I. PENDAHULUAN
VI. SASARAN
X. LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Dalam upaya meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit, maka perlu diterapkan program
pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan
dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi. Program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
sangat penting untuk dilaksanakan di rumah sakit sebagai tolok ukur mutu pelayanan yang berfokus pada
keselamatan untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya infeksi
karena dirawat, bertugas atau berkunjung ke suatu rumah sakit
Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau HAIs (Health-care Associated infections) merupakan masalah serius
yang harus dicegah dan dikendalikan sebaik-baiknya. Angka kejadian HAIs terus meningkat antara 1-40%
yang berdampak pada peningkatan lama rawat (LOS), biaya perawatan dan resiko morbiditas dan
mortalitas. Angka kejadian HAIs meningkat sampai 40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika. Oleh karena
itu World Health Organization (WHO) melalui gerakan global patient safety challenge menekankan
pentingnya program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
Rumah sakit seharusnya dapat memberi perlindungan kepada setiap individu yang berada / beraktifitas
di Rumah Sakit terhadap risiko tertularnya infeksi. Sesuai amanat Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun
2009 pasal 5 ayat 2 dan Undang-undang No. 44 tahun 2009 pasal 36. Upaya tersebut dilaksanakan melalui
pelaksanaan program PPI rumah sakit sesuai standar Kepmenkes No.1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang
Stadar Pelayanan Rumah Sakit dan Kepmenkes No.129/MENKES/SK/II/2008 tentang Stadar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit dan Permenkes no 27 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tahun
2017. Apalagi pelaksanaan program tersebut menjadi salah satu penilaian akreditasi RS.
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di
rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab
langsung atau tidak langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak
menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab pasien dirawat lebih lama dirumah sakit.
Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh
pasien sendiri. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang
secara potensial dapat dicegah.
Menurut data WHO angka kejadian infeksi di rumah sakit sekitar 3- 21 %, rata – rata 9 % atau lebih
dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia. Hasil survei point prevalensi dari 11 rumah
sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia ( PERDALIN ) Jaya
dan RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta tahun 2013 didapatkan angka kejadian infeksi
nasokomial untuk IDO ( infeksi Daerah Operasi ) 18,9 %, ISK ( Infeksi Saluran Kemih ) 15,1 %, IADP (
Infeksi Aliran Darah Primer ) 26,4 %, Pneumonia 24,5 % dan infeksi saluran napas 15, 1 % serta infeksi
lain 32,1 %. Untuk mencegah resiko terjadinya infeksi di Rumah Sakit perlu diterapkan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi ( PPI ), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, 4 pelaksanaan, pembinaan,
pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.
Memperhatikan kompleksnya permasalahan dan banyaknya manfaat yang dihasilkan apabila kita
melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dengan baik, maka kegiatan program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit ini seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu
struktur organisasi yang kuat dan rapi, yang mampu menyusun dan menjabarkan program secara
komprehensif, rinci dan jelas, sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas rumah sakit secara benar dan
bertanggung jawab. Dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya
menekan kejadian infeksi di Rumah Sakit Mitra Medika Narom. Sehubungan dengan besarnya masalah dan
akibat infeksi rumah sakit seperti dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program PPI di Rumah
Sakit Mitra Medika Narom dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu,
cakupan dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.
