Anda di halaman 1dari 19

LATAR BELAKANG

PPI di RS merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya

infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar RS.

Ditinjau dari asal didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas atau berasal dari

lingkungan RS yg sebelumnya lebih dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Karena seringkali

tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi maka sekarang istilah Infeksi Nosokomial diganti

dengan istilah baru yaitu Healthcare Associated Infection ( HAIs ) dengan pengertian yg lebih

luas tidak hanya di RS tetapi juga infeksi di fasilitas yankes lainnya. Khusus untuk infeksi

di RS selanjutnya disebut : Infeksi di rumah sakit ( IRS ).

Risiko terjadinya infeksi dirumah sakit sangat besar bila petugas tidak menjalankan kaidah - kaidah

PPI.Bukan saja pasien yang rawan terkena infeksi tetapi juga keluarga pasien,pengunjung

rumah sakit bahkan petugas kesehatan sendiri sangat berisiko. Berdasarkan hal inilah maka

Komite PPI rumah sakit wajib melakukan pemantauan segala aktivitas kegiatan yang

dilakukan di rumah sakit Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengumpulan

data,tabulasi data,analisa,serta penyajian data Hasil kegiatan akan dituangkan dalam

bentuk laporan balk laporan bulanan , triwulan maupun laporan tahunan.Laporan akan

disampaikan kepada direktur,jajaran wakil direktur pe;ayanan serta komite medik

kdiharapkan adanya feedback dari direktur terhadap laporan yang disaampaikan.

TUJUAN

Tujuan pelaporan kegiatan PPI adalah

 memberikan gambaran mutu pelayaanan kepada pihak manajemen rumah sakit

 mengidentifikasi mascilah yang ada di unit kerja serta lingkungan rumah sakit

 memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen hal-hal yang membutuhkan

perbaikan sesuaipedoman PPI.

1
III. GAMBARAN UMUM KOMITE PPI

STRUKTUR ORAGNISASI KOITE RSUD SAWERIGADING PALOPO

KETUA KOMITE PPI

Dr. SILVA SARI, CP Sp.THT

SEKRETARIS PPI

AYU SANTI.,S.Kep. NS

KETUA TIM PPI Anggota

Dr. YANTI T. Sp.PK Kelompok Staf Medis

Bidang Keperawatan

CSSD

IPCN : HAPSA S.Kep. NS Laundry


AYU SANTI. K.S.Kep. NS
Kesling

IPRS

Laboratorium
IPCLN
Farmasi
Kepala Ruang
Gizi

Pemulasaraan Jenazah

K3

Koordinator Cleaning Service

2
URAIAN TUGAS KOMITE PPI RS

A. KETUA KOMITE

a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.

b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan

dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.

c. Membuat SPO PPI.

d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut

e. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB infeksi

nosokomial.

f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan

pengendalian infeksi.

g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya dalam PPI.

h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi

yang menggunakan.

i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan

j. kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.

k. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.

l. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada

Direktur. 1. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.

m. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang

rasional di rumahsakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya

terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.

n. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

o. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient

3
safety.

p. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic

p. Mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen

rumah sakit.

q. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat

dan bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat

dan linen sesuai dengan prinsip PPI.


r. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial

menyebarkan infeksi.
s. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar

prosedur / monitoring surveilans proses.


t. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada

KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

B. SEKRETARIS KOMITE

a. Menjadwalkan dan menyelenggarakan pertemuan rutin dan insidentil komite

PPI

b. Menyiapkan undangan, daftar hadir dan notulen rapat.

c. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan komite

d. Menggantikan tugas ketua komite bila ketua komite berhalangan / dinas

luar

e. Melakukan tugas yang ditetapkan kemudian sesuai dengan kegiatan komite

C Ketua Tim PPI

a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.

b. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan survellans.

c. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi antibiotika.

d. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan


4
mendeteksiserta menyelidiki KLB.

e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan

dengan prosedur terapi.

f. Turut memonitor.cara kerja tenaga keseha' an dalam merawat pasien.

g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan

pengendalian infeksi

D. IPCN

a. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang

terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya.

b. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.

c. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.

d. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di

rumah sakit

a. dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

e. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI memperbaiki

kesalahan yang terjadi.

f. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari

petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

g. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan member konsultasi tentang

pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi

di rumah sakit.

h. Audit Pencegahan dan Pengendalian infeksi termasuk terhadap fimbah;

laundry, gizi, danlain-lain dengan menggunakan daftar tilik.

i. Memonitor kesehatan lingkungan.

j. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.

