wib mau
2. Membantu pasien
mandi.
mempraktekkan cara
O : - penampilan klien tidak
menjaga kebersihan.
rapi
3. Menjelaskan cara
- rambut acak-acakan
menjaga kebersihan.
- wajah kusam
4. Menganjurkan klien
- tercium bau badan
memasukkan dalam
A : - klien belum mampu
jadwal kegiatan harian.
merawat diri
- klien belum terlalu
mengerti tentang
pentingnya merawat diri
P:
PK : menganjurkan klien untuk
menjaga kebersihan dirinya
PP : membantu klien cara
membersihkan dirinya
2.
1. Mengevaluasi jadwal
Pukul 13.45 wib S : keluarga mengatakan
kegiatan harian klien.
sebelum dan sesudah makan
2. Membantu klien klien tidak mau cuci tangan
O : - tampak klien makan
mempraktekkan cara
berserakan
makan yang baik. - klien tidak mencuci tangan
setelah makan
3. Menganjurkan klien
A : - SP I belum sepenuhnya
memasukkan dalam - klien belum mampu
jadwal kegiatan harian. melakukan SP II
P:
PK : praktekkan cara makan
yang baik
PP : membantu klien
mempraktekkan evaluasi
3.
Sabtu, 16/3/2013 S : saat ditanya seputar
Pukul 10.15 wib BAB/BAK, klien
mengatakan melakukan pada
SP III
tempatnya
1. Mengevaluasi jadwal
O : - klien sudah sedikit tampak
kegiatan harian pasien
rapi
2. Menjelaskan cara
- gigi klien masih kuning
eliminasi yang baik
- BAB/BAK tertib, bersih
3. Membantu klien
A : SP I, II, III, sudah mulai
mempraktekkan cara
mampu dilakukan
eliminasi yang baik
P : menganjurkan klien untuk
tetap melakukan SP I tanpa
mengabaikan SP II dan SP III
4.
Defisit perawatan S : klien mengatakan tidak mau
mandi dan sikat gigi
diri
O : - klien tampak lusuh
Rabu, 20/03/2012 SP IV
- rambut terlihat acak
Pukul 12. 30 wib 1. Mengevaluasi jadwal
acakan
kegiatan harian klien
A : klien sudah mulai mampu
2. Menjelaskan cara
melakukan SP I, II, III, IV
berdandan
tetapi belum sepenuhnya
3. Membantu klien
P : - menganjurkan klien untuk
mempraktekkan cara
memasukkan dalam jadwal
berdandan
harian
4. Menganjurkan klien
- berikan reinforment atas
memasukkan dalam
usaha yang klien lakukan
jadwal kegiatan harian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
3.2 Saran
1) Sebagai mahasiswa/mahasiswi calon perawat agar dapat lebih memperdalam ilmu
serta wawasan mengenai gangguan jiwa pada klien dengan defisit perawatan diri
dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
2) Bagi masyarakat agar lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga kesehatan
dan jangan mengabaikan tanda dan gejala yang muncul sebagai penyakit yang
wajar tetapi segera periksakan kedokter atau pelayanaan kesehatan yang terdekat
untuk mencegah komplikasi dan prognosis yang buruk.