Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TRIWULAN II TIM PPI

RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA


PERIODE APRIL - JUNI 2018

Jl. Raya H Bosih No. 117 Cibitung Kab.Bekasi 17520


TELP. 021-88323444
FAX. 021-88323449
email: rs-cibitungmedika@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikannya laporan triwulan Tim
PPI Rumah Sakit Cibitung Medika periode bulan April sampai dengan Juni 2018 dengan
baik.
Dengan adanya Laporan Triwulan II Tim PPI ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi manajemen untuk berpartisipasi mendukung dan mengurangi angka
kejadian infeksi di Rumah Sakit Cibitung Medika.
Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam Laporan Triwulan II Tim PPI
ini masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun sehingga tim penulis dapat memperbaikinya sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit Cibitung Medika.

Bekasi, 09 Juli 2018


Ketua TIM PPI RS Cibitung Medika

dr. Acep Suparta, MARS


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Rumah Sakit adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama masa
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain, yang tidak ditemukan
dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. Terjadinya infeksi rumah
sakit dipengaruhi oleh antara lain beberapa faktor, antara lain:
1. Banyaknya pasien yang dirawat yang menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan
pasien lainnya.
2. Interaksi antara petugas, pasien dan pengunjung yang menjadi sumber infeksi.
3. Kontak langsung antara petugas rumah sakit yang tercemar bakteri atau cairan dari
tubuh pasien.
4. Kondisi pasien yang lemah akibat penyakit yang dideritanya.
Infeksi rumah sakit akan berdampak menurunkan mutu pelayanan kesehatan pada
pasien karena akan meningkatkan angka kematian dan biaya perawatan akibat semakin
lamanya hari rawat serta biaya pengobatan semakin besar. Disamping itu infeksi rumah
sakit juga membahayakan petugas medis sendiri karena mereka beresiko tertular infeksi
di tempat kerja yang penatalaksaan umumnya sulit dan mahal.
Dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi rumah sakit tersebut, maka
disusun kebijakan dan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit yang
harus dilaksanakan oleh semua rumah sakit yang ada di Indonesia. Kemudian hasil
monitoring dari kebijakan dan pedoman tersebut dilaporkan guna meningkatkan
pelayanan dan keselamatan kepada pasien, keluarga serta petugas rumah sakit..

B. Tujuan
1. Tujuan umum : Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien di rumah
sakit.
2. Tujuan khusus :
a. Mencegah dan mengendalikan angka kejadian infeksi rumah sakit.
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau SPO tentang
PPI.
c. Mengembangkan fasilitas pendukung penerapan PPI.
d. Evaluasi kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan pada bulan April - Juni 2018.

1
BAB II
TATA LAKSANA LAPORAN

Tata laksana laporan yang digunakan adalah survey deksriptif. Sampel survey
diambil secara menyeluruh dalam masa pengambilan data selama 3 bulan di Rumah Sakit
Cibitung Medika. Adapun laporan ini disusun dengan cara sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi pengambilan data.
Lokasi yang ditetapkan untuk pengambilan data pembuatan laporan adalah seluruh unit
perawatan di RS Cibitung Medika.
2. Menentukan rentang waktu pengambilan data.
Rentang waktu pengambilan data dilakukan pada periode April - Juni 2018.
3. Menentukan jumlah populasi yang akan didata.
Populasi yang ditetapkan dalam pengumpulan data adalah seluruh pasien yang dirawat di
unit perawatan Rumah Sakit Cibitung Medika pada rentang waktu yang telah ditetapkan
sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
4. Data diambil dengan cara telusur ke unit terkait oleh IPCN atau IPCLN.

2
BAB III
LAPORAN HASIL KEGIATAN PPI DAN PEMBAHASAN MASALAH
PERIODE APRIL - JUNI 2018

A. Surveilans Data Angka Infeksi


1. Program Melaksanakan Surveilans Phlebitis

Keterangan Grafik:
Analisa :
Untuk total persentase angka kejadian phlebitis RS dan berdasarkan unit perawatan
periode bulan April - Mei 2018 (Triwulan II) di Rumah Sakit Cibitung Medika
mengalami tren penurunan (perbaikan) bila dibandingkan dengan periode bulan
Januari - Maret 2018 (Triwulan I). Namun pada periode bulan Juni 2018 sedikit
mengalami kenaikan persentase angka kejadian phlebitis. Hal ini dikarenakan
angka numerator (pembagi) mengalami penurunan. Kemudian jika dilihat per unit
masih ada yang mengalami tren peningkatan angka phlebitis.

