Anda di halaman 1dari 124

KEMENTERIAN

KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

LAPORAN

GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN PADA MASA PANDEMI


CORONAVIRUS DISEASE 2019 DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

DISUSUN OLEH
TIM KAJIAN BIDANG ADKL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN


DAN PENGENDALIAN PENYAKIT YOGYAKARTA

Jl. Wiyoro Lor No. 21, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta 55197
Telp. (0274) 371588, Fax (0274) 443284
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, laporan


Gambaran Pelaksanaan Desinfeksi pada Masa Pandemi Coronavirus Disease
2019 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020
telah terselesaikan. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan penyusunan program-
program kesehatan, terutama yang berhubungan dengan pengendalian
Coronavirus Desease 2019 dan adaptasi kebiasaan baru.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran,
tenaga, dan waktu baik langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,
baik dalam kelengkapan data, maupun dalam cara penyusunannya. Untuk itu,
kami mengharapkan saran, tanggapan, dan kritik yang membangun dari para
pembaca laporan ini.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, Desember 2020

Tim Kajian Bidang ADKL


BBTKLPP Yogyakarta

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
SUSUNAN TIM KAJIAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
INTISARI viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2

BAB II METODE KAJIAN


2.1 Jenis Kegiatan/Kajian 4
2.2 Lokasi Kegiatan 4
2.3 Waktu Kegiatan 5
2.4 Tahapan Kegiatan 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Gambaran Umum Fasyankes di Provinsi Jawa
Tengah 7
3.2 Hasil Survei 7
3.3 Pembahasan 23

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


4.1 Kesimpulan 31
4.2 Rekomendasi 33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL
Hal.

Tabel 3.1 Jumlah Responden Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi


Jawa Tengah Tahun 2020 8
Tabel 3.2 Jenis Metode Desinfeksi yang Dilakukan oleh Fasyankes di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 11
Tabel 3.3 Metode Desinfeksi dan Jenis Ruangan yang Didesinfeksi di
Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 12
Tabel 3.4 Alasan Pemilihan Metode Lainnya Oleh Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 21
Tabel 3.5 Jenis, Zat Aktif, Takaran, dan Contoh Merk Dagang Bahan
Desinfektan 29

v
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 3.1 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Fasyankes di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2020 9
Gambar 3.2 Proporsi Fasyankes yang Memiliki Instalasi Khusus Pelaksana
Desinfeksi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 9
Gambar 3.3 Proporsi Fasyankes yang Memiliki Petugas Khusus Pelaksana
Desinfeksi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 10
Gambar 3.4 Proporsi Fasyankes yang Memiliki Petugas Pelaksana Desinfeksi
Terlatih di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 10
Gambar 3.5 Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Sinar UV
di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 13
Gambar 3.6 Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Penyemprotan di
Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 14
Gambar 3.7 Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Penyemprotan di
Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 15
Gambar 3.8 Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Fogging
di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 16
Gambar 3.9 Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Fogging di Fasyankes
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 16
Gambar 3.10 Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Pengepelan Lantai di
Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 17
Gambar 3.11 Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Mengelap Permukaan
Benda-Benda di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 19
Gambar 3.12 Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Pengelapan
Permukaan Benda-Benda di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah 19
Tahun 2020
Gambar 3.13 Metode Desinfeksi Lainnya yang Digunakan di Fasyankes di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 20
Gambar 3.14 Jenis Alat Pelindung Diri saat Pelaksanaan Desinfeksi di
Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 21
Gambar 3.15 Pelaksanaan Uji Laboratorium sebagai Monitoring dan Evaluasi
Desinfeksi di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 22
Gambar 3.16 Kendala Pelaksanaan Desinfeksi di Fasyankes di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2020 23
Gambar 3.17 Instalasi Upper-room UVC 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Galeri Foto Pelaksanaan Desinfeksi di Fasyankes di Jawa Tengah

Lampiran 2 Kuesioner

vii
GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN PADA MASA
PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE 2019 DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

INTISARI
Atikah Mulyawati
Latar Belakang: Desinfeksi merupakan salah satu upaya menjaga kebersihan
lingkungan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.
Tujuan: Mengetahui gambaran pelaksanaan desinfeksi ruangan pada masa
pandemi COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah.
Metode: Kegiatan dilaksanakan dengan metode survei yaitu menggunakan
Google form yang didistribusikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan di
Provinsi Jawa Tengah. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Hasil: Jumlah Fasyankes yang menjadi responden sebanyak 795 yang berasal
dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan jenis Fasyankes
yang menjadi responden adalah 488 Puskesmas, 141 rumah sakit, 144 klinik, 11
apotek, lima laboratorium, empat Dinas Kesehatan, satu Dokter praktek, dan satu
Bidan praktek. Sebanyak 789 responden telah melaksanakan desinfeksi
ruangan. 337 Fasyankes yang telah memiliki instalasi khusus pelaksana
desinfeksi dan 253 Fasyankes yang telah memiliki petugas desinfeksi terlatih.
Jumlah Fasyankes yang melaksanakan desinfeksi metode sinar UV 150,
penyemprotan 747, fogging 49, mengepel lantai 705, mengelap permukaan
benda-benda 676, dan metode lainnya 30. Bahan yang digunakan untuk
penyemprotan antara lain: Klorin, karbol/Lysol, pembersih lantai/Benzalkonium
klorida, pemutih/Hipoklorit, dan alkohol. Untuk pengepelan lantai antara lain:
Karbol/Lysol, Benzalkonium klorida, Kreolin, Klorin, dan Alkohol. Untuk
pengelapan permukaan benda-benda antara lain: Klorin, Alkohol, Karbol/Lysol,
Benzalkonium klorida, kreolin, Kreolin, Hipoklorit, dan Hidrogen peroksida. Untuk
fogging antara lain: Hidrogen peroksida, Klorin, dan Benzalkonium klorida.
Seluruh Fasyankes yang melaksanakan desinfeksi telah menggunakan alat
pelindung diri (APD) berupa masker (782), sarung tangan (776), sepatu (706),
kacamata (645), baju khusus (610), dan penutup kepala (594). Sebanyak 94
Fasyankes telah melakukan monitoring dan evaluasi desinfeksi. Kendala yang
dialami oleh Fasyankes antara lain terkait SDM (241), bahan (132), alat (82),
dana (76), waktu pelaksanaan (53), dan APD (24).
Kesimpulan: 99,2% responden telah melaksanakan desinfeksi ruangan dengan
43% diantaranya telah memiliki instalasi khusus pelaksana desinfeksi dan 80%
memiliki tenaga desinfeksi terlatih. Metode desinfeksi yang digunakan berturut-
turut dari yang terbanyak yaitu penyemprotan (94,7%), mengepel lantai (89,3%),
mengelap permukaan benda-benda (85,6%), sinar UV (18,9%), fogging (6,6%),
dan metode lainnya (3,9%). Bahan desinfektan yang paling banyak digunakan
untuk metode penyemprotan yaitu Klorin, untuk metode pengepelan lantai yaitu
Karbol/Lysol, untuk metode pengelapan permukaan benda-benda yaitu Klorin,
dan untuk metode fogging yaitu Hidrogen peroksida. APD yang digunakan yaitu
masker (99,1%), sarung tangan (98,4%), sepatu (89,5%), kacamata (81,7%),
baju khusus (77,3%), dan penutup kepala (75,3%). Monitoring dan evaluasi
berupa uji kualitas udara dan permukaan telah dilakukan oleh 12% responden.
Kendala pelaksanaan desinfeksi yang paling banyak adalah terkait SDM (30,5%),
bahan (16,7%) dan alat (10,4%).
Kata kunci: SARS-CoV-2, COVID-19, desinfeksi, Jawa Tengah.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus SARS jenis baru yang muncul di negara China pada
akhir tahun 2019, kemudian menyebar dengan cepat ke hampir semua
negara sejak awal tahun 2020 hingga saat ini. Tanggal 11 Maret 2020,
World Health Organization (WHO) menetapkan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) sebagai pandemi global.
Pada bulan Maret 2020, Presiden Republik Indonesia melalui
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 menetapkan penyebaran
penyakit tersebut sebagai bencana nasional non alam. Risiko penularan
COVID-19 di tingkat nasional maupun global masih sangat tinggi namun
dunia usaha dan perekonomian perlu tetap jalan, maka perlu dilakukan
upaya pencegahan dan pengendalian serta pelaksanaan adaptasi
kebiasaan baru.
Coronavirus merupakan virus yang memiliki selubung lipid luar yang
rapuh sehingga rentan terhadap desinfektan. Sehingga perlu dilakukan
pembersihan dan desinfeksi pada permukaan lingkungan tempat-tempat
yang mungkin terkontaminasi virus COVID-19 (WHO. 2020).
Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) merupakan salah satu
tempat yang berisiko terjadi penyebaran. Prinsip pencegahan dan
pengendalian risiko penularan COVID-19 di Fasyankes adalah menerapkan
kewaspadaan isolasi untuk semua pasien, menerapkan pengendalian
administrasi, dan melakukan pendidikan dan pelatihan (Kemenkes, 2020).
Prinsip kewaspadaan isolasi untuk semua pasien terdiri dari
kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi. Kewaspadaan standar
meliputi kebersihan tangan, penggunaan APD, kebersihan pernafasan,
kebersihan lingkungan, penanganan linen, tatalaksana limbah, desinfeksi
peralatan perawatan pasien berdasarkan jenisnya, dan praktik menyuntik
yang aman. Desinfeksi merupakan salah satu upaya menjaga kebersihan
lingkungan (Kemenkes, 2020).

1
BBTKLPP Yogyakarta melaksanakan Kajian Gambaran Pelaksanaan
Desinfeksi di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah melalui formulir online
(Google form) dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
desinfeksi di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah.

1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pelaksanaan desinfeksi ruangan di Fasyankes
di Provinsi Jawa Tengah.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui proporsi Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah yang
melaksanakan desinfeksi ruangan.
b. Mengetahui proporsi Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah yang
memiliki instalasi khusus untuk melakukan desinfeksi ruangan.
c. Mengetahui proporsi Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah yang
memiliki tenaga terlatih yang melakukan desinfeksi ruangan.
d. Mengetahui metode desinfeksi ruangan yang digunakan di
Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah.
e. Mengetahui bahan desinfeksi ruangan yang digunakan di
Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah.
f. Mengetahui alat pelindung diri yang digunakan saat pelaksanaan
desinfeksi ruangan di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah.
g. Mengetahui pelaksanaan monitoring dan evaluasi desinfeksi
ruangan di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah.
h. Mengetahui kendala pelaksanaan desinfeksi ruangan di Fasyankes
di Provinsi Jawa Tengah.

