Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik
Klinik Keperawatan I
Koordinator: Galih Jatnika, S.Kep.,Ners.,M.Kes
Dosen Pembimbing: Nunung Nurjanah, M.Kep, S.Kp, Sp, 1 Kep, An
Oleh:
Nama : Resti Apriani
NPM 213120131
Kelas : 1/D
Kelompok 25
1
VI. Studi kasus 5 (kasus ujian)
Uraian
Mampu melakukan analisa kasus dan memberikan asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
diagnosing, planning, mendemontrasikan keterampilan perawatan, dan evaluasi pada klien
dengan kondisi pemenuhan safety dan protection.
Waktu Pelaksanaan
Kasus 5
Seorang klien laki-laki berusia 56 tahun dirawat di ruang isolasi sebuah RSUD dengan
kondisi demam sejak 2 hari yang lalu dan batuk tanpa sputum. Hasil pemeriksaan didapatkan
TD: 150/100 mmHg, HR: 105x/menit, RR: 32 x/menit, saturasi oksigen 87%, BB 45 kg TB:
165 cm retraksi otot bantu pernapasan leher, dyspnea. Klien baru mudik 2 minggu yang lalu
dari daerah zona merah. Pihak rumah sakit sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat
aman covid 19 saat melakukan perawatan. Perawat akan memberikan terapi oksigen binasal
canula
5 ml/menit kepada klien, azitromycin 1x500 mg, dan perawat harus menggunakan alat
pelindung diri lengkap. Setelah 6 jam perawatan didapatkan RR: 28x/menit, saturasi oksigen
95%, hasil swab PCR negative.
Assignment
2
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1 Biodata
Identitas klien
1) Nama : Tn. X
2) Usia :56 Tahun
3) Jenis Kelamin :Laki-laki
4) Tanggal Masuk : 23 Juli 2021
5) Tanggal Pengkajian :23- 24 Juli 2021
Identitas penanggung jawab
1) Nama :Tidak ditemukan dalam kasus
2) Usia: -
3) Hubungan dengan klien :-
3
2. Azitromycin 1x500 mg Oral Pengobatan sejumlah infeksi
4
1.4 Pemeriksaan penunjang/laboratorium/diagnostik :-
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil
SWAB PCR Negatif
2. Diagnosa keperawatan
Analisa data
DATA PATHWAY PENYAKIT MASALAH KEPERAWATAN
5
Penumpukan cairan alveoli
Oedema Pulmo
Dispnea
-
Suplai O2 ke jaringan menurun
-Penggunnaan otot
bantu pernapasan
Penyempitan jalan napas
pernapasan
6
Ketidakefektifan pola napas
DO:
Infeksi Prepusium
- Suhu tubuh di atas
normal
Prepusium menyempit
Stimulasi Leukosit
Merangsang endotelium
hipothalamus
7
DS:- Kardiomiopati kongesif, Risiko Perfusi Miokard
hipertropi, restriktif Tidak Efektif (D.0014)
DO:
Gagal jantung
Edema meningkat
8
Konsentrasi O2 menurun
Dispneu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Ventilasi Spontan b.d. Gangguan Metabolisme d.d. Dispnea
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d. Dispnea
3. Pola nafas tidak efektif b.d. Gangguan Neuronmuskular d.d. Penggunnaan otot
bantu pernapasan
4. Hipertermia b.d. Peningkatan laju metabolisme d.d. Suhu tubuh di atas normal
5. Risiko Perfusi Miokard tidak efektif d.d Hipertensi
6. Risiko intoleransi aktivitas d.d. Gangguan pernafasan
3. Planning
9
- PCO2 Membaik Monitor status Untuk mengetahui
(5) respirasi dan status pola napas
- PO2 Membaik oksigenasi klien
(5) (mis.frekuensi dan
kedalaman napas,
penggunaan otot
bantu napas, bunyi
napas tambahan,
saturasi oksigen).
10
untuk
merasakan
gerakan dada
dan abdomen
saat bernafas
3. Keluarkan nafas
dengan
perlahan-lahan
4. Tarik nafas
dalam melalui
hidung secara
perlahan-lahan
selama 4 detik
sampai dada dan
abdomen terasa
terangkat
maksimal, jaga
mulut tetap
tertutup selama
menarik nafas
5. Tahan nafas
sellama 3 detik
6. Hembuskan dan
keluarkan nafas
perlahan-lahan
melalui mulut
selama 4 detik
7. Lakukan secara
berulang dalam
5 siklus selama
15 menit dengan
periode istirahat
2 menit (1 siklus
adalah 1 kali
proses mulai
dari tarik nafas,
tahan dan
hembuskan.
Ajarkan mengubah
posisi secara Untuk
mandiri mempertahankan
Ajarkan teknik kenyamanan klien
batuk efektif Untuk membuat
1. Anjurkan klien lebih mandiri
minum air
hangat sebelum
11
memulai latihan
batuk efektif
2. Atur posisi
duduk dengan
mencondongkan
badan ke depan.
3. Tarik napas
dalam melalui
hidung dan
hembuskan
melalui mulut
sebanyak 4-5
kali
4. Pada tarikan
nafas dalam
yang terakhir,
nafas ditahan
selama 1-2 detik
5. Angkat bahu
dan dada
dilonggarkan
serta batukkan
dengan kuat dan
spontan
6. Keluarkan
dahak dengan
bunyi
“huf..huf..huf..”
7. Lakukan
berulang kali
sesuai
kebutuhan
8. Hindari batuk
yang terlalu
lama karena
dapat
menyebabkan
12
kelelahan dan
hipoksia.
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan
Kolaborasi tenaga kesehatan
pemberian lain.
bronkhodikator.
Terapeutik:
13
Bersihkan sekret
pada mulut, hidung Untuk kebersihan
dan trakea, Jika klien
perlu Untuk memastikan
Pertahankan klien bisa bernapas
kepatenan jalan dengan baik
napas Untuk
Siapkan dan atur mempermudah
peralatan pemberian proses tindakan
oksigen Untuk berjaga-jaga
Berikan oksigen jika terjadi
tambahan, Jika kekurangan oksigen
perlu Untuk memenuhi
Tetap berikan kebutuhan oksigen
oksigen saat pasien klien
di transportasi Untuk
Gunakan perangkat menyesuaikan cara
Oksigen yang sesuai oksigen masuk
dengan tingkat dengan mobilitas
mobilitas pasien. klien.
Edukasi:
Ajarkan pasien dan Untuk menambah
keluarga cara pengetahuan baik
menggunakan klien maupun
oksigen di rumah. keluarga
Kolaborasi:
Kolaborasi Kolaborasi dengan
penentuan dosis tenaga kesehatan
oksigen lain.
Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas
dan/atau tidur.
14
napas Monitor Untuk melihat
menurun (4) kemampuan batuk ada tidaknya
efektif gangguan pola
Monitor adanya napas
produksi sputum Untuk
Monitor adanya memastikan
sumbatan jalan kemampuan
napas batuk klien
Palpasi Untuk
kesimetrisan mengidentifikasi
ekspansi paru apakah sputum
Auskultasi bunyi adalah penyebab
napas sesak
Monitor saturasi Untuk
oksigen mengetahui
Monitor hasil x-ray penyebab sesak
thoraks. Untuk
mengetahui ada
Teurapeutik: tidaknya
Atur interval gangguan di
pemantauan dada
respirasi sesuai Untuk
kondisi pasien mengetahui ada
Dokumentasikan tidaknya
hasil pemantauan. perubahan
posisi organ
Edukasi: pernafasan
Jelaskan tujuan dan Untuk
prosedur mengetahui ada
pemantauan tidaknya
Informasikan hasil gangguan pada
pemantauan,jika toraks
perlu.
Agar tidak
terjadi
kesalahpahaman
klien
15
Agar klien
mengetahui
kondisi dirinya
Terapeutik:
Sediakan Untuk membuat
lingkungan yang pasien nyaman, dan
dingin salah satu upaya
Loggarkan atau penurunan suhu
tubuh klien
lepaskan pakaian
Agar klien tidak
Basahi dan kipasi kepanasan
permukaan tubuh Agar pasien merasa
Berikan cairan oral lebih nyaman
Ganti linen setiap Untuk
hari atau lebih menyeimbangkan
sering jika kebutuhan cairan
mengalami klien
hiperhidrosis Untuk kebersihan
(keringat berlebih) klien
Lakukan Salah satu upaya
pendinginan penurunan suhu
eksternal tubuh
(mis.selimut Agar tidak terjadi
komplikasi lain
hipotermia atau
16
kompres dingin Hanya jika pasien
pada dahi, leher, membutuhkan
dada, abdomen,
aksila)
Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi:
Anjurkan tirah
baring
Untuk membuat
Kolaborasi: klien lebih nyaman
Kolaborasi tenang dan rileks
pemberian cairan
dan elektrolit Kolaborasi untuk
intravena, jika perlu menyeimbangkan
cairan pada tubuh
klien
5. Risiko Perfusi Setelah dilakukan Perawatan Jantung
Miokard tidak tindakan (I.02075)
efektif d.d keperawatan 1 x
Hipertensi 24 jam Observasi:
diharapkan fungsi
jantung Identifikasi
meningkat tanda/gejala primer Untuk mengetahui
(L.02011) dengan penurunan curah perkembangan
kriteria hasil: jantung (Meliputi curah jantung dari
dispnea, kelelahan, hal-hal yang berat
Tekanan edema, ortopnea,
arteri rata-rata paroxysmal
membaik (5) nocturnal dyspnea,
Kekuatan peningkatan CVP)
nadi membaik Identifikasi
tanda/gejala Untuk mengetahui
(5)
sekunder penurunan perkembangan
Tekanan curah jantung dari
curah jantung
darah (Meliputi hal-hal yang lebih
membaik (5) peningkatan berat ringan
badan,
hepatomegali,
distensi vena
juguralis, palpitasi,
ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit
pucat)
17
Monitor tekanan Untuk memastikan
darah (termasuk adanya penurunan
tekanan darah curah jantung
ortostatik, jika
perlu)
Monitor saturasi Untuk mengetahui
oksigen jatung bekerja
Monitor EKG 12 dengan baik
sadapan Untuk melihat ada
Periksa tekanan tidaknya ke
darah dan frekuensi ubnormal an
nadi sebelum dan jantung
sesudah aktivitas Untuk mengetahui
Periksa tekanan apakah jantung
darah dan frekuensi berjalan dengan
nadi sebelum normal
pemberian obat Untuk melihat
(mis. beta blocker pengaruh obat
ACE inhibitor, terhadap jalannya
calcium channel fungsi jantung
blocker, digoksin).
Teurapetik:
Posisikan pasien
Agar klien lebih
semi fowler atau
nyaman
fowler dengan kaki
ke bawah atau
posisi nyaman
Berikan diet jantung
Untuk menghindari
yang sesuai (mis.
komplikasi yang
batasi asupan
bisa terjadi
kafein, natrium,
kolesterol, dan
makanan tinggi
lemak)
Fasilitasi pasien dan
Agar klien dan
keluarga untuk
keluarga bisa
modifikasi gaya
berperilaku hidup
hidup sehat
yang sehat
Berikan terapi
Agar klien lebih
relaksasi untuk
rileks
mengurangi stress,
jika perlu
Berikan dukungan
emosional dan
Agar klien lebih
spiritual
merasa senang dan
Berikan oksigen
untuk
18
mempertahankan semangat menjalani
saturasi oksigen hidup
>94%
Agar pasien tetap
sehat
Edukasi:
Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
Anjurkan berhenti Agar pasien lebih
merokok merasa bugar
Agar komplikasi
lain dapat di cegah
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika Kolaborasi bersama
perlu tenaga kesehatan
Rujuk ke program lain
rehabilitasi jantung.
19
Frekuensi depan saat menarik
napas nafas
membaik • Ambil nafas dalam
(5) secara perlahan
melalui hidung dan
tahan selama 7
hitungan
• hitungan ke-8
hembuskan nafas
melalui mulut
dengan perlahan.
Edukasi:
• Jelaskan tujuan dan Agar tidak terjadi
prosedur latihan kesalahpahaman
pernapasan antar perawat dan
• anjurkan mengulangi klien
latihan 4-5 kali. Agar pelatih an
lebih efektif
Kolaborasi:-
7. Implementasi
Keterampilan Mengenakan dan melepas alat pelindung diri
(Personal Protection Equipment)
Tetapi Oksigen Binasal Canula
8. Evaluasi
Implementasi EVALUASI
20
23 Juli 2021 (Pukul 08.00 WIB) 23 Juli 2021 (Pukul 14.00 WIB)
Dukungan Ventilasi (I.01002)
Setelah melakukan Implementasi selama 6 jam
Observasi : didapatkan data:
Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu nafas S: Tidak ada data Dispnea menurun
Identifikasi efek perubahan
posisi terhadap status O: Saturasi membaik =95%
pernafasan RR membaik =28x/menit
Monitor status respirasi dan A: Masalah Teratasi sebagian
oksigenasi (mis.frekuensi dan
kedalaman napas, penggunaan P: Intervensi di lanjutkan
otot bantu napas, bunyi napas
tambahan, saturasi oksigen)
Terapeutik :
Pertahankan kepatenan jalan
napas
Berikan posisi semi fowler
atau Fowler
Fasiliasi mengubah
posisi senyaman
mungkin
Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan (mis. nasal canul,
masker wajah, masker
rebreathing, atau non
rebreathing.
Gunakan bag-valve mask, jika
perlu
Edukasi :
Ajarkan melakukan teknik
relaksasi napas dalam
8. Atur posisi pasien dengan
posisi duduk ditempat
tidur atau kursi
9. Letakan satu tangan pasien
di atas abdomen (tepat
bawah iga) dan tangann
lainnya berada di tengah-
tengah dada untuk
merasakan gerakan dada
untuk merasakan gerakan
dada dann abdomen saat
bernafas
21
10. Keluarkan nafas
dengan perlahan-lahan
11. Tarik nafas dalam melalui
hidung secara perlahan-
lahan selama 4 detik
sampai dada dan abdomen
terasa terangkat maksimal,
jaga mulut tetap tertutup
selama menarik nafas
12. Tahan nafas sellama
3 detik
13. Hembuskan dan keluarkan
nafas perlahan-lahan
melalui mulut selama 4
detik
14. Lakukan secara berulang
dalam 5 siklus selama 15
menit dengan periode
istirahat 2 menit (1 siklus
adalah 1 kali proses mulai
dari tarik nafas, tahan dan
hembuskan.
22
14. Keluarkan dahak dengan
bunyi “huf..huf..huf..”
15. Lakukan berulang kali
sesuai kebutuhan
16. Hindari batuk yang terlalu
lama karena dapat
menyebabkan kelelahan
dan hipoksia.
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
bronkhodikator
23 Juli 2021 (Pukul 08.00 WIB) 23 Juli 2021 (Pukul 14.00 WIB)
Terapi Oksigen (I.01026)
S: Tidak terdapat data klien dispnea menurun
Observasi:
Monitor kecepatan aliran O: Tidak terdapat data HR menurun
oksigen
Monitor posisi alat terapi A: Masalah tidak teratasi
oksigen
Monitor aliran oksigen P: Intervensi dilanjutkan
secara periodik dan pastikan
fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektivitas terapi
oksigen (mis.oximeter, analisa
gas darah) Jika perlu
Monitor kemampuan
melepaskan oksigen saat
makan
Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik:
23
Bersihkan sekret pada mulut,
hidung dan trakea, Jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan
napas
Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan,
Jika perlu
Tetap berikan oksigen saat
pasien di transportasi
Gunakan perangkat Oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi:
Ajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen di
rumah.
Kolaborasi:
Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur.
23 Juli 2021 (Pukul 08.00 WIB) 23 Juli 2021 (Pukul 14.00 WIB)
Pemantauan Respirasi (I.01014)
S: Tidak terdapat data klien dispnea menurun
Observasi:
Monitor frekuensi, irama, O: Tidak terdapat data Klien mengalami penurunan
kedalaman dan upaya napas otot bantu pernafasan
Monitor pola napas (mis.
Bradipnea, takipnea, A: Masalah tidak teratasi
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, biot, ataksik) P:Lanjutkan Intervensi
Monitor kemampuan batuk
efektif
Monitor adanya
produksi sputum
Monitor adanya sumbatan
jalan napas
Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thoraks
24
Teurapeutik:
Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan Jika perlu
Terapeutik:
Sediakan lingkungan yang
dingin
Loggarkan atau lepaskan
pakaian
Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
Lakukan pendinginan
eksternal (mis.selimut
hipotermia atau kompres
25
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
23 Juli 2021 (Pukul 08.00 WIB) 23 Juli 2021 (Pukul 14.00 WIB)
S: Tidak ada data
Perawatan Jantung (I.02075)
O: Tidak terdapat data klien mengalami tekanan
Observasi: darah dan nadi yang membaik
A: Masalah tidak teratasi
Identifikasi tanda/gejala
primer penurunan curah P: Lanjutkan Intervensi
jantung (Meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea,
paroxysmal nocturnal
dyspnea, peningkatan CVP)
Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan curah
jantung (Meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali,
distensi vena juguralis,
palpitasi, ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit pucat)
Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
Monitor saturasi oksigen
Monitor EKG 12 sadapan
Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis. beta
blocker ACE inhibitor,
calcium channel blocker,
digoksin).
26
Teurapetik:
Posisikan pasien semi fowler
atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang
sesuai (mis. batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol,
dan makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau
pneumatik intermiten, sesuai
indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga
untuk modifikasi gaya hidup
sehat
Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional
dan spiritual
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi:
Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi
jantung.
27
23 Juli 2021 (Pukul 08.00 WIB) 23 Juli 2021 (Pukul 14.00 WIB)
Latihan Pernafasan (I.01007)
S: Tidak ada data dispnea membaik
Observasi:
• identifikasi indikasi O: Tidak ada data Frekuensi nadi dan tekanan darah
dilakukan latihan pernapasan membaik
• monitor frekuensi, Irama dan
kedalaman apa sebelum dan - Saturasi meningkat
sesudah latihan.
Awal: 87%
Teurapeutik:
• sediakan tempat yang tenang Sekarang: 95%
• posisikan pasien nyaman dan
rileks - RR
• tempatkan satu tangan di Awal: 32x/menit
dada dan satu tangan di perut Sekarang: 28x/menit
• pastikan tangan di dada mundur
ke belakang dan telapak tangan
di perut maju ke depan saat
menarik nafas
•Ambil nafas dalam secara
perlahan melalui hidung dan A: Masalah teratasi sebagian
tahan selama 7 hitungan
• hitungan ke-8 hembuskan nafas P: Intervensi dilanjutkan
melalui mulut dengan perlahan
Edukasi:
• Jelaskan tujuan dan prosedur
latihan pernapasan
• anjurkan mengulangi latihan 4-5
kali
28