Anda di halaman 1dari 20
PROGRAM KERJA. TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPT) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAPAN PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN DINAS KESEHATAN RSUD TAPAN KATA PENGANTAR, Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua schingga Rencana Kerja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit selesai disusun, Rencana kerja ini berisi lator belakang, tujuan, sasaran, dan Program Kerja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Tapan, Diharapkan rencana kerja ini dapat menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan - kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit schingga dapat mencegah terjadinya infeksi yang terjadi baik pada petugas ‘maupun pasien dan keluarga serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan proses pembelajaran bagi perbaikan pelayanan, Disadari bahwa rencana kerja bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini masih terus ‘mengalami penyempurnaan yang disesuaikan dengan perkembangan _ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Kesehatan. Oleh karena itu komentar dan saran ‘yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Ditetapkan di Tapan Pada tanggal 08 Mei 2023, Ketua Komite PPIRS, dr, Septriyan Dwi Malta DAFTAR ISL Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel, BABI PENDAHULUAN A Latar Belakang ‘ B. Tyjuan C, $a88FAMoeoer BABII PROGRAM KERJA. A. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.. B. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan C. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan D. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan, E, Rencana Anggaran Kegiatan. BAB Ill PENUTUP DAFTAR PUSTAKA .. 16 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan B BABI PENDAHULUAN ‘A. LATAR BELAKANG Infeksi Nosokomial atau infeksi rumah sakit yang saat ini disebut sebagai Healthcare Associated Infections (HAls), merupakan masalah serius di seluruh dunia baik di negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Als sengat merugikan rumah sakit maupun pasien. HAls mengakibatkan Jama hari rawat meningkat, meningkatkan angka kesakitan bahkan kematian sehingga biaya bertambah, produktifitas pasien menurun, menurunkan mutu dan citra rumah sakit, dimana pada masa mendatang akan muncul tuntutan hukum bagi rumah sakit maupun pelayanan Kesehatan lainnya, Namun sangat disayangkan banyak pihak manajemen cumah sakit tidak menyadari hel ini, sehingga program pencegahan dan pengendalian infeksi belum mendapatkan prioritas penting Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan Kesehatan yang aman bermutu dan terjangkau (UU RINO 36 tahun 2009 tentang Kesehatan). Untuk ‘memperolch pelayanan keschatan yang aman, bermutu dan terjangkau, maka Rumah Sakit dan Fas tas Kesehatan lainnya harus senantiasa berorientasi pada “Patient Safety” setiap memberikan pelayanan keschatan kepada setiap individu dimanapun dan kapanpun pelayanan kesehatan diberikan. Salah satu goal dari “Paviend Safeiy” adalah mengurangi_ kejadian infeksi yang beriuibungan dengan pelayanan Kesehatan (Healtcare Associated Infections/HAIs). Kegiatan PPI ini menyengkut berbagai kegiatan yang melibatkan beberapa personal dari semua unit pelayanan Rumah Sakit, maka agar tujuan pengendalian infeksi dapat terpantau dengan baik dan terlaksana secara sistematis, efektif dan efisien diperlukan penyusunan program yang jelas dan terarah Dalam SK Menkes No. 270/Menkes/SK/II1/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, dikatakan bahwa setiap Rumah Sakit harus melaksanakan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, salah satu program dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah Pendidikan dan Pelatihan kepada seluruh staf rumah sakit dan pengadaan fasilitas Kesehatan lainnya terkait kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi 1 lain program pelaksanaan kebersihan tangan kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan tangan, Ketersediaan cairan handrubs sesuai standar, Pemenuhan Ketersediaan APD, Pengelolaan penempatan pasien dengan transmisi berbasis Kontak, airbone dan droplet, Perbaikan Kondisi lingkungan ruang Sterilisasi, OK dan VK yang belum sesuai standar, Kepatuhan pengelolaan limbah B3 di TPS yang belum maksimal , pemeriksaan kesehatan Karyawan, penerapan bundle dan serta Pemenuhan Fasilitas /sarana dan prasarana Laundry yang belum terpenuhi, B. TUJUAN 1 Tyjuan Unum Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit melalui pencegahan dan dan pengendatian infeksi yang dilakukan oleh semua unit Rumah Sakit serta menurunkan angka kejadian HAIs (Healthcare Associated Infections) tahun 2023, Tujuan Khusus 8. Agar semua petugas rumah sakit dapat memahemi menjalankan program PPI dalam melayani pasien; b. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi; c. Tersedianya fasilitas untuk mendukung petugas menjalankan program PPI ini. d. Dapat meningkatkan kepatuhan petugas dalam melakuken kebersihan tangan secara maksimal ¢, Terpenuhinya fslitas handrub sesuai standar, efektifdan efisien secara berkesinambungan £ Terpenuhinya perbaikan lingkungan di ruang VK, sterilisasidan OK sesuai standar yang ditetapkan g. Adanya peningkatan kepatuhan petugas kebersihan dalampengelolaan sampah medis di TPS B3 C.SASARAN Sasaran dari penyusunan program kerja ini adalah seluruh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Tapan dan kesamaan persepsi mengenai pefaksanaan Program pengendalian infeksi di RSUD Tapan. BAB IT PROGRAM KERJA A. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Kegiatan pokok dan rincian adalah langkabtangkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Terdapat $ Program PPI yaitu penerapan Kewaspadaan isolasi, kegiatan surveilans, pelaksanaan Diklat, Pencegahan infeksi (Penerapan Bundles & ICRA), dan penggunaan antimikroba rasional. kegiatan pokok an rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut 1. Penerapan Kewaspadaan Isolasi a. Kewaspadaan Standar Rincian Kegiatan 1) Kebersihan tangan ) Menyusun kebutuban hand hygiene (Handwash dan Handrub ) dan ‘monitoring ketersediaan secara berkala. b) Pemilihan area yg membutuhkan handrub berbasis alkohol/clorhexidine 0.5% untuk area non perawatar, clorhexidine 2% untuk area perawatan, clorhexidine 4% untuk area critical care dan tindakan bedah dan invasif. ©) Melakukan audit kepatuhan hand hygiene 6 langkah dalam 5 momen ‘HH kepada seluruh staff RS 4) Melakukan edukasi secara berkala kepada seluruh staff RS, karyawan bbanu,talent yang ada di lingkungan RS,pasien,keluarga dan pengunjung, 2) Alat Pelindung Diri a) Menyusun kebutuhan APD dan monitoring ketersediaan APD secara berkala. b) Melakukan audit kepatuhan penggunaan APD yang tepat. ©) Melakukan edukasi secara berkala kepada seluruh staff dan karyawan baru dalam pengeunaan APD 3) Dekontaminasi peralatan perawatan pasien ) Melakukan monitoring terhadap pelayanan sterilisasi. b) Melakukan uji Kultur swab terhadap alat yang sudah dilakukan sterilisasi 4) 9) n 8) 9) Pengendalian lingkungan 4) Monitoring Kesehatan lingkungan terhadap seluruh area lingkunganRS b) Bekerjasama dengan Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup minimal 2xith, ©) Melakukan pemeriksaan lingkungan dan kultur ruangan udara aktifdan pasif Pengelolaan limbah a) Monitoring secara berkala pemilahan limbah infeksius dan non infel b) Monitoring secara berkala pengelolaan limbah cair infeksius,limbah darah dan Komponen darabsjimbah benda tajam. ©) Melakuikan audit secara berkala kepada pihak —ketiga dalam pemusnahan limbah infeksius dan limbah non infeksius, 4) Berkerjasama dengan pihak ketiga (PT Wastec Indonesia) minimal 3 bulan sekali (Menunggu Pihak Ketiga datang ). Pengelolaan Linen a) Monitoring secara berkala dalam proses pemilahan linen infeksius dan linen non infeksius, Perlindungan kesehatan petugas a) Berkoordinasi dengan SDM dalam pemberian vaksinasi tethadap karyawan di pelayanan instalasi yang beresiko tinggi b) Monitoring kesehatan karyawan pasca pajanan Penempatan pasien 1) Monitoring penempatan pasien di ruang isolasi bertekanan negatif untuk pasien dengan penyakit menular dengan transmisi airborne b) Monitoring penempatan pasien diruang isolasi positif’ untuk pasien dengan immunocompromised. ©) Audit suhu, kelembapan dan tekanan ruang isolasi secara berkala. 4) Audit ketersediaan APD lengkap di ruang isolasi ¢) Audit kepatuhan petugas dalam penggunaan APD yang tepat. Kebersihan pemnapasan/Btika batuk dan bersin a) Edukasi etika batuk terhadap staff, pasien, keluarga dan pengunjung RS 10) Praktik menyuntik yang aman ) Monitoring pelaksanaan praktek menyuntik yang aman. b) —-Melakukan pelatifan praktek menyuntik yang aman. 11) Praktek lumbal pungsi yang aman. 3) Monitoring pelaksanaan praktek lumbal pungsi yang aman b) — Melakukan pelatihan praktek lumbal pungsi yang aman, b. Penerapan Kewaspadaan Transmisi Rincian kegiatan 1) Monitoring penempatan pasien untuk kewaspadaan transmisi berdasarkan: a) Kontak b) Droplet ©) Airbome 2) Tim PPI berkoordinasi untuk pengendalian wabah penyakit infeksi ©. Surveilans PPI Rincian Kegiatan 1) Perencanaan 2) Pengumpulan data surveilans di rumah sakit meliputi Dekubitus, ISK, IDO, Phlebitis, VAP. 3) Analisa data, interpretasi, rekomendasi, evaluasi 4) Pengolalan data untuk menentukan insidens rate infeksi rumah sakit 5) Pelaporan