Anda di halaman 1dari 7

Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit

Nomor : No.XX-PRS/RSMU/2104.068
Tanggal : 10 April 2021

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

PASIEN PENYAKIT AIRBORNE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Petugas kesehatan dalam melaksanakan peran dan fungsinya sehari –

hari, selalu beresiko tertular terhadap berbagai penyakit. Penularan penyakit

dapat terjadi secara kontak langsung ataupun tidak langsung, penularan

tersebut dapat melalui transmisi droplet, dan transmisi airborne (CDC).

Tindakan pencegahan universal merupakan salah satu strategi yang telah

direkomendasikan oleh Centers for Desease Control and Prevention (CDC)

dalam upaya pengendalian infeksi dan penularan penyakit di sarana

kesehatan, seperti rumah sakit, poliklinik, dan pusat layanan kesehatan

lainnya. Standard Precaution dapat mencegah penularan penyakit/

mikroorganisme (Duerink, dkk. 2006). Prinsip tindakan pencegahan

universal yaitu menganggap semua pasien adalah terkena atau terinfeksi

mikroorganisme, dengan atau tanpa tanda dan gejala sehingga tingkat

pencegahan seragam harus digunakan dalam merawat semua pasien

(Smeltzer, dkk, 2009). Penularan agen infeksius melalui airborne adalah

penularan penyakit yang disebabkan oleh penyebaran droplet nuklei yang

tetap infeksius saat melayang di udara dalam jarak jauh dan waktu yang

lama.

1
Munculnya ancaman kesehatan dalam bentuk penyakit menular

membuat langkah pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas

pelayanan kesehatan sama sekali tidak boleh diabaikan. Penyakit/ patogen

yang menular merupakan masalah yang terus berkembang, dan penularan

patogen yang menyebabkan infeksi airborne tidak terkecuali. Cara penularan

utama sebagian besar infeksi airborne adalah melalui droplet nuklei, tapi

penularan melalui kontak (termasuk kontaminasi tangan yang diikuti oleh

inokulasi tak sengaja) dan aerosol pernapasan infeksius berbagai ukuran dan

dalam jarak dekat bisa juga terjadi untuk sebagian patogen. Karena banyak

gejala infeksi airborne merupakan gejala nonspesifik dan pemeriksaan

diagnosis cepat tidak selalu dapat dilakukan, penyebabnya sering tidak

langsung diketahui. Selain itu, intervensi farmasi (vaksin, antivirus,

antimikroba) untuk infeksi airborne mungkin tidak tersedia. Maka dari itu

perlu diadakan panduan pencegahan dan pengendalian pasien penyakit

airborne.

1.2 Tujuan

Semua staf rumah sakit dapat melakukan pencegahan penularan dan

penanganan pasien dengan penyakit airborne sesuai dengan standar yang

ditentukan di ruang isolasi

1.3 Definisi

Penyakit airborne adalah penyakit yang ditularkan melalui melalui udara dari

orang ke lainnya dalam bentuk percikan /partikel berukuran kecil < 5 μm

melayang/ menetap di udara beberapa jam, disebarkan luas dalam ruangan/

jarak lebih jauh. Penularan bisa terjadi langsung atau melalui debu dengan

mikroba (TBC, cacar air/varicella, campak ). Penyakit bisa mnyebar melalui

aktivitas batuk, bersin, berbicara, tindakan intubasi, suction. Adapun macam-

macam penyakit yang termasuk airborne antara lain:


2
• TB paru

• Disseminated Zoster

• Campak ( Rubeola)

• Varicella (chickenpox)

• Haem fever ( Lassa, Ebola, Marburg)

• Smallpox

3
BAB II

RUANG LINGKUP

Prosedur ini menjelaskan tindakan dan tanggung jawab semua petugas

kesehatan yang terlibat langsung dalam perawatan pasien penyakit airborne.

4
BAB III

TATA LAKSANA

1. Menyiapkan ruang perawatan isolasi yang sesuai kebutuhan penyakit

pasien (ventilasi, exhaust fan).

2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur perawatan

pasien untuk mencegah penularan penyakit.

3. Menerapkan kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi selama

melakukan kegiatan di ruang transit isolasi.

4. Memberi tanda “Kewaspadaan Penularan Melalui Udara” di pintu ruang

transit isolasi.

5. Menghindarkan pemakaian bersama seperti: stetoskop, tensimeter dan

termometer

6. Pembersihan ruangan rutin dan saat pasien meninggalkan ruangan

a. Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan

gaun

b. Bersihkan ruangan sesui SPO yang berlaku

c. Semua lap dan alat pembersih yang digunakan dibuang, bila

digunakan ulang didesinfeksi dulu sebelum dicuci

d. Tirai (Gordyn) harus diganti

e. Peralatan perawatan pasien yang dipakai ulang didesinfeksi atau

disterilisasi.

7. Linen

Linen yang terpapar cairan tubuh dimasukkan ke dalam kantung plastik

kuning sebelum dibawa ke laundry

8. Pembersihan tumpahan darah / substansi tubuh

Mengikuti SPO pembersihan tumpahan darah/ spill

5
9. Penanganan sampah

Mengikuti pedoman yang berlaku di rumah sakit, tempat sampah sesuai

jenisnya disediakan di dalam ruangan pasien

10. Peralatan makan

a. Peralatan makan sekali pakai tidak diperlukan, cukup dicuci dengan

deterjen dan air panas

b. Masker tidak perlu digunakan bila hanya mengantar makananan

11. Transfer pasien

a. Memberikan informasi kepada ruangan yang akan menerima tentang

pasien tentang jenis resiko infeksi

b. Pasien menggunakan masker selama perjalanan

c. Petugas pengantar tidak perlu menggunakan masker

12. Membawa spesimen

a. Spesimen/ riak dimasukkan ke dalam wadah, pastikan tempat

spesimen tertutup rapat

13. Pengunjung

a. Jumlah pengunjung dibatasi

b. Hanya orang terdekat yang boleh berkunjung

c. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah masuk ruangan pasien

d. Anak-anak prasekolah tidak dianjurkan berkunjung

e. Keluarga/ teman yang sebelumnya belum pernah kontak dengan

pasien sebaiknya menunda kunjungannya sampai pasien tidak

infeksius

14. Pasien yang dicurigai terjangkit penyakit airborne baik dari IGD maupun

URJT ditempatkan di ruang transit, yaitu ruang isolasi Rumah Sakit Medika

Utama sampai dengan diagnosis penyakit tegak. Jika didapatkan hasil

positif, pasien dirujuk. Namun jika hasilnya negatif, maka pasien ditransfer

ke ruang rawat inap.

6
BAB IV

PENUTUP

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa, karena berkat Rahmat dan HidayahNya kami dapat menyusun buku

panduan PPI Pasien Penyakit Airborne di Rumah Sakit Medika Utama.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku pedoman ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena ini kepada para pemakai kami mohon saran dan

masukan yang konstruktif untuk kesempurnaan buku ini.

Akhirnya dalam penutupan ini kami berdo’a semoga kita semua

senantiasa diberi kekuatan dan keiklasan untuk menjalankan ibadah sehari-hari,

Amin.

PT NUSANTARA MEDIKA UTAMA


RUMAH SAKIT MEDIKA UTAMA

dr. Peni Mujinastiti, MMRS


Pjs. Direktur Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai