Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN

JENJANG KARIR KEPERAWATAN


A. Pengertian
Jenjang karir adalah pola gerakan posisi staf baik secara horisontal maupun vertikal
selalu mengarah pada tingkat posisi yang lebih tinggi.
B. Landasan Hukum Jenjang Karir Profesi Keperawatan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan
Undang-Undang RI No. 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan tidak secara
langsung menjelaskan jenjang karir perawat di Indonesia, pada pasal 11 ayat 1
terkait tugas komite keperawatan untuk memelihara mutu profesi dengan
menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktiknya .
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2017 tentang Jenjang Karir
Perawat
Menurut Permenkes tentang jenjang karir perawat– yaitu Permenkes No. 40
tahun 2017 -, pengembangan jenjang karir profesional perawat di Indonesia
mencakup 4 peran utama perawat yaitu, Perawat Klinis (PK), Perawat
Manajer (PM), Perawat Pendidik (PP), dan Perawat Peneliti/Riset (PR).

Secara umum penjenjangan karir profesional perawat teridri dari 4 bidang,


meliputi :
1. Perawat Klinik (PK)
Perawat Klinik adalah perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung
kepada pasien/klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Perawat Manajer (PM)


Perawat Manajer adalah perawat yang mengelola pelayanan keperawatan di sarana
kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah/ Front Line Manager, tingkat
menengah/ Middle Management dan tingkat atas/ Top Manager.

3. Perawat Pendidik (PP)


Perawat Pendidik adalah perawat yang memberikan pendidikan kepada peserta
didik di institusi pendidikan keperawatan.

4. Perawat Riset/ Peneliti (PR)


Perawat Riset adalah perawat yang bekerja di bidang penelitian keperawatan/
kesehatan.

Pengembangan jenjang karir profesional perawat/bidan pada setiap bidang bersifat


terbuka artinya perawat profesional dimungkinkan mencapai jenjang karir di semua

1
bidang. Salah satu persyaratan pengembangan jenjang karir profesional baik sebagai
Perawat manajer, Perawat Pendidik dan Perawat Klinik adalah mempunyai kualifikasi
sebagai Perawat/Bidan Klinik. Jenjang Karir perawat/bidan dijelaskan sesaui dengan
skema, berikut :

Skema 1 : Jenjang Karir Perawat, Permenkes No 40 Tahun 2017

Untuk peningkatan ke jenjang karir yang lebih tingggi perawat klinik harus memenuhi
persyaratan tingkat pendidikan, pengalaman kerja klinik keperawatan dan persyaratan
kompetensi yang ditentukan sesuai dengan area praktik, sebagai berikut :

1. Perawat Klinik I (PK I)


Perawat klinik I (Novice) adalah perawat lulusan D-III telah memiliki pengalaman
kerja 2 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan mempunyai sertifikat
PK-I.
2. Perawat Klinik II (PK II)

2
Perawat Klinik II (Advance Beginner) adalah perawat lulusan D III Keperawatan
dengan pengalaman kerja 5 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja 3 tahun dan
mempunyai sertifikat PK-II.
3. Perawat Klinik III (PK III)
Perawat Klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan
pengalaman kerja 9 tahun atau Ners dengan pengalaman klinik 6 tahun atau Ners
Spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan memiliki sertifikat PK-III. Bagi
lulusan D-III keperawatan yang tidak melanjutkan ke jenjang Ners tidak dapat
melanjutkan ke jenjang PK-IV dan seterusnya.
4. Perawat Klinik IV (PK IV)
Perawat Klinik IV (Proficient) adalah Ners dengan pengalaman kerja 9 tahun atau
Ners dengan pengalaman kerja 2 tahun atau Ners Spesialis dengan pengalaman
kerja 2 tahun, dan memiliki sertifikat PK-IV, atau Ners Spesialis Konsultan dengan
pengalaman kerja 0 tahun.

