DAN
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA :
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa I
Dengan Dosen Pengampu: Ns. Kurnia Laksana, S.Kep, M.Kep
Disusun oleh:
Kelompok 1
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
2020/2021
- LAPORAN PENDAHULUAN -
I. Masalah Utama
Pewatan diri adalah salah satu kemampuan manusia dalam
memenuhikebutuhannya sehari-hari guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dankesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
bisa dinyatakanterganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan dirisendiri (Depkes, 2000 dalam Direja, 2011). Personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dankesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Poter. Perry,2005 dalam
Direja, 2011). Tarwoto dan Wartonah (2000, dalam Direja,2011)
menjelaskan kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainandalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitaskehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk
mandisecara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau
napasdan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah
satumasalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan
jiwakronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien
dikucilkanbaik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, 2015).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri diantaranya mandi,
makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting.
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Faktor Predisposisi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri
adalah
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehinggaperkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis
Faktor biologis yang bisa menyebabkan defisit perawatan diri
diantaranya:
a) Faktor herediter
Faktor keturunan seperti adanya anggota keluarga lain yang
mengalami gangguan jiwa
b) Penyakit fisik berupa struktur otak abnormal, atropik otak,
pembesaran ventikal, perubahan besar serta bentuk sel
kortikal dan limbik dan mental berupa yang menyebabkan
pasien tidak mampu melakukan perawatan diri serta
gangguan fungsi otak.
Menurut Keliat (2013) jenis –jenis gangguan fungsi otak
diantaranya :
Gangguan kognitif
Gangguan kognitif pada pasien defisit
perawatan diri ditandai dengan gejala diantaranya
tidak mampu berfikir dan memiliki persepsi yang
tidak realistik, tidak mampu berespon baik terhadap
aktivitas perawatan diri
Gangguan afek
Gangguan efek yang terjadi pada pasien
defisit perawatan diri ditandai dengan gejala
diantaranya perasaan yang tidak sesuai, tidak peduli
terhadap diri sendiri maupun aktivitas perawatan
diri
Gangguan prilaku
Gejala gangguan prilaku pada pasien defisit
perawatan diri diantaranya rasa takut berinteraksi
dengan orang lain, tidak bersosialisasi dengan orang
lain, tidak peduli dengan diri sendiri dan
lingkungan, tidak peduli terhadap aktivitas
perawatan diri
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yangkurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungantermasuk perawatan diri.
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
dirilingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi
latihankemampuan dalam perawatan diri.
B. Faktor Presipitasi.
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya
atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.( Depkes, 2000 , dalam Anonim , 2009 ) Sedangkan Tarwoto dan
Wartonah (2000), dalam Anonim (2009), menyatakan bahwa kurangnya
perawatan diri disebabkan oleh : kelelahan fisik , kekurangnya kesadaran.
Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah body Image, praktik social, status sosial ekonomi,
pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang
harus menjaga kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di
sebagian masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula
kebiasaan seseorang yang enggan menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri, missal sabun, shampoo, dll.
Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan tertentu / sakit
kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukan
nya.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. T
2. Umur : 45 tahun
3. TTL : Jakarta,17 Agustus 1975
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Malioboro No. 01 Yogyakarta
7. Suku Bangsa : Jawa
8. Pendidikan : SMP
9. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
10. Tanggal MRS : 1 Juli 2020
11. Tanggal Pengkajian : 2 Juli 2020
12. No. RM : 000879
B. ALASAN MASUK
Klien dibawa keluarga ke RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang pada tanggal 1 Juli 2020 dengan keluhan semenjak ditinggal
suaminya merantau keluar pulau dan tidak kembali pulang sampai sekarang.
Klien menjadi sering melamun, tidak mau bersosialisasi dan jarang
bercakap-cakap dengan orang lain, klien lebih suka menyendiri . Klien tidak
mau makan dan mandi sehingga badannya tidak terawat, kotor dan bau.
Keluarga sudah berupaya membujuk klien tetapi klien bersih keras tidak
ingin diganggu dan diatur oleh siapa pun.
C. FAKTOR PRESIPITASI
Klien mengatakan malas untuk membersihkan badannya. Klien
mengatakan belum mandi, rambut tampak kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor. Rambut klien tampak acak-acakan dan
tidak disisir. Klien menggunakan pakaian yang tidak sesuai, kotor dan
tidak rapi. Klien mengatakan tidak tenang dengan dirinya yang kotor dan
tidak rapi.
