Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA

TN.I DENGAN DIAGNOSA PPOK DI


RUANG ICU RSUD dr.Zubir mahmud

Zulkifli s.kep Mutia farida s.kep

Di Susun oleh :

Zulfahmi s.kep Wardatul Jannah s.kep


A.Definisi
 PPOK merupakan Penyakit paru bersifat kronik dan menjadi salah
satu factor yang menyebabkan sesak napas bagi penderita karena
ditandai hambatan aliran udara yang bersifat progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas
yang beracun atau berbahaya (Rumampuk & Thalib,2020).
B.Etiologi

 Faktor resiko PPOK di golongkan menjadi paparan lingkungan dan


factor host.paparan dengan rokok merupakan penyebab terbesar dari
PPOK,baik perokok aktif maupun perokok pasif. Paparan lingkungan
lain yang merupakan factor resiko PPOK adalah debu pekerjaan, polusi
dalam dan luar ruangan yang secara langsung terhirup dan masuk ke
saluran pernafasan (nies,2018)
Klasifikasi

PPOK dapat di klasifikasikan berdasarkan gejala dan


spirometry,sprirometry adalah mengukur volume udara di paru
paru selama pernapasan yang di paksakan setelah inspirasi
maksimal atau disebut forced volume capacity (FVC) dan volume
yang di keluarkan dalam waktu 1 detik.
C.patofisiologi
 PPOK dicirikan dengan adanya hambatan aliran udara kronis
yang tidak sepenuhnya reversible,serta adanya respon
inflamasi yang tidak normal di paru.perubahan patologis pada
paru pasien PPOK ditemukan pada saluran udara proksimal
dan parifer,parenkim paru dan pembuluh darah pernapasan
D.Manifestasi klinis
Menurut Rosyid et al (2020) tanda dan gejala PPOK antara lain :
 Sesak napas
 Batuk dengsn produksi sputum
 Dada terasa berat
 Wheezing
 Tampak Lelah
 Penurunsn berat badan
 anoreksia
E.Komplikasi
 Hipoksemia

 Asidosis respiratori
 Gagal jantung
 Cardiac distritmia
 Infeksi respiratori
FORMAT PENGKAJIAN PRAKTEK
ORIENTASI KEPERAWATAN KRITIS
A.IDENTITAS
1.Nama pasien (inisial) : Tn,i
2.Umur : 70 tahun
3.Jenis kelamin : laki laki
4.Status : kawin
5.Suku\bangsa : Aceh
6.Agama : Islam
7.Pendidikan : SLTA
8.Pekerjaan : Petani
9.Alamat : Idi rayeuk
10.Tanggal masuk : 03-10-2022
11.Tanggal pengkajian : 04-10-2022
12.Diagnosa medis : PPOK + phnemonia + dm tipe II
13.No.rekam medik : 02.85.80
14.Hari rawat ke :2
B. KELUHAN UTAMA/ALASAN MASUK

Tn. I mengatakan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu di sertai


dengan batuk berdahak,Tn. I juga mengeluh lemas dan sering haus
C.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : PPOK + phnemonia + DM tipe II

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : -


F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37,5 C , Nadi : 130X/M ,Tekanan Darah : 91/61 mmhg , Respirasi : 36x/m
Kesadaran : composmentis

2. Sistem Pernafasan (B1)


a. RR : 36x/m
b. Keluhan
- sesak : Ya
- batuk : produktif
- secret : ada
- warna : kekuningan
c. Pergerakan dada : asimetris
d. Penggunaan otot bantu nafas : Ya
e. Irama nafas : tidak teratur
f. Pola nafas : kusmaul
j. Suara Perkusi Paru : hipersonor
k. Alat Bantu Nafas : Ya jenis: N.R.M 10 lpm
o. Lain-lain : pola nafas tidak efektif

3. Sistem Kardiovaskuler (B2)


a. Nadi Karotis : teraba
Nadi Perifer : kuat

b. Keluhan Nyeri Dada : Tidak


c. Irama Jantung : ireguler
d. Suara Jantung : murmur
e. CRT : 3 detik
g. Turgor : normal
h. EKG & interpretasinya : Sim takikardi
h. Akral : pucat
i. Sirkulasi Perifer : menurun

4. Sistem Persyarafan (B3)


a. GCS : 15 (compos mentis)
b. Pupil : isokor
c. Istirahat/ tidur : 6 jam/h
d. gangguan tidur : ya sebutkan : Mudah terbangun

