Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM KERJA

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DISUSUN OLEH :

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG


TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku PROGRAM KERJA
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ini berhasil
disusun.

Perlu disadari bahwa masih kurangnya kwalitas dan kwantitas


pengendalian infeksi di rumah sakit sangat terkait komitmen pimpinan
rumah sakit serta memerlukan dukungan dari semua karyawan
dan karyawati di rumah sakit. Infeksi HAIs pada prinsipnya dapat
dicegah, walaupun mungkin tidak dapat dihilangkan sama sekali. Untuk
itu telah disusun Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit yang aplikatif sehingga diharapkan penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dapat dilakukan lebih
optimal.

Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur


RSUD Kabupaten Aceh Tamiang yang telah memberikan dukungan
moril dan materiil dalam pembuatan program kerja ini, para anggota
Komite PPI, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di
lingkungan RSUD yang telah memberikan masukan dalam proses
penyusunan program ini, serta seluruh staf di RSUD yang telah dan
akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan,
pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi program ini.

Karang baru, Januari 2024

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
A. PENDAHULUAN 1
B. LATAR BELAKANG 1
C. TUJUAN 2
D. PROGRAM KERJA KOMITE PPI 3
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 3
F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 7
G. SASARAN 12
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 14
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN 18
J. PENUTUP 19
DAFTAR PUSTAKA 20

iii
PROGRAM KERJA
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

A. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Disisi lain, rumah sakit dapat menjadi mata rantai transmisi


penyakit. Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan
atau Healthcare Associated Infection (HAIs) merupakan salah
satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic
Comitte (APEC) atau Global health Security Agenda (GHSA)
penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi agenda
yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang
ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban
ekonomi negara.

Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila


fasilitas pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan
program PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan
upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang
terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat
umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai
fasilitas kesehatan.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di


bidang pelayanan kesehatan, perawatan pasien tidak hanya
dilayani di rumah sakit saja tetapi juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, bahkan di rumah (home care).

1
B. Latar Belakang
Berdasarkan angka infeksi di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo
pada tahun 2020, diantaranya Infeksi Daerah Operasi ( IDO
) sebesar 3%, Flebitis 0,2 ‰, Ventilator Assosiated Pneumoni ( VAP )
sebesar 1,8 ‰, Infeksi Saluran Kemih sebesar 0 ‰ dan IADP
sebesar 0‰, maka dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting bila terlebih
dahulu petugas dan pengambil kebijakan memahami konsep
dasar penyakit infeksi.
Berdasarkan hal diatas maka perlu disusun program
pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD agar terwujud
pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan
bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan
dan pengendalian infeksi serta dapat melindungi masyarakat
dan mewujudkan patient safety.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengurangi resiko infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan pada pasien, petugas baik staf klinis/non
klinis, pengunjung dan masyarakat sekitar RS.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya praktik kebersihan tangan.
b. Terlaksananya kebersihan lingkungan rumah sakit.
c. Terlaksananya surveilens Infeksi Rumah Sakit.
d. Terlaksananya investigasi outbreak/KLB.
e. Terlaksananya monitoring Anti Mikroba yang aman.
f. Terlaksananya Kesehatan Kerja.
g. Terlaksananya edukasi PPI.
h. Terlaksananya assessment berkala, analisa dan risk register
i. Terlaksananya penurunan resiko infeksi.
j. Terlaksananya skorring dan review angka infeksi.
k. Terlaksananya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi
Covid-19
l. Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPI.

2
D. Program Kerja Komite PPI, yang meliputi :
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan lingkungan rumah sakit
3. Surveilens infeksi
4. Investigasi ( Outbreak ) penyakit infeksi
5. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antimikroba
secara aman.
6. Kesehatan kerja
7. Edukasi PPI
8. Assesment resiko secara berkala,analisis resiko, serta
menyusun risk register
9. Menetapkan sasaran penurunan resiko infeksi.
10. Mengukur dan me-review resiko infeksi.
11. Melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Covid-
19
12. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPI.

E. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Kebersihan Tangan
 Audit 6 langkah dan 5 moment kebersihan
tangan kepada semua petugas baik klinis dan non klinis.
 Audit fasilitas kebersihan tangan baik hand
wash maupun handrub
 Usulan kelengkapan fasilitas kebersihan tangan
 Edukasi Kebersihan tangan ke petugas, pasien,
pengunjung dan masyarakat.
b. Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit
 Audit 5 R ( Resik , Rapi, Ringkes, Rawat, Rajin ) di
semua lingkungan RS.
 Audit kepatuhan petugas pembuangan limbah/ sampah
 Usulan kelengkapan fasilitas kebersihan lingkungan. 
Pemeriksaan kualitas udara, air dan permukaan
lingkungan.

3
c. Surveilans resiko infeksi
 Infeksi Daerah Operasi ( IDO )
 Infeksi Aliran Darah Primer ( IADP )
 Plebitis
 Infeksi Saluran Kemih ( ISK )
 Ventilator Associated Infection ( VAP )
 Hospital Aquired Pneumonia ( HAP )
 Multi Drug Resisten Organisme ( MDRO)
 New Emerging Re Emerging Desease
d. Investigasi wabah ( outbreak ) penyakit Infeksi
 Persiapan lapangan
 Memastikan KLB
 Verifikasi Diagnosa
 Tetapkan kasus KLB ( umumkan )
 Pengolahan data deskriptif
 Buat langkah penanggulangan
 Evaluasi hasil
 Pencegahan dan penanggulangan
 Observasi hasil tindakan
 Komunikasi hasil temuan
 Kasus dihentikan
e. Pengawasan penggunaan Anti Mikroba secara aman
 Pembuatan Pola kuman HAIs
 Pembuatan Pola Kuman MDRO
 Pemantauan pemberian Antimikroba profilaksis
f. Kesehatan Kerja
 Medical Chek Up seluruh karyawan sesuai prioritas
 Tracing Kontak erat Covid -19
 Laporan pasca pajanan
 Profilaksis pasca pajanan
 Pasca pajanan HIV
 Pasca pajanan Hepatitis B
 Imunisasi
 Hepatitis B
 Vaksin Covid-19

4
g. Edukasi PPI
 Kegiatan diklat eksternal
 Pelatihan PPI Dasar
 Pelatihan PPI Lanjut
 Pelatihan IPCN
 Pelatihan IPCN Lanjut
 Pelatihan TOT PPI
 Pelatihan IPCD
 Pertemuan Ilmiah Tahunan
 Pelatihan/Seminar/Workshop PPI lainnya
 Kegiatan diklat internal
 Orientasi pegawai baru ( klinis non klinis )
 Orientasi mahasiswa baru ( klinis dan non klinis )
 In House Training Staf Klinis ( PPA) secara berkala
 In House Training Staf Non Klinis
 Edukasi Pasien dan keluarga
 Edukasi Pengunjung
h. Assesment berkala terhadap resiko dan analisis resiko, serta
risk register
 Infection Control Risk Assesment ( ICRA ) unit :
 Rawap Inap
 Rawat Jalan
 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Radiologi
 Instalasi Kesehatan Lingkungan
 Intensive Care Unit dan High Care Unit
 Instalasi Bedah Sentral
 Instalasi Gizi
 Instalasi Patologi Klinik
 Instalasi Radiologi
 Instalasi Loundry
 Instalasi CSSD

5
 Infection Control Risk Assesment ( ICRA ) kegiatan
penunjang:
 Tindakan invasife (pencampuran obat
suntik, pemberian suntikan, terapi cairan )
 pemrosesan alat dan sterilisasi
 pengelolaan linen dan laundry
 pengelolaan limbah dan benda tajam
 pelayanan makanan
 pengelolaan kamar jenazah
 Infection Control Risk Assesment ( ICRA ) kontruksi:
 renovasi
 demolisi
 pembangunan gedung baru/kontruksi
i. Menetapkan sasaran penurunan resiko
 Menurunkan resiko HAIs:
 Penerapan Bundles /Pencegahan IDO
 Penerapan Bundles /Pencegahan Plebitis
 Penerapan Bundles /Pencegahan IADP
 Penerapan Bundles /Pencegahan ISK
 Penerapan Bundles /Pencegahan VAP
 Management resiko di laboratorium:
 Bio Safety Cabinet
 Laminary Air Flow
j. Mengukur dan mereview resiko infeksi
 Skoring Resiko Infeksi:
 Resiko HAIs
 ICRA Unit
 ICRA penunjang
 ICRA Kontruksi
 Resiko Laboratorium
 Review resiko infeksi
 Dilakukan upaya menurunkan resiko infeksi
dengan PDSA.
k. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPI
 Monitoring dan supervisi tiap bulan
 Analisa dan evaluasi tiap 3 bulan
 Rapat dengan IPCLN tiap bulan
 Rapat dengan Komite PPI setiap 3 bulan
 Rapat dengan Komite PMKP setiap 4 bulan
 Rapat dengan unit terkait setiap 4 bulan atau
sewaktu- waktu diperlukan

6
F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Kebersihan tangan
a. Monitor kepatuhan 5 moment kebersihan tangan
Memonitoring evaluasi dan analisa pada 5 moment
kebersihan tangan petugas baik klinis dan Non Klinis
 Pelaksana kegiatan : IPCN dan IPCLN
 Waktu pelaksanaan : setiap bulan
 Cara melaksanakan :melakukan pengamatan kepada
staf/petugas baik klinis dan Non Klinis tentang kepatuhan
5 moment hand hygiene .
b. Monitor kelengkapan fasilitas kebersihan tangan
 Pelaksana kegiatan : IPCN dan IPCLN
 Waktu pelaksanaan : setiap bulan
 Cara melaksanakan:melakukan pengamatan kelengkapan
fasilitas kebersihan tangan baik handrub maupun
handwash.
c. Usulan kelengkapan fasilitas kebersihan
 Pelaksana kegiatan : IPCN dan IPCLN
 Waktu pelaksanaan : setiap bulan
 Cara melaksanakan :membuat anggaran jumlah
kebutuhan fasilitas kebersihan tangan baik
handrub maupun handwash diseluruh unit
d. Kampanye 6 langkah dan 5 moment kebersihan tangan
kepada petugas, pasien, keluarga, pengunjung dan
masyarakat
 Pelaksana kegiatan : IPCN, IPCLN, Perawat pelaksana
 Waktu pelaksanaan : setiap bulan di poliklinik rawat jalan,
setiap menerima pasien baru oleh perawat pelaksana
 Cara melaksanakan : melakukan edukasi secara langsung
tentang cuci tangan ( 6 langkah 5 moment) kepada petugas, pasien,
keluarga, pengunjung dan masyarakat

7
2. Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit
a. Monitor 5 R ( ringkas, rapi, resik, rawat, rajin )
Memonitoring evaluasi dan analisa 5 R diseluruh
lingkungan rumah sakit

 Pelaksana kegiatan: IPCN dan IPCLN


 Waktu pelaksanaan: setiap bulan
 Cara melaksanakan: melakukan pengamatan disemua
unit dan instalasi menggunakan cek list.
b. Monitor kepatuhan petugas pembuangan limbah /sampah
Memonitoring evaluasi dan analisa kepatuhan pembuangan
sampah infeksius dan sampah non infeksius pada
staf/petugas , pasien dan pengunjung
 Pelaksana kegiatan: IPCN dan IPCLN
 Waktu pelaksanaan: setiap bulan
 Cara melaksanakan: melakukan pengamatan
disemua unit dan instalasi tentang kepatuhan
pembuangan limbah sampah menggunakan cek lis.
c. Usulan kelengkapan fasilitas kebersihan lingkungan
 Pelaksana kegiatan: IPCN
 Waktu pelaksanaan: setiap bulan
 Cara melaksanakan: membuat daftar kebutuhan fasilitas
kebersihan lingkungan sesuai rekomendasi PPI
dan melakukan rapat koordinasi dengan Instalasi
Kesehatan Lingkungan dan vendor cleaning service

d. Pemeriksaan kualitas udara, air dan permukaan lingkungan


 Pelaksana kegiatan : Laboratorium BBTKLPP
 Waktu pelaksanaan: setiap 6 bulan
 Cara melaksanakan: melakukan koordinasi dengan
instalasi Kesehatan lingkungan dalam pelaksanaan
pemeriksaan kualitas kesehatan lingkungan

8
3. Surveilens Resiko infeksi
 Pelaksana kegiatan : IPCN yang dibantu IPCLN
 Waktu pelaksanaa : setiap hari
 Cara melaksanakan : melakukan surveilens pasien
yang mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan
target pasien yang terpasang Catheter urine menetap,
pasien yang mengalami Infeksi Daerah Operasi
(IDO) dengan target pasien yang dilakukan operasi di
rumah Sakit meliputi dengan kriteria operasi bersih dan
bersih terkontaminasi, pasien yang mengalami Pneumonia
dengan target pasien yang terpasang Ventilator (Ventilator
Associated Pneumonia) dan pasien dengan tirah baring lama
( Hospital Aquired Pneumonia ), pasien yang mengalami
Infeksi Aliran Darah Primer dengan target pada pasien yang
terpasang Central Vena Line (CVL), Plebitis pada pasien yang
terpasang Perifer vena line, penyakit dan organisme
yang signifikan secara epidemiologis, Multi Drug
Resisten Organisme (MDRO),Virulensi infeksi yang
tinggi,muncul dan pemunculan kembali ( New emerging
atau reemerging) infeksi di masyarakat dicatat dalam
SIMRS.
4. Investigasi wabah/outbreak/Kejadian Luar Biasa/KLB
 Pelaksana kegiatan : Komite PPI
 Waktu pelaksanan : bila terjadi KLB
 Cara melaksanakan :bersama dengan Komite PMKP
melakukan investigasi KLB infeksi RS.
5. Pengawasan Anti Mikroba yang aman
 Berkoordinasi dengan tim PPRA .
 Penggunaan Antimikroba yang aman berdasarkan pada tiga
indikasi :
 Indikasi propilaksis bedah pada pre operasi
bersih/bersih terkontaminasi.
 Terapi Empirispada kasus infeksi atau diduga
infeksi tetapi belum diketahui kuman dan
sensitifitasnya .

9
 Terapi Definitif dengan dasar pemeriksaan kultur
kuman.
6. Kesehatan Kerja
Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )
 Pelaksanaan kegiatan: Tim K3RS dan Komite PPI
 Waktu pelaksanaan: sesuai kejadian dan kebutuhan
 Cara melaksanakan: Koordinasi antara Komite K3
dan Komite PPI
7. Edukasi PPI

Meningkatkan pengetahuan petugas, pasien dan pengunjung


tentang PPI
 Pelaksana kegiatan : Komite PPI ,PKRS, Sie Diklat
 Waktu pelaksanaan : sesuai kebutuhan
 Cara melaksanakan : melakukan edukasi pada
petugas, pasien dan pengunjung dengan memberikan
materi tentang PPI.
8. Asessment Resiko berkala
 Pelaksana kegiatan: IPCN
 Waktu pelaksanaan: sebulan sekali
 Cara melaksanakan: melakukan monitoring evaluasi
ruang gizi, londry, CSSD, Kamar jenazah, ruang rawat
inap, IBS, ICU lokasi renovasi/ demolisi /
pembangunan gedung baru serta unit lain terhadap
kepatuhan prinsip PPI
9. Menetapkan sasaran penurunan resiko
 Pelaksana kegiatan: Komite PPI
 Waktu pelaksanaan :setiap 3 bulan
 Cara melaksanakan : melakukan monitoring
evaluasi penerapan Bundle HAIs dan penerapan
penurunan resiko di laboratorium

10
10. Mengukur dan mereview resiko infeksi
 Pelaksana kegiatan : Komite PPI dan PMKP
 Waktu pelaksanaan: Setahun sekali
 Cara melaksanakan: mengidentifikasi resiko
infeksi selama setahun kemudian menganalisa dan
menindak lanjuti resiko infeksi tersebut
11. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian Infeksi
Covid-19
 Pelaksana kegiatan : semua civitas hospitalia
 Waktu pelaksanaan : setiap hari
 Cara melaksanakan :
a. Melaksanakan pengaturan alur layanan ( Alur pasien,
skrining dan triase )
b. Melaksanakan pembagian Zonasi pelayanan ( Covid -19
dan Non Covid -19)
c. Melaksanakan penerapan PPI ( Protokol bagi pasien dan
petugas )
12. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPI
 Pelaksana kegiatan : IPCN
 Waktu pelaksanaan : Sebulan sekali
 Cara melaksanakan : melakukan monitoring setiap
bulan kemudian dilakukan analisa setiap 3 bulan sekali
bersama Komite PPI dan menindak lanjuti hasil evaluasi

G. SASARAN
1. Kebersihan tangan
 kepatuhan 6 langkah kebersihan tangan 85 %
 Kepatuhan 5 moment kebersihan tangan 85 %
 Kelengkapan fasilitas kebersihan tangan 85 %
2. Kebersihan lingkungan rumah sakit
 Kepatuhan penerapan 5R di semua unit 100%
 Kepatuhan pemilahan dan pembuangan sampah 85 %
 Kelengkapan fasilitas kebersihan lingkungan 100%

11
 Hasil pemeriksaan kualitas udara, air dan permukaan
lingkungan dalam batas normal sesuai standar
perundang –undangan yang berlaku.
3. Surveilens infeksi
 Tercapainya data surveilens HAIs ( Plebitis, IADP, ISK,
VAP, IDO ) 100%
 Tercapainya data MDRO 100%
 Tercapainya data New Emerging Re Emerging Desease
100%
4. Investigasi ( Outbreak ) penyakit infeksi.
 Tercapainya investigasi outbreak infeksi (bila ada )100%
5. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan
antimikroba secara aman.
 Terlaksanya pengawasan antimikroba profilaksis 100%
 Terlaksananya pengawasan antimikroba terapi empiric
100%
 Terlaksananya pengawasan antimikroba terapi definitive
100%
6. Kesehatan kerja
 Terlaksananya pemeriksaan berkala pada staf 80 %
 Terlaksananya Propilaksis pasca pajanan 100%
 Terlaksananya Imunisasi Hepatitis B 80 %
7. Edukasi PPI
 Terlaksananya edukasi PPI kepada staf sesuai usulan
100%
 Terlaksananya edukasi PPI kepada pasien, keluarga dan
pengunjung 100%
8. Assesment resiko secara berkala
 Terlaksananya monitoring unit penunjang, ranap dan
renovasi 100%
9. Menetapkan sasaran penurunan resiko
 Angka kejadian (insiden rate) Infeksi Daerah Operasi
(IDO) ≤ 2%;
 Angka kejadian (insiden rate) Plebitis ≤ 2 ‰.

12
 Angka kejadian (insiden rate) Infeksi SaluranKemih( ISK
) ≤ 2 ‰.
 Angka kejadian ( insiden rate ) Ventilator Associated
Pneumonia (VAP) ≤ 2 ‰
 Angka kejadian (insident rate) Infeksi Aliran Darah
Primer (IADP ) ≤ 2‰

10. Mengukur dan me-review resiko infeksi


 Terlaksananya scoring dan review angka infeksi 100%
11. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian Infeksi
Covid -19
− Tercapainya pencegahan dan pengendalian infeksi Covid
-19 100 %
12. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPI
 Tercapainya monitoring dan evaluasi PPI 100%
13
H. JADWAL KEGIATAN
Bulan

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop

1. Audit fasilitas kebersihan tangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Audit kepatuhan kebersihan


2. tangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Re edukasi kebersihan tangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Audit kepatuhan pemilahan dan


4. pembuangan sampah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5. Audit Kebersihan lingkungan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pemeriksaan kualitas air, udara


6. dan permukaan lingkungan √ √

7. Suveilens infeksi rumah sakit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Investigasi outbreak/KLB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14
10. Monitoring kesehatan kerja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11. Edukasi staf klinis/ non klinis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Edukasi karyawan/mahasiswa
12. baru

Edukasi pasien, keluarga,


13. pengunjung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14. Pelatihan/seminar ekternal

15. Monitoring Unit Gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16. Monitoring Unit Loundry √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Monitoring Unit CSSD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Monitoring Unit Kamar Jenazah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19. Monitoring Unit Laboratorium √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


15
Monitoring
20.
Renovasi/demolisi/kontruksi

21. Monitoring tindakan invasif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Monitoring penerapan Bundle


22. HAIs √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

23. Rapat IPCLN √ √ √ √ √ √

24. Rapat Komite PPI √ √ √

25. Rapat dengan unit terkait √ √ √ √

26. Rapat dengan PMKP √ √

27. Mengukur dan me review infeksi

28. Monitoring pelaksanaan PPI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Monitoring pemeriksaan tehnik


29. dan mekanic √ √

30. Menganalisa hasil monitoring PPI √ √


16
31. Membuat usulan ruang isolasi

tekanan negatif

32. Membuat usulan ruang isolasi



tekanan positif

33. Membuat usulan sentralisasi



proses sterilisasi di CSSD

34. Monitoring ruangan Isolasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

35. Monitoring pemakaian dan


pelepasan APD

36. Diseminasi hasil monitoring PPI √

37. Membuat laporan bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

38. Membuat laporan 3 bulanan √ √ √


17
I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan

1. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi

a. Pencatatan
1) Setiap hari IPCN yang dibantu IPCLN mencatat data infeksi
rumah sakit di unit-unit pelayanan (surveilans) dengan
menggunakan SIMRS, mendokumentasikan hasil audit
kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penerapan
SPO/kebijakan PPI dan atau monitoring penerapan PPI
di semua unit pelayanan.
2) Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa oleh Komite PPI.
b. Pelaporan
1) Setiap1(satu)bulan sekali data surveilens dikumpulkan dan
dibuatkan laporan oleh IPCN untuk didiskusikan dengan
Komite PPI dan selanjutnya setiap 3 (tiga )bulan laporan dikirim
ke Direktur dan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP)
2) Monitoring unit dikumpulkan selama periode 3 bulan, dianalisa
dan didiskusikan dengan Komite PPI, selanjutnya dibuatkan
laporan yang dikirim ke Direktur.
c. Evaluasi
1) Evaluasi Proses
a) Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b) Formulir monitoring terisi sesuai jadwal.

2) Evaluasi Hasil
Hasil kegiatan program PPI setiap 3 (tiga ) bulan akan
dilakukan feed back oleh Direktur untuk dilakukan
tindak lanjut oleh Komite PPI.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 413);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 1676);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 334);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahayadan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 598);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi COVID-19
20

Anda mungkin juga menyukai