Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN

KEWASPADAAN TRANSMISI DAN


IMMUNOCOMPROMISE

MITRA KELUARGA DELTAMAS


2022

i
KEBIJAKAN
PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN KEWASPADAAN TRANSMISI
DAN IMMUNOCOMPROMISE

1. Rumah sakit menyediakan penghalang untuk pencegahan (barrier precaution) dan prosedur
isolasi yang melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit menular dan mengatur
pasien yg mungkin infeksius atau yang immunosuppressed, sehingga rentan terhadap infeksi
nosokomial. juga alur masuk pasien dengan infeksi menular dalam jumlah besar.
2. Kewaspadaan transmisi melalui airborne bertujuan untuk mencegah transmisi bahan infeksius
yang dapat bertahan di udara dalam waktu yang lama. Penempatan pasien dengan airborne
infeksi adalah di ruangan dengan tekanan negatif. Bila struktur bangunan tidak memungkinkan
untuk segera menyediakan fasilitas ruangan tekanan negatif, rumah sakit bisa mensirkulasi
udara melalui sistem filtrasi HEPA (a High-Efficiency Particulate Air) dengan paling sedikit 12
kali pertukaran udara per jam.
3. Kewaspadaan transmisi melalui kontak bertujuan menurunkan risiko timbulnya HAIs karena
kontak langsung atau tidak langsung, misalnya kontak langsung dengan permukaan kulit yang
terbuka dengan kulit terinfeksi atau kolonisasi maupun kontak tidak langsung berupa kontak
dengan cairan sekresi pasien terinfeksi 
4. Kewaspadaan transmisi melalui droplet bertujuan mencegah Transmisi partikel droplet
berukuran >5 µm yang dikeluarkan pada saat batuk, bersin, muntah, bicara, selama prosedur
suction atau bronkhoskopi masuk mengenai mukosa atau konjungtiva, Partikel droplet ini
melayang di udara dan akan jatuh dalam jarak <2 m.
5. Rumah sakit mengatur rencana penempatan pasien dengan infeksi airborne dalam jangka waktu
singkat ketika ruangan bertekanan negatif atau sistem filtrasi HEPA tidak tersedia. Prosedur
isolasi juga mengatur untuk proteksi staf dan pengunjung, lingkungan pasien dan pembersihan
ruangan selama pasien dirawat dan setelah pasien pulang.
6. Rumah sakit mengatur bagaimana cara mengelola pasien dengan infeksi airborne untuk jangka
waktu pendek ketika ruangan bertekanan negatif tidak tersedia
7. Rumah sakit mempunyai strategi dalam mengatur alur pasien dengan penyakit yang menular
8. Tekanan di ruangan bertekanan negatif di monitor secara rutin untuk memastikan tekanan
negative yang diberikan.
9. Seluruh staf diberikan edukasi tentang pengelolaan pasien infeksius
10. Pasien yang sudah diketahui atau diduga terdiagnosa dengan infeksi menular, harus di
tempatkan di ruang isolasi sesuai kebijakan rumah sakit dan pedoman yang direkomendasikan.
11. Rumah sakit mengatur pemisahan antara pasien dengan penyakit menular, dari pasien lain yang
berisiko tinggi yang rentan karena immunosuppressed atau sebab lain dan staf terkait.
12. Rumah sakit berupaya melindungi pasien, pengunjung dan staf dari penyakit menular serta
ii
melindungi pasien yang mengalami imunitas rendah (immunocompromised) dari infeksi yang
mudah terjangkit oleh pasien infeksi.
13. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin oleh setiap petugas dalam perawatan di
rumah sakit yang meliputi: kebersihan tangan, penggunaan APD, pengelolaan peralatan
perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen, dan penempatan pasien,
14. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar pada
kasus–kasus yang mempunyai risiko penularan melalui kontak, droplet, atau airborne.
15. Pasien yang sudah diduga atau diketahui menular harus diisolasi sesuai dengan jenis
ruangannya masing masing antara lain :
a.Tekanan negatif (-) : penyakit menular atau infeksius.
b. Tekanan positif (+) : pasien imunitas rendah (immuno-compromised)
16. Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarga harus diajarkan tentang tindakan pencegahan
yang perlu dilakukan, sesuai dengan cara penularan penyakit infeksi yang diderita pasien
(airborne, kontak, atau droplet)

iii
DAFTAR ISI

KEBIJAKAN...........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iv
BAB I DEFINISI.................................................................................................................................- 1 -
BAB II RUANG LINGKUP...............................................................................................................- 3 -
A. Transmisi melalui sentuhan / Kontak (Contact precaution).................................................- 3 -
B. Transmisi melalui Udara (Airborne precaution)....................................................................- 3 -
C. Transmisi melalui percikan (Droplet precaution)..................................................................- 3 -
D. Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dan kondisi tertentu......................................- 4 -
BAB III TATA LAKSANA................................................................................................................- 5 -
A. Asesmen Keperawatan..............................................................................................................- 5 -
B. Penerapan Kewaspadaan standar............................................................................................- 5 -
C. Penerapan Kewaspadaan transmisi.........................................................................................- 5 -
D. Alur Pasien Infeksi.....................................................................................................................- 6 -
E. Penatalaksanaan Kewaspadaan Transmisi :...........................................................................- 7 -
1. Kewaspadaan Transmisi Kontak -7-
2. Kewaspadaan Transmisi Droplet - 9 -
3. Kewaspadaan transmisi Udara (Airborne) - 10 -
4. Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh ( Immunocompromissed). - 12 -
5. Untuk Kasus pasien transmisi kontak - droplet - airborne - 13 -
BAB V DOKUMENTASI.....................................................................................................................- 15 -

iv
BAB I
DEFINISI

Kewaspadaan berdasarkan transmisi adalah tambahan kewaspadaan standar yang


diterapkan bagi pasien dengan gejala / dicurigai terinfeksi atau kolonisasi kuman patogen.
Kewaspadaan transmisi merupakan lapisan ke dua dari kewaspadaan isolasi.
Dalam istilah medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit
yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan
faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Penyakit infeksi atau menular menjadi masalah kesehatan di RS yang berada di negara
berkembang, hal ini dikarenakan belakangan ini telah terjadi peningkatan penyakit infeksi lama
antara lain TB dan malaria, demikian juga banyak bermunculuannya penyakit infeksi baru contoh
SARS, Flu Burung, Covid - 19, serta penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh/HIV-AIDS.
Kemajuan transportasi dan komunikasi membuat penyakit dapat berpindah dari suatu daerah atau
negara ke negara lain dalam waktu relatif singkat serta tidak mengenal batas wilayah adminitrasi.
Mitra Keluarga telah melaksanakan pembangunan/ perbaikan di berbagai bagian. Perbaikan tersebut
ada pada bidang sarana dan prasarana fisik, pelayanan pengobatan, pelayanan perawatan serta
pelayanan rehabilitasi. termasuk di bidang pelayanan perawatan penyakit menular. Mitra Keluarga
…… telah mesiapkan ruang perawatan isolasi terhadap penyakit menular.
Ruang isolasi adalah suatu ruangan perawatan untuk merawat pasien menular agar tidak
terjadi penularan atau memutus siklus penularan penyakit, yang bertujuan melindungi pasien dan
petugas kesehatan. Pada umumnya ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis yaitu tekanan udara
negatif (Negative Pressure) dan tekanan udara positif (Positive Pressure).
Ruang isolasi Tekanan Negatif adalah dimana tekanan udara di ruang isolasi negatif terhadap area
disekitarnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang mudah menular seperti tuberculosis, cacar air
(varicela), herpes zoster, dan measles (rubella), mengkontaminasi kepada petugas atau pasien lain,
sedangkan ruang isolasi Tekanan udara positif digunakan untuk pasien yang memiliki sistem imun
yang lemah seperti pada pasien HIV, pasien yang mendapat transplantasi sumsum tulang belakang
(Bone Marrow Transplant), atau pasien dengan kemotherapi. Tekanan udara ruang isolasi positif
terhadap area sekitarnya untuk melindungi pasien dari kontaminasi luar.

Selain itu ruang isolasi juga merupakan suatu ruang perawatan yang digunakan untuk
melakukan pemisahan antara pasien yang satu dengan yang lainnya, sesuai jenis kewaspadaan
terhadap transmisi infeksi dan atau kewaspadaan isolasi (Isolation precautions).
Ruang isolasi adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien dengan kondisi
medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima perawatan medis (Sabra L. Katz-

1
Wise, 2006). Berikut adalah daftar istilah yang akan digunakan pada Panduan penempatan pasien
berdasarkan kewaspadaan transmisi dan immunocompromised :
1. Kohorting adalah menempatkan pasien terinfeksi atau kolonisasi patogen yang sama di ruang
yang sama, dengan jarak minimal 1.8 m
2. Kolonisasi : merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana
organisme tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya respon
imun atau gejala klinik. patogen tanpa menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman tersebut
ke orang lain.
3. Dekolonisasi adalah tindakan menghilangkan koloni mikroba multiresisten pada individu
pengidap (carrier). Contoh: pemberian mupirosin topikal pada carrier MRSA ( PERMENKES
RI NOMOR 8 TAHUN 2015 tentang PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA DI RUMAH SAKIT)
4. Infeksi : merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme), dimana
terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.
5. Penyakit infeksi : merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.
6. Penyakit menular atau infeksius : adalah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB II
RUANG LINGKUP

Sesuai dengan PERMENKES RI Nomor 27 TAHUN 2017 Kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai
tambahan Kewaspadaan Standar yang dilaksanakan sebelum pasien didiagnosis dan setelah terdiagnosis
jenis infeksinya. Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai berikut:

A. Transmisi melalui sentuhan / Kontak (Contact precaution)

2
1. Kontak langsung meliputi kontak dengan permukaan kulit yang terbuka dengan kulit terinfeksi
atau kolonisasi. Misalnya pada saat petugas membalikkan tubuh pasien, memandikan,
membantu pasien bergerak, mengganti perban, atau merawat mulut pasien/ oral hygiene
2. Transmisi kontak tidak langsung adalah kontak dengan cairan sekresi pasien terinfeksi yang
ditransmisikan melalui tangan petugas yang belum dicuci atau benda mati dilingkungan pasien,
misalnya instrumen, jarum, kasa, mainan anak, dan sarung tangan yang tidak diganti.
Contoh kasus : MDRO, Difteri, Herpes simplek, Impetigo, Rubella, dan penyakit menular
lainnya yang menular melalui sentuhan

B. Transmisi melalui Udara (Airborne precaution)

Transmisi melalui udara secara epidemiologi dapat terjadi bila seseorang menghirup percikan
partikel nuklei yang berdiameter 1-5 µm (2 m dari sumber, dapat terhirup oleh individu rentan di
ruang yang sama atau yang jauh dari sumber mikroba). Penting mengupayakan pertukaran udara >12
x/jam (12 Air www.peraturan.go.id 2017, No.857 -68- Changes per Hour/ACH).
Contoh kasus : MDRTB, Morbili, Varicella, MERS-Co, H5N1, SARS

C. Transmisi melalui percikan (Droplet precaution)

Transmisi droplet terjadi ketika partikel droplet berukuran >5 µm yang dikeluarkan pada saat batuk,
bersin, muntah, bicara, selama prosedur suction, bronkhoskopi, melayang di udara dan akan jatuh
dalam jarak < 2 m dan mengenai mukosa atau konjungtiva. Untuk mencegahnya dibutuhkan APD
atau masker yang memadai, bila memungkinkan dengan masker 4 lapis atau yang mengandung
pembunuh kuman (germ decontaminator). ( permenkes RI Nomor 27 Tahun 2017)
Contoh kasus : Diptheri, Mumps, Pertusis, Rubella, Ebola, Rhinovirus, N.Meningitis

D. Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dan kondisi tertentu.

Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh atau imunocompromised adalah pasien dengan gangguan
fungsi imunitas selular dan atau humoral dan dapat berlangsung cukup lama, sebagai akibat
pengobatan dengan imunosupresan atau pun akibat proses penyakit tertentu. Pasien dengan keadaan
immunocompromised menderita defisiensi imun dan merupakan sasaran utama berbagai penyakit
infeksi yang disebabkan bakteri, jamur, virus atau infeksi nosokomial. Contoh kasus : Autoimune
disorder, pasien menjalani terapi sitostatika, Post transplantasi ginjal , Kanker kronis, post radiasi,
pasien luka bakar ( grade >2)

3
BAB III
TATA LAKSANA
A. Asesmen Keperawatan

Setelah melakukan asesmen awal, lakukan assessmen lanjutan dengan menggunakan formulir
“Pengkajian Kebutuhan Ruang Isolasi dan Penyakit Menular” atau “Pengkajian
Imunocompromised” pada pasien apabila dicurigai menderita penyakit infeksi menular atau
pada pasien immunocompromised.

B. Penerapan Kewaspadaan standar

Pengendalian dan pencegahan infeksi memegang peranan penting dalam perawatan pasien di
ruang isolasi. Salah satunya adalah dengan penerapan kewaspadaan standard oleh semua
petugas yang melayani pasien di ruang isolasi, meliputi :

1. Kebersihan tangan/Hand hygiene sesuai indikasi


2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata
pelindung), face shield (pelindung wajah), gaun ( skort ), sepatu tertutup sesuai dengan
tindakan yang akan dilakukan.
4
3. Pembersihan dan perawatan peralatan pasien setelah digunakan
4. Pengendalian lingkungan sekitar pasien
5. Penatalaksanaan linen yang digunakan pasien
6. Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan yang merawat/kontak dengan
pasien
7. Penempatan pasien sesuai kondisi
8. Edukasi tentang Hygiene respirasi/Etika batuk kepada pasien dan keluarga/ penunggu
pasien
9. Pelaksanaan praktek menyuntik yang aman
10. Pelaksanaan pencegahan infeksi dalam praktek lumbal punksi

C. Penerapan Kewaspadaan transmisi

Seluruh petugas yang melayani pasien di ruang isolasi harus diberikan edukasi dan informasi
terkait penerapan Kewaspadaan berdasarkan transmsisi penyakit. Tidak hanya petugas yang
berhubungan langsung dengan pasien, seluruh petugas yang tidak memberikan asuhan langsung
pasien, yaitu:

1. Unit House Keeping


2. Unit Gizi
3. Unit Maintenance
4. Unit Laboratorium
5. Unit Radiologi
6. Unit Fisioterapi

D. Alur Pasien Infeksi

5
E. Penatalaksanaan Kewaspadaan Transmisi :

Kewaspadaan berdasarkan transmisi dapat dilaksanakan secara terpisah ataupun kombinasi, karena
suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari satu cara.

1. Kewaspadaan Transmisi Kontak

Kewaspadaan Kontak Rekomendasi


Penempatan pasien 1) Tempatkan di ruang rawat terpisah atau cohorting atau

6
Kewaspadaan Kontak Rekomendasi
pertimbangan bersama Komite PPI
2) Tempat tidur dengan jarak ≥ 1 meter
Transport pasien 1) Batasi gerak pasien dan Isolasi Petugas/batasi petugas bila
memungkinkan.
2) Informasikan dan hubungi ruangan yang dituju.
3) Pastikan luka di kulit tertutup dan exudat ditangani dengan baik.
4) Alat tansportasi yang di gunakan dan peralatan yang kontak
dengan pasien harus segera di bersihkan setelah di gunakan
Kebersihan tangan Petugas yang menangani pasien melaksanakan kebersihan tangan
dan menerapkan five moment kebersihan tangan
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum melakukan tindakan aseptik
3) Setelah terkena cairan tubuh pasien
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien .

APD Petugas 1) Kebersihan tangan sebelum menggunkan APD


2) Gunakan sarung tangan saat kontak dengan pasien, peralatan dan
lingkungan pasien.
3) Ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius
( feses, cairan tubuh dan darah )
4) Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari ruang pasien dan
cuci tangan dengan antiseptik.
APD Petugas Gunakan Gaun / Apron :
1) Pakai gaun bersih saat masuk ruangan pasien untuk
melindungi petugas dari kontak denagn pasien, permukaan
lingkungan, barang di ruang pasien , cairan diare pasien,
ileustomy, colostomy , luka terbuka
2) Lepas gaun sebelum keluar ruangan

Gunakan masker bedah


Di gunakan apabila ada kemungkinan adanya percikan cairan tubuh
pasien
Gunakan goggles / face shield
Di gunakan apabila ada kemungkinan adanya percikan cairan tubuh
pasien

7
Kewaspadaan Kontak Rekomendasi
Penanganan peralatan 1) Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien. Lakukan
disinfeksi dan sterilkan alat sesuai prosedur sebelum digunakan
untuk pasien lain.
2) Bila mungkin alat medis non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau
dengan infeksi mikroba yang sama
Linen 1) Masukkan langsung kedalam kantung plastik kuning dan
ditangani sesegera mungkin. masukkan linen ke plastik kuning
dan beri identitas serta jumlah linen
2) Gunakan APD saat menangani linen yang terkontaminasi.
Limbah Sesuai Prosedur Pembuangan limbah infeksius
Kebersihan lingkungan Sesuai Prosedur Pembersihan ruang infeksius
Penyakit 1) MDRO (MRSA, VRE, ESBL, Acinetobacter baumani)
2) Gastro-Enteritis : C. difficile, Rotavirus
3) Difteri
4) Herpes simplex
5) Impetigo
6) Rubella
7) Staphylococcal Disease: Furunculosis
8) Conjungtivitis
Lain-lain 1) Lakukan perawatan dekolonisasi pada pasien MRSA
2) Edukasi : lakukan edukasi pasien dan pengunjung tentang etika
batuk dan kebersihan lingkungan, penggunaan APD yang
diperlukan saat masuk ke ruang pasien
3) Pasang tanda / sign Contact Precaution pada pintu masuk kamar
pasien.

2. Kewaspadaan Transmisi Droplet

Kewaspadaan Droplet Rekomendasi


Penempatan pasien 1) Tempatkan di ruang rawat terpisah aatau cohorting atau di
pertimbangkan bersama Komite PPI
2) Kamar tersendiri atau kohorting. Beri jarak antar pasien > 1
meter.
3) Tidak perlu penanganan udara khusus

8
Kewaspadaan Droplet Rekomendasi
4) Jika ruang isolasi tidak tersedia dapat dilakukan perawatan
dengan pengelompokkan pasien dengan kasus yang sama
yang di konfirmasi dengan mikroorganisme yang
ditemukan
Transport pasien 1) Batasi gerak pasien. Kecuali bila sangat di perlukan
2) Gunakan masker pada pasien saat tranportasi
3) APD yang terkontaminasi segera di buang dan ganti
dengan yang bersih
4) Berikan informasi kepada ruang yang di tuju untuk
kewaspadaan yang akan dilakukan
5) Terapkan etika batuk.
Kebersihan tangan Petugas melaksanakan kebersihan tangan dengan benar dan
menerapkan five moment .
APD Petugas Gunakan Sarung tangan :
Saat kontak dengan pasien .
Gunakan Gaun / Apron :
Gunakan selama melakukan tindakan kemungkinan terkena
percikan cairan tubuh pasien khususnya secret
Gunakan masker bedah
Gunakan masker dalam radius 1-2 m terhadap pasien
Penanganan peralatan Lakukan disinfeksi dan sterilkan alat sesuai prosedur sebelum
digunakan untuk pasien lain.
Linen 1) Masukkan langsung kedalam kantung plastik kuning dan
ditangani sesegera mungkin. masukkan linen ke plastik
kuning dan beri identitas serta jumlah linen
2) Gunakan APD saat menangani linen yang
terkontaminasi.
Limbah Sesuai Prosedur Pembuangan limbah infeksius
Kebersihan lingkungan Sesuai Prosedur Pembersihan ruang infeksius
Penyakit 1) Diphteri pharingeal
2) Mumps
3) Pertusis
4) Pneumonia
5) Rubella
6) Ebola

9
Kewaspadaan Droplet Rekomendasi
7) Rhinovirus
8) N.Meningitidis
Lain-lain 1) Edukasi : Etika batuk dan cuci tangan,kebersihan
lingkungan.
2) Pasang Tanda / sign Droplet Precaution

3. Kewaspadaan transmisi Udara (Airborne)


Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman
pathogen yang penularannya melalui udara. Diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen dengan penularan melalui udara. Partikel lebih kecil dari droplet (<
5µm) dan tinggal di udara dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular
melalui udara terkontaminasi yang dihirup.

Kewaspadaan Airborne Rekomendasi


Penempatan pasien 1) Tempatkan di ruang rawat terpisah aatau cohorting atau di
pertimbangkan bersama Komite PPI
2) Di ruang bertekanan negatif.
3) Pertukaran udara pertukaran udara >12 x/jam
Penempatan pasien 4) Jangan gunakan AC central, bila mungkin AC + Filter
HEPA.
5) Pintu harus selalu tertutup rapat.
Transport pasien 1) Batasi transportasi pasien,bila di perlukan harus
menggunakan masker saat keluar ruangan.
2) Terapkan etika batuk.
Kebersihan tangan Petugas melaksanakan kebersihan tangan dan menerapkan five
moment.
APD Petugas Sarung tangan bila diperlukan adanya risiko kontak.
Gaun / Apron bila diperlukan adanya risiko percikan sekret,
cairan tubuh, darah

10
Kewaspadaan Airborne Rekomendasi
Gunakan masker bedah /N95 pada pasien dan petugas.
Masker setelah digunakan dan kontak, dibuka di luar kamar
dan dibuang pada sampah medis.

Catatan : Masker N 95 (healt carae particular respirator)


digunakan khusus untuk kasus SARS, H1N1, H5N1, Ebola,
MDRTB

Gunakan gogles / face shield jika ada risiko percikan cairan


tubuh pasien/kemungkinan timbul aerosol.
Penanganan peralatan 1) Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien.
2) Lakukan disinfeksi dan sterilkan alat sesuai prosedur
sebelum digunakan untuk pasien lain.
Linen 1) Masukkan langsung kedalam kantung plastik kuning dan
ditangani sesegera mungkin. masukkan linen ke plastik
kuning dan beri identitas serta jumlah linen
2) Gunakan APD saat menangani linen yang
terkontaminasi.
Limbah Sesuai Prosedur Pembuangan limbah infeksius
Kebersihan lingkungan Sesuai Prosedur Pembersihan ruang infeksius
Penyakit 1) MTB
2) Morbili ( Measles)
3) Varicella zoster
Penyakit 4) SARS (Severe Acute Respiratory Sindrome)
5) MERS-Co
6) H5N1
Lain-lain Edukasi : Etika batuk dan Cuci tangan.
Pasang Tanda Airborne Precaution pada pintu masuk

4. Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh ( Immunocompromissed).


Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dimasukkan kedalam ruang isolasi untuk
mencegah resiko paparan mikroorganisme pathogen dari pasien lain. Contoh kondisi :
Autoimune disorder, Pasien menjalani terapi sitostatika,, Post transplantasi, Kanker kronis

11
Kewaspadaan terhadap kondisi
Rekomendasi
immunocompromissed
Penempatan pasien Di rawat di ruang tekanan positif atau kamar sendiri
Transport pasien 1)Batasi transportasi pasien, harus menggunakan masker saat
keluar ruangan.
2)Terapkan etika batuk
Cuci Tangan Perawat melaksanakan kebersihan tangan dengan benar dan
menerapkan five moment .
Penanganan peralatan Lakukan disinfeksi dan sterilkan alat sesuai prosedur sebelum
digunakan untuk pasien
Linen 1)Masukkan linen kotor kedalam kantung plastik kuning dan
ditangani sesegera mungkin. masukkan linen ke plastik
kuning dan beri identitas serta jumlah linen
2)Gunakan APD saat menangani linen yang terkontaminasi.
Limbah Sesuai Prosedur Pembuangan limbah medis dan non medis
Kebersihan lingkungan Sesuai Prosedur Pembersihan ruang isolasi
Penyakit Autoimune disorder, pasien menjalani terapi sitostatika, Post
transplantasi ginjal , Kanker kronis, post radiasi, pasien luka
bakar grade II
Lain-lain Edukasi : Etika batuk , Kebersihan tangan
Pasang Tanda : Airborne Precaution, Environment Protection
Precaution pada pintu masuk

5. Untuk Kasus pasien transmisi kontak - droplet - airborne


Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman
pathogen yang penularannya melalui kontak - droplet - airborne. Diterapkan pada pasien yang
diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan penularan melalui udara. Partikel
lebih kecil dari droplet (< 5µm) atau yang lebih besar atau berat (> 5µm) dan tinggal di udara
dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular melalui udara
terkontaminasi yang dihirup serta meninggalkan microorganisme ditempat-tempat yang biasa
disentuh.

Kewaspadaan Kontak - Droplet


Rekomendasi
- airborne
Penempatan pasien 1) Tempatkan di ruang rawat terpisah atau cohorting atau di
pertimbangkan bersama Komite PPI
12
Kewaspadaan Kontak - Droplet
Rekomendasi
- airborne
2) Di ruang bertekanan negatif.
3) Pertukaran udara pertukaran udara >12 x/jam
4) Jangan gunakan AC central, bila mungkin AC + Filter
HEPA.
5) Pintu harus selalu tertutup rapat.
Transport pasien 1) Batasi transportasi pasien,bila di perlukan harus
menggunakan masker saat keluar ruangan.
2) Terapkan etika batuk.
Kebersihan tangan Petugas melaksanakan kebersihan tangan dan menerapkan five
moment.
APD Petugas Sarung tangan bila diperlukan adanya risiko kontak.
Gaun / Apron bila diperlukan adanya risiko percikan sekret,
cairan tubuh, darah
APD Petugas Gunakan masker bedah /N95 pada pasien dan petugas.
Masker setelah digunakan dan kontak, dibuka di luar kamar
dan dibuang pada sampah medis.

Catatan : Masker N 95 (healt carae particular respirator)


digunakan khusus untuk kasus SARS, H1N1, H5N1,
Ebola,MDRTB)

Gunakan gogles / face shield jika ada risiko percikan cairan


tubuh pasien/kemungkinan timbul aerosol.
Penanganan peralatan 1) Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien.
2) Lakukan disinfeksi dan sterilkan alat sesuai prosedur
sebelum digunakan untuk pasien lain.
Linen 1) Masukkan langsung kedalam kantung plastik kuning dan
ditangani sesegera mungkin. masukkan linen ke plastik
kuning dan beri identitas serta jumlah linen
2) Gunakan APD saat menangani linen yang
terkontaminasi.
Limbah Sesuai Prosedur Pembuangan limbah infeksius
Kebersihan lingkungan Sesuai Prosedur Pembersihan ruang infeksius
Lain-lain Edukasi : Etika batuk dan Cuci tangan.
Pasang Tanda Airborne Precaution pada pintu masuk

13
BAB V
DOKUMENTASI

A. SPO TERKAIT

1. SPO Penatalaksanaan petugas dan ruang isolasi

2. SPO Tatalaksana asuhan pasien dengan diagnosa penyakit menular dan pasien dengan
kebutuhan ruang isolasi

B. Assesmen imuno-comprimised

14
C. Tanda Kewaspadaan Kontak

15
D. Tanda Kewaspadaan Droplet

E. Tanda Kewaspadaan airborne

16
F. Kewaspadaan Imunocompromised

17

Anda mungkin juga menyukai