Permasalahan :

3
Dari grafik diatas dapat di analisa bahwa angka kejadian phlebitis periode bulan
April - Juni 2018 di Rumah Sakit Cibitung Medika menunjukkan terjadinya
perbaikan. Hal ini bisa dilihat dari tren yang mengalami penurunan di tiap
bulannya. Adapun faktor pendukung terjadinya perbaikan (angka kejadian phlebitis
menurun) adalah :
1) Kepatuhan cuci tangan petugas mulai meningkat
2) Penggunaan APD petugas sesuai indikasi mulai diterapkan
3) Prinsip teknik aseptik saat pemasangan infus
4) Perawatan infus mulai konsisten dilakukan
5) Monitoring penggunaan cairan elektrolit pekat dan tranfusi

Rekomendasi pencegahan dan pengendalian infeksi :


1) Pertahankan monitoring kepatuhan cuci tangan
2) Pertahankan monitoring penggunaan APD
3) Koordinasi dengan Bagian Keperawatan untuk pelatihan berkala tentang cara
pemasangan dan perawatan infus.
4) Koordinasi dengan IPCLN untuk pengawasan dan perawatan infus setiap hari.

PLAN DO STUDY ACTION


Lakukan supervisi Lakukan supervisi Setelah melakukan 1. Adakan
oleh Tim PPI sesuai jadwal supervisi untuk pertemuan
tentang untuk monitoring monitoring rutin untuk
implementasi : kepatuhan mendapatkan
penerapan 1. Kepatuhan dressing dan laporan rutin
bundle melakukan penggantian posisi dari ruang
pencegahan kebersihan infus serta rawat inap.
phlebitis tangan. pemberian 2. Supervisi IPCN
2. Kepatuhan tetesan infus dan IPCLN
penggunaan cairan
APD.
3. Kepatuhan
penggantian
dressing infus.
4. Kepatuhan
penggantian
posisi infus.
5. Kepatuhan
pemberian
tetesan infus
cairan pekat/
tranfusi.

2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Data :

4
Permasalahan :
Periode bulan April - Juni 2018 tidak ada ditemukan kejadian IDO di RS Cibitung
Medika.

Analisa :
Untuk periode bulan April - Juni 2018 tidak ada kejadian IDO di RS Cibitung
Medika .

Rekomendasi :
a) Koordinasi dengan petugas CSSD :
1) Kontroling penggunaan pouches , cairan enzymatik, indikator internal
2) Pertahankan kontroling dan monitoring dari proses dekontaminasi sampai
steril alat.
3) Pertahankan kontroling dan monitoring hasil bowie deck test
b) Koordinasi dengan logistik :
1) Penyediaan pouches dan cairan enzymatik
2) Penyediaan indikator internal.
3) Perawatan dan kalibrasi alat autoclave dan mesin pouches
c) Koordinasi dengan IPCLN untuk :
1) Penerapan bundle pencegahan IDO
2) Monitoring perawatan luka dengan teknik steril
3) Pelaporan kejadian infeksi luka operasi
d) Koordinasi dengan Komite Medik untuk :
1) Lakukan screening pasien rencana operasi (Pemeriksaan HbsAg, anti
HIV)
2) Lakukan kultur luka operasi : Bila ditemukan kejadian IDO di RS
Cibitung Medika

PLAN DO STUDY ACTION


1. Lakukan Lakukan supervisi Lakukan supervisi 1. Adakan
supervisi oleh sesuai jadwal untuk sesuai jadwal pertemuan
Tim PPI monitoring rutin untuk
tentang penerapan bundle mendapatkan

5
implementasi IDO : laporan rutin
penerapan 1. Kepatuhan cuci dari ruang
bundle tangan sebelum rawat inap
pencegahan tindakan operasi dan CSSD.
IDO. dan perawatan 2. Supervisi IPCN
2. Pertahankan luka. dan IPCLN
supervisi oleh 2. Tingkatkan
Tim PPI kepatuhan
tentang penggunaan APD
implementasi sebelum
alat steril. tindakan operasi
dan perawatan
luka.
3. Tingkatkan
monitoring
implementasi
peralatan steril.

