Anda di halaman 1dari 5

PATHWAY

Masuknya insektisida Intoksikasi


organofosfat ke insektisida
gastrointestinal organofosfat

Proses Hospitalisasi Gangguan Pola


Tidur Hambatan aktivikasi
enzim asetilkolinesterase
(Ache)
Respon Psikologis Orang
tua/Anak
Akumulasi asetilkolin
Gangguan Rasa Aman : Cemas pada ujung saraf

Efek stimulasi Efek stimulasi nikotinik


muskarinik pada saraf Efek stimulasi nikotinik muskarinik pada sistem
parasimpatis pada sistem saraf saraf pusat
simpatis

Bronkospasme, hipotensi, Agitasi, gagal nafas,


bradikardi, miosis, muntah, Takikardi, Hipertensi, penurunan tingkat
berkeringat, diare, sering Midriasis kesadaran dan koma
kencing dan hipersaliva.

Ketidakefektifan
Penurunan aliran udara,
Pola Nafas
hipoksia, penurunan aliran
darah sistemik, peningkatan
hilangnya cairan tubuh

Kekurangan Volume Cairan


dan Elektrolit

Efek akumulasi asetilkolin


Kelelahan, Kelemahan Intoleransi Aktivitas
pada neuromuskular
fisik, fasikulasi
junction
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Identitas Penanggung Jawab
3. Primer Survey
Airway (A) : Kaji apakah terdapat sumbatan karena edema (inflamasi)
saluran pernapasan akibat dari keracunan gas (inhalasi) atau reaksi alergi
berat.
Breathing (B) : Nafas cepat atau lambat, keracunan asetaminofen dapat
menyebabkan depresi pusat nafas.
Circulation (C) : Kaji jika ada reaksi perdarahan lambung karena
keracunan zat korosif atau zat racun lain yang teringesti, kaji jika ada
mual-muntah, tanda dehidrasi, diare/GE.
Disability (D) : Kaji GCS, penurunan kesadaran akibat racun, reaksi pupil
terhadap cahaya, dan dilatasi pupil.
4. Secondary Survey
Exposure (E) : Kaji apakah terdapat luka atau lesi luar akibat terpapar
racun (tersiram zat kimia).
Fluid, Farenheit (F) : Observasi output urine jika terdapat dehidrasi atau
tanda-tanda syok (urine output : 1-2cc/kgBB/jam).
Get Vital Sign (G) : Kaji tanda-tanda vital, dan perubahanya secara
teratur. Lakukan bilas lambung segera untuk mengeliminasi racun.
Head To toe, History (H) : Monitoring kerja jantung jika keracunan
asetominopen.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, ansietas.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare.
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses hospitalisasi
5. Gangguan rasan aman : cemas orang tua berhubungan dengan proses
hospitalisasi anak
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana Tindakan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan pola nafas Tujuan : setelah dilakukan 1. Posisikan klien untuk 1. Posisi setengah duduk dapat
berhubungan dengan hiperventilasi, asuhan keperawatan memaksimalkan ventilasi. meringankan kerja dari otot-
ansietas. 1x24 jam pola nafas otot pernafasan,
Batasan karakteristik : klien teratur 2. Identifikasi klien perlunya 2. Mengetahui tindakan
Data Subjuektif : Kriteria Hasil : pemasangan alat jalan selanjutnya yang perlu untuk
1. Klien menyatakan sulit untuk 1. Menunjukkan jalan nafas nafas buatan. mempermudah klien bernafas,
bernafas yang paten (Klien tidak 3. Auskultasi suara nafas, 3. Mengetahui kondisi saluran
2. Klien menyatakan merasa seperti merasa tercekik, irama catat adanya suara pernapasan klien,
tercekik nafas teratur, frekuensi tambahan.
pernafasan dalam rentang 4. Berikan bronkodilator bila 4. Bronkodilator untuk
Data Objektif : normal, tidak ada suara perlu. melebarkan saluran
1. perubahan kedalaman pernafasan nafas abnormal) pernapasan untuk pemenuhan
2. takipnea 2. Tanda-tanda vital dalam 5. Monitor TTV. O2 yang adekuat,
3. suara nafas abnormal rentang normal (tekanan 5. Menunjukkan keadaan /
darah, nadi, perafasan, respon klien dan untuk
suhu). 6. Berikan Terapi oksigen menentukan tindakan
sesuai indikasi. selanjutnya
6. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen tubuh klien.

2.

3. Intoleran aktivitas berhubungan Tujuan : setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Menunjukkan keadaan /
dengan kelemahan umum asuhan keperawatan respon klien dan untuk
selama 1x24 jam klien menentukan tindakan
dapat kembali selanjutnya
Batasan karakteristik : beraktivitas 2. Bantu klien 2. Untuk mengetahui apa saja
Data Subjektif : mengidentifikasi aktivitas yang masih mampu dilakukan
1. Klien menyatakan merasa letih, Kriteria hasil : yang mampu dilakukan klien secara mandiri.
2. Klien menyatakan mersa lemah, 1. Vital sign normal 3. Bantu klien untuk 3. Mempermudah klien
2. Mampu berpindah dengan mendapatkan alat bantuan melakukan aktivitas dengan
Data Objektif :
1. Respon terkanan darah abnormal atau tanpa alat aktivitas seperti kursi aman.
terhadap aktivitas. 3. Status kardiopulmonari roda, krek.
2. Respon frekuensi jantung adekuat 4. Bantu klien dan keluarga 4. Untuk menapatkan evaluasi
abnormal terhadap aktivitas, 4. Sirkulasi baik untuk mengidentifiasi mengenai kegiatan apa yang
5. Status respirasi : pertukaran kekurangan dalam memerlukan bantuan dan
gas dan ventilasi adekuat. berkativitas. untuk menentukan tindakan
yang lebih lanjut.
5. Monitor respon fisik, 5. Respon fisik, emosi, sosial
emosi, sosial dan spiritual. dan spiritual yang belum baik
harus diperbaiki agar klien
memiliki semangat untuk
beraktivitas.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai