Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

RUANG KENANGA BLUD RSUD dr. H SOEMARNO SOSROATMODJO


KUALA KAPUAS

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (PPKMB)

Nama : Siti Rahmah


NPM : 2214901210150
Preseptor Akademik : Solikin, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
Preseptor Klinik : Talenta Barega, S.Kep.Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

A. Definisi dan Pathway Congestive Heart Failure (CHF)

Definisi:
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi memompakan
darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan
metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian kedalam
jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016 dalam Hermawan , 2020)

Etiologi:
Menurut (Aspani, 2016 dalam Hermawan , 2020) Secara umum penyebab gagal jantung
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Disfungsi miokard
2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)

Manifestasi Klinis
1. Gejala paru berupa dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
2. Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah, asites, hepatomegali, dan
edema perifer.
3. Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium (Astuti, 2017).

PATHWAY
(dalam Hermawan , 2020)
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi I.01014)
pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi irama, kedalaman dan
perubahan keperawatan diharapkan pertukaran upaya nafas
membran alveolus- gas meningkat. 2. Monitor pola nafas
kapiler 3. Monitor kemampuan batuk efektif
Kriteria hasil : 4. Monitor nilai AGD
D.0003, SDKI (Pertukaran gas L.01003) 5. Monitor saturasi oksigen
1. Dipsnea menurun 6. Auskultasi bunyi nafas
2. bunyi nafas tambahan menurun 7. Dokumentasikan hasil pemantauan
3. pola nafas membaik 8. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
4. PCO2 dan O2 membaik 9. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
10. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktifitas dan/atau tidur

2. Pola nafas tidak Tujuan : (Manajemen jalan nafas I.01011)


efektif b.d hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
upaya nafas (mis: keperawatan diharapkan pola nafas usaha nafas)
nyeri saat bernafas) membaik. 2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis:
gagling, mengi, Wheezing, ronkhi)
Kriteria hasil : 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
D.0005, SDKI
(pola nafas L.01004) 4. Posisikan semi fowler atau fowler
1. Frekuensi nafas dalam rentang 5. Ajarkan teknik batuk efektif
normal 6. Kolaborasi pemberian bronkodilato,
2. Tidak ada pengguanaan otot bantu ekspetoran, mukolitik, jika perlu.
pernafasan
3. Pasien tidak menunjukkan tanda
dispnea

3.Penurunan curah Tujuan: (Perawatan jantung I.02075)


jantung b.d setelah dilakukan tindakan
perubahan keperawatan diharapkan curah 1 Identifikasi tanda /gejala primer
preload/perubaha jantung meningkat. penurunan curah jantung
n afterload / 2 Identifikasi tanda /gejala sekunder
perubahan Kriteria hasil : penurunan curah jantung
kontraktilitas (curah jantung L.02008) 3 Monitor intake dan output cairan
1. Tanda vital dalam rentang normal 4 Monitor keluhan nyeri dada
D.0008, SDKI 2. Kekuatan nadi perifer meningkat 5 Berikan terapi terapi relaksasi untuk
3. Tidak ada edema mengurangi strees, jika perlu
6 Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
7 Anjurkan berakitifitas fisik secara
bertahap
8 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
4 Hipervolemia b.d Tujuan : (Manajemen hipervolemia I.03114)
gangguan mekanisme setelah dilakukan tindakan 1 Periksa tanda dan gejala hipervolemia
regulasi keperawatan diharapkan keseimbangan (mis:ortopnes,dipsnea,edema, JVP/CVP
cairan meningkat. meningkat,suara nafas tambahan)
D.0023, SDKI 2 Monitor intake dan output cairan
Kriteria hasil : 3 Monitor efek samping diuretik (mis:
(keseimbangan cairan L. 03020) hipotensi ortortostatik, hipovolemia,
1 Terbebas dari edema hipokalemia, hiponatremia)
2 Haluaran urin meningkat 4 Batasi asupan cairan dan garam
3 Mampu mengontrol asupan cairan 5 Anjurkan melapor haluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
6 Ajarkan cara membatasi cairan
7 Kolaborasi pemberian diuretik

C. Daftar Pustaka

Hermawan, Jarot. (2020). LP CHF. Tersedia dalam:


< https://www.scribd.com/document/516207788/LP-CHF> (diakses tanggal 30
September 2022).

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Kuala Kapuas, Oktober 2022


Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(Solikin, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB) (Talenta Barega, S.Kep.Ns)

Anda mungkin juga menyukai