LHOKSEUMAWE
NOMOR : 723/SK/RSU-BM/IV/2017
TENTANG
REVISI KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR :723/RSU-BM / III / 2017
TANGGAL 23 AGUSTUS 2017
TENTANG
KEBIJAKAN PEMISAHAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DI RUMAH
SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Lhokseumawe
Pada tanggal : 11 April 2016
DIREKTUR RSU. BUNGA MELATI
LHOKSEUMAWE
Menurut para ahli, penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang
dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung atau melalui perantara/penghubung). Penyakit menular ini ditandai dengan
adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang
penderita.
Dalam dunia medis, pengertian penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah
penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), dan
bukan disebabkan oleh faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
3) Pemindahan Pasien.
Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar yang khusus tersedia
untuknya hanya untuk hal yang sangat penting saja.Bila memang dibutuhkan
pemindahan dan transportasi, perkecil penyebaran droplet dengan memakaikan
masker bedah pada pasien bila memungkinkan.
Mikroorganisme ditularkan di rumah sakit melalui beberapa cara dan mikroorganisme yang
sama dapat ditularkan dengan lebih dari satu cara. Kewaspadaan Isolasi dirancang untuk
mencegah penularan mikroorganisme melalui cara-cara ini di rumah sakit. Karena faktor agen
dan pejamu lebih sulit dikendalikan, maka intervensi terhadap perpindahan mikroorganisme
terutama diarahkan pada pemutusan rantai penularan/transmisi.
Pencegahan penyebaran infeksi memerlukan dihilangkannya satu atau lebih kondisi yang
diperlukan bagi pejamu atau reservoar untuk menularkan penyakit ke pejamu rentan lainnya
dengan cara :
1. Kamar terpisah bila dimungkinkan kontaminasi luka terhadap lingkungan missal luka
lebar dengan cairan keluar, diare, perdarahan tidak terkontrol
2. Kamar terpisah dengan pintu tertutup diwaspadai transmisi melalui udara ke kontak,
missal : luka dengan infeksi kuman gram positif
3. Kamar terpisah atau kohort dengan ventilasi dibuang keluar dengan exhaust ke area tidak
ada orang lalu lalang, missal : TBC
4. Kamar terpisah dengan udara terkunsi bila diwaspadai transmisi airborne luas, missal
varicella
5. Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan (anak, gangguan mental)
Bila kamar terpisah tidak memungkinkan dapat kohorting. Bila pasien terinfeksi dicampur
dengan non infeksi maka pasien, petugas dan pengunjung menjaga kewaspadaan untuk
mencegah transmisi infeksi.
E. Transpor Pasien Infeksius
Perlu edukasi oleh petugas agar menjaga kebersihan tangan dan menjalankan kewaspadaan
isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi kepada mereka sendiri ataupun kepada pasien lain.
Kewaspadaan yang dijalankan seperti yang dijalankan oleh petugas kecuali pemakaian sarung
tangan.
G. Pemulangan Pasien
1. Upaya pencegahan infeksi harus tetap dilakukan sampai batas waktu masa penularan.
2. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, pasien yang dicurigai terkena penyakit
menular melalui udara / airborne harus diisolasi di dalam rumah selama pasien tersebut
mengalami gejala sampai batas waktu penularan atau sampai diagnosis alternatif dibuat
atau hasil uji diagnosa menunjukkan bahwa pasien tidak terinfeksi dengan penyakit
tersebut. Keluarga harus diajarkan cara menjaga kebersihan diri, pencegahan dan
pengendalian infeksi serta perlindungan diri.
3. Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarganya harus diajarkan tentang tindakan
pencegahan yang perlu dilakukan, sesuai dengan cara penularan penyakit menular yang
diderita pasien. (Contoh Lampiran D: Pencegahan, Pengendalian Infeksi dan
Penyuluhan Bagi Keluarga atau Kontak Pasien Penyakit Menular).
4. Pembersihan dan disinfeksi ruangan yang benar perlu dilakukan setelah pemulangan
pasien.
H. Pemulasaraan Jenazah