1.3. Manfaat
1. Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan perencanaan,
program, serta monitoring dan evaluasi rangka pengendalian COVID-19.

2
2. Bagi Fasyankes
Memberikan wawasan tentang berbedaan metode, alat, dan bahan yang
digunakan oleh Fasyankes lain sebagai pertimbangan pelaksanaan
desinfeksi di lingkungannya.

3
BAB II
METODOLOGI

2.1. Jenis kegiatan


Kegiatan dilaksanakan dengan metode survei yaitu menggunakan
Google form sebagai alat pengumpulan data yang didistribusikan kepada
fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Provinsi Jawa Tengah. Data
yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan dibahas dengan metode
deskriptif.

2.2. Lokasi kegiatan


Kegiatan berlokasi di Provinsi Jawa Tengah dengan menjaring
responden fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dari 33
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yaitu:
1 Kabupaten Banjarnegara
2 Kabupaten Banyumas
3 Kabupaten Blora
4 Kabupaten Boyolali
5 Kabupaten Brebes
6 Kabupaten Cilacap
7 Kabupaten Demak
8 Kabupaten Grobogan
9 Kabupaten Jepara
10 Kabupaten Karanganyar
11 Kabupaten Kebumen
12 Kabupaten Kendal
13 Kabupaten Klaten
14 Kabupaten Kudus
15 Kabupaten Magelang
16 Kabupaten Pati
17 Kabupaten Pekalongan
18 Kabupaten Pemalang
19 Kabupaten Purbalingga
20 Kabupaten Purworejo

4
21 Kabupaten Rembang
22 Kabupaten Semarang
23 Kabupaten Sragen
24 Kabupaten Tegal
25 Kabupaten Temanggung
26 Kabupaten Wonogiri
27 Kabupaten Wonosobo
28 Kota Magelang
29 Kota Pekalongan
30 Kota Salatiga
31 Kota Semarang
32 Kota Surakarta
33 Kota Tegal

2.3. Waktu Kegiatan.


Waktu kegiatan dari persiapan hingga penyusunan laporan
dilaksanakan pada bulan Oktober s.d. Desember 2020.

2.4. Tahap kegiatan


1. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan menyusun instrumen untuk
pelaksanaan kegiatan berupa Google form pelaksanaan desinfeksi
ruangan di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah, melakukan uji coba
instrumen, menyiapkan surat permohonan pengumpulan data, flayer,
dan broadcast, serta distribusi surat dan penyebarluasan flayer dan
broadcast ke Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan dengan penyebarluasan
Google form pelaksanaan desinfeksi ke Fasyankes di Provinsi Jawa
Tengah secara online. Penyebaran melalui pengiriman flayer dan
broadcast yang dikirim via whatsapp dan email. Waktu pelaksanaan
pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2020.

5
b. Analisis hasil
Data yang terkumpul kemudian divalidasi untuk menghindari
adanya data ganda dari satu Fasyankes yang sama. Dilakukan juga
verifikasi data ganda yang akan digunakan dengan menghubungi
petugas Fasyankes yang mengisi data tersebut. Setelah validasi
dan verifikasi, data direkapitulasi dan analisis berdasarkan jenis
variabel. Waktu pelaksanaan analisis data pada bulan Oktober s.d.
Desember 2020.

3. Tahap Evaluasi dan Pelaporan


a. Penyusunan Laporan
Pada tahap penyusunan laporan, hasil analisis data disusun
dan dibahas secara deskriptif. Kemudian berdasarkan pembahasan,
ditarik kesimpulan dan disusun rekomendasi. Waktu pelaksanaan
analisis data pada bulan Desember 2020.
b. Diseminasi Hasil
Diseminasi hasil dilakukan dengan menyebarluaskan laporan
Gambaran Pelaksanaan Desinfeksi di Fasyankes di Provinsi Jawa
Tengah dalam bentuk PDF ke Dinas kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi
kegiatan, dan masing-masing Fasyankes yang menjadi responden
melalui email atau Whatsapp.

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi Jawa


Tengah
Provinsi Jawa Tengah memiliki luas wilayah 32.800,69 KM2 yang
terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Penduduk di Provinsi ini
berjumlah 34.490.835 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak di
Kabupaten Brebes (1.802.829 jiwa) dan jumlah penduduk paling sedikit di
Kabupaten Rembang (633.584 jiwa). Sedangkan Kota terpadat adalah Kota
Surakarta dengan kepadatan 11.256 jiwa/KM2 (BPS Provinsi Jawa Tengah,
2019).
Fasilitas pelayanan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah cukup lengkap
dan banyak. Jumlah rumah sakit ada 239 unit, rumah bersalin 32 unit,
Puskesmas 879 unit, Klinik/Balai Kesehatan 1.166 unit, dan Apotek 286 unit
(BPS Provinsi Jawa Tengah, 2019).

3.2 Hasil Survei


3.2.1 Karakteristik Fasyankes yang menjadi Responden
Survei pelaksanaan desinfeksi di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah
diikuti oleh 795 responden yang berasal dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah sebagaimana Tabel 3.1. Responden terbanyak berasal dari
Kabupaten Sragen (11,3%), Cilacap (11,1%), Banyumas (7,9%), Brebes
(7,0%), dan Banjarnegara (5,5%).
Berdasarkan jenis Fasyankes, responden berasal dari Puskesmas,
Rumah Sakit, Klinik, Apotek, Laboratorium, Dinas Kesehatan, Dokter
Praktek, dan Bidang Praktek (Gambar 3.1). Responden terbanyak dari
Puskesmas (61,4%), Rumah Sakit (17,7%), dan Klinik (18,1%).

7
Tabel 3.1. Proporsi Responden Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2020

Kabupaten/Kota Jumlah Prosentase


1 Kabupaten Banjarnegara 44 5,5%
2 Kabupaten Banyumas 63 7,9%
3 Kabupaten Blora 31 3,9%
4 Kabupaten Boyolali 42 5,3%
5 Kabupaten Brebes 56 7,0%
6 Kabupaten Cilacap 88 11,1%
7 Kabupaten Demak 31 3,9%
8 Kabupaten Grobogan 40 5,0%
9 Kabupaten Jepara 4 0,5%
10 Kabupaten Karanganyar 4 0,5%
11 Kabupaten Kebumen 4 0,5%
12 Kabupaten Kendal 35 4,4%
13 Kabupaten Klaten 7 0,9%
14 Kabupaten Kudus 14 1,8%
15 Kabupaten Magelang 20 2,5%
16 Kabupaten Pati 24 3,0%
17 Kabupaten Pekalongan 24 3,0%
18 Kabupaten Pemalang 1 0,1%
19 Kabupaten Purbalingga 24 3,0%
20 Kabupaten Purworejo 25 3,1%
21 Kabupaten Rembang 20 2,5%
22 Kabupaten Semarang 5 0,6%
23 Kabupaten Sragen 90 11,3%
24 Kabupaten Tegal 29 3,6%
25 Kabupaten Temanggung 2 0,3%
26 Kabupaten Wonogiri 1 0,1%
27 Kabupaten Wonosobo 15 1,9%
28 Kota Magelang 2 0,3%
29 Kota Pekalongan 12 1,5%
30 Kota Salatiga 11 1,4%
31 Kota Semarang 1 0,1%
32 Kota Surakarta 24 3,0%
33 Kota Tegal 2 0,3%
Total 795 100%

8
Gambar 3.1. Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Fasyankes
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

3.2.2 Pelaksanaan Desinfeksi Ruangan di Fasyankes


Hasil survey menunjukkan bahwa dari 795 Fasyankes yang menjadi
responden, sebanyak 789 (99,2%) Fasyankes menyatakan telah
melaksanakan desinfeksi ruangan dan enam (0,8%) Fasyankes tidak
melaksanakan desinfeksi. Alasan enam Fasyankes tidak melaksanakan
desinfeksi ruangan adalah tidak memiliki peralatan desinfeksi/peralatan
rusak (empat Fasyankes), gedung baru (satu Fasyankes), dan masih
berada di zona hijau (satu Fasyankes).

Gambar 3.2. Proporsi Fasyankes yang Memiliki Instalasi Khusus


Pelaksana Desinfeksi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

9
Dari 789 Fasyankes yang melaksanakan desinfeksi, sebanyak 337
(43%) Fasyankes memiliki instalasi khusus yang melaksanakan desinfeksi
dan sebanyak 452 (57%) Fasyankes belum memiliki (Gambar 3.2).

Gambar 3.3. Proporsi Fasyankes yang Memiliki Petugas Khusus


Pelaksana Desinfeksi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Sebanyak 630 (80%) Fasyankes mempunyai petugas khusus


desinfeksi (Gambar 3.3). Petugas desinfeksi tersebut paling banyak adalah
Cleaning service dan Sanitarian. Sebanyak 536 (68%) Fasyankes
menyatakan bahwa petugas desinfeksi di Fasyankes tersebut belum
mendapatkan pelatihan (Gambar 3.4).

Gambar 3.4. Proporsi Fasyankes yang Memiliki Petugas Pelaksana


Desinfeksi Terlatih di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

10
3.2.3 Metode Desinfeksi Ruangan di Fasyankes
Metode desinfeksi yang digunakan oleh Fasyankes di Provinsi Jawa
Tengah terdiri dari metode sinar ultra violet (UV), penyemprotan, fogging,
mengepel lantai, mengelap permukaan benda-benda, dan metode lain.
Kebanyakan Fasyankes melakukan lebih dari satu macam desinfeksi.
Jenis metode yang digunakan berdasar jenis Fasyankes dapat dilihat di
Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Jenis Metode Desinfeksi yang Dilakukan oleh Fasyankes di


Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Jenis Metode
Jenis Sinar Mengelap
Fasyankes ultra Mengepel permukaan Metode
Penyemprotan Fogging
violet lantai benda- lain
(UV) benda
Puskesmas 57 476 14 415 386 5
Rumah Sakit 63 122 25 136 138 22
Klinik 28 129 10 134 133 3
Laboratorium 1 5 0 5 3 0
Apotek 0 9 0 10 10 0
Bidan Praktek 0 1 0 1 1 0
Dokter praktek 1 1 0 1 1 0
Dinas
0 4 0 3 4 0
Kesehatan
Total 150 747 49 705 676 30

Tabel 3.2 menunjukkan metode desinfeksi paling banyak digunakan


yaitu penyemprotan yang dilakukan oleh 747 (94,3%) Fasyankes,
mengepel lantai dilakukan oleh 705 (89,0%) Fasyankes, dan mengelap
permukaan benda-benda yang dilakukan oleh 676 (85,4%) Fasyankes.
Pengaplikasian metode desinfeksi berdasar jenis ruangan dapat dilihat
pada Tabel 3.3.
Berdasarkan Tabel 3.3, metode desinfeksi sinar UV banyak
digunakan di ruang rawat inap, UGD, dan poliklinik. Metode
penyemprotan banyak digunakan di ruang pendaftaran, poliklinik, dan
laboratorium. Metode fogging banyak digunakan di ruang UGD, ruang
tunggu, dan poliklinik. Sedangkan metode pengepelan lantai dan

11
pengelapan permukaan benda-benda dilaksanakan dihampir semua
ruangan.

Tabel 3.3. Metode Desinfeksi dan Jenis Ruangan yang Didesinfeksi


di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Jenis Metode
Mengelap
Jenis Ruangan Sinar Mengepel Permukaan
Penyemprotan Fogging
UV Lantai Benda-
benda
Rawat Inap 109 429 31 442 399
UGD 109 600 40 574 528
Poliklinik 101 621 37 602 565
Apotek 43 586 25 647 568
Ruang tunggu 48 709 38 663 596
Ruang pendaftaran 43 680 35 656 599
Ruang Administrasi 38 590 32 639 559
Laboratorium 74 613 25 611 545
Ruang Isolasi Pasien
51 204 19 110 207
COVID19
Ruang lain 84 204 21 221 178

Gambaran pelaksanaan masing-masing metode desinfeksi ruangan


di Fasyankes adalah sebagai berikut:
a. Metode Sinar UV
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa metode desinfeksi dengan
menggunakan sinar UV dilaksanakan oleh 150 Fasyankes yang
terdiri dari 57 Puskesmas, 63 rumah sakit, 28 klinik, satu
laboratorium, dan satu dokter praktek. Pengaplikasian metode sinar
UV paling banyak diterapkan di ruang rawat inap, UGD, poliklinik, dan
laboratorium (Tabel 3.3).
Berdasar waktu mulai diterapkannya metode sinar UV,
sebanyak 102 (68,0%) Fasyankes telah melaksanakan desinfeksi
metode sinar UV sebelum ditetapkannya pandemi COVID-19 dan 48
(32,0%) Fasyankes melaksanakan setelah ditetapkannya pandemi
COVID-19. Berdasar frekuensinya, sebanyak 109 (72,7%) Fasyankes
telah melaksanakan desinfeksi metode sinar UV secara rutin dan 41
(27,3%) Fasyankes melaksanakan secara tidak rutin.

12
Gambar 3.5. Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Sinar UV
di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Frekuensi pelaksanaan desinfeksi metode sinar UV secara rutin


sebagaimana Gambar 3.5. Pada Gambar tersebut menunjukkan
bahwa 57 (38,0%) Fasyankes melaksanakan desinfeksi UV tersebut
setiap hari.
Alasan dipilihnya desinfeksi metode sinar UV oleh Fasyankes
tersebut berturut-turut dari yang paling banyak adalah:
1) Efisien
2) Aman
3) Tidak meninggalkan residu
4) Mudah/praktis
5) Tersedianya alat
6) Cepat
7) Jangkauan luas dan mendetail
8) Sesuai peraturan

b. Metode Penyemprotan
Metode desinfeksi penyemprotan dilaksanakan oleh 747
Fasyankes terdiri dari 476 Puskesmas, 122 rumah sakit, 129 Klinik,
Sembilan Apotek, lima Laboratorium, empat Dinas Kesehatan, satu
Dokter praktek, dan satu Bidan praktek (Tabel 3.2). Pengaplikasian

13
Metode desinfeksi penyemprotan paling banyak diterapkan di ruang
tunggu, pendaftaran, Poliklinik, Laboratorium, dan UGD (Tabel 3.3).
Berdasar waktu mulai pelaksanan metode ini, sebanyak 125
(16,7%) Fasyankes telah melaksanakan sebelum ditetapkannya
pandemi COVID-19 dan sebanyak 622 (83,3%) Fasyankes
melaksanakan setelah ditetapkannya pandemi COVID-19. Berdasar
rutin tidaknya pelaksanaan, sebanyak 646 (86,5%) Fasyankes
melaksanakan secara rutin dan sebanyak 101 (13,5%) Fasyankes
melaksanakan secara tidak rutin. Frekuensi terbanyak pelaksanaan
desinfeksi metode penyemprotan secara rutin oleh Fasyankes
tersebut adalah setiap hari yaitu dilaksankaan oleh 466 (62,4%)
Fasyankes sebagaimana Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Penyemprotan


di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Bahan desinfektan yang digunakan dalam pelaksanaan


desinfeksi metode penyemprotan oleh Fasyankes terdiri dari berbagai
bahan. Satu Fasyankes dapat menggunakan lebih dari satu bahan
dan diaplikasikan di ruang yang berbeda. Bahan yang paling banyak
digunakan oleh 747 Fasyankes yang melakukan penyemprotan
adalah Klorin yaitu digunakan oleh 467 (62,5%) Fasyankes (Gambar
3.7).

14
Gambar 3.7. Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Penyemprotan
di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Alasan dipilihnya desinfeksi metode penyemprotan oleh


Fasyankes tersebut berturut-turut dari yang paling banyak adalah:
1) Mudah/praktis
2) Efisien dan ekonomis
3) Efektif
4) Tersedianya alat
5) Jangkauan luas dan sampai ke detail sempit
6) Cepat
7) Sesuai peraturan
8) Aman

c. Metode Fogging
Metode fogging dilaksanakan oleh 49 Fasyankes terdiri dari 14
Puskesmas, 25 rumah sakit, dan 10 klinik (Tabel 3.2). Berdasarkan
waktu mulai diterapkannya metode ini, sebanyak 22 (44,9%)
Fasyankes telah melaksanakan fogging sebelum ditetapkannya
pandemi COVID-19 dan 27 (55,1%) Fasyankes melaksanakan
setelah ditetapkannya pandemi COVID-19. Metode ini paling banyak
digunakan di ruang UGD, ruang tunggu, poliklinik, ruang pendaftaran,
dan ruang administrasi (Tabel 3.3).

15
Berdasar rutin tidaknya pelaksanaan, sebanyak 32 (65,3%)
Fasyankes telah melaksanakan desinfeksi metode fogging secara
rutin dan 17 (34,7%) Fasyankes melaksanakan secara tidak rutin.
Frekuensi pelaksanaan desinfeksi metode fogging bervariasi dari
setiap hari, seminggu lebih dari sekali, saat ada kasus COVID-19,
seminggu sekali, sebulan sekali, dan lainnya (Gambar 3.8).

Gambar 3.8. Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Fogging


di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Bahan desinfektan yang digunakan dalam pelaksanaan


desinfeksi metode fogging paling banyak menggunakan Hidrogen
Peroksida oleh sebanyak 23 (46,9%) Fasyankes (Gambar 3.9).

Gambar 3.9. Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Fogging


di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

16
Alasan dipilihnya desinfeksi metode fogging oleh Fasyankes
tersebut berturut-turut dari yang paling banyak adalah:
1) Efektif
2) Mudah/praktis
3) Jangkauan luas dan sampai ke detail sempit
4) Efisien dan ekonomis
5) Tersedianya alat
6) Sesuai peraturan/rekomendasi

d. Metode Mengepel Lantai


Metode mengepel lantai dilaksanakan oleh 705 Fasyankes
terdiri dari 415 Puskesmas, 136 rumah sakit, 134 klinik, 10 apotek,
lima laboratorium, tiga Dinas Kesehatan, satu Dokter praktek, dan
satu Bidan praktek (Tabel 3.2). Metode ini diterapkan hampir di
seluruh ruangan di Fasyankes (Tabel 3.3).
Berdasar waktu mulai diterapkannya metode ini, sebanyak 616
(87,4%) Fasyankes telah melaksanakan desinfeksi metode mengepel
lantai sebelum ditetapkannya pandemi COVID-19. Sebanyak 442
(62,7%) Fasyankes tersebut telah melaksanakan desinfeksi metode
mengepel lantai secara rutin. Berdasar frekuensinya, sebanyak 685
(97,2%) Fasyankes melaksanakan metode ini setiap hari.

Gambar 3.10. Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Pengepelan


Lantai di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

17
Bahan desinfektan metode pengepelan lantai yang digunakan
oleh satu Fasyankes bisa lebih dari satu jenis. Berdasar Gambar
3.10, bahan yang paling banyak dipakai adalah karbol/lysol yang
digunakan oleh 587 (83,3%) Fasyankes.
Alasan dipilihnya desinfeksi metode mengepel lantai oleh
Fasyankes tersebut berturut-turut dari yang paling banyak adalah:
1) Mudah/praktis
2) Efektif
3) Bersih
4) Efisien dan ekonomis
5) Jangkauan permukaan lebih luas dan sampai ke sudut
6) Tersedianya alat
7) Aman

e. Metode Mengelap permukaan benda-benda


Metode mengelap permukaan benda-benda dilaksanakan oleh
676 Fasyankes terdiri dari 386 Puskesmas, 138 rumah sakit, 133
klinik, 10 apotek , tiga labortarium, empat Dinas Kesehatan, satu
Dokter praktek, dan satu Bidan praktek (Tabel 3.2).
Hampir seluruh ruangan di Fasyankes dilakukan metode
mengelap permukaan benda-benda. Ruang yang terbanyak
melakukan ini adalah di ruang tunggu, pendaftaran, dan poliklinik
(Tabel 3.3).
Sebanyak 429 (63,5%) Fasyankes telah melaksanakan
desinfeksi metode mengelap permukaan benda-benda sebelum
ditetapkannya pandemi COVID-19 dan 247 (36,5%) Fasyankes
melaksanakan setelah ditetapkannya pandemi COVID-19. Sebanyak
399 (59,0%) Fasyankes telah melakukan desinfeksi mengelap
permukaan benda-benda secara rutin dengan 533 (78,8%)
diantaranya melakukannya setiap hari (Gambar 3.11).
Bahan desinfektan metode pengelapan permukaan benda-
benda yang digunakan oleh satu Fasyankes bisa lebih dari satu jenis.
Berdasar Gambar 3.12, bahan yang paling banyak dipakai adalah

18
klorin yang digunakan oleh 281 (41,6%) Fasyankes dan alkohol yang
digunakan oleh 206 (30,4%) Fasyankes.

Gambar 3.11. Frekuensi Pelaksanaan Desinfeksi Metode Mengelap


Permukaan Benda-Benda di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Gambar 3.12. Bahan Desinfektan yang Digunakan dalam Pengelapan


Permukaan Benda-Benda di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Alasan dipilihnya desinfeksi metode mengelap permukaan


benda-benda oleh Fasyankes tersebut berturut-turut dari yang paling
banyak adalah:
1) Mudah/praktis

19
2) Efektif
3) Bersih
4) Efisien dan ekonomis
5) Merata dan jangkauan mendetail
6) Alat tersedia
7) Aman
8) Sesuai peraturan/standar/rekomendasi
9) Cepat

f. Metode lainnya
Metode lainnya dilaksanakan oleh 30 Fasyankes yaitu lima
Puskesmas, 22 rumah sakit, dan tiga klinik (Tabel 3.2). Metode lain
yang paling banyak dilakukan yaitu penggunaan alat Drymist
sebanyak 11 (35,5%) sebagaimana Gambar 3.13.

Gambar 3.13. Metode Desinfeksi Lainnya yang Digunakan


di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Alasan dipilihnya metode desinfeksi lainnya dapat dilihat pada


Tabel 3.4. Drymist, Ozon, HepafilterI dan Humidifier dipilih karena
dinilai efektif membunuh kuman dan virus di ruangan dan tidak
meninggalkan residu.

20
Tabel 3.4 Alasan Pemilihan Metode Lainnya Oleh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di Fasyankes di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2020

Metode Desinfeksi Alasan Pemilihan


Drymist Efektif, mudah, efisien, cepat, tidak
meninggalkan residu, dan jangkauan luas
Ozon Efektif, efisien, mudah, alat tersedia, cepat,
tidak merusak peralatan
Hepafilter Efektif, aman, dan tidak meninggalkan residu
Humidifier Efektif

3.2.4 Alat Pelindung Diri saat Melaksanakan Desinfeksi Ruangan di


Fasyankes
Penggunaan alat pelindung diri pada saat pelaksanaan desinfeksi
dilakukan oleh seluruh (100%) Fasyankes yang menjadi responden. Pada
Gambar 3.14 dapat diketahui bahwa APD yang paling banyak dipakai
yaitu masker (99,1%), sarung tangan (98,4%), dan sepatu (89,5%).

Gambar 3.14. Jenis Alat Pelindung Diri saat Pelaksanaan Desinfeksi


di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

3.2.5 Monitoring dan Evaluasi Desinfeksi Ruangan di Fasyankes


Berdasarkan hasil survei, pelaksanaan monitoring evaluasi berupa
pengujian laboratorium udara ruang dan permukaan sebelum dan atau

21
sesudah desinfeksi, menunjukkan bahwa sebagian besar (88%)
Fasyankes belum melakukan (Gambar 3.15).

Gambar 3.15. Pelaksanaan Uji Laboratorium sebagai Monitoring dan


Evaluasi Desinfeksi di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Dari 94 Fasyankes yang telah melaksanakan uji laboratorium udara


ruang dan atau permukaan, parameter yang paling banyak diuji adalah
Angka kuman udara dan permukaan (lantai/dinding).

3.2.6 Kendala Pelaksanaan Desinfeksi Ruangan di Fasyankes


Dari 789 Fasyankes yang menyatakan melaksanakan desinfeksi
ruangan, sebanyak 520 (65,7%) Fasyankes mengalami kendala.
Sebagian besar mengalami kendala lebih dari satu macam. Jenis kendala
dapat dikelompokkan menjadi delapan yaitu kendala sumber daya
manusia (SDM), alat, bahan, dana, waktu pelaksanaan, alat pelindung diri
(APD), monitoring dan evaluasi, serta kendala lainnya (Gambar 3.16).
Kendala SDM menjadi kendala yang paling banyak dialami (30,6%).

22
Gambar 3.16. Kendala Pelaksanaan Desinfeksi di Fasyankes
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Kendala SDM yang disebutkan oleh Fasyankes diantaranya adalah


kurangnya SDM pelaksana desinfeksi, SDM belum terlatih, SDM rangkap
tugas, dan SDM kurang disiplin. Kendala alat diantaranya adalah
kurangnya jumlah alat, alat tidak tersedia, dan alat rusak. Kendala bahan
diantaranya adalah bahan korosif, merusak peralatan, kekurangan bahan,
kesulitan mencari bahan, harga bahan yang mahal, dan bau.
Kendala waktu pelaksanaan yang disampaikan oleh Fasyankes
adalah terkait dengan pengaturan waktu pelaksanaan saat ruangan
kosong tidak ada pasien. Kendala dana yang disampaikan oleh
Fasyankes yaitu kurangnya dana, butuhnya biaya yang tinggi untuk alat
dan bahan, serta tidak adanya dana insentif bagi petugas yang
melaksanakan desinfeksi.
Kendala APD yang disampaikan oleh Fasyankes yaitu terkait
ketersediaan APD yang kurang. Kendala monev yang disebutkan adalah
belum dilaksanakannya monitoring dan evaluasi pelaksanaan desinfeksi.

3.3 Pembahasan
Sejak menyebarnya Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dari RRC
akhir tahun 2019 hingga saat ini, penyakit ini telah merenggut banyak
korban jiwa. WHO telah menetapkan penyakit ini sebagai pandemi global
pada tanggal 11 Maret 2020. Di Indonesia, berdasarkan Keputusan

23
Presiden Nomor 12 Tahun 2020, penyebaran COVID-19 ditetapkan sebagai
bencana nasional nonalam.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV-2). SARS
coronavirus (SARS-CoV) adalah virus stabil yang berpotensi ditularkan oleh
kontak atau fomit tidak langsung (Chan dkk, 2011). Fomit adalah zat atau
bahan mati atau nonpatogenik (misal lembaran, permukaan furnitur, kertas,
dan sebagainya), tidak termasuk makanan, yang dapat bertindak sebagai
vektor suatu patogen. (The Free Dictionary by Farlex, 2012).
SARS-CoV mempertahankan kelangsungan hidupnya di permukaan
yang halus selama lebih dari 5 hari pada suhu 22–25 °C dan kelembaban
relatif 40% – 50% (Chan dkk, 2011). Hasil penelitian Chan dkk (2011) ini
menunjukkan bahwa permukaan yang terkontaminasi dapat memainkan
peran utama dalam penularan infeksi SARS CoV di rumah sakit dan
masyarakat. Hasil penelitian lain di rumah sakit di Hongkong menunjukkan
SARS CoV-2 terdeteksi di permukaan lingkungan namun tidak di udara
(Cheng dkk, 2020).
SARS CoV-2 juga ditemukan mampu hidup (viabel) hingga satu hari
pada kain dan kayu, dua hari pada kaca, empat hari pada stainless steel
dan plastik, dan tujuh hari pada lapisan luar masker medis (Chin dkk,
2020). Virus ini juga mampu bertahan pada tembaga selama empat jam,
pada kardus selama 24 jam, dan pada plastik dan stainless steel hingga 72
jam (Van Doremalen dkk, 2020).
Upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 terus dilakukan oleh
berbagai pihak untuk menangani kejadian luar biasa ini. Perlindungan
masyarakat melalui upaya pencegahan diantaranya dilakukan dengan
kegiatan promosi dan proteksi (Kemenkes, 2020).
Kegiatan promosi pada masyarakat dilakukan melalui sosialisasi,
edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi. Kegiatan proteksi atau
perlindungan dilakukan antara lain melalui penyediaan sarana cuci tangan
pakai sabun atau handsanitizer, penapisan kesehatan orang yang akan
masuk ke fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, desinfeksi permukaan,
ruang, dan peralatan, serta penegakan disiplin perilaku untuk tidak

24
berkerumun, menggunakan masker, tidak merokok di fasilitas umum, dan
lain-lain (Kemenkes, 2020).
Pada fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), ditetapkan tiga
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 yaitu menerapkan
kewaspadaan isolasi untuk semua pasien, menerapkan pengendalian
administrasi, dan melakukan pendidikan dan pelatihan. Dalam penerapan
kewaspadaan isolasi, khususnya upaya menjaga kebersihan lingkungan
salah satunya adalah pelaksaaan desinfeksi (Kemenkes, 2020).
Desinfeksi merupakan proses mengeliminasi/menghilangkan banyak
atau semua mikroorganisme patogen kecuali spora bakteri pada benda
mati (CDC, 2008). Desinfeksi dilakukan dengan cara kimia atau fisik untuk
mengendalikan atau menghancurkan mikroorganisme yang mampu
menyebabkan penyakit (Occupational Safety and Health Branch of the
Labour Department, 2007).
Ada tiga tingkat disinfeksi tergantung efektifitas dari desinfektan yaitu
desinfeksi tingkat tinggi, menengah dan rendah. Masing-masing
desinfektan memiliki cara kerja tersendiri, diantaranya ada yang merusak
dinding sel, mengubah sifat protein atau lipid, oksidasi, alkilasi, dll.
Khasiatnya juga tergantung pada berbagai faktor seperti konsentrasi, durasi
kontak, suhu, pH, dll (Occupational Safety and Health Branch of the Labour
Department, 2007).
WHO dalam pernyataan keilmuan yang diterbitkan pada tanggal 9 Juli
2020 tentang Transmisi SARS CoV-2 yang merupakan pemutakhiran
pernyataan keilmuan serupa tertanggal 29 Maret 2020, menyatakan bahwa
SARS CoV-2 dapat menyebar melalui beberapa moda transmisi antara lain
kontak, droplet (percikan), udara (airborne) pada ruang perawatan dengan
prosedur yang menghasilkan aerosol, dan fomit. Dengan adanya moda
transmisi melalui fomit, maka penting dilakukan pengeliminasian SARS
CoV-2 di permukaan. Pelaksanaan desinfeksi merupakan salah satu upaya
pengeliminasian ini. Menurut Chin dkk (2020) SARS CoV-2 dapat bertahan
di berbagai tingkat pH dan suhu ambien namun rentan terhadap panas dan
metode disinfeksi standar.
Pada pedoman pengendalian COVID-19 yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan revisi 5 tanggal 13 Juli 2020 metode desinfeksi

25
yang direkomendasikan adalah pengelapan permukaan benda-benda dan
pengepelan lantai, serta tidak merekomendasikan aplikasi desinfektan ke
permukaan lingungan secara rutin di dalam ruangan dengan penyemprotan
dan fogging.
Upaya menjaga kebersihan lingkungan di Fasyankes dapat dilakukan
dengan prosedur pembersihan dan desinfeksi secara rutin dengan cara
mengelap seluruh permukaan lingkungan ruangan dan pengepelan lantai
ruangan. Bahan yang digunakan berturut-turut yaitu cairan detergen
kemudian bersihkan dengan air bersih lalu menggunakan klorin 0.05 %.
Apabila digunakan di area perawatan pasien COVID-19, cairan pembersih
harus diganti (Kemenkes, 2020).
Berdasarkan hasil survei, pelaksanaan desinfeksi di Fasyankes di
Provinsi Jawa Tengah telah dilaksanakan oleh hampir seluruh (99,2%)
responden. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden mempunyai
perhatian terhadap pencegahan penularan COVID-19 di Fasyankes.
Metode dilakukan berturut-turut dari yang terbanyak adalah dengan
penyemprotan (94,7%) mengepel lantai (89,3%), mengelap permukaan
benda (85,6%), sinar UV (18,9%), dan fogging (6,6%). Pemilihan metode
desinfeksi ini oleh Fasyankes tentu dipilih dengan alasan tertentu.
Berdasarkan survei, penggunaan desinfeksi metode sinar UV oleh
Fasyankes dilakukan dengan tiga alasan terbanyak yaitu efisien, aman, dan
tidak meninggalkan residu. Cara kerja sinar UV adalah dengan membuat
poster cahaya hitam bersinar dan berada di bawah area yang terlihat
cahaya dan sinar-X. Sinar ini merupakan salah satu jenis radiasi
elektromagnetik (Kalyani dkk, 2020).
Tiga macam jenis sinar UV yang dapat digunakan untuk sterilisai yaitu
ultra violet A (UVA), ultra violet B (UVB), dan ultra violet C (UVC). Radiasi
UVA dan UVB memiliki efektifitas lebih rendah dibanding UVC. UVB
dilaporkan efektif untuk membunuh virus SARS lainnya (bukan SARS CoV).
Sedangkan UVA efektifitasnya 1000 kali dibawah UVB. Radiasi UVC telah
terbukti menghancurkan lapisan protein luar dari SARS-Coronavirus (FDA,
2020).
Berdasar penelitian, Coronavirus dapat hancur pada paparan UVC
lebih kuat dari 90 μW/cm2. Perangkat sinar UV level sangat tinggi yang

26
dibutuhkan untuk membunuh Coronavirus berkisar antara 200 hingga 300
nanometer (Kalyani dkk, 2020).
Beggs dan Avital (2020) melakukan penelitian penggunaan Upper-
room UVC sebagai desinfeksi untuk mengurangi penyebaran COVID-19
terutama di ruangan yang tidak dapat menerapkan ventilasi terbuka.
Metode ini dilakukan dengan memasang alat UV di bagian atas ruangan yg
tidak mengenai secara langsung orang yang berada di ruang tersebut
(Gambar 3.17).

Sumber: PeerJ 8:e10196 DOI 10.7717/peerj.10196

Gambar 3.17. Instalasi Upper-room UVC

Penggunaan metode sinar UV ini perlu mempertimbangkan keamanan


petugas pelaksana desinfeksi dan orang-orang yang ada di lingkungan
tersebut. Radiasi UVC pada kulit dapat menyebabkan luka bakar parah dan
pada mata dapat menyebabkan cedera (fotokeratitis). Sehingga perlu
menghindari paparan langsung radiasi UVC pada kulit dan jangan pernah
melihat langsung ke sumber cahaya UVC, meskipun hanya sebentar (FDA,
2020).
Penggunaan desinfeksi metode penyemprotan dan fogging oleh
Fasyankes yang disurvei mempunyai alasan terbanyak yaitu mudah/praktis,
efisien dan ekonomis, efektif, serta jangkauan luas dan mendetail. Bahan
desinfektan metode penyemprotan paling banyak menggunakan klorin.

27
Bahan desinfektan metode fogging paling banyak menggunakan Hidrogen
peroksida.Sedangkan bahan desinfektan untuk mengepel paling banyak
menggunakan karbol/lysol dan mengelap permukaan benda paling banyak
menggunakan klorin dan alkohol.
Pada dasarnya semua bahan kimia yang digunakan sebagai bahan
desinfektan adalah berbahaya. Desinfektan alkohol dapat mengiritasi kulit
yang terluka dan apabila menghirup uap alkohol pekat dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernapasan dan berefek pada sistem saraf pusat.
Hipoklorit dengan konsentrasi tinggi dapat mengiritasi selaput lendir, mata
dan kulit (Occupational Safety and Health Branch of the Labour
Department, 2007).
Larutan Hidrogen peroksida pekat bersifat korosif dan dapat
menyebabkan luka bakar lokal, iritasi pada selaput lendir, mata dan kulit
(Occupational Safety and Health Branch of the Labour Department, 2007).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan disinfektan antara
lain kesesuaian antara disinfektan kimia dan permukaan yang akan
ditangani, toksisitas desinfektan, kemudahan penggunaan, mikroorganisme
yang ingin dibersihkan, konsentrasi, waktu kontak yang dianjurkan, serta
stabilitas produk (WHO, 2020).
Pelaksanaan desinfeksi di dalam ruangan berupa penyemprotan,
fogging, sinar UV ataupun metode lainnya selain mengepel dan mengelap
permukaan benda, dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan secara
manual dengan menyikat atau menggosok untuk membersihkan materi
organik. Desinfeksi metode penyemprotan dan fogging tidak
direkomendasikan untuk area luar ruangan seperti jalan dan pasar serta
tidak diperbolehkan untuk diaplikasikan langsung ke orang seperti bilik
desinfeksi, penyemprotan orang dalam terowongan, dan sejenisnya (WHO,
2020).
Jenis, takaran, dan contoh merk dagang desinfektan yang dapat
digunakan berdasarkan Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan
Lingkungan dan Langkah-Langkah Desinfeksi dalam Rangka Pencegahan
Penularan COVID-19 yang diterbitkan oleh Direktorat Kesehatan
Lingkungan, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI
sebagaimana Tabel 3.5.

28
Tabel 3.5. Jenis, Zat Aktif, Takaran, dan Contoh Merk Dagang Bahan
Desinfektan

Jenis Zat Aktif Takaran Contoh Merk Dagang


Larutan Hipoklorit 30 ml (2 sendok - Bayclin
pemutih makan) per 1 L - So Klin Pemutih
air - Proklin
- Prokleen
Larutan Hipoklorit Untuk ruangan - Kaporit bubuk
klorin konsentrasi - Kaporit padat
minimal 6% - Kaporit tablet
Karbol/Lysol Fenol 30 ml (2 sendok - Wipol
makan) per 1 L - Supersol
air - Bebek karbol wangi
- SOS karbol wangi
Pembersih Benzalkonium 1 tutup botol - Super pell
lantai klorida per 5 L air - So Klin pembersih lantai
- SOS pembersih lantai
- Harpic
- Dettol Floor Cleaner
Desinfektan N-(3- Sesuai petunjuk - Netbiokem DSAM
Diamin aminopropyl)-N- penggunaan - Microbac Forte
dedocypropane- - TM Suprosan DA
1,3-diamine - Steridine Multi Surface
Desinfektan Hidrogen Sesuai petunjuk - Sanosil
peroksida peroksida penggunaan - Clorox Hydrogen Peroxide
- Avmor EP 50
- Sporox II

Alat pelindung diri (APD) merupakan hal penting yang harus digunakan
dalam melaksanakan desinfeksi. Petugas juga harus terlatih dalam
penggunaanya. APD yang perlu digunakan untuk persiapan dan
pelaksanaan desinfeksi di Fasyankes meliputi seragam dengan lengan
panjang, sepatu kerja tertutup, jubah dan/atau celemek kedap cairan,
sarung tangan karet, masker medis, dan pelindung mata atau lebih
disarankan pelindung wajah (WHO, 2020).
Hasil survei menunjukkan petugas pelaksana desinfeksi pada 792
Fasyankes semuanya (100%) telah menggunakan APD dengan dengan
rincian penggunaan dari yang terbanyak yaitu masker (99,1%), sarung
tangan (98,4%), sepatu (89,5%), kacamata (81,7%), baju khusus (77,4%),
dan penutup kepala (75,3%). Dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar Fasyankes telah menerapkan penggunaan APD dengan
baik.

29
Terkait pelaksanaan monitoring dan evaluasi desinfeksi ruangan di
Fasyankes berupa pengujian kualitas udara dan permukaan telah
dilaksanakan oleh 11,9% dengan parameter terbanyak yang diuji yaitu
Angka kuman. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun
2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, baku mutu kualitas
mikrobiologi udara ruang operasi kosong 35 CFU/m3, ruang operasi dengan
aktifitas 180 CFU/m3, dan ruang operasi ultraclean 10 35 CFU/m3.
Kendala pelaksanaan desinfeksi berdasarkan survei yang paling
banyak adalah kendala sumber daya manusia atau SDM (30,6%) yaitu
kurangnya SDM pelaksana desinfeksi, SDM belum terlatih, SDM rangkap
tugas, dan SDM kurang disiplin. Ketersediaan SDM yang terlatih adalah hal
penting yang perlu diperhatikan. Pendidikan pelatihan yang perlu diberikan
kepada seluruh staf Fasyankes tentang COVID-19 meliputi materi segitiga
epidemiologi, rantai infeksi, konsep infeksi, program PPI, kewaspadaan
isolasi (kewaspadaan standard an kewaspadaan berdasar transmisi),
konsep COVID-19, alat pelindung diri, keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), dan pengelolaan limbah (Kemenkes, 2020).
Kendala lain yaitu kendala bahan sebanyak 16,8%, diantaranya adalah
bahan korosif, bahan merusak peralatan, kekurangan bahan, harga bahan
yang mahal, dan bau. Kendala alat sebanyak 10,4%, diantaranya adalah
kurangnya jumlah alat, alat tidak tersedia, dan alat rusak. Terkait alat dan
bahan, perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk melihat alat dan bahan yang
efektif, efisien, mudah, praktis, dan aman baik bagi manusia maupun
sarana prasarana dan peralatan di Fasyankes.

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei pelaksanaan desinfeksi terhadap 795
Fasyankes yang menjadi responden di Provinsi Jawa Tengah dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1 Sebanyak 789 (99,2%) dari 795 responden telah melaksanakan
desinfeksi ruangan.
2 Dari 789 Fasyankes yang melaksanakan desinfeksi, sebanyak 337
(43%) telah memiliki instalasi khusus untuk melakukan desinfeksi
ruangan.
3 Sebanyak 253 (32%) dari 789 Fasyankes telah memiliki tenaga
terlatih yang melakukan desinfeksi ruangan.
4 Metode desinfeksi yang digunakan di 789 Fasyankes berturut-turut
dari yang terbanyak yaitu:
a. Penyemprotan dilaksanakan oleh 747 (94,3%) Fasyankes.
b. Mengepel lantai dilaksanakan oleh 705 (89,0%) Fasyankes.
c. Mengelap permukaan benda-benda dilaksanakan oleh 676
(85,4%) Fasyankes.
d. Sinar UV dilaksanakan oleh 150 (18,9%) Fasyankes.
e. Fogging dilaksanakan oleh 49 (6,2%) Fasyankes
f. Metode lainnya dilaksanakan oleh 30 (3,8%) Fasyankes yaitu
diantaranya desinfeksi menggunakan Drymist, Ozon, Hepafilter,
dan Humidifier.
5 Bahan desinfektan yang digunakan di 789 Fasyankes yaitu:
a. Bahan yang digunakan untuk desinfeksi metode penyemprotan
antara lain: Klorin, karbol/Lysol, pembersih lantai/Benzalkonium
klorida, pemutih/Hipoklorit, dan alkohol.
b. Bahan yang digunakan untuk desinfeksi metode pengepelan
lantai antara lain: Karbol/Lysol, Benzalkonium klorida, Kreolin,
Klorin, dan Alkohol.
c. Bahan yang digunakan untuk desinfeksi metode pengelapan
permukaan benda-benda antara lain: Klorin, Alkohol,

31
Karbol/Lysol, Benzalkonium klorida, kreolin, Kreolin, Hipoklorit,
dan Hidrogen peroksida.
d. Bahan yang digunakan untuk desinfeksi metode fogging antara
lain: Hidrogen peroksida, Klorin, dan Benzalkonium klorida.
6 Dari 789 Fasyankes yang melakukan desinfeksi ruangan, seluruhnya
(100%) menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan
desinfeksi. Rincian APD yang digunakan yaitu:
a. Masker digunakan oleh 782 (99,1%) Fasyankes
b. Sarung tangan digunakan oleh 776 (98,4%) Fasyankes
c. Sepatu digunakan oleh 706 (89,5%) Fasyankes
d. Kacamata digunakan oleh 645 (81,7%) Fasyankes
e. Baju khusus digunakan oleh 610 (77,3%) Fasyankes
f. Penutup kepala digunakan oleh 594 (75,3%) Fasyankes
7 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi desinfeksi ruangan di 789
Fasyankes telah dilaksanakan oleh 94 (12%) Fasyankes. Monitoring
dan evaluasi dilakukan dengan meguji kualitas udara dan permukaan
dengan parameter terbanyak yang diuji yaitu Angka kuman.
8 Kendala pelaksanaan desinfeksi ruangan di 789 Fasyankes yaitu:
a. Kendala SDM dialami oleh 241 (30,5%) Fasyankes, diantaranya
adalah kurangnya SDM pelaksana desinfeksi, SDM belum
terlatih, SDM rangkap tugas, dan SDM kurang disiplin.
b. Kendala bahan dialami oleh 132 (16,7%) Fasyankes, diantaranya
adalah bahan korosif, kekurangan bahan, dan harga bahan yang
mahal.
c. Kendala alat dialami oleh 82 (10,4%) Fasyankes, diantaranya
adalah kurangnya jumlah alat, alat tidak tersedia, dan alat rusak.
d. Kendala dana dialami oleh 76 (9,6%) Fasyankes yaitu kurangnya
dana dan butuhnya biaya yang tinggi untuk alat dan bahan.
e. Kendala waktu pelaksanaan dialami oleh 53 (6,7%) Fasyankes
yaitu terkait dengan pengaturan waktu pelaksanaan saat
ruangan kosong tidak ada pasien.
f. Kendala APD dialami oleh 24 (3%) Fasyankes yaitu kurangnya
APD.

32
g. Kendala Monev dialami oleh 19 (2,4%) Fasyankes yaitu belum
dilaksanakannya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
desinfeksi.

4.2 Rekomendasi
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Melakukan pelatihan desinfeksi bagi petugas desinfeksi di
Fasyankes.
b. Membantu Fasyankes dalam mengatasi kendala pelaksanaan
desinfeksi.

2. Bagi Fasyankes
a. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya
untuk melakukan pelatihan desinfeksi bagi petugas pelaksana
desinfeksi.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
desinfeksi, salah satunya dengan menguji kualitas udara dan
permukaan di ruangan Fasyankes.

3. Bagi Bidang Pengembangan Teknologi dan Laboratorium


BBTKLPP Yogyakarta
a. Membuat bahan desinfektan yang aman dan tidak korosif.
b. Merancang alat desinfeksi yang ekonomis dan mudah dipakai.

33
DAFTAR PUSTAKA

BPS Provinsi Jawa Tengah. 2019. Provinsi Jawa tengah dalam Angka - Jawa
Tengah Province in Figure 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Tengah. Semarang. Tersedia dalam http://bappeda.jatengprov.go.id/wp-
content/uploads/2020/07/Provinsi-Jawa-Tengah-Dalam-Angka-2019.pdf.
Diakses pada tanggal 22 Desember 2020.

Beggs, Clive B. dan Avital, Eldad J. 2020 Upper-room ultraviolet air disinfection
might help to reduce COVID-19 transmission in buildings: a feasibility
study. PeerJ 8:e10196 DOI 10.7717/peerj.10196. Tersedia dalam
https://peerj.com/articles/10196.pdf. Diakses pada tanggal 23 Desember
2020.

CDC. 2020. Guidance for Cleaning and Disinfecting. Public Spaces, Workplaces,
Businesses, School, and Homes. Centers for Disease Control and
Prevention. Tersedia dalam https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/community/pdf/REopening_America_Guidance.pdf. Diakses pada
tanggal 18 November 2020.

CDC. 2008. Introduction, Methods, Definition of Terms. Guideline for Disinfection


and Sterilization in Healthcare Facilities. Centers for Disease Control and
Prevention. Tersedia dalam
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/introduction.ht
ml. Diakses pada tanggal 20 November 2020.

Chan, K.H.; Malik Peiris, J. S.; Lam, S. Y.; Poon, L. L. M.; Yuen, K. Y.; dan Seto,
W. H. 2011. The Effects of Temperature and Relative Humidity on the
Viability of the SARS Coronavirus. Hindawi Publishing Corporation.
Advance in Virology Volume 2011. Article ID 734690. Tersedia dalam
https://www.hindawi.com/journals/av/2011/734690/. Diakses pada tanggal
22 November 2020.

Cheng, V.C.C.; Wong, S.C.; Chen, J.H.K.; Yip, C.C.Y.; Chung, V.W.M.; dkk.
2020. Escalatig Infection Control Response to the rapidly evolving
epidemiology of the coronavirus disease 2019 (COVID-19) due to SARS-
CoV-2 in Hong Kong. Cambridge University Press. Tersedia dalam
https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-
core/content/view/52513ACC56587859F9C601DC747EB6EC/S0899823X
20000586a.pdf/escalating_infection_control_response_to_the_rapidly_evo
lving_epidemiology_of_the_coronavirus_disease_2019_covid19_due_to_s
arscov2_in_hong_kong.pdf. Diakses pada tanggal 18 November 2020.
Chin, A.W.H.; Chu, J.T.S.; Perera, M.R.A.; Hui, K.P.Y.; Yen, H.L.; Chan, M.C.W.,
dkk. 2020. Stability of SARS-CoV-2 in Different Environmental Conditions.
The Lancet Microbe. Tersedia dalam Stability of SARS-CoV-2 in different
environmental conditions - The Lancet Microbe. Diakses pada tanggal 24
November 2020.

Direktorat Kesehatan Lingkungan. 2020. Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan


Lingkungan dan Langkah-Langkah Desinfeksi dalam Rangka Pencegahan
Penularan COVID-19. Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian
Kesehatan. Jakarta.

FDA. 2020. UV Lights and Lamps: Ultraviolet-C Radiation, Disinfection, and


Coronavirus. United State Food and Drug Administration. Tersedia dalam
https://www.fda.gov/medical-devices/coronavirus-covid-19-and-medical-
devices/uv-lights-and-lamps-ultraviolet-c-radiation-disinfection-and-
coronavirus#:~:text=UVC%20radiation%20can%20cause%20severe,the%
20manufacturer%20and%20the%20FDA. Diakses pada tanggal 23
November 2020.

Heilingloh, C.S.; Aufderhorst, U.W.; Schipper, L.; Dittmer, U.; Witzke, O.; Yang,
D.; Sheng, X.; Sutter, K.; Trilling, M.; Alt, M.; Steinmann, A.; Krawczyk, A.
2020. Susceptibility of SARS-CoV-2 to UV Irradiation. American Journal of
Infection Control 48 (2020). Tersedia dalam
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0196655320307562.
Diakses pada tanggal 23 November 2020.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi 5. Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Occupational Safety and Health Branch of the Labour Department. 2007.