5
k. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang

terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

l. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.

m. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.

n. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.

o. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.

p. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga

tentang topikinfeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden

tinggi.

q. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah

dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.

E. IPCLN

a. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat inap

masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien pulang.

b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan

dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-masing.

c. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial

pada pasien.

d. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi

pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus

dijalankan bila belum faham.

e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan Standar

Isolasi.

F. Anggota Komite PPI

6
a. Menghadiri pertemuan rutin dan insidentil yang diselenggarakan oleh komite PPI

b. Melakukan koordinasi dengan seluruh unit kerja di rumah sakit sesuai dengan

kegiatan PPI

c. Membuat program kerja yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian

infeksi di RS

d. Pencatatan dan pelaporan terkait program

e. Melakukan evaluasi program kerja

IV. LAPORAN KINERJA KOMITE PPI

A. Sumber daya manusia

Pola ketenagaan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

No Jabatan Kualifikasi Kebutuhan Tersedia

1 IPCO 1. S1 Kedokteran 1 org 2 (100%)

2. Mengikuti pelatihan dasar PPI 1 Ketua komite PPI

3. Minat daiam PPI

2. IPCN 1.Pendidikan minimal D3 2 org 2 (100%)

Keperawatan 2 orang purna waktu

2.Pengalaman sebagai karu/setara

3.Memiliki sertifikat PPI

4.Lead ership,inovatif,convident
3. IPCLN 1.Pendidikan minimal D3 12 org 10 org

Keperawatan Sesuai kebutuhan semua

2.Memiliki sertifikat PPI Unit perawatan

3.Memiliki komitmen dibidang PPI

4.Memiliki leadership

7
B. Kegiatan Pelayanan

1. Program manajerial

a. Menyusun program kerja Komite PPI

Evaluasi : tersusunnya program kerja komite PPI.Tercapai 100%

b. Menyusun rencana kebutuhan anggaran

Evaluasi : rencana anggaran yang diajukan hanya terpenuhi sekitar 20

%, sebagian besar tidak terakomodir terkait anggaran yang terbatas.

c. Melakukan pertemuan berkala

Evaluasi : jadwal pertemuan terlaksana 30 %.

d. Mengadakan pertemuan insidentil

Evaluasi : terlaksana sebanyak 2 kali pertemuan pada saat rencana

pembimbingan dari KARS dan rekomendasi KARS

2. Program surveilans

( Evaluasi tersendiri pada bagian laporan kinerja bagian C)

Program Edukasi pasien /keluarga pasien /pengunjung

3. Evaluasi kegiatan : terlaksana sebanyak 1x dengan berkoordinasi dengan Tim PKRS

4 . Program pengembangan sdm

 Orientasi petugas baru/mahasiswa tentang HAIs

Evaluasi : dilakukan setiap penerimaan mahaiswa praktek dari sekolah ilmu

kesehatan

 pendidikan berkelanjutan IPCO/IPCN

Evaluasi : pendidikan berkelanjutan IPCN untuk 2 orang belum terlaksana

8
Pendidikan berkelanjutan untuk IPCO dan Ketua Komite belum terlaksana

 Pelatihan internal RS tentang PPI Dasar

Evaluasi : terlaksanan pelatihan PPI dasar sebanyak 1 angkatan dengan jumlah peserta

60 orang mewakili seluruh unit kerja.

5. Program Peningkatan Mutu Pelayanan PPI

a. Upaya menurunkan risiko infeksi pada pelayanan pasien

 Pemantauan kualitas udara

Evaluasi :

Hasil pemeriksaan uji udara yang dilaksanakan pada bulan Juli 2016

Ruangan Hasil pengujian Batas maksimum yang diperbolehkan

CFU /M3
Ruang ICU 1904 200 CFU /M3

staphylococcus saprophyticus
Ruang perinatologi 392 '200 CFU/ M3

Staphylococcus epidermidis
Ruang KB 3556 200 CFU /M3

Staphylococcus saprophyticus
Ruang IBS 632 200 CFU/M3

Staphylococcus saprophyticus

Ruang Edelweis >7540 200-500 CFU/M3

Streptococcus

 Pemantauan kualitas air

Hasil pemeriksaan bakteriologi air limbah 15Juni 2016

Koordinat Hasil pengujian Batas Maksimum

CFU /m3 CFU/m3


1. > 1.600.000 coliform 10.000 coliform

2. 230 coliform 10.000 coliform

9
 Melaksanakan pengkajian dampak renovasi/pembongkaran/pembangunan

gedung dengan program ICRA Evaluasi : belum terlaksana oleh karena alur

ICRA renovasi belum dibuat dan belum melibatkan tim PPI

b. Upaya menurunkan risiko infeksi pada petugas kesehatan

 Monitoring kepatuhan hand hygiene

Data Maret s/d Juni 2016

NO Profesi M1 M2 M3 M4 M5

1 dokter 25% 75% 95% 75% 80%

2 perawat 30% 70% 98% 90% 90%

3 petugas 25% 60% 80% 80% 70%

kes lain
4 mahasiswa 30% 70% 60% 80% 70%

Ket : M1 : sebelum kontak dengan pasien

M2 : sebelum melakukan tindakan aseptic

M3 : setelah kontak dengan cairan tubuh pasien


M 4 : setelah kontak dengan pasien
M5 : setelah kontak dengan lingkungan pasien

 Monitoring penggunaan APD dise{uruh unit kerja


Evaluasi : penggunaan APD belum maksimal krn jumlah APD masih kurang
Kepatuhan penggunaan APD masih kurang
 Monitoring pemilahan sampah infeksius dan benda tajam
Evaluasi :- safety box sudah tersedia diruangan perawatan namun jumlah
belum sesuai kebutuhan
-pemilahan sampah belum terlaksana dengan baik.,kadang masih bercampur
. antara sampah infeksius dan non infeksius
 Pemeriksaan kesehatan petugas secara berkala
Evaluasi : -Sudah dilakukan pemeriksaan HBSAg untuk petugas laboratorium dan Gizi

10
-Dari hasil pemeriksaan di dapatkan 2 petugas laboratorium yang posistif
HBSAg(+) dan masih bekerja.
- Namun mash ada unit2 tertentu yang belum dilakukan pemeriksaan ( OK.
, petugas Loundry, Petugas Perinatologi dll )

 Penanganan pasca pajanan dari Pasien ( Tertusuk / terpercik cairan tubuh pasien )
Evaluasi :-Penanganan pasca pajanan sudah dibuatkan alur dan prosedur
Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum
: sudah ada pencatatan,
c. Monitoring Sterilisasi CSSD
• Evaluasi : - Belum tersedia alat diruang khusus untuk CSSD
- Ruang CSSD belum memenuhi persyaratan unutk melakukan
dokontaminasi (belum ada ruang bertekanan negative) dan ruang steril (bertekanan posistif)

d.Monitoring manajemen Loundry


• Evaluasi : -Ruang instalasi laundry belum memenuhi standar
-Peralatan laundry belum memenuhi standar
-Alur keluar masuk linen belum terpisah
-Troli linen yang tertutp belum mencukupi kebutuhan
-Tidak ada pembersihan dan dokontaminasi troli linen
-Belum tersedianya timbangan untuk linen.
-Pemisahan linen infeksius dan linen non infeksius belum terlaksana
dengan baik ( baru sebahagian)
e . Monitoring peralatan kadaluarsa
Evaluasi : belum terlaksana. Sistem monitoring alat sudah dibuatkan oleh IPSRS
f. Monitoring pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh.
Evaluasi : - Limbah cair dari ruang IRD dan laboratorium cito sudah masuk ke saluran IPAL