5. Perawat Klinik
JENJANG
V (PKKARIR
V) PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN
KERJA
Perawat klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 4 tahun
atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun, dan memiliki
sertifikat PK-V. S2 KEP
PK V

Ners
PK IV

>10.5 tahun – masa akhhir


4 tahun kerja

Ners - D3 Kep

PK III
>6.5 tahun - 10.5 thn
4 tahun
Ners - D3 Kep

PK II >3.5 tahun – 6.55 thn

3 tahun
Ners - D3 Kep

PK I > 1.5 tahun - 3.5 tahun

2 tahun 3
Ners - D3 Kep

PRA PK
> 6 bulan - 1.5 tahun
1 tahun
PM 1 PM 1

Ners >6.5 Ners >6.5


tahun tahun

MENTEE Ners - D3 Kep


6 bulan
0 - 6 bulan
4
Jenjang karir profesional perawat klinik terdiri dari lima tingkatan sebagai berikut :

1. Pra Perawat Klinik (Pra PK)

Pra Perawat Klinik (Pra PK) adalah perawat lulusan D-III atau Ners yang telah
menyelesaikan masa magang selama satu tahun di 4 area praktik klinik meliputi
medikal bedah, anak dan maternitas. Setelah selesai mengikuti masa magang satu
tahun perawat memperoleh Serifikat Kompetensi Inti Keperawatan (Core
Competence).

Selanjutnya Pra Perawat Klinik mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan I


(PPB I) melalui supervisi Cinical Mentoring (CM) meliputi :

a. PPB I Tahun II :

1) Perawat lulusan D-III Keperawatan

PPB I bertujuan meningkatkan keterampilan perawat dalam memenuhi


Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)

a) Perawat lulusan Ners

- Enam bulan I mengikuti PPB I bertujuan meningkatkan


keterampilan perawat dalam memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM)

- Enam bulan II bertujuan meningkatkan keterampilan Kompetensi


Perawat Klinik I.

2) PPB I Tahun II :

 Perawat lulusan D-III Keperawatan

PPB I bertujuan meningkatkan keterampilan Kompetensi Perawat


Klinik I.

5
Kredensial Kompetensi Perawat Klinik I (PK I) perawat lulusan Ners dilaksanakan
pada tahun pertama untuk memperoleh Sertifikat PK I. Selanjutnya Kredensial
Kompetensi Perawat Klinik I (PK I) perawat lulusan D-III Keperawatan
dilaksanakan pada tahun kedua dan memperoleh sertifikat PK I.

2. Perawat Klinik I (PK I)

Perawat klinik I (Novice) adalah perawat lulusan D-III telah memiliki pengalaman
kerja >2-5 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja >1-4 tahun, dan mempunyai
sertifikat Core Competence dan PK-I.

3. Perawat Klinik II (PK II)

Perawat Klinik II (Advance Beginner) adalah perawat lulusan D III Keperawatan


dengan pengalaman kerja >5-8 tahun (perawat lulusan D-III Keperawatan >2 tahun
masa kerja dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Ners dengan pengalaman kerja 1
tahun), atau Ners dengan pengalaman kerja >4-7 tahun dan mempunyai sertifikat
PK-II.

4. Perawat Klinik III (PK III)

Perawat Klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan
pengalaman kerja >8 tahun (perawat lulusan D-III Keperawatan dengan masa kerja
>3 tahun dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Ners dengan pengalaman kerja 3
tahun) atau Ners dengan pengalaman klinik 8-11 tahun atau Ners Spesialis dengan
pengalaman kerja 0-2 tahun, dan memiliki sertifikat PK-III. Bagi lulusan D-III
keperawatan yang tidak melanjutkan ke jenjang Ners tidak dapat melanjutkan ke
jenjang PK-IV dan seterusnya.

5. Perawat Klinik IV (PK IV)

Perawat Klinik IV (Proficient) adalah Ners dengan pengalaman kerja >11-18 tahun
(perawat lulusan D-III Keperawatan dengan masa kerja >5 tahun melanjutkan
jenjang pendidikan Ners dengan pengalaman kerja 4 tahun) atau Ners Spesialis
dengan pengalaman kerja 2-4 tahun, dan memiliki sertifikat PK-IV, atau Ners
Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 0-2 tahun.