Chemical Safety in the Workplace. Guidance Notes on Safe Use of
Chemical Disinfectants. Hongkong. Tersedia dalam
https://www.labour.gov.hk/eng/public/os/C/Disinfectants.pdf. Diakses pada
tanggal 18 November 2020.

The Free Dictionary by Farlex. 2012. Fomites, Segen’s Medical


Dictionary. © 2012 Farlex, Inc. All rights reserved. Tersedia dalam
https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/fomites. Diakses pada
tanggal 23 November 2020.
Van Doremalen, N., Bushmaker, T., Morris, D.H., Holbrook, M.G., Gamble, A.,
Williamson, B.N., dkk. 2020. Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2
as Compared with SARS-CoV-1. The New England Journal of Medicine
382, 1564–1567. Tersedia dalam Aerosol and Surface Stability of SARS-
CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1 | NEJM. Diakses pada tanggal 24
November 2020.

WHO. 2020. Pembersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan dalam konteks


COVID-19. Panduan Interim 15 Mei 2020. World Health Organization.
Tersedia dalam https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/pembersihan-dan-disinfeksi-permukaan-
lingkungan-dalam-konteks-covid-19.pdf?sfvrsn=2842894b_2. Diakses
pada tanggal 18 November 2020.

WHO. 2020. Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap kewaspadaan


pencegahan infeksi. Pernyataan Keilmuan 9 Juli 2020. World Health
Organization. Tersedia dalam https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/transmisi-sars-cov-2---implikasi-untuk-
terhadap-kewaspadaan-pencegahan-infeksi---pernyataan-
keilmuan.pdf?sfvrsn=1534d7df_4. Diakses pada tanggal 22 November
2020.
LAMPIRAN
GALERI FOTO PELAKSANAAN DESINFEKSI DI FASYANKES
DI PROVINSI JAWA TENGAH

1 Pelaksanaan Desinfeksi di Rumah Sakit Islam Banjarnegara


2 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Rakit 1 Banjarnegara
3 Pelaksanaan Desinfeksi di Apotek Karisa Banjarnegara
4 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Ajibarang Kabupaten Banyumas
5 Pelaksanaan Desinfeksi di RSU Ananda Purwokerto, Kabupaten Banyumas
6 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Sokaraja II Kabupaten Banyumas
7 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Purwokerto Utara II Kabupaten
Banyumas
8 Pelaksanaan Desinfeksi di ERHA Skin Purwokerto Kabupaten Banyumas
9 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali
10 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Boyolali II, Kabupaten Boyolali

11 Pelaksanaan Desinfeksi di RS Umi Barokah, Kabupaten Boyolali


12 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD dr. R Soetijono, Kabupaten Blora
13 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Kapuan, Kabupaten Blora
14 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Bumiayu Kabupaten Brebes
15 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes
16 Pelaksanaan Desinfeksi di Labortaorium Kesehatan Kabupaten Brebes
17 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Kabupaten Cilacap
18 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Majenang Kabupaten Cilacap
19 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Cilacap Selatan II Kabupaten Cilacap
20 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Majenang I Kabupaten Cilacap
21 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak
22 Pelaksanaan Desinfeksi di RSI NU Kabupaten Demak
23 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Mranggen III Kabupaten Demak
24 Pelaksanaan Desinfeksi di RS PKU Muhammadiyah Mayong Kabupaten Jepara

25 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Bangsri II Kabupaten Jepara


26 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Kabupaten Karanganyar
27 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD dr. Soedirman Kabupaten Kebumen
28 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Gombong I Kabupaten Kebumen
29 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal
30 Pelaksanaan Desinfeksi di Charlie Hospital Kabupaten Kendal
31 Pelaksanaan Desinfeksi di RSU Muhammadiyah Darul Istiqomah Kabupaten
Kendal
32 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Sukorejo I Kabupaten Kendal
33 Pelaksanaan Desinfeksi di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Kabupaten Klaten
34 Pelaksanaan Desinfeksi di RS Mardi Rahayu Kabupaten Kudus
35 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Undaan Kabupaten Kudus
36 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Salam Kabupaten Magelang

37 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Muntilan I Kabupaten Magelang


38 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Gembong Kabupaten Pati

39 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Kajen I Kabupaten Pekalongan


40 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Karangkajen Kabupaten Pekalongan

41 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD dr. M Ashari Kabupaten Pemalang


42 Pelaksanaan Desinfeksi di RSU Nirmala Kabupaten Purbalingga
43 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Pengadegan Kabupaten Purbalingga

44 Pelaksanaan Desinfeksi di Puksemas Kutoarjo Kabupaten Purworejo


45 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD dr. Tjitrowasojo Kabupaten Purworejo
46 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Purworejo Kabupaten Purworejo
47 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang
48 Pelaksanaan Desinfeksi di Klinik Amalia Sehat Kabupaten Rembang
49 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Lasem Kabupaten Rembang
50 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Tengaran Kabupaten Semarang

51 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Miri Kabupaten Sragen


52 Pelaksanaan Desinfeksi di Apotek Medina Kabupaten Sragen

53 Pelaksanaan Desinfeksi di Klinik Mediska PT KAI Kabupaten Sragen


54 Pelaksanaan Desinfeksi di Klinik Gumilang Larasati Kabupaten Sragen
55 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Kabupaten Sragen
56 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal

57 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal


58 Pelaksanaan Desinfeksi di RS PKU Muhammadiyah Kabupaten Temanggung
59 Pelaksanaan Desinfeksi di RS Manguan Husada Kabupaten Wonogiri
60 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD KRT Setjonegoro Kabupaten
Wonosobo
61 Pelaksanaan Desinfeksi di RS Tk II dr. Soedjono Kota Magelang

62 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Tidar Kota Magelang


63 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Pekalongan Selatan Kota Pekalongan

64 Pelaksanaan Desinfeksi di RS Paru dr. Ario Wirawan Kota Salatiga


65 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUD Kota Surakarta
66 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUP Kota Surakarta

67 Pelaksanaan Desinfeksi di RSUP Kota Surakarta


68 Pelaksanaan Desinfeksi di Laboratorium Kesehatan Kota Surakarta
69 Pelaksanaan Desinfeksi di Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI


RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA
TENGAH TAHUN 2020
Kajian Gambaran Pelaksanaan Desinfeksi Ruangan di Fasyankes di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020
dilaksanakan oleh BBTKLPP Yogyakarta untuk mengumpulkan data terkait pelaksanaan desinfeksi di
Fasyankes dalam rangka pengendalian COVID-19 dan persiapan adaptasi kebiasaan baru di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2020.
* Required

1. Email address *

DATA UMUM

2. Nama lengkap dan gelar *

3. Jabatan *

4. Nomor HP yang digunakan untuk WhatsApp *

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 1/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

5. Nama Fasyankes tempat bekerja *

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 2/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

6. Kabupaten/Kota lokasi Fasyankes *

Mark only one oval.

Kabupaten Banjarnegara

Kabupaten Banyumas

Kabupaten Batang

Kabupaten Blora

Kabupaten Boyolali

Kabupaten Brebes

Kabupaten Cilacap

Kabupaten Demak

Kabupaten Grobogan

Kabupaten Jepara

Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Kebumen

Kabupaten Kendal

Kabupaten Klaten

Kabupaten Kudus

Kabupaten Magelang

Kabupaten Pati

Kabupaten Pekalongan

Kabupaten Pemalang

Kabupaten Purbalingga

Kabupaten Purworejo

Kabupaten Rembang

Kabupaten Semarang

Kabupaten Sragen

Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Tegal

Kabupaten Temanggung

Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonosobo

Kota Magelang

Kota Pekalongan

Kota Salatiga

Kota Semarang

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 3/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

Kota Surakarta

Kota Tegal

7. Jenis Fasyankes tempat bekerja *

Mark only one oval.

Rumah Sakit Skip to question 8

Puskesmas Skip to question 9

Klinik Skip to question 9

Laboratorium Skip to question 9

Other:

TIPE RUMAH SAKIT

8. Apakah tipe Rumah Sakit tempat Anda bekerja? *

Mark only one oval.

Other:

Skip to question 9

PELAKSANAAN DESINFEKSI

9. Apakah di tempat Anda bekerja telah dilaksanakan desinfeksi ruangan? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 10

Tidak Skip to question 75

PELAKSANA DESINFEKSI

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 4/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

10. Apakah di tempat Anda bekerja ada Instalasi khusus yang menangani kegiatan desinfeksi? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

11. Apakah di tempat Anda bekerja ada petugas khusus yang melakukan desinfeksi? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

12. Siapakah petugas yang melakukan desinfeksi? *


Dapat diisi lebih dari satu.

Check all that apply.

Sanitarian
Cleaning service
Other:

13. Apakah petugas khusus yang melakukan desinfeksi telah mengikuti pelatihan tentang
desinfeksi? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

Skip to question 14

METODE DESINFEKSI

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 5/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

14. Apakah tempat kerja Anda melakukan desinfeksi menggunakan metode sinar ultra violet
(UV)? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 22

Tidak Skip to question 15

METODE DESINFEKSI

15. Apakah tempat kerja Anda melakukan desinfeksi menggunakan metode penyemprotan? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 31

Tidak Skip to question 16

METODE DESINFEKSI

16. Apakah tempat kerja Anda melakukan desinfeksi menggunakan metode fogging? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 39

Tidak Skip to question 17

METODE DESINFEKSI

17. Apakah tempat kerja Anda melakukan desinfeksi menggunakan metode mengepel lantai? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 47

Tidak Skip to question 18

METODE DESINFEKSI

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 6/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

18. Apakah tempat kerja Anda melakukan desinfeksi menggunakan metode mengelap
permukaan benda-benda? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 57

Tidak Skip to question 19

METODE DESINFEKSI

19. Apakah tempat kerja Anda melakukan desinfeksi menggunakan metode lainnya? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 20

Tidak Skip to question 67

DESINFEKSI METODE LAINNYA

20. Sebutkan dan jelaskan secara singkat metode desinfeksi lainnya yang digunakan di tempat
Anda bekerja. *

21. Apakah alasan dipilihnya metode tersebut? *

Skip to question 67

DESINFEKSI METODE SINAR ULTRA VIOLET (UV)

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 7/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

22. Sejak kapan desinfeksi ruangan dengan metode UV dilakukan secara rutin di tempat Anda
bekerja? *

Mark only one oval.

Sebelum Maret 2020

Sejak Maret 2020

Other:

23. Jenis ruang apa saja yang didesinfeksi dengan sinar UV? *
Dapat diisi lebih dari satu

Check all that apply.

Rawat inap
UGD
Poliklinik
Apotek
Ruang tunggu
Ruang pendaftaran
Ruang administrasi
Laboratorium
Ruang Isolasi Pasien COVID-19
Other:

24. Apakah desinfeksi sinar UV dilaksanakan secara rutin? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 8/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

25. Kapan/frekuensi desinfeksi sinar UV pada masing-masing ruangan dilakukan? *


Jika rutin sebutkan dalam satuan kali per hari, minggu, atau bulan. Contoh 1 kali sehari. Jika tidak rutin sebutkan kapan
dilaksanakan. Contoh: Saat ditemukan kasus positif di lingkungan Fasyankes.

26. Kapan waktu pelaksanaan penyinaran UV di ruangan? *


Uraikan waktu pelaksanaan sesuaikan dengan jumlah frekuensi pelaksanaan. Contoh pagi hari sebelum ruangan
digunakan dan saat istirahat siang.

27. Sebutkan durasi penyinaran UV dan luas ruangan untuk tiap perlakuan. *
Sebutkan durasi dalam satuan menit dan luas ruangan dalam meter persegi. Contoh 60 menit untuk 25 meter persegi

28. Berapa jumlah lampu UV yang digunakan pada masing-masing ruangan? *


Sebutkan jumlah lampu.

29. Berapa watt masing-masing lampu UV yang digunakan? *


Sebutkan angka saja (dalam satuan watt). Contoh 10

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 9/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

30. Apakah alasan dipilihnya metode UV? *

Skip to question 15

DESINFEKSI METODE PENYEMPROTAN

31. Sejak kapan desinfeksi ruangan dengan metode penyemprotan dilakukan di tempat Anda
bekerja? *

Mark only one oval.

Sebelum Maret 2020

Sejak Maret 2020

Other:

32. Jenis ruang apa saja yang didesinfeksi dengan penyemprotan? *


Dapat diisi lebih dari satu.

Check all that apply.

Rawat inap
UGD
Poliklinik
Apotek
Ruang tunggu
Ruang pendaftaran
Ruang administrasi
Laboratorium
Ruang Isolasi Pasien COVID-19
Other:

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 10/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

33. Apakah desinfeksi dengan metode penyemprotan dilaksanakan secara rutin? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

34. Kapan pelaksanaan desinfeksi ruangan dengan metode penyemprotan dilakukan? *


Jika rutin sebutkan dalam satuan kali per hari, minggu, atau bulan. Contoh 1 kali sehari. Jika tidak rutin sebutkan kapan
dilaksanakan. Contoh: Saat ditemukan kasus positif di lingkungan Fasyankes.

35. Apa bahan yang digunakan untuk melakukan penyemprotan? *

Mark only one oval.

Alkohol

Klorin

Other:

36. Berapa konsentrasi bahan yang digunakan untuk penyemprotan? *


Sebutkan bahan aktif dan jumlah konsentrasinya.

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 11/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

37. Bagaimana cara mencampurkan bahan yang digunakan? *

38. Apakah alasan dipilihnya metode penyemprotan? *

Skip to question 16

DESINFEKSI METODE FOGGING

39. Sejak kapan desinfeksi ruangan dengan metode fogging dilakukan di tempat Anda bekerja? *

Mark only one oval.

Sebelum Maret 2020

Sejak Maret 2020

Other:

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 12/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

40. Jenis ruang apa saja yang didesinfeksi dengan fogging? *


Dapat diisi lebih dari satu.

Check all that apply.

Rawat inap
UGD
Poliklinik
Apotek
Ruang tunggu
Ruang pendaftaran
Ruang administrasi
Laboratorium
Ruang Isolasi Pasien COVID-19
Other:

41. Apakah desinfeksi dengan metode fogging dilaksanakan secara rutin? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

42. Kapan pelaksanaan desinfeksi ruangan dengan metode fogging dilakukan? *


Jika rutin sebutkan dalam satuan kali per hari, minggu, atau bulan. Contoh 1 kali sehari. Jika tidak rutin sebutkan kapan
dilaksanakan. Contoh: Saat ditemukan kasus positif di lingkungan Fasyankes.

43. Apa bahan yang digunakan untuk melakukan fogging? *

Mark only one oval.

Hidrogen Peroksida (H2O2)

Other:

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 13/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

44. Berapa konsentrasi bahan yang digunakan untuk fogging? *

Sebutkan bahan aktif dan jumlah konsentrasinya.

45. Bagaimana cara mencampurkan bahan yang digunakan? *

46. Apakah alasan dipilihnya metode fogging? *

Skip to question 17

DESINFEKSI METODE MENGEPEL LANTAI

47. Sejak kapan desinfeksi ruangan dengan metode mengepel lantai dilakukan secara rutin di
tempat Anda bekerja? *

Mark only one oval.

Sebelum Maret 2020

Sejak Maret 2020

Other:

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 14/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

48. Jenis ruang apa saja yang didesinfeksi dengan mengepel lantai? *

Dapat diisi lebih dari satu.

Check all that apply.

Rawat inap
UGD
Poliklinik
Apotek
Ruang tunggu
Ruang pendaftaran
Ruang administrasi
Laboratorium
Ruang Isolasi Pasien COVID-19
Other:

49. Apakah desinfeksi dengan metode mengepel lantai dilakukan secara rutin? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

50. Kapan desinfeksi ruangan dengan metode mengepel lantai dilakukan? *


Jika rutin sebutkan dalam satuan kali per hari, minggu, atau bulan. Contoh 1 kali sehari. Jika tidak rutin sebutkan kapan
dilaksanakan. Contoh: Saat ditemukan kasus positif di lingkungan Fasyankes.

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 15/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

51. Apa bahan yang digunakan untuk mengepel lantai? *

Mark only one oval.

Karbol

Lysol

Creolin

Other:

52. Apakah merk bahan yang digunakan? *

53. Berapa konsentrasi bahan yang digunakan untuk mengepel lantai? *


Sebutkan dalam satuan ml bahan pembersih per Liter air

54. Apakah lap pel dicuci setiap selesai digunakan? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 16/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

55. Apakah lap pel dikeringkan setelah dicuci? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

56. Apakah alasan dipilihnya metode mengepel lantai? *

Skip to question 18

DESINFEKSI METODE MENGELAP PERMUKAAN BENDA-BENDA

57. Sejak kapan desinfeksi ruangan dengan metode mengelap permukaan benda-benda
dilakukan secara rutin di tempat Anda bekerja? *

Mark only one oval.

Sebelum Maret 2020

Sejak Maret 2020

Other:

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 17/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

58. Jenis ruang apa saja yang didesinfeksi dengan mengelap permukaan benda-benda? *
Dapat diisi lebih dari satu.

Check all that apply.

Rawat inap
UGD
Poliklinik
Apotek
Ruang tunggu
Ruang pendaftaran
Ruang administrasi
Laboratorium
Ruang Isolasi Pasien COVID-19
Other:

59. Apakah desinfeksi ruangan dengan metode mengelap permukaan benda-benda dilakukan
secara rutin? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

60. Kapan desinfeksi ruangan dengan metode mengelap permukaan benda- benda dilakukan? *
Jika rutin sebutkan dalam satuan kali per hari, minggu, atau bulan. Contoh 1 kali sehari. Jika tidak rutin sebutkan kapan
dilaksanakan. Contoh: Saat ditemukan kasus positif di lingkungan Fasyankes.

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 18/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

61. Apa bahan desinfeksi yang digunakan untuk melakukan mengelap permukaan benda-benda?
*

Mark only one oval.

Alkohol

Klorin

Creolin

Other:

62. Apa merk bahan yang digunakan? *

63. Berapa konsentrasi bahan yang digunakan untuk mengelap permukaan benda-benda? *
Sebutkan dalam persentase untuk Alkohol dan ml bahan per liter air untuk karbol, lysol, atau creolin

64. Apakah lap dicuci setiap selesai digunakan? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

65. Apakah lap dikeringkan setelah dicuci *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 19/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

66. Apakah alasan dipilihnya metode mengelap permukaan benda-benda? *

Skip to question 19

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

67. Alat Pelindung Diri (APD) apa sajakah yang digunakan untuk melakukan desinfeksi ruangan? *
Dapat diisi lebih dari satu

Check all that apply.

Baju khusus
Sarung tangan
Masker
Kacamata
Penutup kepala
Sepatu

68. Apakah APD yang bisa dipakai ulang dicuci secara rutin? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

69. Apakah pencucian APD yang bisa dipakai lagi dilakukan setiap selesai digunakan? *

Mark only one oval.

Ya

Tidak

Skip to question 70

SUMBER DANA PELAKSANAAN DESINFEKSI

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 20/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

70. Dari mana sumber anggaran desinfeksi? *


Dapat diisi lebih dari satu.

Check all that apply.

Internal Fasyankes (contoh BLU, BLUD, Yayasan)


Pemerintah Pusat (contoh APBN)
Pemerintah Daerah (contoh APBD)
Bantuan dari pihak lain (contoh PMI, perusahaan swasta, industri)
Other:

Skip to question 71

EVALUASI PELAKSANAAN DESINFEKSI

71. Apakah telah dilakukan pengujian laboratorium sebelum dan sesudah desinfeksi ruangan? *

Mark only one oval.

Ya Skip to question 72

Tidak Skip to question 74

PARAMETER EVALUASI

72. Parameter apa yang diuji? *

73. Apakah hasil pengujian parameter tersebut? *

Skip to question 74
https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 21/22
1/7/2021 GAMBARAN PELAKSANAAN DESINFEKSI RUANGAN DI FASYANKES DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

KENDALA PELAKSANAAN DESINFEKSI

74. Sebutkan kendala dalam pelaksanaan desinfeksi selama ini *

ALASAN TIDAK DILAKSANAKAN DESINFEKSI

75. Apakah alasan Fasyankes Anda tidak melakukan desinfeksi ruangan? *

This content is neither created nor endorsed by Google.

 Forms

https://docs.google.com/forms/d/1I2qPOgFpKY633ppp0PWqpqO3mZIsGYVvglpXsz3gPkA/edit 22/22

Anda mungkin juga menyukai