Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM AGHISNA MEDIKA SIDAREJA

Nomr : 005/PKU/PER-DIR/I/2022
TENTANG
PANDUAN PENEMPATAN, PENCEGAHAN TRANSMISI PADA PASIEN
MENULAR,DAN DAYA TAHAN TUBUH LEMAH (IMMUNOCOMPROMISED)
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AGHISNA MEDIKA SIDAREJA
MENIMBANG :
: 1. Bahwa adanya resiko penularan infeksi antar pasien yang
dirawat di rumah sakit
2. Bahwa untuk pencegahan penularan infeksi antar pasien maka
Rumah Sakit perlu membuat Panduan Penempatan, Pencegahan
Transmisi pada Pasien Menular dan Daya Tahan Tubuh Lemah
(Immunocompromised) dengan prinsip mengutamakan
keselamatan pasien
3. Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu diterbitkan
peraturan Direktur Panduan Penempatan, Pencegahan
Transmisi Pada Pasien Menular, dan Daya Tahan Tubuh Lemah
(Immunocompromised) di Rumah Sakit Umum Aghisna
Medika Sidareja
MENGINGAT :
1. Undang – undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
2. Undang – undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
3. Undang – undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit
4. Undang – undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 8 tahun 2015 tentang
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PANDUAN PENEMPATAN, PENCEGAHAN TRANMISI PADA
PASIEN MENULAR, DAN DAYA TAHAN TUBUH LEMAH
(IMMUNOCOMPROMISED)
Pertama : Panduan ini digunakan untuk acuan dalam penempatan, pencegahan
Tranmisi pada pasien menular dan daya tahan tubuh lemah
(IMMUNOCOMPROMISED)
Kedua : Panduan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan
Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atau ketidaksesuaian,
maka akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Sidareja
Pada Tanggal : 5 Juni 2023
Direktur
RSU Aghisna Medika Sidareja

(dr. Hesti Hermawati)


NIK : 1993.2020.01.005
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AGHISNA MEDIKA
SIDAREJA
NOMER : 045/RSAMS/PER-DIR/VI/2022
TANGGAL : 05 Juni 2023

PANDUAN PENEMPATAN, PENCEGAHAN TRANSMISI PADA PASIEN


MENULAR, DAN DAYA TAHAN TUBUH LEMAH (IMMUNOCOMPROMISED)
BAB I
DEFINISI
A. Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek
Pasien dengan daya tahan tubuh lemah (Immunocompromised) adalah
menempatkan pasien dalam satu ruangan tersendiri, jika ruangan tersendiri tidak
tersedia, kelompokkan kasus yang sama secara terpisah di dalam satu ruangan / bangsal
dengan beberapa tempat tidur (kohorting).
B. Cara penularan pada penyakit menular :
1. Penularan kontak : terbagi 2 (dua) :
a. Penularan kontak langsung adalah melalui kontak langsung dengan
permukaan tubuh dimana terjadi perpindahan organisme secara fisik
dari orang yang terinfeksi atau terkolonisasi kepada pejamu yg rentan,
seperti ketika seseorang mengubah posisi tubuhpasien, memandikan
pasien, atau melakukan aktifitas perawatan dan pemeriksaan lainnya
yg mengharuskan terjadinya kontak langsung.
b. Penularan kontak tidak langsung adalah melalui kontak antara pejamu
yang rentan dengan benda yg terkontaminasi, seperti instrumen yg
terkontaminasi, jarum atau pembalut luka, tangan terkontaminasi yg
dicuci dan sarung tangan yg tidak diganti ketika pada lebih dari satu
pasien.
2. Penularan melalui percikan (droplet)
Merupakan bentuk penularan kontak. Mekanisme perpindahan patogen
ke pejamu berbeda dengan penularan kontak , baik langsung maupun tidak
langsung. Droplet (percikan) dikeluarkan oleh orang yg menjadi sumber
terutama pada saat batuk, bersin dan berbicara, selama melakukan prosedur
tertentu seperti suction dan bronkoskopi, penularan terjadi ketika droplet droplet
yg mengandung mikroorganisme dari orang yg terinfeksi terlontar dalam jarak
yg pendek (<1 M) di udara dan menempel pada konjungtiva, mukosa hidung,
mulut pejamu. Droplet tidak bertahan di udara, partikel > 5 µm sehingga
penanganan ventilasi udara khusus termasuk fogging tidak diperlukan untuk
mencegah penularan.
3. Penularan melalui udara (Air bone).
Terjadi karena penyebaran nukleus droplet melalui udara (residu
partikel kecil ≤ 5 µm droplet yg menguap dan mengandung mikroorganisme yg
tetap bertahan di udara selama periode waktu panjang atau partikel debu yg
mengandung agen infeksi. Mikroorganisme yg terbawa melalui cara ini dapat
tersebar luas melalui aliran udara dan terhisap oleh pejamu rentan yg berada di
ruangan sama. Bergantung pada faktor lingkungan. Sehingga penanganan udara
dan ventilasi khusus (tekanan negatif, exhaust fan dengan hepafilter) diperlukan
untuk mencegah penularan melalui udara).
C. Pasien Immunocompromised
Adalah kondisi abnormal dimana kemampuan seseorang untuk melawan infeksi
menurun, hal ini dapat disebabkan oleh proses penyakit, obat-obatan tertentu atau
kondisi imunitas yang kurang sejak lahir (Yoko, 2017). Immunocompromised adalah
fungsi sistem imun yang menurun atau tidak berfungsi dengan baik (Nurahmi, 2012).
BAB II
RUANG LINGKUP
STANDAR PENEMPATAN PASIEN MENULAR DAN IMMNOCOMPROMISED

A. Kategori penularan melalui udara, antara lain pasien dengan diagnosa atau suspek :
1. Tuberkulosis paru (TB) dengan pemeriksaan TCM positif
2. Varicella
3. Morbili/campak
4. Parotitis
5. Pertusis
6. Herpes zoster
7. Flu burung / H5N1, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus CoV,
SARS
B. Kategori penularan melalui droplet, pasien dengan diagnosa atau suspek :
1. Influenza
2. Rubella
3. Diptheria
4. Pneumonia
5. H1N1
C. Kategori penularan melalui kontak atau sentuhan, pasien dengan / suspek
1. MDRO ( Multi Drug Resisten Organisme ) :
a. MRSA (Methicillin Resisten Stapilococcus Aureus).
b. VRE (Vancomycin Resisten Enterococcus)
c. VISA (Vancomycin Intermediate Stapilococcus Aureus)
d. Streptococcus pneumonia
e. ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase)
2. Suspek diare
3. Clostridium difficile
4. Norovirus
5. RSV ( Infeksi virus Respiratori)
6. Pseudomonas aeruginosa
7. Herpes Simplex Virus.
D. Kategori pasien yang memiliki risiko infeksi lebih tinggi karena daya tahan tubuh yang
lemah(Immunocompromised).
1. Penyakit kronis : DM, PPOK, hepatitis, gagal ginjal
2. Neoplasma / tumor ganas
3. Penggunaan obat : steroid, penyinaran, kemoterapi, imunosupresan.
4. HIV reaktif dengan CD4 < 500
5. Penyakit hematologi : limfoma/hodkin, leukemia, mieloma, anemia aplastik
6. Sindrom nefrotik
7. Malnutrisi
8. Splenektomi
9. Luka bakar dengan luas 60%
10. Sistemik Lupus Eritematosis (SLE).
BAB III
TATA LAKSANA
STANDAR PENEMPATAN PASIEN MENULAR DAN IMMUNOCOMPROMISED
KATAGORI PENULARAN STANDAR RUANGAN RUANGAN PENEMPATAN PENATALAKSANAN DAN
PETUGAS
Melalui Udara/ Airbone Tempatkan pasien diruangan 1. Ruang isolasi Lt II Mina 1 dan 1. Hand Hygiene sesuai 5 momen
Diagnose penyakit : terpisah yang mempunyai : Mina 3 2. Petugas menggunakan masker
1. TB dengan pemeriksaan Tcm 1. Tekanan negative 2. Ruang kohoting 2 kamar N 95 pada pasien TB
dan BTA positif 2. Mengeluarkan udara tidak jendela dan sinar matahari paru/suspek
2. Varisella mengkontaminasi di ruangan masuk 3. Petugas/pengunjung dibatasi
3. Morbili/Campak lainya. dan yang rentan tidak boleh
4. Parotitis 3. Pintu ruangan selalu tertutup masuk di ruang campak,
5. Pertussis varicella/suspek kecuali yang
6. Herpes Zoster sudah ada imunitas/kekebalan
4. Bila melakukan Tindakan
Diagnose : Airbone infection 4. Bila tidak memungkinkan 3. Waktu tunggu pasien sebelum kemungkinan timbul erosol,
TB MDR terpisah, kelompokan kasus di rujuk ke rumah sakit lain 2 gunakan APD :
Flu Burung yang telah terkonfirmasi/yang jam setelah pasien ter Masker bedah sesuai prosedur
Mersi CV belum terkonfirmasi (suspek), diagnosis. Sarung tangan
SARS tidak tercampur dengan infeksi 4. Rujuk ke rumah sakit lain yang Gaun
Gangren dengan bau lain (kohoting) dengan jarak 1 memiliki ruangg isolasi Kaca mata goggle
Ca dengan luka nekrosis berbau M standar 5. Batasi Gerakan dan transport
5. Ruangan tidak bertekanan pasien jika diperlukan
negative dan penyaringan saja,pasien diberi masker
udara, gunakan kipas angin bedah untuk cegah
diarahkan keluar jendela bukan penyebaranya drolplet nuclei.
area publik 6. Peralatan pasien :
6. Jaga agar tidak ada tranmisi Lakukan disinfeksi sesuai
silang ke lingkungan/ pasien panduan dekontaminasi alat
lain dengan menyediakan
Handrub/washtafel air
mengalir dan sabun cuci tangan
7. Rujuk pasien jika ruangantidak
Memungkinkan
Droplet 1. Tempatkan pasien di ruang 1. Ruang isolasi Lt II Mina 1 dan 1. Hand Hygiene sesuai five
Influenza terpisah, atau kohorting, bila Mina 3 moment.
Meningococcal meningitis keduanya tidak 2. Ruang kohoting 2 kamar 2. Menerapkan etikabatuk
Rubella memungkinkan, buat jendela dan sinar matahari 3. Pasien dikenakan masker
Diptheria Pneumonic plague pemisah dengan jarak ≥ 1 masuk bedah bilabatuk.
Pertusis and infetions couse by meter antar TT dan jarak 3. Kamar biasa tidak berpenyakit 4. Batasi gerak dan transportasi
MDR dengan pengunjung. menular/imunocompromaised untukbatasi droplet dari
Streptococcus pneumonia 2. Ruangan tidak perlu berjarak I meter anatar TT pasien dgn mengenakan
Streptococcus grup A penanganan khusus terhadap masker pada pasien.
Adenovirus udara dan ventilasi. 5. Bila bekerja pakailah masker
H1N1 3. Jaga agar tidak ada melindungi hidung, mulut,
kontaminasi silang dipakai saat memasuki ruang
kelingkungan dan pasien lain rawat pasien dgn infeksi
atau pasien itu sendiridengan saluran nafas.
menyediakan 6. Batasi pengunjung pasien
handrub/washtafel air
mengalir dan sabun cuci
tangan.
KONTAK 1. Tempatkan pasien di ruang 1. Hand Hygiene sesuaifive
1. MRSA terpisah atau kohoting moment.
2. VRE Resisren E-Coli 2. Apa bila keduanya tidak 2. Batasi gerak, transport pasien
3. VISA memungkinkan, buat hanya kalau perlu saja, bila
4. Streptococcus Pneumonia pemisah dengan jarak1 m diperlukan psn keluar
5. ESBL antara TT ruangan perlu kewaspadaan
6. Diare 3. Jaga agar tidak ada agar risiko minimal transmisi
7. Clostridium difficile kontaminasi silang ke pasien lain atau
8. Norovirus kelingkungan dan pasien lain lingkungan.
9. RSV (Infeksi Virus dengan menyediakan 3. Gunakan APD
Aeruginosa) handrub/washtafel air  Sarung tangan dan ganti
10. Pseudomonas aeruginosa mengalir dan sabun cuci sarungtangan setelah
11. Herpes Simplex virus tangan kontak dgn bahan
infeksius :feces, urine
dll).
 Gaun digunakanutk
melindungi baju dari
kontakdgn pasien,
permukaan lingkungan,
barang di ruangpsn,
cairan tubuh psn,
 Apron agar tidak terjadi
penetrasicairan.
 Gaun dan apron
dilepas sebelumkeluar
ruangan.
4. Penggunaan alat-alat
tersendiri seperti tensimeter,
thermometer, stetoskop,
lakukan swaalcohol sebelum
digunakan. Juga kom manda,
bedpan / pispot tersendiri.
DAYA TAHAN TUBUH 1. Ruangan bertekana positif Kamar bedah biasa tanpa 1. Hand Hygiene sesuaifive
LEMAH 2. Dipisahkan dalam 1 kamar penyakit kronik/menular moment.
(IMUNOKOMPROMISE) jarak pasien minimal 1 m 2. APD digunakansesuai
1. Penyakit Kronik : DM dan dengan kasus yang sama indikasi / diagnosa
Tidak terkontrol (kohort) penyerta pasien :
2. PPOK, Hepatitis, gagal 3. Pertahankan pintu selalu  Tutup kepala
ginjal neoplasma, tertutup  Masker Bedah
keganasan (leukemia, dll) 4. Jaga agar tidak ada  Masker N-95
3. Pengunaan obat: steroid kontaminasi silang  Kacamata
yang lama, penyinarn, kelingkungan dan pasien Pelindung
kemoterapi, immunosuo immunocompromised  Gaun
resan dengan menyediakan  Apron
4. Luka bakar 60% Handrub/washtafel air 3. Batasi pengunjung
5. SLE (Sistemik Lupus mengalir dan sabun cuci 4. Penggunaan alat2 tersendiri
Eritematosus tangan di dalam kamar seperti tensimeter,
6. Gizi buruk pasien termometer, stetoskop,
7. Sindrom nefrotik lakukan swab alkohol
sebelum digunakan.Juga
kom mandi, bedpan / pispot
tersendiri.
Penggunaan ruanganisolasi airbone di ruangan dewasa dapat digunakan oleh pasien
anak dengan kata gori penularan secara airbone pula. Sebelum digunakan anatara pasien
dewasa atau pasien anak, ruangan dan peralatan tempat tidur dan fasilitas didalamnya harus
di bersihkan dan didekontaminasimpermukaan sesuai prosedur, serta mengganti peralatan
linen, gorden yang sebelumnya di gunakan pasien.
BAB IV
DEKONTAMINASI
A. Pencatatan, Pelaporan Pasien Menular, Pasien Immunocompromaisd
Folmulir monitoring penempatan pasien
1. Penempatan pasien penyakit menular melalui udara
2. Penempatan pasien penyakit menular melalui droplet
3. Penempatan pasien penyakit menular melalui kontak
4. Penempatan pasien dengan kondisi immunocompromised.
B. Dokumentasi dilakukan pada formular :
1. Catatan monitoring report dokter jaga
2. Catantatan pasien terintegrasi

Ditetapkan di :
Sidareja
Pada Tanggal : 5 Juni 2023
Direktur
RSU Aghisna Medika Sidareja

(dr. Hesti Hermawati)


NIK : 1993.2020.01.005

Anda mungkin juga menyukai