Anda di halaman 1dari 9

KLINIK RAWAT INAP PELAYANAN MEDIK DASAR

“ WISMA HUSADA”
d/h. “ ADEM AYEM”
IZIN DINKES No. 503.445/KLINIK SWASTA/91-KPRI/P/436.7.2/VI/2022
Tlp. 031-51 500 111, 51503704 Fax. 031-5150 3704
JL.Dukuh Setro VII-A / Kav. No.2 – Surabaya
Email : wisma_husada@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WISMA HUSADA
Nomor : 14.2./SK/WH/XII/2022

TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WISMA HUSADA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


DIREKTUR KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WISMA HUSADA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka ketertiban dan kelancaran pelayanan di


Klinik Pratama Rawat Inap Wisma Husada, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang profesional dan bermutu tinggi
dengan mengutamakan keselamatan dan pelayanan yang berfokus
kepada pasien;

b. bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan


bagian dari pelayanan kesehatan mengutamakan pelayanan yang
aman dan memberikan perlindungan dari resiko infeksi terkait
dengan pelayanan kesehatan;

c. bahwa dalam pelayanan yang aman yang memberikan


perlindungan dari resiko infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan termasuk pengelolaan linen yang meminimalisasi resiko
penularan infeksi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, b dan c


dalam mewujudkan pelayanan yang aman dan bermutu tinggi,
perlu membentuk Keputusan Direktur Klinik Pratama Rawat Inap
Wisma Husada tentang Pengelolaan Linen di Klinik Pratama
Rawat Inap Wisma Husada;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2016
tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2022 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK PRATAMA RAWAT


INAP WISMA HUSADA TENTANG PENGELOLAAN
LINEN DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WISMA
HUSADA.

Pertama : Kebijakan Pengelolaan Linen di Klinik Pratama Rawat Inap


Wisma Husada sebagaimana yang dimaksud tercantum dalam
Lampiran Peraturan Direktur Klinik Pratama Rawat Inap Wisma
Husada ini.

Kedua : Kebijakan Pengelolaan Linen di Klinik Pratama Rawat Inap


Wisma Husada sebagaimana yang dimaksud dalam diktum kesatu
merupakan pedoman bagi petugas kesehatan dalam melaksanakan
pengelolaan linen yang meminimalisasi resiko penularan infeksi di
Klinik Pratama Rawat Inap Wisma Husada.

Ketiga : Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Komite Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 18 Desember 2022
DIREKTUR KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP WISMA HUSADA,

Riana Restuti

KLINIK RAWAT INAP PELAYANAN MEDIK DASAR


“ WISMA HUSADA”
d/h. “ ADEM AYEM”
IZIN DINKES No. 503.445/KLINIK SWASTA/91-KPRI/P/436.7.2/VI/2022
Tlp. 031-51 500 111, 51503704 Fax. 031-5150 3704
JL.Dukuh Setro VII-A / Kav. No.2 – Surabaya
Email : wisma_husada@yahoo.co.id

LAMPIRAN KEPUTUSAN KLINIK PRATAMA RAWAT


INAP WISMA HUSADA
NOMOR : 14.2./SK/WH/XII/2022
TENTANG : PENGELOLAAN LINEN KLINIK
PRATAMA RAWAT INAP WISMA HUSADA

PENGELOLAAN LINEN
KLINIK PRATAMA RAWT INAP WISMA HUSADA
I. Kebijakan Umum
A. Pengadaan linen harus memenuhi kriteria dari bahan yang kuat, menyerap air, tidak
terlalu tipis dan mudah dicuci.
B. Kegiatan Laundry harus dilaksanakan pada ruangan-ruangan yang terpisah sesuai
kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan
kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang
peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk linen.
C. Pengangkutan linen menggunakan tempat yang berbeda dan tertutup antara linen
bersih dan linen kotor.
D. Kantong pembungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan
untuk membungkus linen kotor.
E. Tempat harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor.
F. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.

II. Kebijakan Khusus


A. Pengorganisasian
1. Pengelolaan linen dilaksanakan secara sentralisasi di bagian laundry Klinik dan
dipimpin oleh Penanggung Jawab Fasilitas, Kebersihan dan Keamanan,
bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab dan tim PMKP serta Direktur
Klinik.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, Fasilitas, Kebersihan dan Keamanan dibantu oleh:
a. Pelaksana penerimaan linen kotor dan pendistribusian linen
b. Pelaksana pencucian
c. Pelaksana pengeringan dan penstrikaan

B. Ruangan lingkup
Ruang lingkup kegiatan pokok bagian laundry meliputi sebagai berikut
1. Proses Penerimaan Linen Kotor
2. Proses Perendaman dan Pencucian Linen
3. Proses Pengeringan dan Penyetrikaan
4. Pelipatan dan Penyotiran
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian

C. Zona/area laundry :
1. Area Kotor dilakukan proses
a. Penerimaan linen kotor
b. Pemisahan (linen infeksi dan non infeksi ).
c. Perendaman.
d. Pencucian.
e. Pemerasan.
2. Area Bersih dilakukan proses :
a. Pengeringan.
b. Penyotiran Noda
c. Penyetrikaan.
d. Sotiran linen rusak
e. Pelipatan
f. Penyimpanan.
3. Area distribusi dilakukaan poses:
a. Pendistribusian Linen
b. Pemantauan distribusi

D. Jenis linen
1. Perlak
2. Sarung bantal
3. Bed cover
4. Selimut
5. Kain penyekat/scherm
6. Gorden
7. Taplak
8. Baju petugas medis
9. Handuk Pasien
10. Piring
11. Mangkok
12. Gelas
13. Sendok dan Garpu
14. Baki

E. Bahan Cucian
Bahan pencucian pada instalasi binatu menggunakan bahan pencucian kimiawi
dengan komposisi dan kadar tertentu agar tidak merusak bahan yang dicuci/linen
mesin cuci, kulit petugas yang melaksanakan dan limbah bangannya tidak merusak
lingkungan

Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari :


1. Alkali
Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran deterjen dan emulsifier serta
membuka pori dari linen
2. Deterjen : sabun pencuci
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global
3. Emulsifier
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan lemak
4. Bleach = pemutih
Mengangkat kotoran/noda, mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai
desinfektan, baik pada linen yang berwarna, dan yang putih
5. Sour/penetral
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH-nya menjadi 7 atau netral
6. Softener
Melembutkan linen. Digunakan pada proses akhir pencucian

F. Penatalaksanaan Linen
1. Kualifikasi Linen :
a. Linen bersih
b. Linen kotor infeksius adalah linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit
menular dan terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh.
c. Linen kotor ternoda
d. Linen Steril
e. Linen kotor non infeksius adalah Linen kotor yang berasal dari rungan
administrasi, apotik,ruang tunggu dan ruang perawatan yang bukan pengakit
menular

2. Penanganan linen kotor di ruangan


a. Pemisahan linen :
 Gunakan APD
 Segera dilepas dari tempat tidur, pisahkan linen kotor infeksius dan kotor
non infeksius
 Linen kotor infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning dengan
label yang jelas
 Segera kirim dengan trolly tertutup.
 Dilarang mengibaskan linen dan meletakkan linen di lantai
b. Penempatan Linen
 Pemisahan antara linen kotor infeksius dan non infeksius
 Kantong harus kuat
 Kantong dengan warna kuning untuk linen infeksius
 Cegah terjadinya kontaminasi lingkungan.
c. Pengangkutan linen.
 Menggunakan kereta dorong yang tertutup.
 Kereta dorong berbeda untuk linen bersih dan linen kotor
 Jangan menyeret linen di lantai
 Jangan meletakan linen sementara di lantai
d. Pengiriman Linen kotor ke laundry
 Petugas ruangan mengantar linen kotor ke laundry
 Petugas ruangan masuk dari pintu ruangan peneriman cucian dan tidak
boleh masuk dari ruangan linen bersih
 Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan anatara linen kotor
infeksius dan non infeksius
 Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua
belah pihak pengirim dan penerima harus menandatangani buku timbang
terima linen
 Petugas penerima selalu memakai sarung tangan rumah tangga, masker,
pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots saat
melakukan penghitungan linen.

3. Penangan Linen di Laundry.


a. Penilaian linen kotor :
 Tingkat kekotorannya ( berat,sedang atau ringan )
 Jenis linen ( tipis, berwarna,atau tidakberwarna ,dasar linen )
 Linen infeksius/ternoda atau tampa noda

b. Pengumpulan /pemisahan linen :


 Gunakan alat pelindung Diri (sarung tangan rumah tangga, masker,
pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots)
 Pisahkan linen kotor terkontaminasi dan non terkontaminasi/sesuai
karakteristik linen
 Linen kotor dipegang menggunakan sarung tangan rumah tangga dengan
gerakan yang sesedikit mungkin untuk mencegah kontaminasi pada udara
dan petugas
 Diperiksa dan dicatat bila ditemukan peralatan kesehatan seperti
needle/alat suntik atau instrumen operasi atau benda tajam yang terbawa
bersama dengan linen, untuk selanjutnya dilaporkan kepada tim PPI dan
unit kerja terkait. Segala peralatan yang ditemukan disimpan pada
wadah/tempat yang aman untuk dilakukan proses selanjutnya.
 Bila linen terkontaminasi darah, cairan tubuh dilakukan perendaman
selama 10 menit dalam bak perendaman berisi larutan klorin 0,5%.
 Setelah 10 menit cairan perendam dibuang dan ditiriskan, selanjutnya linen
baru dapat dilakukan proses pencucian.
c. Proses pencucian linen :
1. Sebelum melakukan pencucian petugas terlebih dahulu memakai APD
(sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung mata (bila diperlukan),
apron/celemek dan sepatu boots)
2. Lakukan penimbangan. Untuk linen yang infeksius harus terlebih dahulu
yang telah dilakukan proses perendaman selama 10 menit dengan larutan
klorin 0,5% dan telah ditiriskan
3. Gunakan detergen berdasarkan tingkat kontaminasi (infeksius) dan tingkat
noda: berat, sedang, ringan, linen berwarna
 Linen infeksius diperlukan suhu 60 - 90oc
 Linen non infeksius diperlukan suhu 50 - 80oc
 Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci )
Waktu pelaksanaan pencucian:
 Prewash lebih kurang 10 menit
 Pembuangan ke-1 dilanjutkan pencucian utama selama 15 menit
dengan memasukan jenis alkali
 Pembuangan ke-2 dilanjutkan dengan pencucian ke 2 selama 20
menit dengan masukan deterjen dan alkali sesuai dengan kapasitas
mesin dan tingkat noda linen .
 Pembuangan ke-3 dilanjutkan dengan pencucian ke-4 / akhir
dengan memasukan Sour selama 15 menit
 Pembuangan ke-5 dengan memakai softener selama 5 menit
menuju ke proses pengeringan

d. Proses pengeringan
 Periksa linen yang perlu dicuci ulang sebelum pengeringan
 Linen yang sudah dikeringkan di ruang tertentu
 Linen tipis 30-60 menit
 Linen agak tebal 60-120 menit
 Linen tebal perlu pengeringan
 Gordyn tidak perlu pengeringan dengan mesin

e. Proses Penyetrikaan
 Alat yang digunakan : roll proses untuk kain lembaran, rotary press untuk
piyama, baju pasien, gordyn
 Proses penyetrikaan dilakukan pada kain dengan kondisi bersih

f. Proses Pelipatan
 Pada proses pelipatan dilakukan penyortiran terhadap linen yang rusak
 Tempat pelipatan harus bersih jauh dari daerah kotor agar linen tidak
terkontaminasi.
 Pelipatan sesuai dengan yang sudah ditentukan dengan tujuan
mempermudah penggunaannya.
g. Proses penyimpanan
a. Selalu menjaga kebersihan linen
b. Tempatkan sesuai dengan jenis linen dan disiman per unit
c. Lingkungan harus bersih dan kering tidak bercampur dengan penyimpanan
zat kimia serta tidak menyentuh lantai atau tempat terbuka
d. Jangan mencapur linen bersih & linen kotor
e. Adanya sistim pencatatan barang

h. Pendistribusian Linen
 Selalu menjaga kesterilan dan kebersiahan linen & cuci tangan
 Pastikan semua peralatan yang akan digunakan bersih dan kering
 Jaga linen jangan jatuh ke lantai
 Linen dikirim dengan trolly tertutup dengan kantong biru untuk linen
bersih dan kantong kuning untuk linen kotor atau infeksisus
 Pendistribusian linen sudah memakai system sentralisasi

G. Hal-hal yang direkomendasikan pada petugas pengelolaan linen baik di ruangan


maupun di laundry adalah menerapkan kewaspadaan standar:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Gunakan alat pelindung diri
 Tutup kepala
 Masker bisa
 Pelindung mata (bila perlu)
 Sarung tangan rumah tangga heavy duty
 Sepatu boot
3. Keranjang linen kotor dan linen bersih harus terpisah
4. Keranjang linen kotor dicuci setiap hari
III. Pembinaan dan Pengawasan
A. Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh Direktur Klinik dan Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
B. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain melalui pelatihan, bimbingan teknis,
konsultasi dan lain-lain.
C. Pengawasan dilaksanakan oleh atasan langsung satuan kerja/instalasi terkait di
lingkungan Klinik, dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Klinik.

Direktur Klinik Pratama


Rawat Inap Wisma Husada,

Riana Restuti

Anda mungkin juga menyukai