kepada Direktur setiap 3 bulan, 4d, Edukasi Pendidikan dan pelatihan PPI Rumah sakit menetapkan program pelatihan PPI yang meliputi pelatihan untuk 1) Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan RSUD Tapan 2) Melakukan pelatihan PPU/sosialisa PPI pada peserta di yangmelaksanakan praktek di RSUD Tapan 3) Melakuka 4) penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah sakit 5) Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggotaTim PPI baik IPCD, IPCN dan IPCLN, . Pencegahan Infeksi 1) Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme 2 7 patogendenganitanpa disertai gejala_klinik.Infeksi ‘Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections) yang selanjutnya disingkat HAls menipakan infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak adainfeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakittap! muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit_ dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan Kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus ada untuk menimbulkan infeksi, Dalam melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi dengan efektif, perlu dipahami secara cermat rantai infeksi-Kejadian infeksi di fasilitas pelayanan Kesehatan dapat disebabkan oleh 6 komponen rantai penularan, apabila satu mata rantai diputus atau dihilangkan, maka penularan infeksi dapat dicegah atau dihentikan. Enam Komponen rantai penularan infeksi, yaitu a) Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme peayebab infeksi Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. ‘Ada tiga faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu: patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis, atau “load”. Makin cepat diketahui agen infeksi dengan pemerikstan klinisatan Laboratorium mikrobiologi, semakin cepat pula upaya pencegahan dan penanggulangannya bisa dilaksanakan Reservoir atau. wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup, tumbub, berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejanmu atau manusia, Berdasarkan penelitian, reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat medis, binatang, tumbuh- tumbuhan, tanah, air, lingkungan dan bahan- bahan organik lainnya Dapat juga ditemui pada orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir rmulut, saluran napas atas, usus dan vagina juga merupakan reservoir. ifeksii (mikroorganisme) meninggalkan reservoir melalui saluran napas, saluran b) Portal of exit (pintu keluar) adalah lokasi tempat agen cema, saluran Kemih sorta transplasenta Metode Transmisi/Cara Penularan adalah metode transport mikroorganisme dari wadalvreservoir ke pejamu yang rentan. Ada beberapa metode penularan yaitu: (1) kontak: £ 8 langsung dan tidak langsung, (2) droplet, (3) airborne, (4) melalui vehikulum (makanan, air/minuman, darah) dan (5) melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat) Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang rentan dapat melalui saluran napas, salurancerna, saluran kemih dan kelamin atau melalui kulit yang, tidak utuh.Susceptible host (Pejamu rentan) adalah seseorang, dengan kekebalan tubuh menurun schingga tidak mampu melawan agen infeksi. Faktor yang dapat mempengaruhi kekebalan adalah umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma, pasca pembedahan dan pengobatan dengan imunosupresan Melakukan assesment berkala terhadap risiko Rincian Kegiatan » 2 3) 4 5) 6) 2D ‘Menyusun identifikasi risiko infeksi pada prosedur dan proses asuhan inv: yangberisiko infeksi serta strategi untuk menurunkan risiko infeksi. Menyusun identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatansterilisasialat Menyusun identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatanpengelolaan linen/laundry. Menyusun identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatanpengelolaan sampat. Menyusun identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatanpenyediaan makanan. Menyusun identifikasi dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada kegiatanpemulasaran jenazah, Menganalisis dan menyusun tindak lanjut, ‘Menetapkan sasaran penurunan risiko Rincian Kegiatan y 2 3) 4) ‘Mengevaluasi hasil surveilans setiap bulan. Menerapkan Bundle HAIs Menyusun ICRA Menganalisis dan menyusun rencana tindak lanjut. Penggunaan antimikroba rasional Dd erencanaan sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat 2) 3) 4) 5) 9 D 8) % Pemilihan. Perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi dan BMHP. Penyimpanan. Pendistribusian. Peresepan/permintaan obavinstruksi pengobatan Penyiapan (dispensing). Pemberian. Pemantauan terapi obat, B. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Evaluasi peleksanaan kegiatan memeriukan adanys data yang berisikan basil kegiatan yaitu dokumen yang berisikan data yang berhubungan dengan kegiatan secara rinei, kinerja dan biaya operasional yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi. Dari basil evaluasi techadap data-data pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi, kita dapat menentukan langkah- langkah selanjutnya terhadap : 1. Rencana Kegiatan; 2. Evaluasi terhadap program yang telah dibuat untuk tahun berikutnya, 3. Evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan, agar data yang sudah dihi dapat menjadi nilai tambh bagi rumah sakit dan pelayanan secara umum dan pada proses selanjutnya, C._ Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan 1, Pencatatan a. Pencatatan adalah pengisian formulir surveilans yang dilakukan sebagai pencatatan pasien baru, harian, bulanan dan pencatatan pemakaian alat- alat kesehatan; Pengukuran, pengawasan, pengamatan kegiatan dan kondisi yang berkaitan dengan program 2. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan ‘a. Laporan kegiatan merupakan laporan internal yang terbagi secara periodik, yaitu Japoran bulanaa, trivulan, semester dan tahunan yang mencakup 1) Laporan hasil surveitans infeksi nosokomial 2) Laporan hasil audit kepatuhan terhadap kewaspadaanstandar 3) Laporan hasil pendi ikan dan pelatihan 4) Laporan hasi Ipencegahan infeksi nosokomial Karenapemakaian alat 5) Laporan penggunaan antimikroba RS. b. Setiap kegiatan program dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan ‘monitoring serta evaluasi, yang semua itudilaporkan kepada Kepala Rumah Sakit dan didesiminasikan kepada seluruh ruangan yang berkepentingan disertai dengan rekomendasi untuk perbaikan rumah sakit secara keseluruhan 1) Untuk menjamin seluruh program berjalan dengan baik secara berkelanjutan maka disamping monitor evaluasi dan pelaporan, juga dilaksanakan suatu koordinasi secara periodik tim PPIdengan seluruh unit kerja terkait yaitu : para dokter, para perawat, para profesional di bidang PPI, rumah tangga, dantenaga lainnya; 2) Program PPI ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan proaktif. ©. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Laporan kegiatan merupakan laporan intemal yang terbagi secara periodik, yaitu laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunanyang mencakup 1) Laporan hasil survailans infeksi Hais 2) Laporan hasil audit Kepatuhan terhadap Kewaspadaan standar; 3) Laporan hasil pendiikan dan pelatihan; 4) Laporan hasil pencegahan infeksi Hais karena pemakaian alat 5) Setiap kegiatan program dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan ilaporkan kepada Kepala Rumah Sakit dav didesimingsikan kepada seluruh ruangan yang monitoring serta evaluasi, yang semua itu berkepentingan disertai dengan rekomendasi untuk perbaikan rumah sakit secara keseluruhan 6) Untuk menjamin seluruh program berjalan dengan baik secara berkelanjutan maka disamping monitor evaluasi dan pelaporan, juga dilaksanakan suatu koordinasi secara periodik tim PPI dengan seluruh unit kerja terkait yaitu : para dokter, para perawat, para profesional di bidang PPI, rumah tangga, dan tenaga lainnya 7) Program PPI ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan proaktif, " D. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN TABEL 2,1 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN pean os ee 6 |pconzass SPs TTT teint pone GLO) il TUT htyeontekewti pantekmwnape “ E. RENCANA ANGGARAN PROGRAM PPI Rencana anggaran program Pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Tapan dengan nominal Rp. 135.241.170 ‘Mengetahui _ Direktur RSUD Tapan Tapan, 08 Mei 2023 Ketua Tim PPI “arg. Irmadel Py Emira NIP. 197811 201504 1001 BABII PENUTUP, Demikian Program Kerja Bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Tapan tahun 2023 at sebagai gambaran dalam pelaksanaan tugas - tugas lainnya agar dapat terselesaikan tepat pada waktunya, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diharapkan dapat menjadi dasar dalam melakukan kegiatan secara sistematis agar tidak terjadi infeksi nosokomial serta meningkatkan mutu dan pelayanan di RSUD Tapan, 6 DARTAR PUSTAKA Buku Kedokteran EGC. 2010. Investigasi dan Pengendalian Wabah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kemenkes. 2001. Permenkes No. 875 Tahun 2001 tentang Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Kegiatan Bidang Kesehatan. Kemenkes. 2017. PERMENKES No, 27 Takun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infekst. Kemenkes, 2019. PERMENKES No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Linghungan, WHO, 2009, Who Guidelines Hand Hygiene In Health Care. 18

Anda mungkin juga menyukai