Anda di halaman 1dari 13

Nama Px : Nn.

R Tanggal : 3 November 2023


No. RM : 11595678

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : KLL Bersihan jalan
DO : napas tidak
- suara napas gurgling Trauma wajah jaringan keras efektif b.d benda
- terdapat obstruksi berupa asing dalam
darah teputusnya kontinuitas jaringan jalan napas
- penggunaan jalan napas tulang di suatu daerah wajah (D.0001)
buatan : oropharyngeal
tube endotracheal tube obstruksi jalan napas karena darah
- saat suction tampak
darah kemampuan batuk menurun
- RR : 23x / menit
(terpasang ventilator bersihan jalan napas tidak efektif
mode PCV)
- SPO2 : 95% (terpasang
ventilator mode PCV)
2. DS: KLL Pertukaran gas
DO: tidak efektif b.d
- Hasil Analisa Gas Trauma wajah jaringan lunak ketidak
Darah: (Asidosis seimbangan
Respiratorik) Luka robek dan perdarahan ventilasi perfusi
Ph : 7,31 ekstrenal (D.0003)
pC02 : 25,9 mmHg
pO2 : 245,9 mmHg menurunnya volume intravaskuler
HCO3 : 13,1 mmol/L
BE : 13,4 mmol/L penurunan perfusi ke paru
- GCS 345
- RR : 23x / menit gangguan proses difusi O2 dan
- TD : 118/59 mmHg CO2
- N : 56x / menit
pertukaran gas tidak efektif
3. DS: KLL Gangguan
DO: ventilasi spontan
- Tampak terpasang Kerusakan transmisi impuls saraf b.d kelelahan
ventilator dengan mode otot napas
: PCV Gangguan potensial aksi sel saraf (D.0004)
- Ps : 8 cm H2O
- PEEP : 3 cm H2O Gangguan konduksi serabut otot
- FiO2 : 50%
- pC02 : 25,9 mmHg Kelemahan otot pernapasan
- pO2 : 245,9 mmHg
- TD : 118/59 mmHg Gagal napas
- N : 56 x/menit
- SPO2 : 95% Kesadaran menurun

Pemasangan ventilator

Gangguan ventilasi spontan


4. DS : KLL Risiko perfusi
DO : sereberal tidak
- penurunan kesadaran Trauma wajah jaringan keras efektif (D.0017)
- GCS 112
- kesadaran semi coma Gangguan inspirasi dan ekspirasi
- klien kejang 1x di IGD melalui hidung
- RR : 23x / menit
(terpasang ventilator O2 menurun
mode PCV)
- SPO2 : 95 (terpasang Metabolisme terganggu
ventilator mode PCV)
- TD : 118/59 mmHg Difusi O2 terhambat
- N : 56 x/menit
Hipoksia

Risiko perfusi sereberal tidak


efektif
5. DS KLL Risiko syok
DO : (D.0039)
- Terdapat luka robek Trauma wajah jaringan lunak
pada mata kanan hingga
pelipis panjang ± 8cm Luka robek
- terdapat perdarah aktif
pada luka perdarahan ekstrenal

menurunnya volume intravaskuler

Resiko syok
6. DS : KLL Gangguan
DO : integritas
- terdapat luka berat Trauma wajah jaringan lunak kulit/jaringan
dimata sebelah kanan b.d faktor
- terdapat luka sobek dari Luka robek terbuka mekanis (D.
mata kanan hingga ke 0129)
pelipis Gangguan integritas kulit/jaringan
- terdapat bengkak di
mata, pipi dan rahang
- terdapat perdarahan
aktif diluka
Nama Px : Nn. R Tanggal : 3 November 2023
No. RM : 11595678

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan napas (D.0001)
2. Pertukaran gas tidak efektif b.d ketidak seimbangan ventilasi perfusi (D.0003)
3. Risiko perfusi sereberal tidak efektif (D.0017)
4. Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot napas (D.0004)
5. Risiko syok d.d perdarahan aktif pada luka (D.0039)
6. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis (D. 0129)
INTERVENSI