Klien mengatakan ingin sendirian, untuk makan dan minum
diambilkan oleh perawat, klien makan dengan berantakan dan tidak pada
tempatnya. Serta saat ingin BAK dan BAB klien selalu tidak menyiram
dan membersihkan badan setelahnya.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
a) Riwayat Penyakit Terdahulu
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya
√ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ?
Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
3. Pernah mengalami penyakit fisik ?
Ya √ Tidak
b) Riwayat Psikososial
1. Riwayat trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya Fisik ....... .......... ............. ........
Aniaya Seksual ....... .......... ............. ........
Penolakan ....... .......... ............. ........
Kekerasan dalam ....... .......... ............. ........
rumah tangga
Tidak kriminal ....... .......... ............. ........
Jelaskan : Klien tidak memilik trauma apapun.
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan : Klien mengatakan ditinggal suaminya merantau ke luar
pulau, klien menjadi sering menyendiri sampai tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
3. Kesan kepribadian
Ekstrovert √ Introvert
Jelaskan : Klien mengatakan lebih senang menyendiri dikamar, tidak
suka bersosialisasi dan tidak suka berbicara dengan orang-
orang.
c) Riwayat Keluarga
1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Ya √ Tidak
Jika ada :
Hubungan keluarga.........................................................................
Gejala..............................................................................................
Riwayat pengobatan........................................................................
Jelaskan : Klien mengatakan tidak memiliki keluarga yang gangguan jiwa
E. STATUS MENTAL
a) Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, toileting,
dan pemakaian sarana/prasarana atau instrumentasi dalam mendukung
penampilan, apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tidak mengganti pakaiannya, klien menggunakan
pakaian yang tidak sesuai. Klien menggunakan pakaian
kotor dan tidak rapi.
b) Kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
Jelaskan : Klien sadar penuh
c) Disorientasi
Disorientasi waktu
Disorientasi orang
Disorientasi tempat
Jelaskan : Klien masih dapat mengenali waktu, tempat dan orang
d) Aktivitas motorik / Psikomotor
Lesu Tegang
Gelisah Agitasi
Tik Grimasem
Tremor Kompulsif
Pendengaran Penghidu
Penglihatan Pengecapan
Perabaan
g) Proses Pikir
Circumstansial Tangensial
berkali-kali
h) Memori
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a) Konsep Diri
1. Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya
2. Identitas
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan
3. Peran
Klien menyadari perannya sebagai seorang istri dan ibu
4. Ideal diri
Klien ingin cepat sembuh dan dapat diterima di masyarakat
sekitar.
5. Harga diri
Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti
lagi karena telah gagal menjadi seorang istri yang baik
untuk suaminya
b) Genogram
Keterangan :
= Perempuan = Klien
= Laki-laki = Hubungan
Keluarga
= Meninggal = Tinggal
Serumah
Jelaskan: Klien mengatakan bapaknya sudah meninggal, dan klien tinggal
dengan anaknya. Klien merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Klien memiliki 3 anak perempuan.
c) Hubungan Sosial
1. Orang terdekat
Jelaskan : anak, kakak, dan orang tua
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Jelaskan : Klien tidak ada berperan serta dalam kegiatan
kelompok / masyarakat
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Jelaskan : Klien tidak mau bersosialisasi dan jarang
bercakap-cakap dengan orang lain, klien lebih suka
menyendiri.