5. Sitem Perkemihan (B4)


a. Kemampuan Berkemih
Spontan : Ya
b. Produksi Urine : 128 ml/jam
c. Warna Urine: normal
e. Bau Urine : khas
f. Kandung Kemih Membesar : tidak
g. Nyeri Tekan :tidak
h. Intake Cairan: □Oral : 1000cc/h , □Parenteral: 200cc/h

6. Sistem Pencernaan (B5)


a. Tinggi Badan : 167cm
b. BB : 70 kg
c. Mulut : bersih
d. Membran Mukosa : kering
g. Peristaltik : 20x/m
h. BAB :-
j. Nafsu Makan : baik
h. Porsi Makan :1/2 porsi
8. Sistem Endokrin
d. Hiperglikemia : Ya, Nilai KGD : 340 ml/dl
e. Lain –lain :
Ketidakseimbangan Glukosa Darah
Pemeriksaan penunjang

Jenis pemeriksaan hasil Nilai normal

WBC 13.03 x 10^3/ ul 4.00-10.00

RBC 5.05 x 10 ^6/ ul 4.00- 18.0

HGB 15.1 g/dl 13.0- 18.0

PLT 451 x 10^3 /dl 150-450

KGDS 340 <200

NA 127.85 135.00-145.00 mmol/l

CL 90.02 96.00-106.00 mmol/l

K 4.41 3.50-5.50 mmol/l

UREA UV 75 mg/dl 10-50

ALBUMIN 3.6 g/dl 3.5-5.3

CREATININ 1.06 mg/dl 0.80-1.50


 Terapi pengobatan : Terapi IV
- IVFD NaCL 200 cc
- Inj Ceftazidin 1 g/12 j
- Inj Ranitidine 1 Amp / 12 J
- Inj Furosemide 0,5 cc/ j
- Insulin 4.4.4 / 8 J
- Nebul Ventaline 2,5 mg/8 J
Terapi Oral
- Codein 20 mg 3x1 /12 j
- PCT 500 mg 3x1
- Lansoprazole 30 mg 2x1

 Terapi Radiologi
Thorax : Pneumonia : Cor Batas normal
l.Analisa data
no Data Etiologi Masalah keperawatan

1 Ds :Tn.i mengatakan sesak Gangguan neuro Pola nafas tidak efektif


nafas moskuler

Do :
-Rr :36x/m
-Rr :kusmaul
-nafas menggunakan otot
bantu (+)
-nafas cuping hidung (+)
-bunyi nafas ronchi
-spO2 :60 %
-hasil Ro thorax:pneumonia
2. Ds : Tn.i mengatakan lemas dan Perubahan afterlood Penurunan curah
sesak setelah beraktifitas jantung

Do :
Td : 91/67 mmHg
Rr :36x/m
Hr :130x/m
spO2 dengan oksigen :60%
Temp :37,5
-Crt :3 detik
- Tampak pucat
3.
Ds :Tn.i mengatakan sering haus Gangguan mekanisme Ketidakseimbangan
regulasi (diabetes) elektrolit
Do :
-polyuria (+) 1000/7 jam
-polydipsia (+)
- Parentral 200cc/hari
- Na = 127,85
- Cl = 90,02
- K =4,41
no Diagnosa keperawatan slki siki

