Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN HIV / AIDS

RSIA ANUGRAH
Jl. Sungai Raya Dalam No 43. Telp (0561) 721176
Kubu Raya
2018
BAB I

DEFINISI

HIV dan AIDS adalah masalah darurat global. Di seluruh dunia lebih
dari 20 juta orang meninggal sementara 40 juta orang telah terinfeksi. Fakta
yang lebih memprihatinkan adalah bahwa di seluruh dunia setiap hari virus
HIV menular kepada sekitar 2000 anak di usia 15 tahun, terutama berasal
dari penularan ibu-bayi, menewaskan 1400 anak di bawah 15 tahun, dan
menginfeksi lebih dari 6000 orang muda dalam usia produktif antara 15-24
tahun yang juga merupakan mayoritas dari orang-orang yang hidup dengan
HIV dan AIDS (ODHA). Estimasi yang dilakukan pada tahun 2003
diperkirakan di Indonesia terdapat sekitar 90.000-130.000 orang terinfeksi
HIV, sedangkan data yang tercatat oleh Departemen Kesehatan RI sampai
dengan Maret 2005 tercatat 6.789 orang hidup dengan HIV/AIDS.
Untuk mengantisipasi dan menghadapi ancaman epidemi ini
Indonesia telah menyusun dan melaksanakan Strategi Penanggulangan HIV
dan AIDS melalui dua periode yang dimuat dalam Strategi Nasional
Penanggulangan HIV dan AIDS 1994-2003 dan tahun 2003-2007.
Di tahun-tahun mendatang tantangan yang dihadapi dalam upaya
penanggulangan HIV dan AIDS semakin besar dan rumit. Mengembangkan
hasil-hasil yang telah dicapai dan menjabarkan paradigma baru dalam upaya
penanggulangan HIV dan AIDS menjadi upaya yang komprehensif, terpadu,
dan diselenggarakan secara sinergis oleh semua pemangku kepentingan
(stakeholders). Akselerasi upaya perawatan, pengobatan dan dukungan
kepada ODHA dijalankan bersamaan dengan akselerasi upaya pencegahan
baik di lingkungan sub-populasi berperilaku risiko tinggi maupun yang
berperilaku risiko rendah dan masyarakat umum.
Tingginya tingkat penyebaran HIV dan AIDS pada kelompok
manapun berarti bahwa semakin banyak orang menjadi sakit, dan
membutuhkan jasa pelayanan kesehatan. Melihat tingginya prevalensi di
atas maka masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang sangat luas. Oleh karena itu penanganan tidak hanya dari segi medis
tetapi juga dari psikososial dengan berdasarkan pendekatan kesehatan
kesehatan masyarakat melalui upaya pencehan primer, sekunder, dan
tertier.
Mengetahui status HIV lebih dini memungkinkan pemanfaatan
pelayanan HIV AIDS terkait dengan pencegahan, perawatan, dukungan, dan
pengobatan merupakan salah satu upaya dalam penanggulangan HIV AIDS.
Perubahan perilaku seseorang dari beresiko menjadi kurang beresiko
terhadap kemungkinan tertular HIV memerlukan bantuan perubahan
emosional dan pengetahuan dalam suatu proses yang mendorong nurani
dan logika. Proses mendorong ini sangat unik dan membutuhkan
pendekatan individual.
Oleh karena itu perlu adanya program-program pencegahan HIV
AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan layanan yang semakin luas
seperti, program pengobatan, perawatan dan dukungan yang komprehensif
bagi ODHA untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sehubungan dengan
permasalahan tersebut maka TIM HIV AIDS RSIA Anugrah Kubu Raya perlu
menyusun panduan pelayanan terkait dengan Pelayanan HIV AIDS.
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien-pasien yang di perkirakan tersangka


penderita HIV/AIDS yang datang kerumah sakit baik di IGD dan Poliklinik.

1. Petugas
a. kamar bersalinan .Petugas yang melakukan pelayanan non HIV/AIDS
yaitu: dokter, perawat, petugas farmasi, petugas laboratorium, dan
petugas rekam medik.
b. Petugas yang melakukan pelayanan HIV/AIDS yaitu: perawat, dokter,
petugas farmasi, petugas laboratorium, dan petugas rekam medic yang
telah mempunyai sertifikat.
2. Area pelaksanaan
a. Poliklinik IGD
Bagi pasien-pasien IGD dan poliklinik yang diperkirakan tersangka
penderita HIV/AIDS harus dilakukan anamneses dan pemeriksaan fisik
seperti adanya tanda dan gejala seperti berikut:
1) Pasien mengeluh sakit kepala
2) Sariawan
3) Kelelahan
4) Radang Tenggorokan
5) Hilang nafsu makan
6) Nyeri otot
7) Ruam
8) Bengkak kelenjar getah bening
9) Herpes kelamin
10) Penurunan berat badan
b. Penunjang Medis
1) Skrining pasien-pasien yang dicurigai HIV/AIDS dilakukan dengan
cara:
 pemeriksaan laboratorium: pemeriksanaan darah, saliva,
urine, dan lain lain.

Dari hasil skrining, pasien yang telah terdiagnosa HIV/AIDS oleh dokter akan
diberikan informed conset tentang pentingnya pemeriksaan laboratorium, bila
pasien setuju diberikan pengantar pemeriksaan darah yang dilakukan untuk
mengetahui apakah positif terkena HIV/AIDS
BAB III

TATALAKSANA

Penatalaksanaan HIV/AIDS meliputi penemuan pasien dan pengobatan


yang dikelola dengan menggunakan strategi ODHA. Tujuan utama pengobatan
pasien HIV/AIDS adalah menurunkan angka kematian dan kesakitan serta
mencegah penularan dengan cara menyembuhkan pasien. Penatalaksanaan
penyakit HIV/AIDS merupakan bagian dari surveilans penyakit; tidak
sekedar memastikan pasien menelan obat sampai dinyatakan sembuh, tetapi juga
berkaitan dengan pengelolaan sarana bantu yang dibutuhkan, petugas yang terkait,
pencatatan, pelaporan, evaluasi kegiatan dan rencana tindak lanjutnya.

Kegiatan untuk memeriksa pasien yang HIV/AIDS di RSIA Anugrah terdiri


dari menskrining awal, diagnosis penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien
tersebut, jika hasil pasien tersebut positif HIV/AIDS, maka akan dirujuk ke Rumah
Sakit yang memiliki ketersediaan pengobatan yang berkelanjutan.

1. Menskrining awal pasien


Yang termasuk suspek HIV/AIDS
a. Semua orang yang datang ke RSIA Anugrah dengan keluhan nyeri otot
dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening, berat badan menurun,
herpes kelamin dianggap sebagai seorang penderita (suspek HIV/AIDS)
dan perlu dilakukan pemerikasaan darah.
b. Semua kontak dengan pasien yang positif HIV/AIDS (yang menunjukkan
gejala yang sama harus dianggap sebagai seorang suspek HIV/AIDS
dan dilakukan pemeriksaan darah
c. Semua keluarga pada penderita HIV/AIDS anak yang menunjukkan
gejala sama harus dianggap sebagai seorang suspek HIV/AIDS dan
dilakukan pemeriksaan darah
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Form permeriksaan darah


2. Spo HIV/AIDS
3. Bukti rujukan jika di temukan HIV/AIDS

Ditetapkan Di : Kubu Raya


PadaTanggal : 4 Oktober 2018

Direktur,

dr.Hilmi K Riskawa,Sp.A.M.Kes

Anda mungkin juga menyukai