3. Interpretasi data
3. Interpretasi
3. Pelaksanaan Kebersihan 1. Audit kebersihan tangan Angka kepatuhan ≥ 85% Tim PPI Bulanan
tangan
4. Monitoring pengelolaan 1. Monitoring ketersediaan dan tempat limbah 100% Tim PPI dan Bulanan
limbah benda tajam benda tajam Instalasi
2. Monitoring pembuangan limbah benda IPSSRS
tajam
5. Monitoring praktek 1. Monitoring area penyiapan dan penyerahan 100% Tim PPI dan Bulanan
suntik aman obat Farklin
2. Monitoring penyiapan multidose dan
teknik aseptik saat praktek suntik
6. Monitoring pelaksanaan 1. Melakukan monitoring kriteria pasien 100% Tim PPI Bulanan
isolasi pasien masuk ruang isolasi
2. Melakukan monitoring pembersihan ruang
isolasi
3. Melakukan monitoring sirkulasi udara ,
standar ruang isolasi
4. Melakukan monitoring ketersediaan APD
5. Memberikan IHT terhadap petugas ruang 1x/tahun Tim PPI dan 1x/tahun
isolasi Bagian
Diklat
7. Monitoring kejadian tertusuk jarum bekas pakai 1. Koordinasi dengan Tim K3RS Angka kejadian NSI Tim PPI dan Tim Bulanan
pasien 0% K3RS
2. Edukasi petugas 100% Satu tahun sekali
8. Meningkatkan pegawasan terhadap 1. Melakukan ronde MDRO IPCN dan DPJP 100% Tim PPI dan Tim Harian
penggunaan antimikrob secara aman Mikrobiologi PRA
9. Asesmen berkala terhadap risiko 1. Melakukan kajian resiko infeksi 100% Tim PPI Setiap tindakan
pada pembongkaran dan
renovasi gedung
2. Melakukan kajian resiko infeksi 100% Tim PPI Satu tahun sekali
pada proses dan prosedur
asuhan invasif
3. Melakukan kajian resiko infeksi pada 100% Tim PPI Satu tahun sekali
proses kegiatan penunjang pelayanan
seperti prosedur dan proses sterilisasi,
pengelolaan sampah, penyediaan
makanan, pelayanan dikamar jenazah
dan
pelayanan linen
10. Menetapkan sasaran penurunan risiko 1. Melakukan audit di unit pelayanan 100% Tim PPI Bulanan
pasien (ruang rawat inap, rawat jalan,
laboratorium, radiologi dll)
2. Melakukan supervisi di unit pelayanan 100% Tim PPI Bulanan
pasien
11. Mengukur dan me-review risiko infeksi 1. Menetapkan indikator mutu Tim PPI 1x/tahun Tim PPI dan Tim Satu tahun sekali
Mutu dan
Keselamatan
pasien
12. Melakukan investigasi wabah (out break) 1. Monitoring kejadian (out break) penyakit 100% Tim PPI Setiap KLB
penyakit infeksi infeksi
13. Monitoring peralatan single-use menjadi re-use 1. Monitoring fungsi alat dan uji 100% Tim PPI dan Tiga bulan sekali
mikrobiologi peralatan single-use yang Instalasi
di re-use CSSD/Lundry
2. Monitoring pasien yang menggunakan
peralatan single-use yang di re-use
14. Monitoring pengelolaan linen di unit laundry 1. Monitoring alur linen bersih dan kotor 100% Tim PPI dan Satu bulan sekali
Instalasi IPSS
2. Monitoring penyimpanan linen bersih
15. Pelaksanaan penggunaan APD 1. Audit kepatuhan APD 80% Tim PPI Satu bulan sekali
18. Monitoring Alat kedaluarsa 1. Monitoring alat kedaluarsa 100% Tim PPI dan Tiga bulan sekali
Instalasi
CSSD/Lundry
19. Surveilans Kasus Pandemi Covid 19 2. 1. Pengumpulan data 100% Tim PPI Bulanan
20. Penerapan protokol kesehatan 5. Audit kepatuhan kebersihan tangan pada 100% Tim PPI Bulanan
petugas di ruang isolasi covid-19
6. Audit kepatuhan pemakaian apd pada 100% Tim PPI Bulanan
petugas di ruang isolasi covid-19
7. Audit kepatuhan petugas dalam 100% Tim PPI Bulanan
pelaksanaan distancing di
lingkungan rumah sakit
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
2. Melakukan surveilans
- Menetapkan jenis survei yang akan dilakukan
- Membuat kriteria survei
- Menetapkan target survei
- Membuat jadwal survey
- Mengumpulkan data
- Menginput data dalam system
- Membuat analisa
- Membuat laporan
1. Semua staf di area rumah sakit termasuk dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk pula semua orang yang berada dan melakukan aktifitas di
rumah sakit yaitu tenaga kesehatan (medis dan non medis), mahasiswa praktek, tenaga non kesehatan (house keeping, satpam, tukang parkir, kantin dan lain-lain)
pasien, keluarga pasien dan pengunjung.