-Masih banyak sampah yang dibuang bukan pada tempatnya

- Belum tersedia timbangan untuk cairan tubuh

- Pemilahan sampah belum terlaksana dengan baik

- Penyediaan kantong plastik sampah infeksius mencukupi kebutuhan

- Pengangkutan sampah infeksius ke incinerator belum terjadwal dengan

teratur.

f. Monitoring pembuangan darah dan komponen darah

Evaluasi : - Dari Laboratorium cito, sdh masuk ke saluran IPAL


11
- Dari ruangan lain sudah masuk ke IPAL

- Saluran pembuangan di BDRS belum masuk ke IPAL

g. Monitoring pembuangan dan pemusnahan jarum dan benda tajam

- Terdapat limbah benda tajam yang dibuang bukan ditempatkan dalam safetybox.

- Jumlah safety box belum sesuai kebutuhan

h. Monitoring sanitasi dapur dan proses penyiapan makanan


Evaluasi : - perlu penataan ruangan dapur agar dapat berfungsi sebagaimana

mestinya.

- Perlu perbaiakan terutama lantai ruangan gizi

- area drainase nampak kotor dan aliran air kurang lancar

- APD yang digunakan didapur masih kurang dan tdk berstandar

- Kurangnya kepatuhan penggunaan APD

- Pada Hasil Pemeriksaan sample makanan ( sup ) tanggal 18 Juli 2016

ditemukan adanya kuman Staphilococcus

- Proses pembersihan APD belum terlaksana dengan baik

- Masih perlu penambahan troll makanan.

- proses penyiapan makanan sudah berlangsung cukup balk

Petugas pramusaji makanan dan pengantar makanan masih sama

( harus berbeda )

- pintu masuk bahan-bahan olahan sudah terpisah

- Belum tersediah alat InsectKiller

- Suhu di gudang basah tdk sesuai standar karena ruangan tdk sesuai

standar

- Troli makanan tidak memenuhi standar

- Palet pada ruangan penyimpanan belum sesuai standar

- Ekshause tidak memenuhi standar

- Tidak tersediah cerobong asap

12
- Kartu control untuk sampel makanan tdk tersediah

- Saluran pembuangan air masih terbuka( tikus sering masuk)

- Tempat penyimpanan tabung harus diluar dr ruangan gizi dan

dibuatkan alur/jalan utuk memudahkan pergantian tabung

- Tidak ada selasar untuk alur distribusi makanan untuk opasien

( semua kereta masih melewati ruangan VIP/ cemara

i. monitoring area kamar mayat

Evaluasi : - Ruang sudah tersedia tapi peralatannya belum sesuai standard

- Aliran air belum masuk ke IPAL

- Proses membersihkan jenazah belum dapat dilakukan karena belum

tersedia sarananya.

- Penanganan mayat dengan penyakit menufar,belum terlaksana

- APD petugas kamar mayat belum tersedia untuk penanganan mayat

dengan penyakit infeksius

- tidak tersedia lemari penyimpanan mayat

- Tidak tersediah alur/selasar untuk jenazah dari ruangan unit

perawatan

- Belum ada struktur organisasi

I. Monitoring lingkungan dan fasilitas RS

Evaluasi : - Drainase di beberapa tempat masih terbuka dan jorok

- Banyak ptafon rusak dan berjamur

- beberapa ruangan perawatan bocor.

