A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit dimana menjadi sarana penting yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan
sesuai standar yang sudah ditentukan.
Akan tetapi dewasa ini, masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan, pengunjung rumah sakit bahkan petugas kesehatan yang bekerja
di rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi. Infeksi itu sendiri
dibedakan menjadi 2 berdasarkan asal kuman penyebabnya yaitu infeksi
yang berasal dari komunitas dan infeksi yang berasal dari rumah sakit yang
disebut Hospital Acquired Infection (HAIs).
HAIs adalah infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah
sakit atau setelah perawatan di rumah sakit yang terjadi pada pasien yang
tidak memiliki atau tidak dalam masa inkubasi saat masuk dan infeksi pada
petugas kesehatan yang terjadi di pelayanan kesehatan.
Angka infeksi rumah sakit terus meningkat mencapai sekitar 9% atau
lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil
survey point prevalensi dari 11 rumah sakit di DKI Jakarta yang dilakukan
Perdalin Jaya dan Rumah Sakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi Rumah Sakit untuk IDO (Infeksi
Daerah Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi Saluran Kemih) 15,1%, IADP (Infeksi
Aliran Darah Perimer) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan Infeksi saluran Nafas
lain 15,1% serta infeksi lain 32,1%.
HAIs meningkatkan angka kesakitan dan kematian, kecacatan,
peningkatanan lama perawatan yang pada akhirnya meningkatkan biaya
perawatan. Infeksi Rumah Sakit juga akan berdampak pada penurunan mutu
pelayanan Rumah Sakit yang akan berdampak menurunnya citra Rumah
Sakit yang berdampak pada penurunan pendapatan Rumah Sakit.
Dalam upaya menurunkan resiko terjadinya Infeksi Rumah Sakit
(HAIs) diperlukan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Kegiatan PPI merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.
Selain meningkatkan mutu suatu Rumah Sakit, praktik Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit juga sangatlah penting, mengingat
banyaknya infeksi baru baik new emerging, emerging diseases dan re-
emerging disease yang muncul akhir-akhir ini. Sehingga Kejadian Luar Biasa
atau Wabah dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga
kewaspadaan dan pencegahan serta pengendaliannya harus selalu
ditingkatkan.
Sehubungan dengan hal diatas, maka pentingnya penyusunan
program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di Rumah Sakit Sakina
Idaman. Dimana program tersebut akan menjadi kerangka acuan dalam
pelaksanaan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang dapat
meminimalkan kejadian infeksi rumah sakit di RS Sakina Idaman.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya identifikasi dan penurunan risiko infeksi yg didapat dan
ditularkan diantara pasien, staf klinis, staf non klinis, tenaga kontrak dan
pengunjung.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kegiatan surveillance infeksi di RS Sakina Idaman
b. Meningkatkan mutu sterilisasi, hygiene sanitasi dan pembersihan
lainnya.
c. Meningkatkan penggunaan APD di RS Sakina Idaman
BAB II
KEGIATAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Monitoring Sterilisasi
Monitoring Laundry
Monitoring Peralatan
Monitoring Limbah
Monitoring pelayanan
gizi
Monitoring renovasi
Monitoring
pelaksanaan isolasi
Monitoring Hand
hygien
Monitoring
penggunaan APD
Monitoring Kamar
Jenazah
Pelatihan PPI dasar
Inhouse training PPI
Penyusunan ICRA
Renovasi Unit Gizi
Renovasi CSSD
Renovasi Laundry
K3