3. Ventilation Acquired Pneumonia (VAP)


Data :
BULAN JUMLAH PRESENTASE TARGET PENCAPAIAN
APRIL 0 0 0 Tercapai
MEI 0 0 0 Tercapai
JUNI 0 0 0 Tercapai

Pada periode bulan April - Juni 2018, dari total data pasien terintubasi, untuk
Ventilation Acquired Pneumonia (VAP) tidak ditemukan adanya kejadian infeksi
dikarenakan lama pemasangan ETT (ventilator) ≤ 48 jam.

Permasalahan : Tidak ditemukan masalah terkait kejadian VAP.

Rekomendasi :
1) Tetap pertahankan prinsip aseptik saat melakukan intubasi
2) Lakukan perawatan ETT setiap hari sesuai bundles VAP
3) Lakukan weaning ventilator sesegera mungkin bila memungkinkan
4) Koordinasi dengan IPCLN dalam pengawasan sehari - hari.

PLAN DO STUDY ACTION


Lakukan supervisi Lakukan supervisi Lakukan supervisi 1. Adakan
oleh Tim PPI sesuai jadwal sesuai jadwal pertemuan rutin
tentang untuk untuk
implementasi monitoring : mendapatkan
penerapan bundle 1. Kepatuhan laporan rutin
pencegahan VAP. mencuci dari ruang rawat
tangan dan inap.
penggunaan 2. Supervisi IPCN
APD. dan IPCLN
2. Kepatuhan
penerapan
bundle VAP.

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

6
Data :
BULAN JUMLAH PRESENTASE TARGET PENCAPAIAN
APRIL 0 0 0 Tercapai
MEI 0 0 0 Tercapai
JUNI 0 0 0 Tercapai

Untuk angka kejadian Infeksi Saluran Kemik (ISK) periode bulan April - Juni 2018
tidak ada ditemukan kejadian infeksi. Hal ini dikarenakan hari lama pemasangan
kateter ≤ 48 jam.

Permasalahan : Tidak ditemukan masalah terkait kejadian ISK.

Rekomendasi :
1) Tetap pertahankan prinsip aseptik saat melakukan pemasangan kateter
2) Lakukan perawatan vulva atau penis hygiene setiap hari
3) Lepaskan kateter bila sudah tidak digunakan sesegera mungkin
4) Koordinasi dengan IPCLN dalam pengawasan sehari - hari.

PLAN DO STUDY ACTION


Lakukan supervisi Lakukan supervisi Lakukan 1. Adakan
oleh Tim PPI sesuai jadwal supervisi sesuai pertemuan rutin
tentang untuk monitoring jadwal untuk
implementasi penerapan bundle mendapatkan
penerapan ISK : laporan rutin dari
bundle 1. Tingkatkan ruang rawat inap
pencegahan ISK. kepatuhan 2. Supervisi IPCN
fiksasi urine bag dan IPCLN
30 cm dari
lantai.
2. Tingkatkan
kepatuhan
vulva dan penis
hygiene.
3. Tingkatkan
kepatuhan
teknik aseptik
pemasangan
kateter.

5. Dekubitus
Data :

7
Bulan Jumlah Angka Tirah Baring Persentase
APRIL 0 84 0
MEI 0 92 0
JUNI 0 68 0

Permasalahan :
Pada periode bulan April - Juni 2018 tidak ditemukan kejadian dekubitus di unit
perawatan yang didapat saat dirawat di RS.

8
Rekomendasi :
a. Perawat :
1) Gunakan bed dekubitus bagi pasien beresiko
2) Monitoring tanda-tanda dekubitus pada pasien beresiko
3) Pertahankan melakukan ganti posisi pasien (mika-miki) setiap 2 jam bila
kondisi memungkinkan.
4) Perawatan kulit pada pasien beresiko
5) Jaga agar linen tetap kering dan tidak boleh ada lipatan

b. Keluarga :
1) Pemberian edukasi pencegahan dan penanganan dekubitus
2) Libatkan keluarga untuk pencegahan dan penanganan dekubitus

PLAN DO STUDY ACTION


Lakukan 1. Kepatuhan Lakukan 1. Adakan
supervisi oleh mobilisasi (alih supervisi sesuai pertemuan
Tim PPI tentang baring ./ jadwal rutin untuk
implementasi posisi) pasien. mendapatkan
penerapan 2. Kepatuhan laporan rutin
bundle perawatan dari ruang
pencegahan kulit resiko rawat inap.
dekubitus. dekubitus. 2. Supervisi IPCN
dan IPCLN

B. Monitoring hand hygiene


Data :
Tingkat kepatuhan cuci tangan petugas Rumah Sakit Cibitung Medika di bulan
April - Juni 2018.

Grafik:

Permasalahan :
Periode bulan April - Juni 2018 angka kepatuhan hand hygiene petugas di Rumah Sakit
Cibitung Medika masih fluktuatif dan belum sesuai standar RS Cibitung Medika
(Standar RS : 100%).

9
Analisa :
Masih ditemukan inkonsistenan petugas dalam penerapan melakukan 6 langkah dan 5
momen kebersihan tangan yang diakibatkan karena beban kerja yang berlebih dan
kurang peduli sehingga angka kepatuhan melakukan kebersihan tangan belum mencapai
standar..

Rekomendasi :
1. Membuat diklat mengenai cuci tangan
2. Sosialisasi secara berkala tentang hand hygiene
3. Dilakukan test hand hygiene saat telusur langsung
4. Pemberian teguran langsung atau pembinaan kepada staf yang tidak patuh
5. Koordinasi dengan HRD untuk reward dan punishment berupa sertifikat unit paling
bersih dan unit paling kotor.
6. Koordinasi dengan IPCLN dalam pengawasan kegiatan sehari – hari

PLAN DO STUDY ACTION


Lakukan supervisi Lakukan supervisi Lakukan supervisi 1. Adakan
oleh Tim PPI sesuai jadwal untuk sesuai jadwal pertemuan
tentang monitoring rutin untuk
implementasi kepatuhan 6 langkah mendapatkan
kebersihan tangan. dan 5 momen cuci laporan rutin
tangan. dan feedback ke
unit..
2. Supervisi IPCN
dan IPCLN

C. Monitoring penggunaan APD


Permasalahan ; Masih ditemukan inkonsistenan kepatuhan petugas APD saat
melakukan tindakan atau bekerja dikarenakan kurang pedulinya petugas dalam
penerapan APD, beban kerja berlebihan dan lingkungan kerja yang tidak memadai
seperti ruangan terlalu panas dan alasan tidak praktis saat melakukan tindakan. Ada juga
penyimpangan penggunaan APD yang tidak sesuai indikasi.

Rekomendasi :
1. Koordinasi dengan Tim K3RS untuk :
a. Sosialisasi berkala tentang SPO penggunaan APD.
b. Monitoring kelengkapan APD tiap unit.
c. Audit untuk kepatuhan penggunaan APD
2. Telusur atau audit langsung ke unit oleh IPCN
3. Pengawasan sehari-hari oleh IPCLN

D. Monitoring pelaksanaan sterilisasi


Data : Telah dilakukan monitoring pengawasan indikator sterilisasi dan
pendokumentasian dari penerimaan barang kotor sampai pendistribusian kembali alat
steril ke ruangan.