2. Semua area di rumah sakit termasuk dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu area pelayanan pasien (rawat inap, rawat jalan, Laboratorium,
CSSD, Laundry, Gizi, Farmasi, kamar jenazah dll ) dan non pelayanan pasien (Rekam medik, sanitasi, keuangan, kepegawaian dll) serta fasilitas umum (ruang
tunggu
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Bula
No Kegiata Rincian n
n kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Surveilan IDO 1. Pengumpulan data
2. Analisa data
3. Interpretasi data
2. Analisa data
3. Interpretasi
4. Monitoring pengelolaan limbah benda tajam 1. Monitoring ketersediaan dan tempat limbah
benda tajam
2. Monitoring pembuangan limbah benda tajam
7. Monitoring kejadian tertusuk jarum bekas 1. Koordinasi dengan Tim K3RS untuk angka
pakai pasien kejadian
2. Edukasi petugas(dua tahun sekali (2022)
11. Mengukur dan me-review risiko infeksi 2. Menetapkan indikator mutu Tim PPI
12. Melakukan investigasi wabah (out break) 3. Monitoring kejadian (out break) penyakit infeksi
penyakit infeksi
13. Monitoring peralatan single-use menjadi re- 1. Monitoring fungsi alat dan uji mikrobiologi
use peralatan single-use yang di re-use
2. Monitoring pasien yang menggunakan
peralatan single-use yang di re-use
14. Monitoring pengelolaan linen di unit laundry 1. Monitoring alur linen bersih dan kotor
2. Ketersediaan APD
16. Pendidikan dan pelatihan petugas 1. Pelatihan internal PPI(dua tahun sekali (2022)
3. Pemberian Imunisasi
2. Analisa data
3. Interpretasi data
20. Penerapan protokol kesehatan 1. Audit kepatuhan kebersihan tangan pada petugas
di ruang isolasi covid-19
2. Audit kepatuhan pemakaian apd pada petugas
di ruang isolasi covid-19
3. Audit kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
distancing di lingkungan rumah sakit
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit As.Shofwan tidak bisa diwujudkan
hanya dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan saja, akan tetapi dibutuhkan upaya peningkatan
sistem dan pemikiran yang holistik. Evaluasi kegiatan yang dilakukan dalam upaya Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi dilakukan di semua unit kerja. Evaluasi kegiatan dilakukan sebagai berikut :
a. Setiap 1 bulan IPCN membuat laporan pelaksanaan surveilans dan hasil audit dan dilaporkan ke
Ka Tim PPI
b. Setiap 1 bulan Ka Tim PPI membuat Analisa hasil surveilans dan dilaporkan ke Direktur Utama
c. Setiap 3, 6 dan 12 bulan Ka Tim PPI membuat laporan dan rekomendasi kegiatan PPI ke
Direktur Utama
d. Setiap 3 bulan Tim PPI melakukan umpan balik hasil kegiatan Tim PPI ke unit terkait
b. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan di rekap oleh Tim PPI
2. Data dikumpulkan selama periode 3 bulan, dianalisa, intepretasi dan didiskusikan dengan Tim PPI
dan Tim PPI, selanjutnya dibuatkan laporan yang dikirim ke Direktur Rumah Sakit As.Shofwan
ditembuskan ke Manajamen Rumah Sakit, Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan Medis dan
Bidang Penunjang dan Tim MUtu
3. etiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Tim PPI dibuatkan Laporan Tahunan yang akan
dikirim kepada Direktur Rumah Sakit Mitra Medika Narom
c. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap tiga bulan akan dilakukan feed back oleh Direktur untuk
dilakukan tindak lanjut oleh Tim PPI
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan feedback oleh
Direktur Rumah Sakit As.Shofw
Bekasi, September 2022
Ketu Tim PPI