Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengertian Diare

 Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali, dengan/tanpa darah dan/atau lendir
dalam tinja (Suharyono, 1988: 51).
 Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005: 223).
 Diare adalah keluarga tinja air dan elektrolit yang hebat, pada bayi volume tinja >
159/kg/24 jam pada umur 3 tahun, volume tinjanya sudah sama dengan volume orang
dewasa, volume lebih dari 200 g/24 jam (Behrman, 1999: 1354).
 Diare adalah kehilangan cairan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali/lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair
(Suriadi, 1987: 83).
 Diare adalah buang air besar (defeksi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat
(Mansjoer, 2000: 470).
 Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO, 1980).
 Diare adalah defekasi yang kerap dengan tinja

2. Klasifikasi Diare sbb :


a. Diare akut
Diare akut merupakan penyebab awal penyakit pada anak dengan umur < 5 tahun, dehidrasi
dapat terjadi dan dapat mengakibatkan kefatalan kira-kira pada 400 anak tiap tahun di
Amerika Serikat ( Kleinman, 1992 dalam Wholey & Wong’s, 1994).
Diare akut adalah BAB dengan frekuensi meningkat > 3 kali /hari dengan konsistensi tinja
cair, bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1 minggu. Diare akut lebih
banyak disebabkan oleh agent infectius yang mencakup virus, bakteri dan patogen parasit.
b. Diare Kronik
Kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan konsistensi cair dengan
durasi 14 hari atau lebih ( Wholey & Wong’s, 1994)
3. Penyebab Diare , Penyakit diare dapat disebabkan oleh :
a. Infeksi oleh karena Penyebaran kuman yang menyebabkan diare
Terdiri atas : Virus (rotavirus), Bakteri ( E.colli, Salmonella, Shigella, Vibrio,
Campylobacter jejuni, dll) dan penyebab lain seperti parasit (Entamuba hystolitica).
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui
makanan / miniman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
b. Malabsorsi : Gangguan dalam pencernaan makananan
c. Alergi makanan dan keracunan makanan
d. Imunodefisiensi / imunosupresi(kekebalan menurun)
Keadaan ini biasanya berlangsung sementara setelah infeksi virus (campak) dan mungkin
berlangsung lama seperti pada penderita AIDS
e. Faktor lingkungan dan perilaku
4. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Usia
Anak dengan umur lebih muda mempunyai kemungkinan terjadi diare lebih besar dan
kemungkinan diare berat juga lebih besar. Diare lebih banyak pada usia infant.
2. Penurunan status kesehatan
Anak dengan kondisi yang lemah lebih tinggi kemungkinan terjadi diare dan lebih banyak
diare berat.
3. Lingkungan
Diare lebih banyak terjadi dimana kondisi sanitasi kurang, fasilitas kesehatan kurang
memadai, persiapan dan penyajian makanan, pendidikan tentang perawatan kesehatan tidak
adekuat.
5. PATOFISIOLOGI
Peningkatan cairan intra luminal menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena
meningkatnya volume, sehingga motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti
makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan waktu sentuh makanan dengan mukosa
usus sehingga penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu. Sehingga transport cairan
dan elektrolit intestinal tidak normal.
6. GEJALA & MANIFESTASI KLINIS DIARE.
Gejala Klinis :
· Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang sampai tidak
ada sama sekali.
· Tinja/ feces menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.
· Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
· Bila sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka timbulah dehidrasi bahkan
syok hipovolemik.
Manifestasi Klinis
No Agen Penyebab Karakteristik
1 Viral agent Fever 38 atau lebih
a. Rotavirus Nausea, vomiting
b. Norwalk Abdominal pain
Diare bisa lebih dari 1 minggu
Fever, loss of apetit
Abdominal pain
Diare dan malaise.
2. Bacterial agent Diare cair disertai mukus dan darah
a. E. Colli Vomiting, abdominal distention, diare dqn
b. Salmonella group gram positif fever.
c. S. Thypi Nausea, vomiting, colic abdominal, diare
d. Shigella group gram negatif disertai darah dan mukus.
e. Campylobacter jejuni Fever, hiperaktif peristaltic and mild
f. Vibrio cholera group abdominal tenderness.
Headache and cerebral manifestation.
Ireguler fever, headache, malaise, letargi,
fatigue, abdominal pain, anoreksia,
weight loss develop.
Fever 40 derajat and cramping, abdominal
pain, konvulsi, headache, delirium, diare
disertai mukus bisa bercampur darah,
abdominal pain, inright lower quadrant,
vomiting.
Fever, abdominal cramping periumbilical,
diare disertai darah, vomiting
Diare cair dengan cramp, iritasi anal,
feces disertai darah dan mukus.
3 Food Poisoning Nausea, vomiting, severe abdominal
a. Staphylococcus cramps, shok dapat terjadi pada kasus
b. Clostridium perfringens berat, demam ringan.
c. Clostridium botulinum Moderate to severe crampy, mid
epigastric pain.
Nausea, vomiting, diare, dry mouth dan
disfagia.
7. KOMPLIKASI
· Kehilangan air dan elektrolit: dehidrasi, asidosis metabolik, hipoklasemia dan syok
· Masalah gizi : maldigesti, malabsorbsi, kehilangan zat gizi langsung katabolisme
· Aritmia jantung
8. DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan pada definisi di atas, akan tetapi perlu dilakukan pengkajian tentang
a. Riwayat diare sekarang
Meliputi: lama kurang dari 1 mg, frekuensi, konsistensi, muntah, demam, BAK 6 jam
terakhir, tindakan yang telah dilakukan.
b. Riwayat diare sebelumnya
c. Riwayat penyakit penyerta saat ini
d. Riwayat Imunisasi
e. Riwayat makanan sebelum diare
f. Pemeriksaan laboratorium
- Specimen feces : Plymorfonuklear leukosit sebagai gambaran infeksi
- ELISA : untuk mengkonfirmasi infeksi parasit
- pH < 6 dan penurunan substansi menunjukan malabsorbsi KH dan deficiency laktose
sekunder.
- Test urine : menentukan dehidrasi
- Peningkatan Hmt, Hb, creatinin dan BUN umumnya ditemukan pada DCA.
9. PEMERIKSAAN FISIK
· Tanda-tanda vital
· Berat badan dan panjang badan untuk menentukan status gizi
· Tanda-tanda dehidrasi
· Pemeriksaan chepalo caudal : ubun-ubun besar pada bayi, turgor kulit, kelembaban
mukosa, air mata, konjungtiva, dada : jantung dan paru, abdomen ; persitaltik usus, integritas
kulit area perianal dll
· Kemungkinan komplikasi lain
10.TATALAKSANA PEMBERIAN MAKANAN
Makanan sangat penting untuk penderita diare. Makanan diberikan sesegera mungkin
termasuk susu, susu buatan khusus ( rendah lactose ) hanya diberikan atas indikasi yang jelas.
Prinsip pemberian makanan untuk penderita diare antara lain:
· ASI tidak dihentika seoptimal mungkin
· Kualitas dan kuantitas mencukupi
· Mudah diabsorbsi
· Tidak merangsang
· Diberikan dalam porsi kecil tapi sering
11.TATALAKSANA DIARE
Dasar-dasar penatalaksanaan terdiri atas 5 D:
· Dehidrasi
· Diagnosis
· Diit
· Defisiensi disakarida
· Drugs
Management terapeutik langsung untuk koreksi keseimbangancairan dan elektrolit dan
mencegah terjadinya malnutrisi. Untuk infant dan anak dengan DCA disertai dehidrasi, yang
pertama harus dilakukan adalah ORT (Oral Rehidrasi Therapy). Pada kasus dehidrasi berat
dan syok diberikan caiaran parenteral.
12. DEHIDRASI
Akibat dari diare yang terus menerus adalah kekurangan cairan ( dehidrasi ).
Tanda-tanda Dehidrasi Berat :
- Letargis atau tidak sadar dan Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubitan kulit perut kemblinya sangat lama.
Tanda-tanda Dehidrasi ringan/sedang :
- Gelisah,rewel/mudah marah
- Mata cekung
- Haus,minum dengan lahap
- Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tanpa dehidrasi : tidak ditemukan tanda-tanda seperti diatas
Penanganan Dehidrasi Ringan :
a. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
- ASI tetap diberikan bagi anak yang masih menyusu
- Oralit
- Larutan gula garam
- Cairan makanan( air tajin,kuah sayur atau air matang)
b. Lanjutkan pemberian makan
c. Pergi ke pusat pelayanan kesehatan
Penanganan Dehidrasi Sedang/Ringan:
a. Pemberian cairan tambahan seperti penanganan dehidrasi ringan
b. Pemberian Oralit secara intensif selama periode 3 jam
c. Ulangi penilaian dan klasifikasikan derajat dehidrasinya.
Penanganan Dehidrasi Berat :
- Rujuk segera ke pusat pelayanan kesehatan untuk pengobatan IV / lanjutan
13.REHIDRASI
Dasar-dasar rehidrasi:
a. Jumlah cairan yang hilang
· Dehidrasi ringan : 0 – 5 % atau rata-rata 25 ml/kg BB
· Dehidrasi sedang : 5 – 10 % atau rata-rata 75 ml/kg BB
· Dehidrasi berat: 10- 15 % atau rata-rata 125 ml/ kg BB
b. Tonisitas caiaran
· Isotonis : Kadar Na + : 131 – 150 mEq/L
· Hipertonis : Kadar Na+ : > 150 mEq/L
· Hipotonik : < 131 mEq/L
Oral Rehidrasi Solution (ORS) diberikan pada kasus lebih lanjut misalnya pada infant dengan
dehidrasi isotonik, hipotonik dan hipertonik. Nutrient based solution ini dapat menurunkan
vomiting, penurunan kehilangan volume cairan (Wong, 1994). Komposisi ORS tampak pada
tabel-2. Setelah rehidrasi pada infant, ORS dapat digunakan selama mempertahankan terapi
cairan dan sebagai solution alternative dengan cairan rendah sodium seperti ASI dan susu
formula bebas lactose.
Setiap kali BAB diganti dengan 1:1 ORS. Jika feces tidak diketahui, perkiraan ORS adalah
10 ml/kgBB atau 0,5 sampai 1 gelas ORS setiap kali BAB. ORS berguna untuk kasus
dehidrasi dan muntah. Seorang anak dengan muntah harus diberikan tambahan cairan 1
sendok kecil atau 5 – 10 cc setiap 1-5 menit, lebih jelasnya tampak pada tabel –3.
Tabel-2
Formula Na+ K+ Cl- Base Glukose
(mEq/L) (mEq /L) (mEq/L) (mEq/L) (g/L)
Pedialyte (Ross) 45 20 35 30 (citrate) 25
Rehydralyte 75 20 65 30 25
Infalyte (M.Johnson) 50 25 45 34 (citrat) 30
WHO 90 20 80 30 (bikarbonat) 20
Tabel-3
DEGREE OF SIGN – REHYDRATION REPLACEMENT MAINTENANCE
DEHYDRATION SYMPTOM THERAPY OF STOOL THERAPY
LOSSES
Mild (5-6%) Peningkatan ORS 50ml/kgBB ORS 10ml/kgBB ASI,formula bebas
rasa haus Selama 4 jam (for infant)/150- lactosa
250ml(for older
children
Moderate (7-9%) Penurunan ORS 100ml/kgBB ORS ASI, formula
turgor kulit, selama 4 jam 10ml/kgBB(for bebas lactosa
membrane older children)
mukosa kering, setiap x BAB
mata cekung
Severe (>9%) Tanda sm dg Intravena fluit ORS ASI,formula bebas
moderat (RL) 10ml/kgBB(for lactosa
dehydrasi di+ 40ml/kgBB?hr infant)/ 150-
peningkatan smp nadi normal, 250ml(for older
nadi, sianosis, kmd 50- children) setiap x
RR, 100ml/kgBB BAB
lethargy,coma
14. PENCEGAHAN DIARE
a. Meningkatkan pemberian ASI
b. Memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI
c. Menggunakan air bersih yang cukup
d. Mencuci tangan dengan sabun
e. Menggunakan jamban yang benar
f. Membuang tinja bayi dan anak-anak yang tepat
g. Imunisasi campak
15. PRINSIP PENATALAKSANAAN DIARE
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan
minuman lebih banyak cairan rumah tangga yang dianjurkan, bila tidak mungkin berikan air
matang
b. Mengobati Dehidrasi
Bila terjadi Dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas
kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat
c. Memberi makanan
Berikan makanan selama serangan diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama
anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang
masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susus formula diberikan
lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah
mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit-sedikit
tetapi sering. Setelah diare berhenti,pemberian ekstra makanan diteruskan selama 2 minggu
untuk membantu memulihkan berat badan anak
d. Mengobati masalah lain
Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan
pengobatan sesuai indikasi, dengan tetapmengutamakan rehidrasi. Tidak ada obat yang aman
dan efektif untuk menghentikan diare.