Permasalahan :
1. Ditemukan set instrumen steril tidak ada indikator internal.
2. Ditemukan set instrumen steril tidak ada label expired (masa kadaluarsa)
3. Ditemukan ada instrumen yang berkarat

10
Rekomendasi :
a. Koordinasi dengan unit CSSD :
1) Kontroling penggunaan indikator internal dan pelabelan tanggal masa
kadaluarsa.
2) Lakukan perawatan rutin terhadap alat / instrumen.
3) Pengumpulan data pelayanan sterilisasi
b. Koordinasi dengan unit Kepala Ruangan :
1) Sosialisasi tentang cara perendaman alat / instrumen kotor.
2) Monitoring kelengkapan set intrumen steril (Perhatikan ada atau tidaknya
indikator internal dan label tanggal masa kadaluarsa).
3) Kontroling saat melakukan perendaman alat dengan cairan enzymatik.
c. Audit atau telusur langsung oleh IPCN

E. Monitoring pelaksanaan peralatan kadaluarsa & reuse


Data : Telah dilakukan monitoring pengawasan peralatan kadaluarsa dan single use
menjadi reuse (Data Terlampir).

Data Reuse HD :
Bulan Total Reuse > 5
April 0
Mei 0
Juni 0

Permasalahan : Tidak ada ditemukan masalah saat pengawasan peralatan kadaluarsa


dan single use menjadi reuse.

Rekomendasi :
a. Koordinasi dengan unit Farmasi dan CSSD :
1) Pertahankan kontroling dan monitoring peralatan kadaluarsa dan single use
menjadi reuse.
2) Pengumpulan data peralatan yang kadaluarsa.
b. Koordinasi dengan perawat HD
1) Pertahankan teknik reuse dializer
2) Pertahankan konsistensi penggunaan reuse dializer HD sebanyak 5x untuk
pencegahan infeksi dan keamanan kepada pasien.
3) Pemeliharaan mesin HD lebih diperhatikan kebersihannya dan perawatan
maintenance alatnya.
c. Audit atau telusur langsung oleh IPCN

F. Monitoring kepatuhan pembuangan limbah infeksius, non infeksius, benda tajam dan
jarum.
Data :
1. Masih ada ditemukan vial obat dibuang ke safety box dan jarum tertancap di botol
obat yang telah dibuang ke tempah sampah infeksius
2. Masih ditemukan tempat sampah dalam keadaan kotor.
3. Pembersihan tempat sampah tidak dilakukan secara konsisten.
4. Masih ditemukan petugas CS menggunakan sarung tangan dispossible (handscoen)
saat mengangkut sampah.
5. Ditemukan jarum dan selang jarum di linen kotor terbawa ke unit laundry.
Permasalahan :
1. Masih ditemukan penyimpangan pembuangan sampah yang dilakukan oleh petugas
yang dikarenakan oleh ketidakpatuhan pembuangan sampah sesuai dengan jenis
limbah yang dihasilkan.

11
2. Kebersihan tempat sampat yang masih kurang karena inkonsistenan pembersihan
tempat sampah.
3. Penggunaan APD yang kurang lengkap ketika mengangkut sampah.

Rekomendasi :
a. Koordinasi dengan bagian Rumah Tangga dan koordinator CS :
1) Pengadaan APD untuk petugas CS saat penanganan sampah
2) Penjadwalan pencucian tempat sampah.
3) Pengawasan oleh bagian Rumah Tangga kepada petugas CS terkait
penggunaan APD.
b. Koordinasi dengan Tim K3RS : Sosialisasi tentang pembuangan sampah medis,
non medis dan limbah benda tajamdan monitoring.
c. Pengawasan oleh IPCLN kepada staf lebih ditingkatkan lagi dalam pembuangan
sampah infeksius.
d. Telusur langsung oleh IPCN.

G. Monitoring investigasi outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB)


Data : Pada bulan April - Juni 2018 tidak ada kejadian luar biasa atau outbreak di RS.

Permasalahan : -

H. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit


Data : Tidak ada ditemukan masalah berkaitan dengan pengendalian lingkungan RS.

Rekomendasi :
a. Koordinasi dengan bagian Umum atau Rumah Tangga :
1) Laporkan bila ada kejadian tomcat dan tikus ke PES control.
2) Libatkan PES control untuk kontrol dan monitoring
3) Pertahankan pembersihan ruang perawatan yang tepat.
b. Koordinasi dengan unit terkait untuk melakukan pembersihan ruangan secara
berkala.
c. Koordinasi dengan IPCLN dalam pengawasan.