- jumlah pengunjung rumah sakit belum dibatasi,kartu jaga belum

berfungsi

- jam kunjungan belum diberlakukan secara ketat

- masih banyak anak-anak sehat yang berkeliaran dilingkungan ruma

hsakit

13
- Sarana dan fasilitas kebersihan belum memenuhi standar( troli

pembersih,sapu, mop dll)

- kucing dan kecoa berkeliaran

- Sebagian Kamar pasien kurang terawat ( kotor )

- Troli tindakan masih terlihat kotor/berkarat

- Tempat tidur pasien nampak kotor dan berdebu

- Kasur pasien sebagian rusak dan Nampak kotor/ byk noda darah

- pembersihan peralatan belum dilaksanakan secara berkala oleh

IPRS

- Masih banyak tempat sampah yang terbuka

- Masih terlihat pot-pot bunga yang tidak berfungsi

- jam kerja cleaning service/petugas kebersihan yang belum jelas.

C. Hasil Surveilans Kejadian Infeksi Rumah Sakit

PERIODE : SEPT- DESEMBER 2016

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

surveilans
1. Phlebitis 34,5 32,9 46,1 45,5

2. ISK 22,1 7,19 7,19 2,36

3. IDO 2,94 5,4

4. Decubitus 0,0 0,0

Ket : Angka dalam per mil (0/00) untuk plebhitis, ISK, dan dekubitus

Angka dalam persen (%) untuk IDO

Satndard Nasional untuk angka infeksi : 15 %

ANALISA :

1. Angka phlebitis cukup tinggi karena : kriteria penetapan untuk

14
angka phlebitis belum seragam karena masih mengambil angka

skor 1 padahal yang diambil data phlebitis seharusnya hanya

skor 2.

2. Angka dekubitus sudah memenuhi standar dengan tidak ada

lagi pasien tirah baring yang dekubitus.

3. Angka IDO masih diatas standar karena berkaitan kepatuhan

handhygiene yang masih rendah serta kebersihan peralatan yang

juga belum sesuai standar

4. Angka ISK juga cukup tinggi bila dibandingkan standar oleh

karena berkaitandengan kepatuhan handhygiene.

15
HASIL EVALUASI PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR DI RUMAH SAKIT

PERIODE OKTOBER S/D DESEMBER 2016

No. KEWASPADAAN STANDAR OKT NOV DES

1 fasilitas hand hygiene 52,7% 67,5% 72,5%

2 tersedianya APD di unit kerja 37,7% 60% 50%

3 pennyimpanan peralatan perawatan pasien ( alat 42,2% 66,6% 60%

medik, bahan, dan obat-obatan


4 pengendalian lingkungan 38,8% 70% 60%

5 Pengelolaan limbah 82,2% 90% 80%

6 pengelolaan limbah benda tajam 96% 96% 94%

7 Penatalaksanaan linen 52,3% 57% 57 %

8 Perlindungan kesehatan karyawan 40,7% 33,3% 30%

9 Penempatan pasien 51,8% 66,7% 70%

10 Etika batuk 66 , 6 % 66,6% 80%

11 Cara penyuntikan 66 , 3 % 75,3% 80%

yang benar
Total % kewaspadaan kewaspadaan standar
57 , 3 % 61,9% 65%

16
I. EVALUASI DAN REKOMENDASI

NO PROGRAM EVALUASI REKOMENDA51

1. SDM 1. IPCN sudah bersertifikat dan sesuai


1. -
dengan kebutuhan Rumah Sakit/TT.
2. Melakukan koordinasi dengan
2. IPCO belum pernah mengikuti
Bidang Diklat untuk pelatihan PPI
pelatihan PPI
tingkat lanjutan
3. Dua orang IPCN belum mengikuti
Pelatihan PPI tingkat lanjut. 3. Usula tenaga IPCN untuk ikut
4. Belum ada SIRS untuk program PPI pelatihan IPCN lanjutan
5. study banding tim PPI ke
4. Mengusulkan SIRS untuk PPI
rumahsakit lain sdh terlaksana.
6. Orientasi mahasiswa praktek,sdh 5.