RENCANA KEPERAWATAN DIARE CAIR AKUT (DCA)
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Deficit volume Setelah dilakukan askep .. jam Manajemen cairan
cairan b/d diare terjadi peningkatan · Monotor diare, muntah
keseimbangan cairan dg KH: · Awasi tanda-tanda
· Urine 30 ml/jam hipovolemik (oliguri, abd. Pain,
· V/S dbn bingung)
· Kulit lembab dan tidak ada · Monitor balance cairan
tanda-tanda dehidrasi · Monitor pemberian cairan
parenteral
· Monitor BB jika terjadi
penurunan BB drastis
· Monitor td dehidrasi
· Monitor v/s
· Berikan cairan peroral sesuai
kebutuhan
· Anjurkan pada keluarga agar
tetap memberikan ASI dan makanan
yang lunak
· Kolaborasi u/ pemberian
terapinya
2 Ketidak Setelah dilakukan askep .. jam Managemen nutrisi
seimbangan nutrisi terjadi peningkatan status · Kaji pola makan klien
kurang dari nutrisi dg KH: · Kaji kebiasaan makan klien dan
kebutuhan tubuh · Mengkonsumsi nutrisi makanan kesukaannya
b/d intake nutrisi yang adekuat. · Anjurkan pada keluarga untuk
inadekuat b.d · Identifikasi kebutuhan meningkatkan intake nutrisi dan
faktor biologis nutrisi. cairan
· Bebas dari tanda · kelaborasi dengan ahli gizi
malnutrisi. tentang kebutuhan kalori dan tipe
makanan yang dibutuhkan
· tingkatkan intake protein, zat
besi dan vit c
· monitor intake nutrisi dan kalori
· Monitor pemberian masukan
cairan lewat parenteral.
Nutritional terapi
§ kaji kebutuhan untuk pemasangan
NGT
§ berikan makanan melalui NGT k/p
§ berikan lingkungan yang nyaman
dan tenang untuk mendukung makan
§ monitor penurunan dan
peningkatan BB
§ monitor intake kalori dan gizi
3 Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan askep … jam Kontrol infeksi.
penurunan imunitas infeksi terkontrol, status imun§ Batasi pengunjung.
tubuh, prosedur adekuat dg KH: § Bersihkan lingkungan pasien
invasive, · Bebas dari tanda dangejala secara benar setiap setelah
penyakitnya infeksi. digunakan pasien.
· Keluarga tahu tanda-tanda § Cuci tangan sebelum dan sesudah
infeksi. merawat pasien, dan ajari cuci
· Angka leukosit normal. tangan yang benar.
§ Lakukan dresing infus tiap hari
§ Anjurkan pada keluarga untuk
selalu menjaga kebersihan klien dan
menjaga pantat selalu kering u/
hindari iritasi.
§ Tingkatkan masukkan gizi yang
cukup.
§ Tingkatkan masukan cairan yang
cukup.
§ Anjurkan istirahat.