I. Monitoring cara menyuntik yang aman


Data :
1. Masih ditemukan petugas melakukan recaping
2. Tidak ada kejadian terusuk jarum periode bulan April - Juni 2018

Permasalahan :
Masih ditemukan petugas melakukan recaping saat menyuntik sehingga bisa
meningkatkan resiko tertusuk jarum

Rekomendasi :
a. Koordinasi dengan Bagian Keperawatan
1) Kontroling oleh kepala ruangan terhadap staf saat melakukan tindakan
2) Monitoring pembuangan limbah benda tajam
3) Lakukan teguran langsung atau pembinaan terhadap staff yang tidak patuh.
b. Koordinasi dengan Tim K3RS :
1) Sosialisasi SPO ulang tentang cara menyuntik yang aman dan pengelolaan
limbah dan benda tajam.
2) Monitoring pengelolaan limbah dan benda tajam.
c. Koordinasi dengan HRD dan kepala ruangan / IPCLN untuk pengawasan terhadap
pelaksana dan pemberian punishment.

12
J. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenazah
Data : Tidak tersedianya APD di kamar jenazah, kebersihan kamar jenazah kurang.

Permasalahan :
1. Tidak tersedianya APD di kamar jenazah
2. Kebersihan kamar jenazah kurang.

Rekomendasi :
1. Koordinasi dengan TimK3Rs untuk kontroling kelengkapan APD di kamar jenazah.
2. Koordinasi dengan logistik untuk penyediaan APD
3. Koordinasi dengan Rumah Tangga untuk
a. Penjadwalan pembersihan rutin (maintenance) kamar jenazah.
b. Melakukan pembersihan segera setelah ruangan selesai digunakan
4. Koordinasi dengan Koordinator atau Penanggung Jawab Ruangan yang
menggunakan kamar jenazah untuk bekerja sama dengan CS membersihkan
ruangan setelah selesai digunakan.
5. Telusur langsung oleh IPCN

K. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien


Data :
1. Ruang tunggu pasien rawat jalan TB Paru saat praktek sore hari terlalu full
sehingga pasien sering berada diluar ruang tunggu.
2. Ada beberapa pasien TB Paru yang ditempatkan di ruang perawatan biasa.

Permasalahan :
1. Jadwal praktek dokter yang tidak konsisten sehingga membuat pasien menumpuk
di hari tertentu.
2. Karena keterbatasan ruang isolasi di RS ada beberapa pasien dengan TB Paru yang
ditempatkan di ruang perawatan biasa yang tidak tersedia fasilitas untuk pertukaran
udara (minimal ventilasi alamiah).

Rekomendasi :
1. Koordinasi dengan rekam medis untuk kajian data jumlah pasien TB Paru yang
berobat di RS Cibitung Medika.
2. Koordinasi dengan komite medik untuk jadwal praktek dokter agar tidak
menumpuk di hari tertentu.
3. Koordinasi dengan manajemen untuk rencana penambahan ruang isolasi bagi
pasien rawat inap.

L. Monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen rumah sakit


Data:
a. Kepatuhan penggunaan APD petugas laundry

b. NO JENIS APD KEPATUHAN Keter


1. Tutup kepala Konsisten digunakan sedia
2. Masker Tidak konsisten digunakan an air
3. Sarung tangan rumah tangga Tidak konsisten digunakan panas
4. Apron Tidak konsisten digunakan untuk
5. Sepatu boot / sendal tertutup Digunakan
6. Warepack Tidak konsisten digunakan
pencucian masih kurang tercukupi.
c. Tingkat kepatuhan ketepatan penanganan linen infeksius :
1) Ditemukan jarum dan selang jarum di linen kotor dari ruang HD
2) Ditemukan gumting dan klem bedah terbawa di linen kotor dari unit IBS.

13
Permasalahan:
a. Belum konsisten dalam penggunaan APD di unit laundry karena terkendala
ruangan panas.
b. Kurang tercukupi persediaan air panas untuk pencucian linen.
c. Masih ditemukan penyimpangan dalam penanganan linen kotor.
d. Belum terlaksanya jadwal rutin pembersihan gorden / tirai.

Rekomendasi :
a. Koordinasi dengan bagian Umum atau Rumah Tangga :
1) Pengajuan permintaan tambahan kipas angin / AC.
2) Monitoring untuk penjadwalan rutin pembersihan gorden / tirai.
3) Pengawasan kepatuhan penggunaan APD petugas laundry
b. Koordinasi dengan kepala ruangan :
1) Pengawasan dalam pemilahan linen kotor
2) Kroscek ulang instrumen setelah melakukan tindakan sebelum membawa
linen kotor ke spoel hoek.
3) Sosialisasi ulang untuk SPO penanganan linen kotor.
c. Koordinasi dengan Logistik untuk penambahan persediaan air panas.
d. Koordinasi dengan Tim K3RS :Sosialisasi ulang tentang pembuangan sampah
medis, non medis dan limbah benda tajam dan monitoring.
e. Telusur langsung oleh IPCN

M. Monitoring pelayanan makanan


Data :
a. Belum konsisten dalam melakukan kebersihan tangan
b. Kepatuhan penggunaan APD
c. Ketersediaan
NO JENIS APD KEPATUHAN air panas untuk
1. Tutup kepala Digunakan pencucian
2. Masker Digunakan belum
3. Sarung tangan plastik Digunakan mencukupi
d. 4. Apron Digunakan Petugas gizi
5. Sepatu Digunakan masih sering
menggunakan lift barang untuk distribusi makanan siap saji ke pasien.

Permasalahan :
a. Masih ada ditemukan petugas gizi yang tidak konsisten melakukan kebersihan
tangan.
b. Kurang tercukupi persediaan air panas.
c. Petugas gizi masih sering menggunakan lift barang untuk distribusi makanan ke
pasien.

Rekomendasi :
a. Koordinasi dengan kepala unit gizi
1) Untuk pengawasan staf dalam melakukan kebersihan tangan.
2) Pengawasan dalam pendistribusian makanan siap saji ke pasien.
3) Pembersihan ruangan secara berkala
b. Koordinasi dengan bagian Umum / Rumah Tangga : Monitoring PES control.
c. Koordinasi dengan Logistik : Penyediaan penambahan air panas untuk pencucian
di unit gizi.
d. Telusur langsung oleh IPCN

N. Monitoring pembongkaran, pembangunan, dan renovasi (ICRA)

14
Data : Pada bulan April - Mei 2018 dilakukan pembangunan ruang rawat inap diatas
poliklinik gedung B

Permasalahan ;
Sudah dilakukan tahapan ICRA namun belum seluruhnya dapat diimplementasikan
dengan baik, contoh tidak dilakukan pemeriksaan swab ruangan post renovasi
bangunan.

Rekomendasi :
Jika dilakukan renovasi atau revitalisasi bangunan harus dilakukan tahapan ICRA dan
pemeriksaan swab..

O. Monitoring kesehatan karyawan


Data : Untuk periode bulan April - Juni 2018 tidak ada karyawan yang dilakukan
pemeriksaan kesehatan.

P. Monitoring pelaksanaan PPI di Ruang Tunggu


Data :
Untuk periode bulan April - Juni 2018 telah dilakukan penyuluhan Etika batuk dan
kebersihan tangan di ruang tunggu poli paru bersama Tim PKRS.

Permasalahan : Belum konsisten jadwal pelaksanaan PPI di ruang tunggu.

Rekomendasi :
Koordinasi dengan Tim PKRS untuk edukasi pasien, keluarga dan pengunjung untuk
penjadwalan rutin untuk edukasi PPI.

Bekasi, 09 Juli 2018

KETUA TIM PPI RS CIBITUNG MEDIKA Pembuat Laporan

dr. Acep Suparta., MARS Mirna Melly Olivia AMd. Kep.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil laporan ini dapat diketahui bahwa :

15
1. Untuk angka kepatuhan cuci tangan selama periode April - Juni 2018 masih
fluktuaktif.
2. Angka phlebitis di Rumah Sakit Cibitung Medika periode April - Juni 2018
mengalami tren penurunan (perbaikan).
3. Untuk angka kejadian tertusuk jarum selama periode April - Juni 2018 tidak ada
laporan petugas yang tertusuk jarum.
4. Untuk angka kejadian dekubitus selama periode April - Juni 2018 tidak ada angka
kejadian.
5. Untuk angka kejadian IDO periode April - Juni 2018 tidak ditemukan insiden.
6. Untuk angka kejadian infeksi seperti VAP, ISK, HAP dan IADP periode April - Juni
2018 tidak ada kejadian yang ditemukan.