6. Perawat Klinik V (PK V)

6
Perawat klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan pengalaman kerja > 4 tahun
atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja >2 tahun, dan memiliki
sertifikat PK-V.

B. Skema Jenjang Karir Perawat

PK IV
Masa kerja

Ns >10 Th

Ns, Sp > 1 Th

PK III
Masa kerja

D-III 7-11 Th

Ns 6-10 Th

Ns, Sp 0 Th

PK II
Masa kerja

D-III 4-7 Th

Ns 3-6 Th

PK I
Masa kerja
BK III D-III 1-4 Th
Masa kerja
Ns 1-3 Th PM I
D-III >7 Th
Kepala
Bd >6 Th Departemen
Keperawatan
PRA PK Ketua Komite PP I
Keperawatan
BK II Masa kerja 0-12 Clinical Mentor/
bulan
Masa kerja Clinical Instructur
C. Skema Jenjang Karir Bidan
D-III 4-7 Th

Bd 3-6 Th

BK I
Masa kerja

D-III 1-4 Th
7
Bd 1-3 Th

PRA BK
Masa kerja 0-12
bulan
A. Kredensial & Rekredensial
DEFINISI

1. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan .untuk menentukan


kelayakan pemberian Kewenangan Klinis. (PMK. No. 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan).
2. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan
Klinis tersebut. (PMK. No. 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan).
3. Kewenangan Klinis adalah uraian intervensi keperawatan.yang dilakukan oleh
perawat . berdasarkan area praktiknya. (PMK. No. 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan).
4. Penugasan Klinis adalah penugasan kepala/ Direktur Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan.untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan di Rumah
Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis. (PMK. No. 49 Tahun 2013
tentang Komite Keperawatan).
5. Asesor adalah adalah seseorang yang berhak melakukan asesmen terhadap suatu
kompetensi, sesuai dengan ruang lingkup asesmennya. Dimana asesor akan berwenang
dalam menilai dan memutuskan hasil uji kompetensi, bahwa peserta uji telah
memenuhi bukti yang di persyaratkan untuk dinyatakan kompeten atau belum
kompeten pada unit kompetensi yang dinilai. (Kredensial dan Rekredensial
Keperawatan sesuai SNARS, 2018).

8
6. Asesmen kompetensi klinis adalah evaluasi kompetensi yang ditampilkan melalui
pelaksanaan profesional asuhan klinis dan dibandingkan dengan standar klinis yang
telah ditetapkan. (Kredensial dan Rekredensial Keperawatan sesuai SNARS, 2018).
7. Mitra bestari adalah sekelompok perawat dengan reputasi dan kompetensi yang baik
untuk menelaah segala hal yang terkait dengan perawat dan bidan (PMK. No. 49
Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan).
8. Logbook adalah catatan aktifitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh perawat yang
mendukung pengajuan kredensial perawatdan bidan Logbook merupakan proses
pencapaian aktifitas yang dilaksanakan oleh individu perawat dalam menjalankan
peran dan tugas dalam memberikan asuhan keperawatan. (Kredensial dan
Rekredensial Keperawatan sesuai SNARS, 2018).
9. White paper/ Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh perawat . yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis.
(PMK. No. 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan).

BAB II
RUANG LINGKUP

Sesuai dengan PMK No. 40 tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir
Profesional Perawat Klinis maka Direktur Mitra Keluarga menetapkan proses kredensial
dan re-kredensial perawat disesuaikan dengan area klinis yang selanjutnya memberikan
Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) dengan melampirkan Rincian Kewenangan
Klinis (Clinical Previlige) berdasarkan rekomendasi dari Komite Keperawatan.

Perawat di area klinis medikal bedah; anak; maternitas meliputi jenjang karir PK I
sampai PK IV, area klinis gawat darurat dan ruang khusus meliputi jenjang karir PK II
sampai PK IV. Untuk menentukan jenjang karir pada area klinis tersebut maka diperlukan

9
proses evaluasi kewenangan klinis perawat yang dilakukan melalui kredensial dan
rekredensial.

