NOMOR : .............................
NOMOR : ..............................
Pada hari ini Kamis tanggal Sebelas bulan Oktober tahun Dua Ribu Sembilan Belas.
(11 – 10 – 2019), bertempat di Banyumas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama disebut “PARA PIHAK”
dan masing – masing disebut “PIHAK.”
PARA PIHAK mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja Sama Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis
Tata Cara Kerjasama ;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 23 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pembinaan dan Pengawasan Kerjasama;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah
Sakit.;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelayanan Rujukan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banyumas;
15. Peraturan Bupati Banyumas No. 9 Tahun 2016 tentang Tata Kelola Rumah Sakit
Umum Daerah Banyumas;
16. Peraturan Bupati Banyumas No.89 tahun 2014 tentang Tata Kelola BLUD UPT
Puskesmas.
17. Surat Keputusan dari KADINKES kab.Cilacap Nomor 445.4/686/15/TAHUN 2016
tentang Izin operasional UPTD Puskesmas Kroya I Kabupaten Cilacap.;
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas, PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk
mengikatkan diri dalam Perjanjian ini dengan ketentuan – ketentuan dan syarat –
syarat sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM KERJASAMA
PASAL 1
2
.
3. Direktur RSUD Banyumas adalah pemegang jabatan struktural tertinggi dan
penanggungjawab dalam pengelolaan RSUD Banyumas.
4. Kepala UPTD Puskesmas Kroya I Kabupaten Cilacap adalah pemegang jabatan
struktural pada perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten dan bertanggung
jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Cilacap.
5. Rujukan pelayanan kesehatan adalah rujukan pelayanan kesehatan Rawat
Inap untuk terapi dan diagnostik yang tidak mampu diberikan oleh PIHAK
PERTAMA guna mendapat pelayanan kesehatan dari PIHAK KEDUA.
6. Program Millenium Development Goal’s (MDG’s) adalah Deklarasi Millenium
hasil kesepakatan kepala negara dari perwakilan 189 negara Perserikatan
Bangsa–Bangsa targetnya untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat international.
7. Program Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
adalah Sistem Rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan
neonatal yang sangat berperan dalam menurunkan angaka kematian ibu dan
bayi baru lahir.
8. TB MDR adalah Tuberculosis Multi Drug Resistant termasuk kekebalan
terhadap minimal obat anti TB yang paling paten yaitu obat INH dan
Rifampisin secara bersama-sama.
9. TB HIV adalah menurunnya sistem imunitas yang menyebabkan penyakit
yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui kontak langsung atau
aliran darah.
10. HIV AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
11. Surat Elijibilitas (SEP) adalah surat yang dikeluarkan oleh BPJS yang ada di
rumah sakit bagi peserta JKN yang berobat di Rumah Sakit.
MAKSUD
PASAL 2
TUJUAN
PASAL 3
3
5. Menurunkan angka kematian akibat HIV, Penularan infeksi HIV, Diskriminasi
6. Meningkatkan kolaborasi TB HIV
RUANG LINGKUP
PASAL 4
BAB II
TATACARA PELAYANAN RUJUKAN
PASAL 5
PENEMPATAN PASIEN
PASAL 6
PEMBIAYAAN
PASAL 7
4
3. Dalam hal rujukan referal pelayanan rawat inap biaya dapat ditagihkan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebulan sekali selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya, dan PIHAK PERTAMA akan membayar tagihan
PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 10 hari setelah dokumen penagihan yang
lengkap dan benar diterima oleh pihak PERTAMA.
4. Dalam hal rujukan referal rawat inap pasien umum (tanpa asuransi atau
tanpa penjamin), biaya dapat ditagihkan langsung kepada pasien.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
PASAL 8
5
4. PIHAK KEDUA berkewajiban :
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan dengan baik kepada pasien yang
dirujuk oleh PIHAK PERTAMA, sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku di PIHAK KEDUA.
b. Membantu stabilisasi pasien dalam keadaan emergency apabila tidak
tersedia fasilitas yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA sebelum
dilakukan rujukan selanjutnya oleh PIHAK PERTAMA.
c. Mengirim surat rujukan balik ke PIHAK PERTAMA apabila apabila
penanganan pasien dari PIHAK KEDUA dinyatakan sudah selesai.
d. Memberikan informasi tetang jenis-jenis layanan dan jadwal pelayanan
kepada PIHAK PERTAMA.
e. Memberikan informasi dengan benar tentang ketersediaan tempat tidur di
PIHAK KEDUA sesuai kondisi pasien yang dirujuk.
f. Memberikan informasi pencapaian standar mutu pelayanan dan informasi
mutu lainnya kepada PIHAK PERTAMA.
g. Melakukan koordinasi validasi laporan pelayanan TB, HIV dan PONEK
setiap 3 bulan.
BAB IV
MASA PERJANJIAN
PASAL 9
(1) Perjanjian ini berlaku dalam jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
sebelas bulan oktober tahun dua ribu sembilan belas (11–10–2019), sampai
dengan tanggal sebelas bulan oktober tahun dua ribu dua puluh (11–10–2020).
(2) Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu setelah dilakukan
evaluasi.
(3) Pihak yang hendak memperpanjang perjanjian kerjasama ini berkewajiban untuk
memberitahu kepada pihak yang lainnya paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum
berakhirnya masa perjanjian ini.
(4) Evaluasi terhadap perjanjian ini dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali.
(5) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pasal ini, antara lain sebagai
berikut:
a. Kegiatan yang sedang berjalan.
b. Perubahan tarif atau kebijakan pemerintah lainnya.
c. Kinerja PARA PIHAK.
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
PASAL 10
6
(3) Dengan terjadinya pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam pasal
ini, tidak dengan sendirinya melepaskan baik PIHAK KEDUA atau PIHAK
PERTAMA dari kewajiban apapun menurut perjanjian ini. PARA PIHAK harus
menyelesaikan kewajiban-kewajibannya menurut Perjanjian ini.
ADDENDUM
PASAL 11
Apabila dalam pelaksanaan kerjasama ini PARA PIHAK merasa perlu melakukan
perubahan atau PARA PIHAK merasa ada hal-hal yang belum cukup diatur dalam
perjanjian kerjasama ini maka perubahan tersebut atau hal-hal yang perlu diatur
lebih lanjut dapat diatur, dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK dan diatur lebih
lanjut secara tertulis oleh PARA PIHAK sebagai aturan tambahan yang merupakan
bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama ini.
BAB V
INFORMASI RAHASIA
PASAL 12
BAB VI
FORCE MAJEURE
PASAL 13
Salah satu Pihak dalam Perjanjian ini tidak dapat menuntut Pihak lainnya
untuk melaksanakan atau memenuhi ketentuan Perjanjian ini atau menganggap
pihak lainnya telah melanggar Perjanjian ini karena adanya Force Majeure.
Force Majeure adalah : Kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan
pesawat terbang, kerusuhan, pemogokan, kejahatan, huru – hara, terorisme dan
sabotase, perang (terduga ataupun yang tidak terduga) akibat dari keputusan
Pemerintah Pusat atau setempat, tertabrak kendaraan bermotor, angin taufan,
badai, banjir, gempa bumi, tanah longsor, erosi/abrasi, penurunan tanah, dan lain –
lain yang timbul di luar kekuasaan PARA PIHAK dalam Perjanjian ini.
Adanya Force Majeure harus selalu ditetapkan atau disetujui dan dilengkapi
dengan keterangan dari Instansi yang berwenang atau keterangan dari media
massa. Pihak yang tidak dapat melaksanakan kewajibannya karena timbulnya Force
Majeure tersebut harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya
selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kejadian dan PARA PIHAK secara
bersama – sama harus melakukan hal – hal yang dianggap perlu untuk mengatasi
keadaan Force Majeure sehingga pelaksanaan ketentuan – ketentuan Perjanjian ini
dapat dimulai dengan segera.
7
BAB VII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 14
(1) Tidak satu pihak pun dalam Perjanjian ini dapat mengajukan tuntutan di
Pengadilan (kecuali tuntutan di pengadilan untuk mendapatkan putusan sela)
berkenaan dengan suatu perselisihan yang timbul dari atau yang berhubungan
dengan Perjanjian ini kecuali apabila ia telah memenuhi pasal ini.
(2) Suatu pihak yang mengaku bahwa suatu perselisihan telah terjadi harus
memberitahukan kepada pihak lainnya dengan memberikan secara tertulis
rincian mengenai perselisihan itu.
(3) Selama jangka waktu dua puluh delapan (28) hari setelah suatu pemberitahukan
diberikan menurut ayat (2) (atau jangka waktu lebih lama yang disetujui secara
tertulis) para pihak harus berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan
perselisihan tersebut dengan cara musyawarah untuk mufakat.
(4) Apabila musyawarah tersebut tidak tercapai, setiap dan segala perselisihan yang
timbul sehubungan dengan Perjanjian ini akan diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri Banyumas.
(5) Atas terjadinya perselisihan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, tidak dengan
sendirinya melepaskan baik PIHAK KEDUA atau PIHAK PERTAMA dari kewajiban
apapun menurut Perjanjian ini.
BAB VIII
PEMBERITAHUAN
PASAL 15
8
BAB IX
PENUTUP
PASAL 16
(1) Perjanjian ini merupakan keseluruhan kesepakatan dan perjanjian diantara PARA
PIHAK mengenai pokok permasalahannya.
(2) Perjanjian ini diatur menurut peraturan perundang – undangan yang berlaku di
Indonesia.
(3) Perjanjian ini berlaku dan mengikat PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA, serta
penggantinya dan kuasa yang ditunjuk oleh PARA PIHAK secara sah.
(4) Lampiran (terlampir) dari Perjanjian ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perjanjian ini.
(5) Perubahan dalam perjanjian ini hanya dapat dilakukan apabila disetujui oleh
PARA PIHAK dan dituangkan dalam addendum atau amandemen Perjanjian yang
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(6) Kecuali ditentukan lain di dalam Perjanjian ini :
a. Judul – judul di dalam Perjanjian ini tidak merupakan bagian dari isi
Perjanjian ini dan tidak mempengaruhi arti Perjanjian ini.
b. Kata – kata yang membawa arti tunggal mencakup arti jamak dan
sebaliknya.
c. Kata – kata yang membawa arti orang mencakup perusahaan, perkongsian,
usaha patungan, asosiasi, perseroan atau badan hukum lainnya dan instansi
pemerintah.
d. Acuan – acuan di dalam Perjanjian ini pada suatu klausul, Lampiran atau
Daftar merupakan acuan pada suatu dokumen mencakup administrator,
pengganti hak dan penerima hak yang diijinkan dari pihak itu
(7) Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan perincian sebagai berikut :
rangkap pertama dan rangkap kedua bermeterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama dimana lembar pertama diberikan kepada PIHAK
PERTAMA, sedangkan lembar kedua diberikan kepada PIHAK KEDUA.
(8) Demikian perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut pada
awal surat perjanjian ini