B. SARAN
Untuk mengurangi angka kejadian infeksi di Rumah Sakit Cibitung Medika, TIM
PPI menyarankan :
1. Agar selalu melakukan kebersihan tangan sesuai standar WHO (5 moment dan 6
langkah cuci tangan).
2. Menerapkan standar operasional dalam setiap tindakan / prosedur.
3. Koordinasi dengan logistik, bagian umum dan rumah tangga untuk penyediaan
sarana dan prasarana.
4. Koordinasi dengan IPCLN dalam monitoring kepatuhan petugas dalam penerapan
SPO yang terkait dan pelaporan.
5. Melakukan sosisalisasi aktif dan berkala kepada seluruh staf oleh IPCN dan TIM
PPI.
6. Telusur langsung ke tiap – tiap unit untuk memperoleh data yang valid.

BAB IV
REKOMENDASI

Dengan membaca laporam hasil surveilans di Rumah Sakit Cibitung Medika periode
April - Juni 2018, maka direkomendasikan sebagai berikut :

16
1. Untuk meningkatkan kepatuhan kebersihan tangan perlu dilakukan langkah – langkah
sebagai berikut :
a. Melakukan program orientasi karyawan baru tentang PPI
b. Melakukan sosialisasi ulang berkala tentang hand hygiene
c. Melakukan test hand hygiene saat telusur langsung
d. Koordinasi dengan IPCLN dalam pengawasan kegiatan sehari – hari
e. Memberikan punishment bagi setiap karyawan yang tidak sesuai SPO.

2. Angka phlebitis di Rumah Sakit Cibitung Medika masih fluktuaktif namun masih
dibawah standar yang ditetapkan oleh Intravenous Nurses Society (INS). Untuk itu perlu
dilakukan langkah-langkah untuk menurunkan angka phlebitis tersebut dengan cara,
yaitu :
a. Selalu melakukan kebersihan tangan sesuai dengan 5 moment dan 6 langkah cuci
tangan dan dilakukan monitoring secara berkesinambungan.
b. Menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan tindakan keperawatan.
c. Selalu melakukan tindakan berdasarkan standar prosedur operasional.
d. Melakukan perawatan infuse dengan mengganti kasa infuse dan plester fiksasinya
setiap hari.
e. Melakukan monitoring tanda – tanda phlebitis lebih sering untuk pasien yang
mendapat terapi cairan pekat.
f. Menyampaikan hasil laporan kepada Komite dan Tim PPIRS agar menjadi bahan
pertimbangan dalam pelaksanaan terapi medis.

3. Untuk menurunkan angka kejadian dekubitus perlu dilakukan cara – cara sebagai
berikut :
a. Melakukan mobilisasi pasif pada pasien tirah baring setiap 2 – 4 jam sekali
(mobilisasi miring kanan dan miring kiri).
b. Melakukan massage lembut pada pasien.
c. Berikan lotion pada daerah yang kering.
d. Gunakan kasur dekubitus bila diperlukan.
e. Koordinasi dengan IPCLN dalam pengawasan kegiatan sehari – hari.

4. Untuk pencegahan infeksi seperti VAP, ISK, dan IADP perlu dilakukan penerapan
bundle dan memonitoring pelaksanaannya.
5. Untuk pelayanan sterilisasi, perlu kajian tentang penggunaan sarana dan prasarana
pendukung pelayanan sterilisasi (cairan enzymatik, indikator internal dan pouches).
6. Pertahankan pemakaian peralatan single use menjadi reuse sesuai regulasi.
7. Libatkan PES Control untuk pengendalian serangga dan binatang penggerat.

Bekasi, 09 Juli 2018


Direktur RS. Cibitung Medika

dr. Setiawan.,MARS

17

Anda mungkin juga menyukai