10
BAB III

TATALAKSANA

Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan.kompeten dalam memberikan pelayanan


keperawatan.kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses kredensial mencakup tahapan
review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja
perawat dan bidan
A. Tahapan Pelaksanaan Kredensial
Implementasi kredensial perawat . baru dimulai dalam proses seleksi untuk
memastikan pengetah uan, keterampilan,
dan kompetensi klinis melalui wawancara dan pengecekan dokumen bukti. Adapun
tahapan kredensial perawat dan bidan baru sebagai berikut :

1. Ketua Komite Keperawatan menerima surat permohonan dari bagian Personal and
Recruitment (PAR) untuk melakukan kredensial perawat dan bidan. baru.
2. Ketua Komite Keperawatan mendelegasikan Ketua Sub Komite Kredensial untuk
melakukan kredensial.
3. Sub komite kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi dokumen bukti. Adapun
dokumen yang diverifikasi meliputi :
a. Administrasi: Lamaran kerja, curriculum vitae, KTP, Foto, dan lain-lain.
b. Salinan Ijasah D3/ Ners ,D3 Keb dengan legalisir asli.
c. Sertifikat uji kompetensi perawat ..
d. Salinan STR (Surat Tanda Registrasi) dengan legalisir asli.
e. Surat pengalaman kerja (tempat kerja sebelumnya), bila ada.
f. SIPP (Surat Ijin Praktik Perawat) dan SIPB (Surat Ijin Praktik Bidan) asli
dari tempat kerja sebelumnya, bila ada.
g. Sertifikat pelatihan yang menunjang
4. Sub Komite Kredensial melakukan kredensial perawat dan bidan melalui proses
wawancara dan demonstrasi keterampilan klinis (bila diperlukan).
5. Sub Komite Kredensial memberikan hasil kredensial dan rekomendasi kepada Ketua
Komite Keperawatan.
6. Ketua Komite Keperawatan memberikan surat rekomendasi hasil kredensial kepada
Personal and Recruitment (PAR).
7. Ketua Komite Keperawatan merekomendasikan kewenangan klinis kepada Direktur Mitra
Keluarga.
8. Direktur menerbitkan SPK (Surat Penugasan Klinis) dan RKK (Rincian Kewenangan
Klinis) Pra PK dengan kompetensi dibawah supervisi yang berlaku selama 1 tahun.
9. Ketua Komite Keperawatan memberikan SPK (Surat Penugasan Klinis) dan RKK
(Rincian Kewenangan Klinis) kepada perawat pemohon.
Perawat yang telah diterima akan menjalani proses orientasi meliputi orientasi umum
dan khusus selama 3 hari, kemudian dilakukan evaluasi orientasi. Selanjutnya perawat . akan
mendapatkan penugasan di unit dan menjalani proses mentoring selama 3 bulan dibawah
supervisi Clinical Mentor. Setelah proses mentoring selesai, perawat akan dilakukan evaluasi
awal kerja (3 bulan pertama). Bila perawat dinyatakan lolos evaluasi, maka perawat bisa
melanjutkan kewenangan klinis Pra PK selama 9 bulan berikutnya.

B. Tahapan Pelaksanaan Rekredensial


Rekredensial dilaksanakan untuk tujuan :

a. Pengajuan kenaikan jenjang karir perawat melalui asesmen kompetensi yang diarahkan
pada kemampuan dan kompetensi pada jenjang diatasnya.
b. Penambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya. Setelah perawat
tersebut mengikuti pelatihan/sertifikasi keperawatan misalnya: pelatihan Keperawatan
kritis, hemodialisa, instrumen bedah, dan lain-lain. Perawat tersebut dapat mengajukan
permohonan tambahan kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan. Selanjutnya
komite keperawatan akan melakukan proses rekredensial untuk kompetensi tersebut.
c. Penentuan kelayakan kewenangan klinis. Pada kondisi tertentu misalnya setelah cuti
panjang, atau setelah sembuh dari kondisi sakit dengan mengajukan rekredensial untuk
menentukan apakah pemohon masih layak mendapatkan kewenangan klinis di jenjang
karir sebelumnya.
d. Pemulihan kewenangan klinis, Kewenangan klinis yang dicabut dapat diberikan kembali
apabila perawat dan bidan tersebut telah pulih kompetensinya melalui proses pembinaan
dan asesmen ulang.