d) Spiritual dan Kultural
1. Nilai dan Keyakinan
Jelaskan : Klien menganut agama islam
2. Konflik Nilai / Keyakinan/ Budaya
Jelaskan : Klien tidak ada konflik nilai, keyakinan, dan
budaya
3. Kegiatan Ibadah
Jelaskan : Semenjak sakit klien mengatakan jarang
beribadah seperti sholat
H. AKTIVITAS SEHARI-HARI
a) Pola Makan dan Minum
1. Makan
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
b. Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien baik
c. Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri
d. Alergi : Tidak ada riwayat alergi
e. Mual dan muntah : Tidak ada mual & muntah
f. Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) :
Klien tampak makan memisahkan diri
g. Waktu pemberian maka : Pagi, siang, dan sore
h. Jumlah dan jenis makan : 1 porsi nasi + lauk pauk
i. Waktu pemberian cairan : Tidak ditentukan
j. Masalah makan dan minum : Saat makan klien diambilkan
perawat, makan berceceran dan tidak ditempatnya
b) Pola Eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : 2 x sehari
b. Karater feses : kadang keras dan lembek
c. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
d. BAB terakhir : malam hari
e. Diare : tidak mengalami diare
f. Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif
g. Masalah BAB : Klien tidak membersihkan diri dan menyiram
setelah BAB
2. BAK
a.Pola BAK : 3-5 x sehari
b. Kateter urin : tidak memakai kateter urin
c.Nyeri / rasa terbakar : tidak ada nyeri
d. Penggunaan diauretik : tidak ada penggunaan diuretik
e.Masalah BAK : Klien tidak membersihkan diri dan menyiram
setelah BAK
c) Pola Kebersihan diri
1. Mandi : Klien mengatakan malas untuk membersihkan badannya
tidak mau mandi, badan kotor, kulit berdaki dan bau
2. Keramas : Klien tidak mau keramas, rambut tidak mau disisir dan
tampak acak-acakan
3. Gosok gigi : Klien tidak mau gosok gigi, gigi tampak kotor
4. Ganti baju : Pasien tidak mengganti pakaian, pakaian kotor dan
tidak rapi
5. Memotong kuku : Kuku tampak panjang dan kotor, jari kaki kotor,
klien tidak mau menggunakan alas kaki
d) Pola Istirahat & Tidur
Apakah ada masalah tidur ? YA / TIDAK
Apakah merasa segar setelah bangun tidur? YA / TIDAK
Apakah ada kebiasaan tidur siang? YA / TIDAK
Lama tidur siang ......Jam
Apakah yang meenolong tidur
Tidur malam jam : 21.00 , berapa jam : 8 jam
Apakah ada gangguan tidur ?
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnambulisme Berbicara saat tidur
Jelaskan: Klien tidak ada gangguan tidur
b) Penggunaan Obat
√ Bantuan Minimal Bantuan total
Jelaskan : Klien mengatakan minum obat secara teratur selama
dirumah sakit
c) Pemeliharaan Kesehatan
YA TIDAK
Perawatan lanjutan √
Sistem Pendukung √
Jelaskan : Klien mengatakan akan selalu minum obat sampai
dirinya sembuh
d) Aktivitas di dalam Rumah
YA TIDAK
Mempersiapkan makanan √
Menjaga kerapian rumah √
Mencuci pakaian √
Jelaskan : Klien tidak melakukan kegiatan apapun dirumah, tidak
mau membersihkan diri
e) Aktivitas di luar Rumah
YA TIDAK
Belanja √
Transportasi √
Lain-lain √
Jelaskan : Klien jarang sekali beraktivitas diluar rumah
I. MEKANISME KOPING
a) Adaptif
Jelaskan : Saat ada masalah klien hanya memendam masalah nya sendiri
tanpa menceritakannya kepada siapa pun.
b) Maladaptif
Jelaskan : Klien mengatakan kalau mempunyai masalah klien selalu
menghindarinya dan klien mengatakan lebih baik tidur dari pada
memikirkannya.
L. ASPEK MEDIS
a) Diagnosa medis
Skizofrenia
b) Terapi Medis
1. Risperidon 2x1 mg
2. Lorazepam 1x2 mg
3. Ketokonazole 1x200 mg
M. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Defisit Perawatan Diri : Mandi, Berpakaian, Makan, Eliminasi
b) Harga Diri Rendah
- POHON MASALAH-
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien mengatakan malas membersihkan badannya, tidak mau mandi, tidak
mengganti pakaian.
Data Objektif :
Pasien tampak badan kotor , rambut tampak acak-acakanjari kari kaki
kotor,kuku panjang hitam, gigi kotor, kulit berdaki dan bau.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Mandi, Gosok gigi, cuci rambut
3. Tujuan Tindakan keperawatan
5) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
6) Klien dapat menjelaskan, pentingnya kebersihan diri.
7) Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
8) Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
9) Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
5. Bina hubungan saling percaya.
6. Jelaskan pentingnya perawatan diri yang baik..
7. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi, gosok gigi dan
cuci rambut
8. Bantu klien mempraktekan cara perawatan diri.
9. Anjurkan klien memasukan kegiatan perawatan diri secara mandiri di
dalan jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster
michele, Saya Mahasiswa Praktik dari Stikes Maharani , saya akan dinas
diruangan Ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari jam 07 pagi
sampai jam 2 siang. Saya akan merawat ibu selama di RS ini, nama ibu
siapa? Senang nya dipanggil apa.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini..? Apakah ibu sudah mandi & gosok
gigi..? ”
c. Kontrak
Topik :
“Baiklah bu.. Bagaimana kalau kita diskusi tentang kebersihan diri..?”
Waktu :
“ Berapa lama ibu mau mengobrolnya..?, Bagaimana kalau 15
menit..?”
Tempat :
“ Ibu maunya kita ngobrol dimana..?, Bagaimana kalau di ruangan ibu
saja..?”
2. Fase Kerja
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?,
Menurut ibu, apa sih kegunaan mandi..?,
Apa alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?,
Menurut ibu, apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan dir kiti,,?
Kira – kira tanda tanda orang yang merawat diri dengan baik, seperti apa
yaa..?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa menurut ibu
yang bisa timbul..? Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang digunakan
untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok
gigi… apa saja yang disiapkan..?
Benar sekali..!!
Ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun, sikat gigi, sampo dan
odol serta sisir. Wahhhh… Bagus sekali..!! Ibu bisa menyebutkan dengan
benar..”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara
merawat kebersihan diri?
Baguss sekali Bu..! Nah, sekarang, coba ibu sebutkan, cara perawatan diri
yang telah kita pelajari dan latih tadi..? Bagus sekali..!!
b. Tindak lanjut
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, cara
Merawat diri, masukan kedalam jadwal yaa..! Selanjutnya jangan lupa
untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..! mandi 2 X Sehari, gosok gigi 2 X
sehari juga, keramas 2 X Seminggu. Bagaimana bu..? Bisa dilakukan..?
Baguss sekali, ibu mau mencoba melakukannya..!”
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan minum
yang baik dan benar, apakah ibu bersedia..?..”
Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa dan berapa lama..? bagaimana kalau jam 10,,?
Baik bu kita akan berbincang selama 15 menit”
Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruangan
ibu saja..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 10 ya..! Sampai
Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( SP ) 2 PASIEN
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : MAKAN DAN MINUM
(Pengkajian dan melatih cara makan dan minum )
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lesu, makan dan minum diambilkan perawat
Data Objektif :
makanan berceceran dan tidak pada tempatnya
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Makan dan minum
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat menjelaskan, pentingnya manfaat makan dan minum.
c) Klien dapat menjelaskan cara makan dan minum yang baik.
d) Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan
perawat.
e) Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan
perawat.
4. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2) Evaluasi pengetahuan klien tentang manfaat makan dan minum
3) Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
4) Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
5) Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara mandiri di
dalan jadwal kegiatan harian.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lesu
Data Objektif :
Tidak menyiram dan membersihkan dirisetelah BAK dan BAB
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Toileting (BAB dan BAK)
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya..
b) Klien dapat menjelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c) Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB dengan
benar dengan bantuan perawat
d) Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum secara mandiri
e) Klien dapat memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke dalam
jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya..
b) Jelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c) Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB
dengan benar
d) Anjurkan klien melakukan pemenuhan makan dan minum secara mandiri
e) Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar
ke dalam jadwal harian
B. STRATEGI PELAKSANAAN DALM TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman perasaan
ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan pagi ini..?”
c. Kontrak
Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa
lagi dan akan membicarakan tentang tata cara BAK dan BAB yang
baik”
Waktu :
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya
bu, bagaimana ibu setuju?”
Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
2. Fase Kerja
“..Berapa kali ibu BAB sehari..? Kalau BAK berapa kali sehari..?, kalau ibu
BAB dan BAK di mana biasanya..? Setelah BAK dan BAB biasanya apa yang
ibu lakukan..? Menurut ibu apa manfaatnya jika menjaga kebersihan setelah
BAB dan BAK..?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang cara BAB
dan BAK yang baik..? Bagaimana perasaan ibu setelah membersihkan diri
setelah BAB dan BAK..? BAgus sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan
dengan baik cara BAK dan BAB yang benar..!”
b. Tindak lanjut
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri setelah BAB dan BAK.
Sekarang, coba ibu masukan kedalam Jadwal Kegiatan Harian ibu, sesuai
ceklis, BAB 1x di toilet, BAK 1x di toilet/dikamar?”
c. Kontrak yang akan datang.
Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
berhias diri (berpakaian dan berdandan)..!”
Waktu :
Tempat :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lesu tidak bersemangat
Data Objektif :
Pakaian kotor dan tidak sesuai, rambut acak2an.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat menjelaskan cara berhias dengan benar.
c) Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan berhias dengan benar
dengan bantuan perawat.
d) Klien dapat melakukan pemenuhan berhias secara mandiri.
e) Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke dalam jadwal
harian.
4. Tindakan Keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Jelaskan caraberhias (berpakaian dan berdandan) dengan benar.
c) Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan berdandan dengan
benar.
d) Anjurkan klien melakukan pemenuhan berdandan secara mandiri.
e) Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan berdandan dengan benar ke
dalam jadwal harian
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Data objektif : Klien tampak lebih suka sendiri, melamun
b. Data subjektif : Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak
mampu,
2. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek
positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih
4. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian.
b. Fase Kerja
“ Bu ,apa saja kemampuan yang ibu miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu
lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci
piring ……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki”.