DIAGNOSA
NO KRITERIA HASIL EKSPETASI INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan SLKI : Meningkat SIKI :
napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan
Manajemen Jalan Napas (1.01011)
b.d benda asing keperawatan selama 6 jam
Manajemen Jalan Napas Buatan (1.01012)
dalam jalan napas bersihan jalan napas
a) Observasi
(D.0001) meningkat dengan kriteria
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
hasil:
usaha napas)

Bersihan Jalan Napas 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,

(L.01001) wheezing, ronki, dll)

1. Batuk efektif 3. monitor posisi selang ETT

meningkat 3-5 b) Terapeutik

2. Produksi sputum 4. Pertahankan kepatenan jalan napas (jaw thrust

menurun 3-5 jika curiga trauma cervical)

3. Frekuensi napas 5. Lakukan penghisapan lendir < 15 detik

membaik 3-5 (12-20 6. Berikan oksigen

x/menit) 7. Pasang OPA untuk mencegah ETT tergigit

4. pola napas membaik


3-5 c) Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspetoran, mukolitik

2. Gangguan SLKI : Meningkat SIKI


pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan
Pemantauan Respirasi (1.01014)
ketidakseimbangan keperawatan selama 6 jam
a) Observasi
ventilasi-perfusi pertukaran gas meningkat
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
dengan kriteria hasil:
upaya napas
2. Monitor saturasi oksigen
Pertukaran Gas
3. Monitor nilai AGD
(L.01003)
b) Terapeutik
1. PCO2 membaik
4. pemantauan interval respirasi sesuai kondisi
3 5 (35-45 mmHg)
5. Dokumentasi hasil pemantauan
2. PO2 membaik 3 5
c) Edukasi
(80-100 mmHg)
6. Informasikan hasil pemantauan
3. Takikardi membaik
3 5 (60-100
x/menit)
4. pH membaik 3 5
(7,35-7,45)
5. Pola napas membaik
3 5
3. Risiko perfusi SLKI : Meningkat SIKI :
sereberal tidak Setelah dilakukan tindakan
Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
efektif (D.0017) keperawatan selama 6 jam
(1.02048)
perfusi sereberal
meningkat dengan kriteria a) Observasi
hasil: 1. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (tekanan
darah meningkat, tekanan nadi melebar,
Perfusi Sereberal
bradikardi, pola napas ireguler, kesadaran
(L.02014)
menurun)
1. tingkat kesadaran
2. Monitor MAP
meningkat 3 5
3. Monitor status pernapasan
2. TIK menurun 3 5
b) Terapeutik
3. Nilai rata-rata TD
4. Cegah terjadinya kejang
membaik 3 5
5. Atur ventilaor agar PaCO2 optimal
4. kesadaran membaik
6. Hindari pemberian cairan iv hipotonik
2 5
7. Posisi semi fowler
5. TD sistole membaik
2 5 c) Kolaborasi
6. TD diastole membaik 8. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan
2 5
Nama Px : Nn. R Tanggal : 3 November 2023
No. RM : 11595678