Implementasi rekredensial dimulai dengan asesmen kompetensi. Adapun


metode asesmen kompetensi dapat dilaksanakan dalam bentuk metode kasus,
presentasi berbasis evidence based practice dan validasi melalui kemampuan
keterampilan keperawatan yang berisiko tinggi terhadap keselamatan melalui
logbook dan dokumen bukti. Adapun tahapan rekredensial perawat lama sebagai
berikut :

1. Permohonan memperoleh kewenangan klinis :


a. Pengajuan permohonan perawat dan bidan disampaikan kepada Kepala
Departemen Keperawatan dengan diketahui oleh Kepala Bagian.
b. Perawat dan bidan mengisi beberapa formulir yaitu self assesmen (memilih
kewenangan klinis yang diajukan), menyerahkan logbook dan melengkapi
dokumen bukti.
c. Perawat dan bidan menyerahkan pengajuan rekredensial dan dokumen
bukti kepada Ketua Komite Keperawatan.
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite Kredensial untuk
melakukan proses rekredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok).
3. Sub Komite Kredensial menugaskan Mitra Bestari atau Asesor untuk
menentukan waktu pelaksanaan asesmen kompetensi.
4. Sub Komite Kredensial bersama Mitra Bestari atau Asesor memberikan
penjelasan terkait proses asesmen
5. Sub Komite Kredensial bersama Mitra Bestari atau Asesor (sesuai dengan
bidang keahlian yang akan dinilai) melakukan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen untuk menetapkan kewenangan klinis yang diminta
berdasarkan buku putih dan asesmen kompetensi. Dokumen yang akan di
verifikasi meliputi:
a. Salinan Ijasah D3/ Ners, D3 Keb dengan legalisir asli.
b. Salinan STR (Surat Tanda Registrasi) dengan legalisir asli.
c. SIPP (Surat Ijin Praktik Perawat) asli dari tempat kerja sebelumnya, bila ada.
d. Sertifikat pelatihan yang menunjang.
e. Logbook
f. Sertifikat PKB (Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan) PKB Pra PK / PK
I / PK II / PK III I sesuai jenjang karir yang diajukan (untuk perawat yang
mengajukan rekredensial kenaikan jenjang)
g. Sertifikat Kompetensi (Pra PK / PK I / PK II / PK III) sesuai jenjang karir
yang diajukan (untuk perawat yang mengajukan rekredensial kenaikan
jenjang)
6. Jika memerlukan validasi lanjut terkait kewenangan klinis maka dapat
dilaksanakan asesmen yang berupa ujian praktek, wawancara, dan uji tertulis
untuk kewenangan klinis yang berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien,
keselamatan perawat, dan berdampak finansial bagi klien dan Mitra Keluarga.
7. Sub Komite Kredensial menerima rekomendasi hasil asesmen kompetensi dan
melakukan rapat untuk menentukan perawat sudah kompeten atau belum
kompeten
8. Sub Komite Kredensial membuat laporan rekredensial kepada ketua komite
keperawatan.
9. Ketua Komite Keperawatan merekomendasikan kewenangan klinis kepada
Direktur Mitra Keluarga.
10. Direktur menerbitkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan
Klinis (RKK) sesuai dengan rekomendasi Ketua Komite Keperawatan.
11. Ketua Komite Keperawatan memberikan Surat Penugasan Klinis (SPK) dan
Rincian Kewenangan Klinis (RKK) kepada perawat . pemohon.
12. Apabila Sub Komite Kredensial dan Mitra Bestari atau Asesor menolak
permohonan kewenangan klinis, pemohon bisa mengajukan remedial. Pemohon
akan diberikan pembinaan oleh Sub Komite Mutu Profesi atau Sub Komite Etik
dan Disiplin Profesi sesuai dengan kebutuhan pembinaan terkait kompetensi
ataupun etik dan disiplin profesi dan melakukan banding.
13. Perawat dan bidan yang telah menerima Surat Penugasan Klinis (SPK) dan
Rincian Kewenangan Klinis (RKK) akan menerima Logbook PK (Perawat
Klinis) selanjutnya. Pencapaian logbook akan menjadi evaluasi progres
kompetensi yang disupervisi oleh Kepala Bagian dan Clinical Mentor sebagai
bahan rekomendasi untuk rekredensial.
Diagram 3.1 Alur Kredensial Perawat dan Bidan Baru
Diagram 3.2 Alur Rekredensial Perawat dan Bidan lama
C. Berakhirnya Kewenangan Klinis
Kewenangan klinis akan berakhir apabila Surat Penugasan Klinis habis masa
berlakunya, dicabut oleh Direktur Mitra Keluarga atau perawat tersebut tidak lagi bekerja di
Mitra Keluarga. Surat Penugasan Klinis untuk setiap perawat . memiliki masa berlaku selama 3
tahun atau sesuai dengan masa berlaku Surat Tanda Registrasi (STR). Apabila masa berlaku
Surat Tanda Registrasi (STR) telah habis, maka perlu dilakukan Rekredensial untuk menentukan
apakah yang bersangkutan masih layak diberikan kewenangan klinis tersebut atau tidak.

Rekredensial dilakukan terhadap 12 kompetensi inti dan kompetensi khusus sesuai


kebutuhan unit. Perawat akan dilakukan tes tertulis pada setiap kategori kompetensi tersebut.

D. Pencabutan dan penangguhan, perubahan/modifikasi dan pemberian kembali kewenangan klinis


Dalam keadaan tertentu, kewenangan klinis dapat diberikan kepada perawat . dengan
melihat beberapa kondisi seperti :

1. Kewenangan klinis sementara, diberikan kepada perawat yang bukan karyawan tetap dan
bekerja dalam kontrak/ periode waktu tertentu saja.
2. Kewenangan klinis bersyarat yaitu kewenangan klinis dalam keadaan darurat, dimana
perawat melakukan dapat tindakan demi menyelamatkan nyawa pasien di bawah
pengawasan Ketua Tim atau Kepala Bagian.

Pertimbangan pencabutan ataupun penangguhan kewenangan klinis tertentu oleh


Direktur didasarkan pada kinerja profesi perawat seperti mengalami gangguan kesehatan baik
fisik maupun mental atau terbukti melakukan pelanggaran Etik dan Disiplin profesi dalam
melakukan tugasnya. Dalam hal ini Komite Keperawatan akan meminta Sub Komite Mutu
Profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar yang bersangkutan kompeten sehingga
pemohon dapat mengajukan permohonan rekredensial untuk pemulihan kewenangan klinisnya.
BAB IV

DOKUMENTASI

Formulir yang digunakan dalam proses kredensial meliputi:


1. Surat permohonan kredensial dari PAR ke Ketua Komite Keperawatan.
2. Formulir pengajuan kredensial.
3. Surat permohonan Ketua Komite Keperawatan kepada Ketua Sub Komite Kredensial.
4. Formulir proses kredensial perawat baru.
5. Surat hasil kredensial ketua komite keperawatan ke PAR
6. Surat rekomendasi ke Direktur.
7. Surat Penugasan Klinis (SPK)
8. Rincian Kewenangan Klinis (RKK) Pra PK

Formulir yang digunakan dalam proses rekredensial meliputi:


1. Formulir pengajuan rekredensial.
2. Formulir Self Assesmen sesuai jenjang karir.
3. Surat permohonan Ketua Komite Keperawatan kepada Ketua Sub Komite Kredensial.
4. Surat permohonan kepada Mitra Bestari/Asesor.
5. Berkas proses rekredensial dan rekomendasi.
6. Formulir Banding.
7. Surat rekomendasi ke Direktur.
8. Surat Penugasan Klinis (SPK).
9. Rincian Kewenangan Klinis (RKK) sesuai jenjang karir.

Anda mungkin juga menyukai