§ Berikan therapi antibiotik yang
sesuai, dan anjurkan untuk minum
sesuai aturan.
§ Ajari keluarga cara
menghindari infeksi serta tentang
tanda dan gejala infeksi dan segera
untuk melaporkan keperawat
kesehatan.
§ Pastikan penanganan aseptic
semua daerah IV (intra vena).
Proteksi infeksi.
§ Monitor tanda dan gejala infeksi.
§ Monitor WBC.
§ Anjurkan istirahat.
§ Ajari anggota keluarga cara-cara
menghindari infeksi dan tanda-tanda
dan gejala infeksi.
§ Batasi jumlah pengunjung.
§ Tingkatkan masukan gizi dan
cairan yang cukup
4 Kurang Setelah dilakukan askep … jam Mengajarkan proses penyakit
pengetahuan pengetahuan keluarga klien · Kaji pengetahuan keluarga
keluarga meningkat dg KH: tentang proses penyakit
berhubungan · Keluarga menjelaskan · Jelaskan tentang patofisiologi
dengan kurang tentang penyakit, perlunya penyakit dan tanda gejala penyakit
paparan dan pengobatan dan · Beri gambaran tentaang tanda
keterbatasan memahami perawatan gejala penyakit kalau
kognitif keluarga · Keluarga kooperativedan memungkinkan
mau kerjasama saat dilakukan · Identifikasi penyebab penyakit
tindakan · Berikan informasi pada keluarga
tentang keadaan pasien, komplikasi
penyakit.
· Diskusikan tentang pilihan
therapy pada keluarga dan rasional
therapy yang diberikan.
· Berikan dukungan pada
keluarga untuk memilih atau
mendapatkan pengobatan lain yang
lebih baik.
· Jelaskan pada keluarga tentang
persiapan / tindakan yang akan
dilakukan
5 Cemas Setelah dilakukan askep … jam Pengurangan kecemasan
berhubungan kecemasan terkontrol dg KH: · Bina hubungan saling percaya.
dengan krisis ekspresi wajah tenang , anak / · Kaji kecemasan keluarga dan
situasional, keluarga mau bekerjasama identifikasi kecemasan pada
hospitalisasi dalam tindakan askep. keluarga.
· Jelaskan semua prosedur pada
keluarga.
· Kaji tingkat pengetahuan dan
persepsi pasien dari stress
situasional.
· Berikan informasi factual
tentang diagnosa dan program
tindakan.
· Temani keluarga pasien untuk
mengurangi ketakutan dan
memberikan keamanan.
· Anjurkan keluarga untuk
mendampingi pasien.
· Berikan sesuatu objek sebagai
sesuatu simbol untuk mengurang
kecemasan orangtua.
· Dengarkan keluhan keluarga.
· Ciptakan lingkungan yang
nyaman.
· Alihkan perhatian keluarga
untuk mnegurangi kecemasan
keluarga.
· Bantu keluarga dalam
mengambil keputusan.
· Instruksikan keluarga untuk
melakukan teknik relaksasi.
6 PK: hipovolemia Setelah dilakukan askep … jam · Pantau status cairan (oral,
perawat akan mengurangi parenteral)
terjadinya hipovolemia · Pantau balance cairan
· Pantau td syok ( v/s, urine <30
ml/jam, gelisah, penurunan
kesadaran, peningkatan respirasi,
haus, penurunan nadi perifer, akral
dingin, pucat, lembab)
· Kolaborasi pemberian terapinya
· Batasi aktivitas klien
7 PK; Setelah dilakukan askep … jam · Pantau td hipokalemia (poli uri,
Ketidakseimbangan perawat akan mengurangi hipotensi, ileus, penurunan tingkat
elektrolit episode ketidakseimbangan kesadaran,kelemahan, mual, muntah,
elektrolit anoreksia, reflek tendon melemah)
· Dorong klien u/ meningkatkan
intake nutrisi yang kaya kalium
· Kolaborasi u/ koreksi kalium
secara parenteral
· Pantau cairan IV

Artikel Tentang Asuhan Keperawatan Diare

Anda mungkin juga menyukai