terlaksana pd setiap penerimaan 6. -


7. Mahasiswa orientasi pegawai baru
belum terlaksana
8. Pelatihan Internal PPI dasar 7. Dibuatkan orientasi pegawai baru

8 Pelatihan sebanyak 3 angkatan

180 orang.
2. Program 1. Penyusunan program kerja PPI,1. Program kerja diberikan ke
manajerial sudah terlaksana direktur utama dan direktur
pelayanan.
2. Penyusunan rencana kebutuhan2. Rencana kebutuhan diusulkan
Anggaran, sudah terlaksana kepada direktur Utama dan
direktur keuangan dan bagian
perencanaan.
3. –
3. Pertemuan rutin,sudah terlaksana
4. -
4. Rapat insidentil dilakukan sebanyak
2 kali,pada rapat pesiapan akreditasi
3. Surveilans a. lnfeksi jarum infus ( phlebitis ) a. Meningkatkanpelaksanaanbu
sebesar 41,5 %° ( angka rata-rata per ndle prevention phlebitis
triwulan) b. Meningkatkan pelaksanaan
b. Infesi saluran kemih sebesar 5,58 % Bundle prevention ISK
(angka rat-rat per tri wulan) c. Positioning pasien harus
c. Angka dekubitus sebesar 0,0% diperhatikan bagi paseian
17
d. Infeksi daerah Operasi (angka rat-rat tirah baring
4,17% d. Meningkatkan pelaksanaan
bundle prevention IDO
4 Program Edukasi Terlaksana sebanyak 1 kali dengan Perlu dibuat jadwal edukasi
koordinasi dengan Tim PKRS tentang secara teratur untuk keluarga
hand Hygiene dan etika batuk pasien dan pengunjung rumah
sakit.
5 Program peningkatan 1. Hasil uji kualitas udara : sangat a. Pembersihan permukaan
mutu pelayanan tidak memenuhi standar ruang dan peralatan dengan
lar. Klorin 0,05% secara rutin
b. Perlu ventilasi mekanik untuk
menjaga sirkulasi udara
c. Perbaikan system pemurnian
2. Hasil ujian kualitas air limbah : air limbah
Mengandung jumlah bakteri
sangat banyak dibanding yang
dapat di tolelir d. Perlu dibuatkan alur
3. ICRA bangunan belum terlaksana koordinasi dengan Tim PPI
Tim PPI belum dilibatkan dalam e. Pengadaan fasilitas cuci
setiap pembangunan / renovasi tangan sesuai kebutuhan
4. Angka kepatuhan handHygiene f. Sosialisasi secara
terutama sebelum kontak dengan berkesinambungan langkah
pasien cuci tangan.
g. Pengadaan APD sesuai
5. Penggunaan APD masih terbatas kebutuhan petugas
h. Kurangnya pengetahuan dan
kepedulian petugas terhadap
penggunaan APD
i. Wadah benda tajam dan
6. Sampah infeksius dan benda plastik infeksius perlu
tajam kadang-kadang masih diadakan sesuai kebutuhan
bercampur dengan sampah non j. Sosialisasi bagi cleaning
infeksius service pemilihan sampah
yang benar.
6 Pemantauan 1. Pemeriksaan kesehatan petugas 1. Pemeriksaan petugas berkala
kesehatan petugas secara berkala sebahagian sudah Harus terjadwal.
terlaksana 2. Pemberian vaksinaasi pada
2. Pemberian vaksinasi heatitis petugas terutama yang

18
belum terlaksana beresiko
3. Penangan paska pajana sudah
terlaksana
4. Pencatatan dan pelaparan pajanan
sudah terdokumentasi

REKOMENDASI DIREKTUR

N0. PROGRAM REKOMENDASI DIREKTUR

1. SDM

2. PROGRAM MANAJERIAL

3. SURVEILANS

4. PROGRAM EDUKASI

PROGRAM PENINGKATAN MUTU

PELAYANAN
6. PEMANTAUAN KESEHATAN PETUGAS

Palopo, 3 Januari 2017

Ketua Komite PPI RS UD Sawerigading Palopo

(dr. Silvasari Indah CP. SP. THT)

19

Anda mungkin juga menyukai