“ Bu dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan
yang masih bisa kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur?
Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat
tidur bu”.Mari kita lihat tempat tidur ibu ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu
bantal dan n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan
kasurnya kita balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai
dari atas ya bagus!
Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir
masukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas
kepala. Mari kita lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah kaki
,bagus!”
“Ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
ibu lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa
melakukan ,dan T ( tidak) melakukan.
c. Fase Terminasi :
1) Evaluasi Objekttif dan subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur ? ibu ternyata banyak memiliki kemampuan
yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Mas praktekkan
dengan baik sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus
sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Ibu,Mau berapa
kali sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa? Lalu sehabis istirahat ,jam 16.00”
2) Tindak lanjut
“ Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
ibu lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa
melakukan ,dan ibu ( tidak) melakukan .
3) Kontrak yang akan datang
“Besok pagi kita saya akan melakukan evalusi kegiatan ibu yang sudah
dilakukan hari ini’.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( SP ) KELUARGA
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
A. Tujuan
1) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kurang perawatan diri.
B. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan
diri yang baik maka Saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar
keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan
pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat Saudara
lakukan:
1. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
2. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual yang
telah disepakati).
5. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien
dalam merawat diri.
6. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
1. ORIENTASI
“Berapa lama waktu adik yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita
duduk di kantor perawat!”
2. KERJA
“Apa saja masalah yang Adik rasakan dalam merawat ibu T ?” Perawatan diri
yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukkan oleh ibu T itu dikarenakan gangguan jiwanya yang
membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri.
Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah melatih ibu T
untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong kuku. Kami
harapkan Adik atau anggota keuarga lainnya dapat menyediakan alat-alatnya. ibu
T juga telah mempunyai jadual pelaksanaanya untuk berdandan, karena Ibu T
perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi,
pakai bedak,dan lipstik.
Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, ibu T telah
mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan
yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam
makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat.
Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC dik ?Iya..., ibu T juga sudah
belajar BAB/BAK yang bersih. Kalau ibunya kurang motivasi dalam merawat
diri apa yang adik lakukan?
Adik juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui
apakah ibu sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.”
”Ada yang adik tanyakan?”
3. TERMINASI
“Coba Adik sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam ibunya dalam
merawat diri.”
“Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk
memotivasi T dalam merawat diri.”
1. ORIENTASI
“Assalamualaikum Adik sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi”
“Bagaimana Adik, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita
bicarakan dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya dik?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke ibunya
ya?”
“Berapa lama ada waktu dik ?”
2. KERJA
“Sekarang anggap saya adalah ibu adik, coba Adik praktekkan cara
memotivasi ibunya untuk mandi, berdandan, buang air, dan makan”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada ibunya”
“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi ibunya minum obat dan
melakukan kegiatan positifnya sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat ibu T”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada ibu T?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
3. TERMINASI
“Bagaimana perasaan adik setelah kita berlatih cara merawat ibu T ?”
“Setelah ini coba Adik lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
Adik membesuk ibu T”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi adik datang kembali kesini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat ibu T sampai adik lancar
melakukannya”
“Jam berapa adik bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya dik”
1. ORIENTASI
“Assalamualaikum Adik hari ini ibu T sudah boleh pulang, untuk itu perlu
dibicarakan jadual ibu T selama dirumah”
“Bagaimana dik, , selama adik membesuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat ibu T?”
“Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?”
“Berapa lama adik punya waktu.?”
2. KERJA
“Adik...,ini jadual kegiatan ibuT dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat
dilaksanakan dirumah.?
“ Adik..jadual yang telah dibuat selama ibu T di rumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya ibu T menolak terus
menerus untuk makan, minum, dan mandi serta menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka segera hubungi
Suster S di Puskesmas Dirgantara, puskesmas terdekat dari rumah Adik, ini
nomor telepon puskesmasnya: (0651) 887xxx.
Selanjutnya suster S yang akan membantu memantau perkembangan ibu T
selama di rumah”
3. TERMINASI
“ Bagaimana Adik...ada yang belum jelas ?. Ini jadual harian ibu T untuk
dibawa pulang.” Dan ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Indrapuri.”
“ Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala
yang tampak.” “ Silahkan selesaikan administrasinya.”
DAFTAR PUSTAKA