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal/ Tanggal
DX Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
waktu /waktu
Bersihan jalan 3/11/2023 1. Memonitor pola napas : pola 3/11/2023 DS :
napas tidak napas teratur, irama napas DO :
efektif b.d benda normal, suara napas gurgling - suara napas vesikular
asing dalam jalan RR : 22x / menit, SPO2 : 97% - obstruksi berupa darah
napas (D.0001) 2. Memonitor bunyi napas berkurang
tambahan : auskultasi paru - penggunaan jalan napas
3. Memonitor posisi selang ETT buatan : oropharyngeal tube
4. Mempertahankan kepatenan dan endotracheal tube
jalan napas: posisi jaw thrust - RR : 20x / menit (terpasang
dicurigai trauma cervical ventilator mode PCV)
dengan memasang cervical - SPO2 : 97% (terpasang
collar ventilator mode PCV)
5. Melakukan penghisapan lendir A : Bersihan jalan napas tidak
< 15 detik : suction darah yang efektif teratasi sebagian
menyumbat jalan napas P : lanjutkan intervensi no :
6. Memberikan oksigen : 1. Monitor pola napas
terpasang ventilator mode (frekuensi, kedalaman,
PCV usaha napas)
7. Memasang OPA : untuk 2. Monitor bunyi napas
mencegah ETT tergigit tambahan (mis. gurgling,
wheezing, ronki, dll)
3. monitor posisi selang ETT
4. Pertahankan kepatenan
jalan napas (jaw thrust jika
curiga trauma cervical)
5. Lakukan penghisapan
lendir < 15 detik
6. Berikan oksigen
7. Pasang OPA untuk
mencegah ETT tergigit
Gangguan 3/11/2023 1. Memonitor frekuensi, irama, 3/11/2023 S:
pertukaran gas kedalaman, dan upaya napas : O:
b.d RR : 22 x/menit, pola napas - Hasil Analisa Gas Darah:
ketidakseimbang cepat dangkal (Asidosis respiratorik
an ventilasi- 2. Memonitor saturasi oksigen : Respiratorik)
perfusi (D.0003) SPO2 : 97% Ph : 7,28
3. Memonitor nilai AGD : pC02 : 35,0 mmHg
- pH : 7,31 pO2 : 208,3 mmHg
- pCO2 : 25,9 mmHg HCO3 : 16,7 mmol/L
- pO2 : 245,9 mmHg BE : -10,2 mmol/L
- HCO3 : 13,1 mmol/L - GCS 112
4. Memantauan interval respirasi - RR : 20x / menit
sesuai kondisi : pemantauan - TD : 113/62 mmHg
TTV setiap jam - SPO2 : 99%
5. Mendokumentasi hasil - N : 65x / menit
pemantauan : dokumentasi di - Hb : 9,3 g/dL
lembar observasi IGD P1 A : gangguan pertukaran gas
4. Menginformasikan hasil teratasi sebagian
pemantauan : KIE keluarga P : lanjutkan intervensi no :
pasien 1. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
napas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor nilai AGD
4. Dokumentasi hasil
pemantauan
5. Informasikan hasil
pemantauan
Risiko perfusi 3/11/2023 1. Memonitor tanda/gejala 3/11/2023 S:
sereberal tidak peningkatan TIK : O:
efektif (D.0017) TD : 110/70 mmHg, N : 82 - penurunan kesadaran under
2. Memonitor MAP : (70x2) + sedasi
110 / 3 = 83 mmHg - GCS 112
3. Memonitor status pernapasan : - kesadaran semi coma
pola napas teratur, RR : 20x / - klien sudah tidak kejang
menit, SPO2 : 97 % - RR : 20x / menit (terpasang
4. Mencegah terjadinya kejang ventilator mode PCV)
5. Mengatur ventilaor agar - SPO2 : 98% (terpasang
PaCo2 optimal : ventilator mode PCV)
Ps : 8 cm H2O - TD : 121/79 mmHg
PEEP : 3 cm H2O - N : 84 x/menit
FiO2 : 50% A : Risiko perfusi sereberal
6. Menghindari pemberian cairan tidak efektif teratasi sebagian
iv hipotonik : Penggunaan P : lanjutkan intervensi no :
mannitol 100cc 1. Monitor tanda/gejala
7. Memposisi semi fowler : HE peningkatan TIK
30° 2. Monitor MAP
8. Berkolaborasi pemberian 3. Monitor status pernapasan
sedasi dan anti konvulsan : 4. Cegah terjadinya kejang
midozolam 3 mg, fentanyl 30 5. Atur ventilaor agar paco2
mcg, thiopental 100 mg optimal
6. Hindari pemberian cairan
iv hipotonik
7. Posisi semi fowler
8. Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti konvulsan

Anda mungkin juga menyukai