Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….....………………….……………....…....… ii
DAFTAR ISI ……................……………….……………....…....… iii
BAB 1 Pendahuluan ………………….……………....…....… 4
BAB 2 Latar Belakang .....................................…...………. 5
BAB 3 Tujuan Umum dan Khusus .................................. 6
BAB 4 Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan .................... 7
BAB 5 Cara Melaksanakan Kegiatan …………..................... 10
BAB 6 Sasaran …………………......................…….………. 19
BAB 7 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .........…………………. 21
BAB 8 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan .….. 25
BAB 9 Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi ...................... 26
BAB 10 Pembiayaan dan Anggaran..................................... 27
BAB 11 Penutup ................................................................ 28
BAB 1
PENDAHULUAN

Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama


tingginya angka kesakitan, dan kematian di dunia. Rumah sakit
(RS) merupakan sumber infeksi bagi petugas kesehatan, pasien
dan juga pengunjung. Risiko infeksi di rumah sakit dikenal dengan
istilah infeksi nosokomial merupakan masalah kesehatan global.
Infeksi nosokomial menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di
seluruh dunia. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang
selanjutnya disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan. Infeksi nosokomial atau sekarang dikenal dengan
Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated
Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang
terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada
infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam
rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi
karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Dampak infeksi/HAIs antara lain morbiditas meningkat,
mortalitas meningkat, kecacatan meningkat, waktu rawat yang
panjang otomatis biayapun meningkat. Untuk rumah sakit,
pendapatan menurun, produktifitas menurun, mutu rumah sakit
menurun, citra rumah sakit menurun dan tuntutan hukum bisa
saja terjadi.
RS X sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan di
wilayah Jakarta juga turut meminimalkan risiko kejadian HAIs,
yaitu dengan membentuk Komite PPI RS X. Dalam melaksanakan
tujuan dari pembentukan Komite PPI tersebut maka dibuatlah
Program kerja Komite PPI ini sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan pencegahan infeksi tahun 2022.

BAB 2
LATAR BELAKANG

Health Care Associated Infections/HAIs dapat menyebabkan


lama hari rawat meningkat, angka kesakitan meningkat, angka
kematian meningkat, biaya rawat meningkat, mutu layanan
menurun, pendapatan RS dan pendapatan pasien menurun
bahkan dapat menjadi tuntutan hukum bagi instituasi. Insiden
rate HAIs di negara berkembang masih tinggi 1.7 million pertahun
dengan kematian 98.000 per tahun. Kegiatan utama PPI dirumah
sakit adalah Di RS X kejadian HAIs berdasarkan hasil surveilans
yang dilaksanakan selama tahun 2021 yaitu:
a.Ventilator Associated Pneumonia (VAP) terjadi 28 kasus
b.Infeksi Daerah Operasi (IDO) terjadi 13 kasus
c. Hospital Acquired Pneumonia (HAP) terjadi 0 kasus
d.Infeksi Aliran Darah (IAD) terjadi 2 kasus
e. Infeksi Saluran Kemih (ISK) terjadi 0 kasus

Sedangkan hasil monitoring dan audit lainnya sepanjang tahun


2022 adalah ..............
Sehubungan dengan masalah tersebut untuk
mencegah/meminimalisir kejadian HAIs maka RS X membuat
suatu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yaitu suatu
upaya kegiatan mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung, dan masyarakat RS X yang meliputi pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi. Program PPI
Merupakan komponen penting dalam organisasi PPI agar seluruh
personil dapat bekerja efektif dan terstruktur

BAB 3
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
A. Tujuan umum
Sebagai panduan untuk pencapaian visi dan misi RS X dalam
mencapai tujuan organisasi yaitu memberikan Pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan professional melalui penerapan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, sehingga setiap individu
dapat bekerja secara sistematis dan terstruktur.

B. Tujuan khusus
1. Untuk kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan
kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sehingga
HAIs dapat menurun.
2. Untuk kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan
bagaimana melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan
dapat tercapai.
3. Untuk kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan
kegiatan Pencegahan dan pengendalian infeksi

BAB 4
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Monitoring dan evaluasi meliputi:
1. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kewaspadaan Standar,
meliputi:
a. Kebersihan Tangan
b. Penggunaan APD
c. Pemrosesan alat kesehatan
d. Penanganan linen
e. Pengendalian Lingkungan
f. Penanganan limbah
g. Penempatan Pasien
h. Perlindungan kesehatan karyawan
i. Penyuntikan yang aman
j. Etika Batuk/kebersihanpernapasan
k. Praktik lumbal fungsi

2. Monitoring dan evaluasi Kewaspadaan berdasarkan


Transmisi meliputi:
a. Transmisi Kontak
b. Transmisi droplet
c. Transmini airborne

3. Monitoring evaluasi pelaksanaan surveilans HAIs, audit


bundles pencegahan Infeksi pada pemakaian alat dan
Tindakan:
a. Surveilans dan audit bundles Pencegahan Infeksi
Saluran Kemih terkait Pemasangan kateter urine
menetap
b. Surveilans dan audit bundles Pencegahan Infeksi
Aliran Darah terkait Pemasangan kateter vena sentral
c. Surveilans dan audit bundles Infeksi Aliran Darah
terkait Pemasangan kateter perifer
d. Surveilans dan audit bundles Pneumonia terkait
Pemasangan ventilasi mekanik
e. Surveilans dan audit bundles infeksi Daerah Operasi
terkait Tindakan pembedahan
Audit yang lain meliputi:
1. Kewaspadaan Standar
a. Kebersihan Tangan
b. Penggunaan APD
c. Pemrosesan alat kesehatan
d. Penanganan linen
e. Pengendalian Lingkungan
f. Penanganan limbah
g. Penempatan Pasien
h. Perlindungan kesehatan karyawan
i. Penyuntikan yang aman
j. Etika Batuk/kebersihanpernapasan
k. Praktik lumbal fungsi
2. Melaksanakan Audit Kewaspadaan berdasarkan
transmisi
a. Transmisi Kontak
b. Transmisi droplet
c. Transmisi airborne

B. Melaksanakan kegiatan Pelatihan PPI


1. Pelatihan PPI Dasar untuk seluruh perawat dan dokter
2. Melaksanakan kegiatan Pelatihan PPI Umum kepada seluruh
penunjang kesehatan
3. Memberikan sosialisai PPI dengan materi umum kepada
Pasien, pengunjung dan masyarakan rumah sakit
4. Memfasilitasi Pelatihan IPCD dan Pelatihan IPCN

C. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penggunaaan


antibiotika yang bijak dan rasional.

D. Melaksanakan kajian risiko


1. Melaksanakan kajian risiko Kewaspadaan standard
a. Kebersihan Tangan
b. Penggunaan APD
c. Pemrosesan alat kesehatan
d. Penanganan linen
e. Pengendalian Lingkungan
f. Penanganan limbah
g. Penempatan Pasien
h. Perlindungan kesehatan karyawan
i. Penyuntikan yang aman
j. Etika Batuk/kebersihanpernapasan
k. Praktik lumbal fungsi

2. Melaksanakan kajian risiko HAIs


a. HAIs Infeksi Saluran Kemih terkait Pemasangan
kateter urine menetap
b. HAIs Infeksi Aliran Darah terkait Pemasangan kateter
vena sentral
c. HAIs Infeksi Aliran Darah terkait Pemasangan kateter
perifer
d. HAIs Infeksi Pneumonia terkait Pemasangan ventilasi
mekanik
e. HAIs Infeksi Daerah Operasi terkait Tindakan
pembedahan

BAB 5
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
A. Monitoring dan evaluasi
1. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kewaspadaan Standar:
 Kebersihan Tangan,
 Penggunaan APD,
 Pemrosesan alat kesehatan,
 Penanganan linen,
 Pengendalian Lingkungan,
 Penanganan Limbah,
 Penempatan Pasien,
 Perlindungan kesehatan karyawan,
 Penyuntikan yang aman,
 Etika Batuk/kebersihanpernapasan,
 Praktik lumbal fungsi

Proses kegiatan:
 Membuat formulir chek list dan
 Melakukan monev dengan mengisi formulir
 Kemudian dilakukan tabulasi dan
 Hasilnya di feedback ke ruangan dengan membuat
rekomendasi

2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kewaspadaan


berdasarkan transmisi: Kontak, droplet, airborne
 Membuat formulir chek list dan
 Melakukan monev dengan mengisi formulir
 Kemudian dilakukan tabulasi dan
 Hasilnya di feedback ke ruangan dengan membuat
rekomendasi

B. Melaksanakan kegiatan surveilans HAIs dan audit PPI


1. Perencanaan
 Melakukan pengkajian dengan melihat populasi berisiko
Infeksi
 Membuat definisi operasional dan kriteria HAIs
 Membuat formulir Pengumpulan (data manual atau
elektronik)

2. Pengumpulan data
A. Mengumpulkan data numerator jumlah kasus Infeksi) dan
denumerator (hari pemakaian alat) setiap hari
B. Faktor risiko HAIs
C. Penyebab Hais
D. Penggunaan Antibiotika
E. Hasil Kultur specimen
F. Data objektif dan subjektif terkait infeksi

3. Analisis data

 Melakukan analisa setiap bulan dengan menggunakan


metode statistic, melakukan perhitungan insiden rate
dengan rumus numerator/ denumerator x 1000 untuk
pemakaian alat dan dikali 100 untuk kasus operasi dalam
kurun waktu satu bulan
 ISK : Jumlah kasus ISK/lama hari pemakaian urine
catheter x 1000
 CLABSI : Jumlah kasus CLABSI/lama hari pemakaian
kateter vena sentral x 1000
 PLABSI : Jumlah kasus PLABSI/lama hari pemakaian
kateter vena periferx 1000
 VAP : Jumlah kasus VAP/lama hari pemakaian ventilasi
mekanik X 1000
 HAP : Jumlah kasus HAP/lama hari perawatan x 1000
 IDO : Jumlah kasus IDO (jenis operasi sama/jumlah kasus
operasi x 1000

Melakukan audit Kewaspadaan standar:


 Kebersihan Tangan,
 Penggunaan APD
 Pemrosesan alat kesehatan,
 Penanganan linen,
 Pengendalian
 Lingkungan,
 Penanganan Limbah,
 Penempatan Pasien,
 Perlindungan kesehatan karyawan,
 Penyuntikan yang aman,
 Etika Batuk/kebersihanpernapasan,
 Praktik lumbal fungsi

Proses melakukan audit:


 Membuat formulir audit
 Melakukan audit dengan cara observasi dengan
mengisi formulir audit
 Kemudian dilakukan tabulasi
 Hasilnya di feedback ke ruangan dengan membuat
rekomendasi

4. Interpretasi Data
 Melakukan interpretasi apakah ada penyimpangan yang
tajam dan apakah terjadi kenaikan dan penurunan, dan
mengapa hal tersebut terjadi, dengan Adanya data
pendukung hasil observasi lapangan}

5. Disseminasi dan rekomendasi


 Disiminasi dan rekomendasi dari hasil HAIs kepada
pihak-pihak berkepentingan; `Direktur, Ruangan, dokter
yang bersangkutan

6. Evaluasi
 Lakukan evaluasi input, proses, out put
 Evaluasi bulanan, triwulan, semester dan tahunan
C. Melaksanakan kegiatan Pelatihan PPI
1. Pelatihan PPI Dasar untuk semua perawat dan dokter,
2. Pelatihan PPI Umum untuk Staf penunjang,
3. Sosialisasi PPI kepada pasien, pengunjung dan masyarakat
rumah sakit
4. Memfasilitasi IPCD dan IPCN untuk mengikuti pelatihan
 Melakukan pengkajian kebutuhan Pelatihan PPI untuk
staf perawat, dokter,
 Melakukan pengkajian kebutuhan Pelatihan PPI umum
untuk staf penunjang,
 Melakukan pengkajian sosialisasi PPI ke Pasien,
pengunjung dan masyarakat Rumah sakit dan Pelatihan
untuk IPCD dan IPCN
 Membuat perencanaan Pelatihan
 Melaksanakan Pelatihan bersama bidang diklat
 Membuat evaluasi dan rekomendasi

D. Monitoring dan evaluasi Pencegahan Infeksi pada pemakian


alat (ISK, IAD, CLABSI, VAP dan PLABSI) serta Tindakan
operasi (IDO)
 Membuat formulir chek list
 Melakukan monev dengan mengisi formulir
 Kemudian dilakukan tabulasi
 Hasilnya di feedback ke ruangan dengan membuat
rekomendasi

E. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penggunaaan


Antibiotika yang bijak dan rasional
 Membuat formulir chek list dan
 Melakukan monev dengan mengisi formulir
 Kemudian dilakukan tabulasi dan
 Hasilnya di feedback ke ruangan dengan membuat
rekomendasi

F. Melaksanakan kajian risiko Kewaspadaan standar dan


transmisi: Kebersihan Tangan, Penggunaan APD, Pemrosesan
alat kesehatan, Penanganan linen, Pengendalian Lingkungan,
Penanganan Limbah, Penempatan Pasien, Perlindungan
kesehatan karyawan, Penyuntikan yang aman, Etika
Batuk/kebersihan pernapasan, Praktik lumbal fungsi,
Transmisi Kontak, droplet dan airborne
 Membuat formulir kajian risiko yang meliputi, probabilitas,
dampak dan system,
 Melakukan kajian risiko dengan cara mengisi formulir
kajian risiko
 Kemudian dilakukan perkalian pada probabilitas, dampak
dan system
 Tentukan prioritas masalah Kewaspadaan standard

G. Pelaksanaan program kerja Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi disesuaikan dengan rencana kegiatan. Waktu
pelaksanaan kegiatan disesuaikan dan dapat berubah sesuai
dengan kesepakatan dan keputusan manajemen RS X.

Adapun cara melaksanakan kegiatan pada masing-masing


program secara terperinci akan dijelaskan pada tabel evaluasi
program. Adapun cara pelaksanan kegiatan dengan tahapan
sebagai berikut:
A. Perencanaan
1. Mengkaji populasi
2. Melakukan seleksi hasil atau proses
3. Membuat definisi HAIs, bundles meliputi kewaspadaan
standar dan kewaspadaan transmisi
a. Pencegahan Infeksi (Menerapkan Bundles of HAIs)
Bundles adalah sekumpulan aturan–aturan yang harus
dilakukan oleh tim kesehatan (dokter, perawat dan lain-
lain) secara terus menerus untuk mengurangi kejadian
infeksi pada pasien yang terpasang alat kesehatan ataupun
yang dilakukan pembedahan. Penerapan pencegahan
Infeksi (Bundles) pada pemasangan kateter intravaskuler,
kateter urine menetap, ventilasi mekanik, tindakan
pembedahan.

Types of Bundles:
1) Ventilator care bundle
2) Central line bundle
3) CAUTI maintenance Bundle
4) Surgical site infection prevention bundle

b. Surveilans
1) IAD (Infeksi Aliran Darah) adalah infeksi karena
pemasangan kateter vena baik sentral maupun perifer
yang dimasukkan langsung ke sistem pembuluh darah
yang terjadi dalam waktu ≥ 2 x 24 jam dan
ditemukannya organisme dari hasil kultur semi
kuantitatif/kuantitatif disertai tanda klinis yang jelas
serta tidak ada hubungannya dengan infeksi ditempat
lain dan/atau dokter yang merawat menyatakan telah
terjadi infeksi. IAD adalah keadaan bakterimia yang
diagnosanya ditegakkan melalui pemeriksaan kultur.
2) Plebitis merupakan inflamasi pada vena, yang tandai
dengan adanya daerah yang merah, nyeri dan
pembengkakan di daerah penusukan atau sepanjang
vena (Brunner dan Sudarth, 2002).
3) HAP (Hospital Acquired Pneumonia) adalah infeksi
saluran akut pada parenkim paru setelah pasien
dirawat di rumah sakit > 48 jam tanpa dilakukan
intubasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi
saluran nafas bawah.
4) VAP (Ventilator Associated Pneumonia) adalah infeksi
napas bawah yang mengenai parenkim paru setelah
pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam, dan
sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
saluran nafas.
5) ISK (Infeksi Saluran Kemih) adalah infeksi yang terjadi
sebagai akibat dari pemasangan urineno kateter > 48
jam.
6) IDO (Infeksi Daerah Operasi) adalah infeksi yang
terjadi pada daerah insisi daerah operasi dalam waktu
30 hari tanpa implan dan satu tahun dengan implan
pasca bedah.

c. Penggunaan Antimikroba Yang Bijaksana


1) Pemilihan terapi antibiotik yang bijaksana kepada
pasien didasarkan tujuan dan indikasi (profilaksis atau
terapi) sesuai hasil pemeriksaan kultur dan resistensi
mikroba, sehingga untuk penderita penyakit infeksi
perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi tersebut
bekerja sama dengan komite farmasi rumah sakit.
Ketepatan pemberian antibiotika agar aman bagi
pasien meliputi:
(a) Tepat indikasi, obat benar-benar dibutuhkan;
(b) Tepat pemilihan obat dengan perbandingan biaya
efektivitas yang baik
(c) Tepat pasien, tidak ada kontra indikasi, efek
samping minimal;
(d) Tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat durasi
pemakaian;
(e) Tepat informasi, kepada pasien dan keluarganya.
2) Pasien wajib diberi informasi tentang pengobatan yang
diberikan dan efek yang ditimbulkan

d. Pendidikan dan Latihan


Dilaksanakan secara periodik dan berkesinambungan oleh
bagian Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) bekerjasama
dengan Komite PPIRS untuk memastikan setiap petugas
yang berada dan bekerja di RS memahami dan mampu
melaksanakan program PPIRS, khususnya kewaspadaan
standar dan kewaspadaan berbasis transmisi.
1) Seluruh SDM baru di RS wajib mengikuti program
orientasi, termasuk materi PPIRS
2) Monitoring dan evaluasi hasil pendidikan dan
pelatihan dilakukan oleh bagian SDM bersama
Komite/ Tim PPIRS sesuai ketentuan yang berlaku
sebagai dasar perencanaan program selanjutnya.
3) Seluruh staf yang dinas di ruangan yang memiliki
ruang isolasi infeksius dididik tentang pengelolaan
pasien infeksius.
4) Pendidikan kepada pasien, keluarga, dan pengunjung
meliputi kebersihan tangan, etika batuk dan ketertiban
pembuangan limbah. Pelaksanaan program ini selain
oleh Komite PPI juga bekerja sama dengan Pelayanan
Keperawatan dan Komite Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS) serta Unit Kesling
5) Pendidikan kepada pasien dan pengunjung
dilaksanakan saat pasien akan masuk ke ruang
perawatan rawat inap. Pengunjung di poliklinik
diberikan edukasi hand hygiene, etika batuk, dan
membuang sampah yang dilaksanakan setiap 2
minggu sekali yaitu pada hari Jumat. Selain itu juga
dilaksanakan penyuluhan oleh Komite PPI dan PKRS.

B. Mengumpulkan Data
1. Dilakukan oleh IPCN yang profesional, dibantu IPCLN
2. Data yang dikumpulkan
3. Metode
4. Sumber data
5. Numerator dan Denuminator

C. Analisis Data
1. Analisis data dimulai dari penghitungan data dan stratifikasi
Data
2. Data dicatat pada formulir yang sudah dibuat, kemudian
diolah data tersebut sehingga menjadi data yang dapat
dianalisis dan dipaparkan ke pihak lain
3. Data surveilans dicatat secara sistematis di formulir.
4. Data di entry di database computer
5. Menghitung dan menganalisis menggunakan metode
statistik.
6. Untuk menghitung surveilans yang dipakai adalah insiden
rate.

D. Cara perhitungan:
1. Catat data secara manual atau komputerisasi sebagai
database.
2. Tentukan numerator dan denuminator

E. Interpretasi data
1. Data harus dianalisis dengan tepat, untuk mendapatkan
informasi apakah ada masalah infeksi, yang memerlukan
penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.
2. Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
3. Data surveilans dibuat dalam bentuk laporan, yang
sistematik, tepat waktu, informatif.
4. Data disajikan dalam berbagai bentuk, yang mudah
dianalisis dan diinterpretasi.
5. Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat dijelaskan.
6. Bisa dibuat dalam bentuk tabel, grafik, diagram pie.
Pelaporan dengan narasi singkat.

F. Membuat laporan mutu secara periodik; setiap bulan,


triwulan, tahunan dan penilaian harian.

G. Audit kepatuhan terhadap PPI ke ruangan/ unit kerja

H. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien


Keikutsertaan PPI dalam program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit diwujudkan dalam bentuk:
1. Surveilans IDO
2. Audit kepatuhan cuci tangan
3. Surveilans flebitis
4. Surveilans VAP
5. Surveilans HAP
6. Surveilans ISK
7. Surveilans IAD
BAB 6
SASARAN

SASARAN
NO KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
PENCAPAIAN
1 Ventilator Associated Pneumonia (VAP) 5,8 permil

2 Infeksi Daerah Operasi (IDO) < 2%

3 Hospital Acquired Pneumonia (HAP) 2,7 permil

4 Infeksi Aliran Darah (IAD) < 3,5 permil

5 Infeksi Saluran Kemih (ISK) < 4,7 permil

6 Plebitis 1 permil

7 Investigasi outbreak/Kejadian Luar Biasa Terlaksana

8 Membuat ICRA renovasi setiap ada renovasi bangunan dan Terlaksana


atau pembangunan gedung
9 Audit di unit laundry 1 bulan/kali 100%

10 Audit pengolahan makanan 100%

11 Audit sterilisasi 100%

12 Audit pihak ketiga 100%

13 Audit bundles HAIs di ruang Critical Area dan Rawat Inap 100%
Lantai 6 dan 9.
14 Audit kepatuhan hand hygiene 85%

15 Audit kepatuhan penggunaan APD 100%

16 Sosialisasi PPI untuk semua karyawan RS X 100%


BAB 7
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Program PPI di RS X

B u l an KETERANGAN
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembuatan ICRA Program X

2 Pembuatan ICRA Renovasi X X X X X X X X X X X X Dibuat setiap ada renovasi

3 Pembuatan program PPI X

4 Surveilans: IAD X X X X X X X X X X X X

5 Surveilans: ISK X X X X X X X X X X X X

6 Surveilans: VAP dan HAP X X X X X X X X X X X X

7 Surveilans: Plebitis X X X X X X X X X X X X

8 Surveilans: IDO X X X X X X X X X X X X

9 Audit Bundles HAIs X X X X X X X X X X X X


10 Audit di unit laundry X X X X X X X X X X X X
1.Audit Instalasi Gizi /bulan
11 Audit pengolahan makanan X X X X X X X X X X X X 2.Audit pihak ketiga setiap
12 bulan

12 Audit sterilisasi/ CSSD X X X X X X X X X X X X

13 Audit Hand Hygiene X X X X X X X X X X X X

14 Audit APD X X X X X X X X X X X X

15 Audit kamar jenazah X X X X X X X X X X X X

16 Kesehatan Lingkungan

Audit pengelolaan sampah dan benda Audit Internal perbulan


a X X X X X X X X X X X X
tajam di RS X PM/ bulan

Audit pengelolaan sampah dan benda


b X
tajam dengan pihak ke-3 setiap 6 bulan

Pelaksanaan swab/kultur udara dan


c permukaan (kamar operasi, gizi, air RO X X
HD, Ruang critical)
17 Investigasi Outbreaks X X X X X X X X X X X X Setiap terjadi outbreak

18 Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan kepada Diklat untuk karyawan yang


a X X
Karyawan (refresh ilmu tentang PPI) berbeda/ 3bulan sekali

Dilakukan bila ada


Pendidikan dan pelatihan kepada
b X X X X X X X X X X X X karyawan baru untuk semua
karyawan baru
unit dan instalasi

Dilakukan bila ada peserta


Pendidikan dan pelatihan kepada peserta
c X X X X X X X X X X X X magang untuk semua unit
magang
dan instalasi
Pendidikan kesehatan kepada Pasien,
c X X X X X X X X X X X X
Keluarga dan Pengunjung

d Pendidikan berkelanjutan/ IHT PPI Dasar X

19 Pengumpulan data X X X X X X X X X X X X

20 Validasi data X X X X X X X X X X X X

21 Pelaporan X X X X X X X X X X X X
22 Rencana tindak lanjut X X X X

23 Monitoring dan evaluasi kegiatan X X X X

24 Continuous improvement dengan PDSA


X X X X

25 SDM (sumber daya manusia)


Vaksinasi Hepatitis B terutama pegawai
a X
ruangan berisiko tinggi infeksi

MCU berkala (setiap tahun sekali untuk


yang bertugas di ruang risiko tinggi
b X
infeksi, dan setiap 3 tahun sekali untuk
yang beresiko rendah infeksi)

26 Promosi kesehatan rumah sakit

Sosialisasi PPI (kebersihan tangan dan X X X X X X X X X X X X


a
etika batuk) di poliklinik

b Sosialisasi PPI terkait kegiatan di luar RS X X X X X X X X X X X X


BAB 8
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN PELAPORANNYA

A. Dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala


1. Bulanan (laporan Kepala Unit Kerja dan laporan Tim)
2. Triwulan (laporan Kepala Unit Kerja dan laporan Komite, Direktur)
3. Semester (laporan Kepala Unit Kerja dan laporan Komite, Direktur)
4. Tahunan (laporan Kepala Unit Kerja dan laporan Komite, Direktur)

B. Sarana yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi adalah:


1. Laporan langsung ke Komite PMKP (secara teratur dan insidentil)
2. Rapat kerja bulanan
3. Rapat kerja pimpinan, pokja dan unit Peningkatan Mutu
4. Rapat komite – komite
5. Rapat koordinasi

C. Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program


secara menyeluruh
1. Evaluasi proses dilakukan setiap hari, evaluasi hasil dilakukan setiap
bulan, triwulan dan tahunan
2. Evaluasi meliputi input-proses-output
3. Evaluasi pelaksanaan kegiatan surveilans
BAB 9
PENCATATAN DAN LAPORAN

A. Data surveilans dibuat dalam bentuk laporan, yang sistematik, tepat


waktu, informatif
1. Laporan dibuat secara periodik, setiap bulan, triwulan, tahunan
2. Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak
terkait dengan peningkatan infeksi.
3. Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait

B. Komunikasi: desiminasi dan rekomendasi


1. Hasil data surveilans dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan seperti direktur, unit yang bersangkutan untuk
dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan selanjutnya
2. Hasil surveilans dapat digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan
program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (PPIRS)
dalam satu waktu tertentu.

C. Desiminasi
1. Surveilans belumlah sempurna dilaksanakan apabila datanya belum
didesiminasikan kepada yang berkepentingan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Hasil surveilans angka infeksi harus disampaikan ke seluruh anggota
komite, direktur rumah sakit, ruangan atau unit terkait secara
berkesinambungan. Disamping itu juga perlu didesiminasikan kepada
kepala unit terkait dan penanggung jawab ruangan beserta stafnya
berikut rekomendasinya.
BAB 10
PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN

Pembiayaan program kerja berasal dari dana BLUD dan APBD Rumah
Sakit sebagaimana oleh disahkan pada RKBU 2022.
BAB 11
PENUTUP

Demikian telah disusun Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


RS X. Diharapkan dengan program kerja ini dapat dipakai sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan PPI.

Anda mungkin juga menyukai