Perencanaan
1 Pola nafas tidak efektik
b/d gangguan neuro
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 2x24 jam
1. Monitor pola
nafas(frekuensi,kedalaman
muskuler dihapkan pola nafas dan usaha nafas
KH: 2. Monitor bunyi nafas
1. Ventilasi semenit tambahan
2. Tekanan ekspirasi 3. Posisikan posisi semi fowler
3. Tekanan inspirasi 45
4. Plameter thorak anterior dan 4. Memberikan terapi O2 N.R.M
posterior 10-15
5. Kapasitas vital 5. Anjurkan Batasan cairan
SKOR: 6. Kolaborasi farmakologi
Menurun(1) pemberian nebul Ventolin
Cukup menurun (2) 2,5/8 jam
Sedang(3) 7. Monitor respon pasien
Cukup meningkat(4) terhadap pernafasan secara
Meningkat(5) berskala
6. Dipsnea 8. Kolaborasi farmakologi
7. Penggunaan otot bantu nafas
8. Otopnea
9. Pernafasan pursed-lip
10.Pernafasan cuping hidung
no Dx keperawatan SLKI ( noc) SDKI ( Nic)
2 Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor TTV
jantung keperawan 2x24 jam di harap 2. Monitor saturasi O2
dalam 3. Identifikasi tanda dan gejala
Definisi keadekuatan KH: sekunder penurunan curah jantung
jantung memompa Ekspektasi 4. Monitor aritmia
darah untuk Meningkat 5. Kolaborasi farmakologi pemberian
memenuhi kebutuhan Kekuatan nadi perifer vaskon 1 am NACL o,9 % 45 cc =50
metabolisme tubuh SKOR: cc kecepatan 0,05 mcg/kg BB/I
Palpitasi (1) (2,6 cc/jam)
Bradikardi(2) 6. Kolaborasi farmakologi pemberian
Takikardi(3) ISDN drip 0,5 mg/kec 2,5 cc/jam
Gambaran ekg aritmia 7. Monitor TTV
Lelah 8. anjurkan pembatas cairan
Edema 9. Bantu ADL pasien
Suara jantung S3
Suara jantung S4
Disnea
olighuria
no Dx keperawatan SLKI (noc) SDKI ( nic)
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Identifiksi kemungkinan
elektrolik Tindakan keperawatan penyebab ketidak
selama 2 x 24 jam di seimbangan elektrolik
harapkan dengan KH 2. 2.monitor kadar elektrolik
Memburuk (1) 3. 3.monitor tanda dan gejala
Cukup memburuk (2) hipo (mis kelemahan
Sedang (3) otot,interval qt memanjang
Cukup membaik (4) gelombang
Membaik (5) U,kelelahan,parestisia,penur
1.Serum natrium unan
2.Serum kalium reflek,anoreksia,konstipasi,
3.Serum klorida motilitas usus
4.Serum kalsium menurun,pusing,depresi
5.Serum magnesium pernapasan )
6.Serum foskor 4.Kolaborasi farmakologi
pemberian vascon
6.Identifikasi kemungkinan
penyebab ketidak seimbangan
elektrolit
7.Monitor kadar elektrolit
Evaluasi
No Tgl/jam Implementasi Evaluasi (soap)

1 4-10-2022 1. Memonitor pola nafas S: Tn.i mengatakan sesak nafas.


14 :02 (frekuensi,kedalaman,da
n usaha nafas) O: RR : 36X M
2. Memonitor bunyi nafas RR : kusmaul
tambahan nafas menggunakan otot bantu +
3. Memposisikan posisi nafas cuping hidung +
nfowler 45 bunyin nafas : ronchi
4. Memberikan terapi O2 terpasang O2 N.R.M 10-15
N,R,M 10-15 Sp02 : 80%
5. Menganjurkan Batasan
cairan A: Masalah pola nafas tidak efektif belum
6. Kolaborasi farmakologi teratasi
pemberian nebul
Ventolin 2,5 mg/jam P: Lanjutkan intervensi
7. Kolaborasi pemberian 1. monitor pola nafas berkelanjutan (frekuensi
cairan IVFD Nacl 0,9% 10 dan kedalaman,usaha nafas)
tts/i 2. Monitor respon pasien terhadap pernafasan
secara berskala.
no Tgl/jam Implementasi Evaluasi (soap)
2 04/10/2022 S: Tn.i mengatakan lemas dan sesak
14: 25 1. Monitor ttv saat beraktivitas.
2. Monitor saturasi O2
3. Mengidentifikasi tanda dan O: TD :111/66 mmhg
gejala sekunder penurunan HR :130XM (takikardi)
curah jantung SP02:80%
4. Monitor aritmia (kelainan irama TEMP:37,5 C
jantung) RR : 24,5X M
5. Kolaborasi farmakologi CRT : 3 detik
pemberianvaskon 1am + NACL tampak pucat
0.9% 45 cc =50 cc kec (2,6
cc/jam) A: masalah penurunan curah jantung
6. Kolaborasi farmakologi belum teratasi
pemberian ISDN drip 0.5
mg/kec.2,5 cc/jam P: lanjutkan intervensi
1. Monitor ttv
2. Anjurkan pembatasan cairan
3. Bantu ADL pasien.
No Tgl/jam implementasi Evaluasi (soap)
3 04/10-2022 1. Mengidentifikasi S: tn.i mengatakan sering haus
14 :45 wib kemungkinan penyebab
ketidak seimbangan O : - poliuria (+)
elektrolit - polidipsia (+)
2. Memonitor kadar - jumlah urin : 1000 cc/7jam
elektrolit - perentral : 2000 cc/hari
3. Memonitor tanda dan - oral : 1000 cc/h
gejala hipo ( miss,
kelemahan otot, interval Qt A : masalah ketidakseimbangan
memanjang gelombang U, elektrolit belum teratasi
kelelehan, parestisia,
penurunan refleks, P : lanjutkan Intervensi
anoreksia, konstipasi, 1. indentifikasi kemungkinan
motilitas usus menurun, penyebab ketidakseimbangan
puing, depresi pernapasan) elektrolit
4. Kolaborasi pemberian 2. Monitor kadar elektrolit
furosemi dan drip 2cc/jam
NO Tgl/jam implementasi Evaluasi (soap)
1. 05/10-2022 1. Memonitor pola nafas S : tn.i mengatakan masih sesak
14:10 WIB berkelanjutan
frekuensi,kedalaman, dan usaha O : - RR : 34x/m
nafas. - RR : kusmaul
2. Memonitor respon pasien terhdap - Nafas menggunakan otot
pernapasan secara berkala bantu (+)
3. Kolaborasi farmakologi - Nafas cuping hidung
pemberian nebulizer Ventolin 2,5 - Bunyi nafas : ronchi
mg/8j - terpasang O2 N.R.M 10-15
- SPO2 : 84%
A : Masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor pola nafas
berkelanjutan ,frekuensi kedalaman
dan usaha nafas
2. monitor respon pasien terhdap
pernapasan secara berkala
3. posisiskan posisi semi fowler 45
derajat
NO Tgl/jam implementasi Evaluasi (soap)
2 05/10-2022 1. Memonitor TTV S : tn.i mengatakan masih lemas
14:30 WIb 2. Menganjurkan pembatasan dan sesak saat beraktivitas
cairan
3. Membantu ADL pasien O : - TD : 130/70 mmhg
- HR : 104 x/m ( takikardi)
- SpO2 : 87 %
- RR : 34 x/m
- Temp : 36.5 C
- CRT : 3 detik
- tampak pucat
A : masalah penurunan curah
jantung belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor spO2
2. monitor TTV
NO Tgl/jam implementasi Evaluasi (soap)

3 05/10-20222 1. Mengidentifikasi S : tn.i mengatakan masih


15:45 wib kemungkinan penyebab sering haus
ketidakseimbangan elektrolit
2. Memonitor kadar elektrolit O : - polyuria (+)
- polydipsia (+)
- jumlah urin :830 cc/h
- perental : 200cc/h
- oral : 1000cc/h
A : masalah
ketidakseimbangan
elektrolit belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- indentifikasi
kemungkinan penyebab
ketidak seimbangn
elektrolit
NO Tgl/jam Implementasi Evaluasi (soap)

1. 06/10-2022 1. Memonitor pola nafas S : tn.i mengatakan sesak


15:10 Wib berkelanjutan berkurang
frekuensi,dan usaha
nafas O : - RR : 25x/m
2. Memonitor respon - Nafas menggunakan
pasien terhadap ototo bantu (-)
pernapasan secara - terpasang O2
berkala nasacanule 2-5 liter
3. Memposisikan posisi - SpO2 : 97%
semi fowler 45 derajat A : masalah pola nafas tidak
efektif teratasi Sebagian
P : lanjutkan intervensi
- monitor respon pasien
terhadap pernapsan secara
berkala
NO Tgl/jam Implementasi Evaluasi (Soap)

2. 06/10-2022 1. Memonitor saturasi S : tn.i mengatakan masih lemas


15:25 Wib SpO2 namun sesak sudah berkurang
2. Memonitor TTV
O : - TD : 130/80 mmhg
- HR : 100x/m ( takikardi)
- SpO2 : 96%
- T : 36,0 C
- RR : 25x/m
- CRT : 3 detik
A : Masalah penurunan curah
jantung teratasi Sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- monitor TTV
NO Tgl/jam Implementasi Evaluasi(soap)

3. 06/10-2022 1. Mengidentifikasi S : tn.i mengatakan masih sering


15:45 kemungkinan penyebab haus
ketidakseimbangan
elektrolit O : - polyuria (+)
- Polidpsia (+)
- jumlah urin : 850cc/7jam
- perentral : 200cc/h
- Oral : 1000cc/h
A : Masalah ketidakseimbangan
elektrolit belum teratasi

P :lanjutkan intervensi
- kolaborasi pemberian cairan
NaCl 0,9%
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai