Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan keluarganya serta
semua petugas di rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan
dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infrksi HAIs di
rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu
dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Program pengendalian infeksi dibuat untuk mendukung pusat
pelayanan kesehatan dalam upaya menyediakan kualitas lingkungan
yang aman dan nyaman untuk semua pasien dan masyarakat yang
dilayani dengan menerapkan kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta biaya pengobatan yang berhubungan dengan infeksi pada
pelayanan kesehatan (Healthcare Associated Infections).
Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, covid-19 menjadi
masalah Kesehatan global yang kemudian ditetapkan sebagai
pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia / World Health Organization
(WHO) pada tanggal 11 maret 2020. COVID-19 telah menyebar
hampir diseluruh negara, termasuk Indonesia. Selama 5 bulan kita
dihadapakan pada keseharian untuk berdampingan denagn COVID-
19 dan kondisi ini masih akan berlangsung pada waktu yang akan
datang.
Sampai saat ini, situasi COVID-19 di tingkat global maupun
nasional masih dalam risiko sangat tinggi. Selama pengembangan
vaksin masih dalam proses, dunia dihadapkan pada kenyataan
untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan COVID-19.
Oleh karenanya diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian
COVID-19 untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan agar
tetap sehat, aman, dan produktif, dan seluruh penduduk Indonesia
mendapatkan pelayanan yang sesuai standar.

1
Komite PPI harus tanggap dalam menanggulangi terjadinya
infeksi HAIs dan Kejadian Luar Biasa (outbreak) COVID-19 di
rumah sakit akibat pelayanan kesehatan yang tidak adekuat yang
dapat merugikan pasien dan rumah sakit sendiri. Oleh karena itu
penting bagi rumah sakit untuk mendukung program-program
Komite PPI agar kasus infeksi (HAIs) dan kasus KLB COVID-19
yang terjadi di rumah sakit dapat dikendalikan sehingga pelayanan
pada pasien dan masyarakat akan semakin bermutu dan dapat
diakui.
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan
semua unsur, mulai dari unsur pimpinan sampai kepada staf. Peran
pimpinan yang diharapkan adalah menyiapkan sistem, sarana
prasarana penunjang lainnya, sedangkan peran staf adalah sebagai
pelaksana langsung dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bagi mereka yang
berada di lingkungan rumah sakit seperti pasien, petugas
kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien beresiko
mendapatkan infeksi di rumah sakit atau disebut dengan healthcare
associated infections (HAIs).
Program Investigasi Outbreak Penyakit Infeksi dalam
program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sangat penting
untuk dilaksanakan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya sebagai tempat pelayanan kesehatan disamping
sebagai tolak ukur mutu pelayanan dan juga untuk melindungi
pasien, petugas, pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya
infeksi karena dirawat, bertugas dan berkunjung ke suatu rumah
sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran pencapaian penerapan
program Kegiatan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit pada pada Triwulan IV periode Oktober - Desember
tahun 2020 dilingkungan RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya data surveilans HAIs atau infeksi Rumah Sakit
(IRS) Triwulan IV periode Oktober-Desember tahun 2020
b. Untuk mengevaluasi indicator rumah sakit yang terdiri dari
infeksi daerah operasi (IDO), Infeksi aliran darah (IAD),
Infeksi saluran kencing (ISK) dan Ventilator associated
pneumonia (VAP) pada Triwulan IV periode Oktober -
Desember tahun 2020
c. Diketahuinya gambaran Angka penerapan kegiatan
kewaspadaan Isolasi Triwulan IV periode Oktober -
Desember tahun 2020
d. Diketahuinya gambaran kegiatan sasaran penurunan risiko,
mengukur dan mereview risiko infeksi diseluruh unit Rumah
sakit Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020
e. Diketahuinya gambaran kegiatan program Pendidikan dan
pelatihan PPIRS Triwulan IV periode Oktober - Desember
tahun 2020
f. Mengetahui gambaran kegiatan program Assesmen berkala
terhadap risiko (ICRA) HAIs dan ICRA Konstruksi Triwulan
IV periode Oktober - Desember tahun 2020
g. Mengetahui gambaran kegiatan program kejadian Luar Biasa
(KLB) Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

3
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan ini adalah kegiatan yang


dilakukan oleh komite PPI sehingga tercapainya program PPI. Adapun
kegiatan pokok dan rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
A. Kegiatan Dalam Program Kerja Tahun Meliputi:
1. Melaksanakan surveilans
Rincian kegiatan:
1) Pengumpulan data kejadian infeksi dirumah sakit meliputi:
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) akibat pemasangan
ventilator, infeksi saluran kemih (ISK) Akibat pemakaian
kateter urine, Phlebitis berkaitan penggunaan kateter
intravena, infeksi daerah luka operasi (IDO), dan IAD terkait
pemasangan CDL (Chateter Double Lumen)
2) Metode surveilans yang digunakan diRSUD R Syamsudin SH
adalah Surveilans Target (Targetted Surveillance) meliputi
Ruang : GICU, NICU, PICU, ICCU dan Surveilans
Komprehensif (Hospital Wide/Tradisional Surveillance)
Seluruh ruangan yang ada di RSUD R Syamsudin SH
Sukabumi.
3) Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu
infeksi rumah sakit, angka mortalitas dan lama hari rawat.
4) Pelaporan terhadap direktur setiap 3 bulan.

2. Penerapan kewaspadaan isolasi


Rincian kegiatannya yaitu pengawasan penerapan
kewaspadaan standar pada seluruh area pelayanan pasien,
yaitu:
1) Kebersihan tangan.
2) Penggunaan alat pelindung diri (APD).
3) Peralatan perawatan pasien.

4
4) Pengendalian lingkungan.
5) Pemprosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen.
6) Penempatan pasien, hygiene respirasi, etika batuk.
7) Penepatan pasien ruang isolasi

3. Kesehatan karyawan
Bekerjasama dengan instalasi K3RS untuk kesehatan
karyawan, antara lain:
1) Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan karyawan.
2) SOP penanganan terkena pajanan dan tertusuk jarum.
3) Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B.

4. Melakukan Assesmen berkala terhadap risiko (ICRA)


Program dan ICRA Konstruksi
ICRA merupakan pengkajian yang di lakukan secara
kualitatif dan kuantitatif terhadap risisko infeksi terkait
aktifitas pengedalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
serta mengenali ancaman / bahaya dari aktifitas tersebut.
Jenis ICRA terdiri dari:
1. HAIs
2. Unit
3. Prosedur invasive
4. Bangunan / kontruksi / renovasi

5. Melakukan Investigasi wabah (Outbreak) penyakit


infeksi

6. Pendidikan dan pelatihan PPIRS


1) Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh
karyawan rumah sakit.
2) Melakukan pelatihan PPI / sosialisasi PPI pada peserta
didik yang melaksanakan praktek di RSUD R. Syamsudin,
SH kota Sukabumi

5
3) Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan
pengunjung rumah sakit.
4) Mengikuti pendidikan pelatihan berkelanjutan / seminar /
workshop tentang pengendalian infeksi bagi anggota
Komite PPIRS.

7. Penggunaan Antimikroba rasional


Belum pernah dilakukan rapat dengan komite medik,
komite Farmasi dan Tim PPRA tentang standar penggunaan
antimikroba yang rasional.

B. SASARAN
1. Pasien
2. Keluraga pasien
3. Pengunjung
4. Petugas Rumah Sakit
5. Siswa/mahasiswa/PPDS

C. RUANG LINGKUP
Seluruh area pelayanan di Rumah Sakit

D. WAKTU PELAKSANAA
Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Surveilans
2. Audit
3. Monitoring
4. ICRA
5. Investigasi wabah (out break)

6
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Surveilans
Surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan ( Health Care
Associated Infections / HAIs) adalah suatu proses yang dinamis,
sistematis, terus menerus dalam pengumpulan, identifikasi, analisis
dan interpretasi data kesehatan yang penting di fasilitas pelayanan
kesehatan pada suatu populasi spesifik dan didiseminasikan secara
berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan.
Metode surveilans yang digunakan diRSUD R Syamsudin SH
adalah Surveilans Target (Targetted Surveillance) dan Surveilans
Komprehensif (Hospital Wide/Tradisional Surveillance), Insiden
Rate HAIs yang terjadi Triwulan IV periode Oktober - Desember
tahun 2020 meliputi:

1. Ventilator Associated Pneumonia ( VAP )


Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan
infeksi pneumonia yang terjadi setelah 48 jam pemakaian
ventilasi mekanik baik pipa endotracheal maupun tracheostomi.
Beberapa tanda infeksi berdasarkan penilaian klinis pada pasien
VAP yaitu demam, takikardi, batuk, perubahan warna sputum.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan jumlah
leukosit dalam darah dan pada rontgent didapatkan gambaran
infiltrat baru atau persisten. Adapun diagnosis VAP ditentukan
berdasarkan tiga komponen tanda infeksi sistemik yaitu demam,
takikardi dan leukositosis yang disertai dengan gambaran
infiltrat baru ataupun perburukan di foto toraks dan penemuan
bakteri penyebab infeksi paru.

7
Rumus :

Jumlah kasus Infeksi VAP


X 1000
Jumlah Hari Pemasangan ETT/Terpasang Ventilator

INSIDEN RATE VAP (VENTILATOR ASSOSIATED PNEUMONIA)


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R.SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

0
Oktober November Desember Rata-Rata

Grafik 1
Insiden Rate VAP Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan data pada grafik 1 di atas, pada Triwulan IV


periode Oktober - Desember tahun 2020, Insiden Rate VAP 0,0‰
dari jumlah hari pemakaian alat ventilasi mekanik sebesar 454 hari.
Standar VAP yaitu 5.8‰. Hal ini berarti IR VAP masih di bawah
standar.

Analisa :
 Masih adanya petugas yang belum patuh dalam menerapkan
bundles VAP pada setiap pasien yang terpasang ventilator
mekanik
 Kegiatan surveilans yang masiv yang dilakukan oleh IPCN

Faktor-faktor yang mempengaruhi Ventilator Assosiated


Pneumonia adalah:
 Diagnosa VAP agak sulit dilakukan jika hanya melihat
penampilan klinis pasien dan dan dapat ditunjang dengan
pemeriksaan penunjang lainnya seperti thorak dan kultur
(SUDARMO, 2008)

8
Rekomendasi dan tindak lanjut:
 Membuat Risk Assesment
 Melakukan resosialisasi tentang SPO bundles Ventilator
Assosiated Pneumonia (VAP)
 Melakukan audit kepatuhan Bundles VAP diruang intensiv
secara rutin setiap bulan, terus- menerus dan melaporkan ke
ketua komite PPIRS
 Berkoordinasi dengan bagian penunjang dan DPJP dalam
pemeriksaan penunjang dan penetuan diangnosis VAP

2. Hospital Acquired Pneumonia ( HAP )


Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah pnemonia / infeksi
saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang terjadi pada
pasien akibat tirah baring tanpa dilakukan tindakan intubasi dan
terjadi setelah 48 jam pasien dirawat.
Kriteria :
a. Demam 38 oC tanpa ditemui penyebab lainnya
b. Leukositosis 12.000 SDP/mm3
c. Dan minimal disertai 2 dari tanda berikut:
- Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat
sputum
- Peningkatan fraksi inspirasi oksigen O2 dari FiO2
sebelumnya

Rumus :

Jumlah Pasien Terinfeksi Pneumonia


X 1000
Jumlah Hari Rawat

9
INSIDEN RATE VAP (VENTILATOR ASSOSIATED PNEUMONIA)
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R.SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
7

0
Oktober November Desember Rata-Rata

Grafik 2

Insiden Rate HAP Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan data pada grafik 2 di atas, pada Triwulan IV


periode Oktober - Desember tahun 2020 , Insiden Rate HAP 0,0‰
dari jumlah 512 pasen tirah baring lama . Standar HAP yaitu 3.5‰.
Hal ini berarti IR HAP masih di bawah standar.

3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Infeksi Saluran Kemih adalah apabila :
1). Urin Kateter terpasang ≥ 48 jam.
2). Gejala klinis: demam, sakit pada suprapubik dan nyeri pada sudut
costovertebra.
3). Kultur urin positif ≥ 105 Coloni Forming Unit (CFU) dengan 1 atau
2 jenis mikroorganisme dan Nitrit dan/atau leukosit esterase
positif dengan carik celup (dipstick)

Rumus :

Jumlah kasus ISK


X 1000
Jumlah Lama Hari Pemakaian Kateter Urin Menetap

10
INSIDEN RATE ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH)
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R.SYAMSUDIN,SH KOTA SUKABUMI

4.5

3.5
Grafik 3
3

Axis Title
2.5

1.5

0.5

0
Oktober November Desember Rata-Rata

Insiden Rate ISK Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan data pada grafik 3 di atas, pada Triwulan IV


periode Oktober - Desember tahun 2020, Insiden Rate ISK sebesar
0‰, Dari 1456 jumlah hari pemakaian catheter, Standar ISK
adalah 4.7‰. ini berarti tidak di temukan adanya ISK pada
pemakain Urine Cateter (UC).

Analisa :
Berdasarkan data diatas tidak didapatkannya angka infeksi
karena berbagai macam faktor diantaranya adalah surveilans pasif,
tidak ada penyataan dari DPJP terkait ISK karena pemasangan
kateter lebih dari 48 jam atau pemasangan kateter kurang dari 48
jam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Infeksi Saluran Kemih (ISK)


adalah:
 Masih adanya petugas yang belum patuh dalam menerapkan
bundle ISK pada setiap pasien yang dilakukan tindakan
pemasangan kateter urine
 kegiatan surveilans yang masiv yang dilakukan oleh IPCN

Rekomendasi dan tindak lanjut:


 Membuat Risk Assesment
 Melakukan resosialisasi tentang SPO bundles ISK
 Melakukan audit kepatuhan Bundles ISK diseluruh Ruang
perawatan yang terpasang kateter perawatan secara rutin

11
setiap bulan, terus- menerus dan melaporkan ke ketua komite
PPIRS
 Berkoordinasi dengan bagian penunjang dan DPJP dalam
pemeriksaanpenunjang dan penetuan diangnosis ISK

4. Infeksi Aliran Darah (IAD)


Infeksi Aliran Darah (Blood Stream Infection/BSI) dapat
terjadi pada pasien yang menggunakan alat Chateter doble Lumen
(CDL) setelah 48 jam dan ditemukan tanda atau gejala infeksi yang
dibuktikan dengan hasil kultur positif bakteri patogen yang tidak
berhubungan dengan infeksi pada organ tubuh yang lain dan bukan
infeksi sekunder, dan disebut sebagai Central Line Associated Blood
Stream Infection (CLABSI).

Pada data diatas bahwa prosentase kejadian IAD Triwulan IV


periode Oktober - Desember tahun 2020 di RSUD R Syamsudin SH
Sukabumi tidak ada kejadian IAD. Nilai 0 ‰ artinya setiap 1000
hari, pasien yang terpasang CDL line tidak terdapat kejadian IAD.

Rumus :

Jumlah kasus IAD


X 1000
Jumlah Lama Hari Pemakaian Kateter CDL

12
INSIDEN RATE ALIRAN DARAH IAD
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
4

3.5

2.5
Axis Title

1.5

0.5

0
Oktober November Desember Rata-Rata

Grafik 4
Insiden Rate IAD Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan data pada grafik 4 di atas, , Insiden Rate


Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020 IAD
sebesar 0‰ dari jumlah 883 hari pemakaian CDL. Standar
Insiden Rate IAD sebesar 3.5‰. Hal ini berarti tidak di temukan
adanya IAD pada pasien yang terpasang Chateter double Lumen
(CDL).
Analisa :
Insiden Rate IAD sebesar 0‰ tidak berarti kasus IAD
tersebut tidak terjadi. Beberapa faktor yang menjadi
kemungkinan penyebab hal tersebut diantaranya:

 Kurangnya monitoring IPCN dan IPCLN pada kasus


pemasangan CDL di ruangan perawatan

Rekomendasi dan tindak lanjut:


 Meningkatkan monitoring kasus pemasangan CDL di ruangan
perawatan

5. Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Infeksi Daerah Operasi atau IDO adalah infeksi pada semua
kategori luka derah operasi bersih dan bersih terkontaminasi yang
dilaksanakn di rumah sakit dalam kurun waktu sampai 30 hari

13
setelah operasi tanpa pemasangan implant atau dalam waktu 90 hari
dengan pemasangn imflant.

Rumus :

Jumlah kasus IDO


X 100%
Jumlah Kasus Operasi

a. Insiden Rate Infeksi Daerah Operasi

INSIDEN RATE INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DIRSUD R SYAMSUDIN,S H KOTA SUKABUMI

2.5%

2.0%

1.5%

1.0%

0.5%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 5
Insiden Rate Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan data pada grafik 5 di atas, pada Triwulan IV


periode Oktober - Desember tahun 2020, Insiden Rate Infeksi
Daerah Operasi (IDO) pada kasus tindakan operasi sebesar
0,1% dari jumlah tindakan operasi sebanyak 725 tindakan .
Standar IDO yang sudah di tentukan adalah 2.0%.

14
b. Infeksi Daerah Operasi Berdasarkan Operasi Bersih

INSIDEN RATE INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) PADA TINDAKAN OPERASI BERSIH
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBAR TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN,SH KOTA SUKABUMI

2.5%

2.0%

1.5%

1.0%

0.5%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 6
Insiden Rate infeksi Daerah Operasi
Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan data pada grafik 6 di atas, pada Triwulan IV


periode Oktober - Desember 2020, Insiden Rate Infeksi Daerah
Operasi (IDO) berdasarkan operasi bersih kasus tindakan operasi
sebesar 0,0% dari jumlah tindakan operasi bersih sebesar 258.
Standar IDO yang sudah di tentukan adalah 2.0%.

F. Infeksi Daerah Operasi Berdasarkan Operasi Bersih


Tercemar

INSIDEN RATE INFEKSI DAERAH OPERASI


PADA TINDAKAN OPERASI BERSIH TERCEMAR
PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN,SH KOTA SUKABUMI
2.5%

2.0%

1.5%

1.0%

0.5%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 7
Insiden Rate Infeksi daerah Operasi Berdasarkan Operasi Bersih Tercemar
Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan data pada grafik 7 di atas, pada Triwulan IV


periode Oktober - Desember 2020, Insiden Rate Infeksi Daerah

15
Operasi (IDO) berdasarkan operasi bersih tercemar kasus
tindakan operasi sebesar 0,3 % dari jumlah tindakan operasi
sebesar 138. Standar IDO yang sudah di tentukan adalah
2,0%.
Faktor - faktor yang masih perlu di evaluasi antara lain:

 Penerapan Bundle IDO


 Kepatuhan petugas terhadap SPO perawatan luka.
 Sosialisasi tentang cara perawatan luka di rumah pada pasien
dan keluarga

Rekomendasi dan tindak lanjut:


 Meningkatkan koordinasi antara IPCN dan IPCLN dalam
penerapan dan monitoring Bundle IDO
 Meningkatkan monitoring kepatuhan petugas terhadap SPO
perawatan luka
 Memastikan sosialisasi yang di berikan pada pasien dan
keluarga sesuai

6. Phlebitis
Phlebitis adalah infeksi pada daerah local tusukan infus
ditemukan tanda-tanda merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila
ditekan, ulkus sampai eksudat prurulen atau mengeluarkan cairan
bila ditekan setelah pemasangan intra vena line.
Rumus untuk menentukan kasus infeksi phebitis :

Jumlah Pasien Terinfeksi Phlebitis


X 1000
Jumlah Hari Pemasangan Infus Perifer

16
lNSIDEN RATE PHLEBITIS
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R.SYAMSUDIN,SH KOTA SUKABUMI

25

20

15
Axis Title

10

0
Oktober November Desember ‰

Grafik 8
Insiden Rate Phlebitis Triwulan IV periode Oktober-Desember 2020

Berdasarkan data pada grafik 8 di atas, pada Triwulan IV


periode Oktober-Desember 2020, Insiden Rate Phlebitis pada kasus
pemasangan Intra Vena Line (IVL) atau biasa disebut infus dari
77318 jumlah hari pemakaian, didapatkan hasil Phlebitis762, ( 9.9
‰ ) Standar Phlebitis yang sudah di tentukan adalah 1‰
Analisa :
Insiden rate Phlebitis disebabkan oleh faktor-faktor: sebagian
besar karena pemberian obat-obat elektrolit pekat dan osmolaritas
yang tinggi melalui vena perifer serta perawatan infus yang tidak
konsisten, kepatuhan hand hygiene yang masih dibawah standar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Phlebitis adalah:


 Vena pasien yang kecil dan rapuh.
 Adanya pemberian terapi cairan yang pekat.
 Pemasangan dan perawatan infus belum sesuai dengan SOP

Rekomendasi dan tindak lanjut:


 MembuatRisk Assesment
 Koordinasi dengan Kepala Instalasi Rawat Inap beserta jajaran
nya di masing-masing unit
 HN dan CCM dilibatkan dalam monitoring pelaporan atau input
data angka kejadian Phlebitiskedalam PMKP
 Monitoring supervisi pemasangan infus oleh PP

17
B. Penerapan Kewaspadaan Isolasi
1. Kepatuhan Hand Hygiene Triwulan IV Periode Oktober -
Desember Tahun 2020

KEPATUHAN HAND HYGIENE


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R.SYAMSUDIN,SH KOTA SUKABUMI

81.0%

80.0%

79.0%

78.0%

77.0%

76.0%

75.0%

74.0%

73.0%

72.0%

71.0%
Oktober November Desember Rata-Rata

Grafik 9
Grafik Kepatuhan Hand Hygiene pada
Triwulan IV periode Oktober - Desember 2020

Berdasarkan grafik 9 diatas, angka kepatuhan hand hygiene


pada Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020 di
RSUD R.Syamsudin, SH Kota Sukabumi menunjukkan angka
kepatuhan terendah pada bulan Oktober dengan rata – rata
sebesar 74,1% dan angka kepatuhan tertinngi pada bulan
Desember dengan rata-rata sebesar 76,0%. Pada periode bulan
Oktober - Desember 2020 menunjukkan angka kepatuhan rata-
rata sebesar 76,0%, masih dibawah standar yaitu ≤ 80% .

18
2. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi

KEPATUHAN HAND HYGIENE BERDASARKAN PROFESI


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RUSD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Dokter Perawat Bidan Nakes Lain Non Nakes Mahasiswa Standar

Grafik 11
KepatuhamHand Hygiene berdasarkan Profesi
Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

Berdasarkan grafik 11 diatas angka kepatuhan hand hygiene


berdasakan profesi Triwulan IV Periode Oktober - Desember
tahun 2020 di RSUD R.Syamsudin, SH Kota Sukabumi masih
fluktuatif. Profesi yang angka kepatuhan hand hygiene tertinggi
adalah Nakes Lainnya 81,1%, dan terendah adalah dokter sebesar
51,9%.

3. Kepatuhan hand hygiene berdasarkan Moment

KEPATUHAN HAND HYGINE BERDASARKAN MOMENT


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2020
RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

100.0%

90.0%

80.0%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
Moment 1 Moment 2 Moment 3 Moment 4 Moment 5 Standar

Grafik 12
Angka KepatuhanHand Hygiene berdasarkan Moment
Triwulan IV periode Oktober - Desember tahun 2020

19
Berdasarkan grafik 12 diatas, angka kepatuhan hand hygiene
berdasarkan moment pada Triwulan IV periode Oktober -
Desember tahun 2020 mengalami angka kepatuhan yang
fluktuatif, dimana angka kepatuhan tertinggi pada moment 5
adalah sesudah kontak dengan lingkungan pasien dengan rata-
rata 82,0% dan angka kepatuhan terendah pada momen 2 adalah
sebelum tindakan aseptik dengan rata-rata 43,6%.
Analisa :
 Masih adanya petugas yang belum patuh dalam menerapkan
Hand Hygiene pada setiap momentnya atau kesempatan atau
indikasi yang mengharuskan untuk melaksanakan Hand
Hygiene.
 Masih adanya pemahaman petugas bahwa pemakaian APD
(sarung tangan) sudah tidak perlu melaksanakan Hand
Hygiene, karena tidak bersentuhan langsung dengan pasien.
 Pemakaian APD (sarung tangan) yang dilakukan diluar area
pasien dan tidak didahului dengan Hand Hygiene, sehingga
dinilai tidak menerapkan kepatuhan hand hygiene.
 Masih adanya melakukan kebersihan tangan dalam tangan
bersarung

Faktor-faktor yang mempengaruhi belum tercapainya target


kepatuhan hand hygiene 80% adalah:
 Belum terpasangnya handsrub disetiap bed atau di dalam
ruangan rawat inap belum merata sehingga petugas kesehatan
menjadi malas untuk melakukan kebersihan tangan.
 Kurangnya kesadaran petugas untuk melakukan kebersihan
tangan karena merasa tangannya sudah bersih.

Rekomendasi dan tindak lanjut:


 Melakukan resosialisasi tentang SPO kebersihan tangan
 Melakukan audit kepatuhan hand hygiene terhadap seluruh
petugas kesehatan secara rutin setiap bulan, terus- menerus
dan melaporkan ke ketua komite PPIRS

20
 Berkoordinasi dengan bagian penunjang dalam pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana hand hygiene seperti
handsrub, wastafel, sabun cair anti septik dan paper towel.
 Diberlakukannya reward dan punishment terhadap petugas/unit
yang melakukan hand hygiene dengan patuh dan tidak patuh.

21
C. Menetapkan Sasaran Penurunan Risiko, Mengukur Dan Mereview Risiko Infeksi
1. Monitoring Ruang Perawatan Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020

MONITORING RUANGAN PERAWATAN


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN,SH KOTA SUKABUMI

120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

is
n

d
n

n
D

n
ik
n

e
D
a

e
P

a
P

la
M
ta
g

n
P

b
0.0%
A

is
A

n
n

r
u
A

Li
m

a
a

a
F
n
n
ta

B
h
ru

d
n

la
Li

n
a
a

n
se
ta

ta
e

n
ia
n

ta
n
/
a

ra
a

e
d

a
a
p

n
h
h

S
K
p

-r
e

je
h

sa
e
m

a
i

te
rs
rs

ta
t
p

m
a
rs

la
yi

ra
te

n
m
e

a
je
e
n
b

A
K

R
e

b
e

M
e

a
K

e
P

n
K

a
M
Grafik 13
Monitoring ruang rawat inap

22
Berdasarkan data pada grafik 13 di atas, hasil monitoring
ruangan pada Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020
didapatkan rata-rata 87,7%. Elemen penilaian tertinggi adalah
ketersediaan APD sebesar 99,9% dan elemen penilaian terendah
adalah elemen alat kesehatan sebesar 61,7%.
Elemen penilaian dari monitoring ruang perawatan ini adalah :
a. Fasilitas Hand Hygiene
b. Ketersediaan APD
c. Ketepatan APD
d. Penyimpanan APD
e. Sampah atau limbah
f. Ruang perawatan
g. Alat kesehatan
h. Manajemen linen
i. Manajemen alat medis
j. Prasarana fisik

3. Monitoring Kepatuhan Penggunaan APD


a. Kepatuhan APD
MONITORING KEPATUHAN APD TRIWULAN IV
BULAN OKTOBER - DESEMBER 2020
RSUD R. SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

101.0%

100.0%

99.0%

98.0%

97.0%
Axis Title

96.0%

95.0%

94.0%

93.0%

92.0%

91.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 14
Monitoring Kepatuhan APD

Berdasarkan grafik 14 diatas, bahwa hasil monitoring


kepatuhan penggunaan APD pada Triwulan IV Periode Oktober -
Desember tahun 2020 menunjukan angka Rata-rata 94,7%. Angka
ini masih dibawah target dibawah target yang ditetapkan yaitu
100,0%.

23
b. Kepatuhan APD Berdasarkan Jenisnya

MONITORING KEPATUHAN APD BERDASARKAN JENISNYA


TRIWULAN IV BULAN OKTOBER - DESEMBER TAHUN 2020
RSUD R. SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Hand scon masker masker N gaun/ gogle/ Tutup Sepatu Standar
bedah 95 apron/ face kepala
coverall shield

Grafik 15
Monitoring Kepatuhan APD

Berdasarkan grafik 15 diatas, bahwa hasil monitoring


kepatuhan penggunaan APD berdasarkan jenis APD pada
Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020
menunjukan angka terendah adalah hand scon dengan nilai
rata-rata 62,8% hal ini disebabkan karena masih banyaknya
penggunaan hand scon tidak sesuai indikasi (menulis dan cuci
tangan ditangan bersarung) dan angka kepatuhan tertinggi
adalah tutup kepala 99,1% angka ini masih dibawah target
yang ditetapkan yaitu 100,0%.

c. Kepatuhan APD Berdasarkan Profesi

MONITORING KEPATUHAN APD BERDASARKAN PROFESI


TRIWULAN IV BULAN OKTOBER - DESEMBER 2020
RSUD R. SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Dokter Perawat Bidan Nakes lain Non nakes Mahasiswa Standar

Grafik 16
Monitoring Kepatuhan APD

24
Berdasarkan grafik 16 diatas, bahwa hasil monitoring
kepatuhan penggunaan APD berdasarkan profesi pada
Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020
menunjukan angka kepatuhan tertingi adalah profesi
mahasiswa 95,4% dan angka kepatuhan terendah profesi
Dokter sebesar 91,4%. angka ini masih dibawah target yang
ditetapkan yaitu 100,0%.

3. Monitoring Kepatuhan Pemilahan Limbah

KEPATUHAN PEMILAHAN LIMBAH


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

102.0%

100.0%

98.0%

96.0%

94.0%

92.0%

90.0%

88.0%

86.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 17
Monitoring Kepatuhan Pemilahan Limbah

Berdasarkan grafik 17 diatas, bahwa hasil monitoring


kepatuhan pemilahan limbah pada Triwulan IV Periode Oktober -
Desember tahun 2020 menunjukan angka rata-rata 92,7%. Hasil
monitoring pembuangan limbah ini masih ditemukan limbah yang
tercampur antara sampah infeksius, non infeksius dan sampah
recycle. Monitoring hasil kepatuhan pemilahan limbah ini secara
rata-rata dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.

25
4. Monitoring Instalasi Sanitasi dan IPAL

KEPATUHAN PEMILAHAN LIMBAH


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 18
Monitoring Instalasi Sanitasi dan IPAL

Berdasarkan grafik 18 diatas, bahwa hasil monitoring


Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) pada Triwulan IV Periode
Oktober - Desember tahun 2020 menunjukan angka rata - rata
90,9%. Pengelolaan limbah B3 dan infeksius dikelola oleh pihak
ke-3, masih tercampur limbah infeksius dan non infeksius tersedia
ruang cool storage. limbah medis diangkut pihak ke 3, fasilitas
kebersihan tangan belum lengkap dan tidak tersedia paper towel.

5. Monitoring Instalasi Gizi

MONITORING INSTALASI GIZI


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

120.0%

100.0%

80.0%
Axis Title

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-Rata

Grafik 19
Monitoring Instalasi Gizi

Berdasarkan grafik 19 diatas, monitoring Instalasi Gizi pada


Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020 menunjukan

26
angka rata-rata 83,1 % Monitoring hasil kepatuhan Instalasi Gizi
ini secara rata-rata dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Dari hasil monitoring di Instalasi Gizi antara lain cara
penyimpanan bahan makanan, tempat pengolahan dan proses
pengolahan masih dibawah target yang diharapkan, fasilitas APD
dan kebersihan tangan belum lengkap. Di fasilitas kebersihan
tangan tidak tersedia paper towel, tempat tissue dan masih
ditemukan vektor kecoa, maintenance diswasher tidak ada
enginering control, ruang produksi terpisah dari lingkungan rumah
sakiit, sehingga perlu ditingkatkan monitoring rutin.

6. Monitoring Instalasi Jenazah dan Forensik

MONITORING INSTALASI JENAZAH DAN FORENSIK


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%
Axis Title

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Okt Nov Des Rata-Rata

Grafik 20
Monitoring Instalasi Jenazah dan Forensik

Berdasarkan grafik 20 diatas, monitoring Instalasi Jenazah


pada Triwulan IV Periode Oktober - Desember 2020 menunjukan
angka rata-rata 77,7%. Monitoring hasil kepatuhan Instalasi
Jenazah ini secara rata-rata dibawah target yang ditetapkan yaitu
100,0%.
Dari hasil monitoring masih didapatkan petugas yang tidak
patuh dalam penggunaan APD seperti masker tergantung dileher,
prasarana tempat sampah tidak lengkap, fasilitas cuci tangan yang
tidak lengkap (tempat sampah tissue)

27
7. Monitoring Instalasi Linen dan Laundry

MONITORING INSTALASI LAUNDRY


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Okt Nov Des Rata-rata

Grafik 21
Monitoring Instalasi Linen dan Laundry

Berdasarkan grafik 21 diatas, monitoring Instalasi Linen


dan Laundry pada Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun
2020 menunjukan angka rata-rata 85,1%. Monitoring hasil
kepatuhan Instalasi Linen dan Laundry ini secara rata-rata
dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Dari indikator-indikator hampir semua sudah sesuai standar
seperti alur linen bersih, linen infeksius dan linen non infeksius,
kereta angkut linen sudah terpisah antara angkut linen kotor dan
linen bersih, fasilitas cuci tangan yang kurang lengkap ( tissue dan
tempat sampah), masih ada petugas yang tidak taat
menggunakan APD.

8. Monitoring Instalasi CSSD


MONITORING INSTALASI CSSD
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 22
Monitoring Instalasi CSSD

28
Berdasarkan grafik 22 diatas, monitoring Instalasi CSSD
pada Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020 angka
rata - rata 84,6 %. Monitoring hasil kepatuhan Instalasi CSSD ini
secara rata-rata dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Hasil monitoring ditemukan suhu ruangan packing belum
sesuai dengan standar karena belum mempunyai tempat khusus
packing dan penyimpanan dan belum terdapat alat thermo
hygrometer, atap diruang penyimpanan bocor dan terdapat satu
alat sterilisasi rusak.

9. Monitoring Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi

MONITORING INSTALASI PATOLOGI ANATOMY


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
105.00%

100.00%

95.00%

90.00%

85.00%

80.00%

75.00%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 23
Monitoring Instalasi Patologi Anatomi

Berdasarkan grafik 23 diatas, monitoring Instalasi


Laboratorium Patologi Anatomi pada Triwulan IV Periode
Oktober - Desember tahun 2020 menunjukan angka rata-rata
adalah 87,3 %. Monitoring hasil kepatuhan Instalasi Patologi
anatomi ini secara rata-rata dibawah target yang ditetapkan
yaitu 100,0%.
Hasil monitoring ditemukan tidak ada pintu darurat, toilet,
di fasilitas kebersihan tangan belum ada foster dan tempah
sampah tisu.

29
10. Monitoring Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

MONITORING INSTALASI PATOLOGI KLINIK


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
102.0%

100.0%

98.0%

96.0%

94.0%

92.0%

90.0%

88.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 24
Monitoring Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

Berdasarkan grafik 24 di atas, monitoring Instalasi


Laboratorium Patologi Klinik Triwulan IV Periode Oktober -
Desember tahun 2020 menunjukan angka rat-rata 94,9%.
Monitoring hasil kepatuhan Instalasi Laboratorium Patologi
klinik ini secara rata-rata dibawah target yang ditetapkan yaitu
100,0%.
Hasil monitoring ditemukan di fasilitas kebersihan
tangan tidak ada paper towel dan label di sputum pot.

11. Monitoring Instalasi Bank Darah

MONITORING INSTALASI BANK DARAH (BDRS)


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 25
Monitoring Instalasi Bank Darah

30
Berdasarkan grafik 25 diatas, monitoring Instalasi Bank
Darah Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020
menunjukkan angka rata-rata 92,5 %. Monitoring hasil
kepatuhan Instalasi Bank Darah ini secara rata-rata dibawah
target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Hasil monitoring masih ditemukan belum ada pintu
keluar darurat dan toilet.

12. Monitoring Instalasi Radiologi

MONITORING INSTALASI RADIOLOGI


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 26
Monitoring Instalasi Radiologi

Berdasarkan grafik 26 diatas, monitoring Instalasi


Radiologi bulan Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun
2020 menunjukan angka rata-rata 77,3%. Monitoring hasil
kepatuhan Instalasi Radiologi ini secara rata-rata dibawah
target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Hasil monitoring di gedung Radiologi masih banyak yang
belum sesuai dengan standar PPI, diantaranya jarak lemari
masih menempel di dinding, penyimpanan APD (baju besi)
masih digantung tidak ada tempatnya, penyimpanan barang
belum sesuai dengan sistem FIFO dan tidak ada kartu stok
barang.

31
13. Monitoring Instalasi Farmasi Gudang

MONITORING INSTALASI FARMASI GUDANG


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DIRSUD . R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
105.0%

100.0%

95.0%

90.0%

85.0%

80.0%

75.0%
Okt Nov Des Rata-rata

Grafik 27
Monitoring Instalasi Farmasi Gudang

Berdasarkan grafik 27 diatas, monitoring Instalasi


Farmasi gudang Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun
2020 menunjukan angka rata-rata 88,6% Monitoring hasil
kepatuhan Instalasi Farmasi Gudang ini secara rata-rata
dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Hasil monitoring ditemukan penyimpanan barang masih
ada yang tidak menggunakan valet, alur masuk petugas dan
barang satu pintu, atap berjamur dan kardus menempel di
dinding.
14. Monitoring Instalasi Farmasi IGD

MONITORING INSTALASI FARMASI IGD


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DIRSUD . R SYAMSUDIN .SH KOTA SUKABUMI

102.0%
100.0%
98.0%
96.0%
94.0%
92.0%
90.0%
88.0%
86.0%
84.0%
82.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 28
Monitoring Instalasi Farmasi IGD

32
Berdasarkan grafik 28 diatas, monitoring Instalasi
Farmasi IGD Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun
2020 menunjukan angka rata-rata 93,5% Monitoring hasil
kepatuhan Instalasi Farmasi IGD ini secara rata-rata dibawah
target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Hasil monitoring masih ditemukan tangga petugas masih
curam berisiko jatuh dan safety box tergeletak dilantai tidak
digantung, fasilitas kebersihan tanggan belum lengkap, alat
ppengukur suhu dan kelembaban (thermo hygrometer) rusak.

15. Monitoring Instalasi Rehabilitasi Medik

MONITORING INSTALASI REHABILITASI MEDIK


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DIRSUD . R SYAMSUDIN .SH KOTA SUKABUMI

101.0%

100.0%

99.0%

98.0%

97.0%

96.0%

95.0%

94.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 29
Monitoring Instalasi Rehabilitasi Medik

Berdasarkan grafik 29 diatas, monitoring Instalasi RM


Triwulan IV Periode Oktober-Desember tahun 2020
menunjukan angka rata-rata 96,0%. Monitoring hasil
kepatuhan Instalasi Rehabilitasi Medik ini secara rata-rata
dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Hasil monitoring masih ditemukan tidak ada pintu keluar
dan di fasilitas kebersihan tangan belum lengkap dan tempat
sampah tisu.

33
16. Monitoring Instalasi Ambulance

MONITORING INSTALASI AMBULANCE


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD . R SYAMSUDIN , SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 30
Monitoring Instalasi Ambulance

Berdasarkan grafik 30 diatas, monitoring Instalasi


Ambulance pada Triwulan IV Periode Oktober - Desember
tahun 2020 menunjukan angka nilai rat-rata 85,7%. Monitoring
hasil kepatuhan Instalasi Ambulance ini secara rata-rata
dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Monitoring Instalasi ambulance masih ditemukan tempat
sampah infeksius dan noninfeksius disatukan (tidak ada tempat
sampah umum).

17. Monitoring Instalasi Hemodialisa

MONITORING INSTALASI HEMODIALISA


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD . R SYAMSUDIN. SH KOTA SUKABUMI
102.0%

100.0%

98.0%

96.0%

94.0%

92.0%

90.0%

88.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 31
Monitoring Instalasi Hemodialisa

34
Berdasarkan grafik 31 diatas, monitoring Instalasi
Hemodialisa Triwulan IV Periode Oktober-Desember tahun
2020 menunjukan angka rata-ratan yaitu 93,6%. Monitoring
hasil kepatuhan Instalasi Hemodialisa ini secara rata-rata
dibawah target yang ditetapkan yaitu 100,0%.
Monitoring Instalasi Hemodialisa adalah petugas yang
bertugas diruang isolasi masih rotasi dengan yang lainnya,
Rasio mesin hemodialisis dengan luas ruangan sekurang-
kurangnya sebesar 1:8 m2, tidak adanya sirkulasi udara
diruangan, alur petugas dan pasien sudah dibuat namun belum
berfungsi secara optimal.

18. Monitoring Instalasi Bedah Sentral

MONITORING INSTALASI BEDAH SENTRAL


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD . R SYAMSUDIN .SH KOTA SUKABUMI

120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 32
Monitoring Instalasi Bedah Sentral

Berdasarkan grafik 32 diatas, monitoring Instalasi Bedah


Sentral Triwulan IV Periode Oktober-Desember tahun 2020
menunjukan angka rata-rata yaitu 83,8%.
Hasil monitoring masih ditemukan pintu kamar operasi
sebagian terbuka, sudah terpasang system HVAC/LAF hepafilter
tapi belum bisa difungsikan, pembuangan sampah infeksius dan
non infeksius tidak sesuai (tercampur) dan belum berfungsinya
ruang operasi khusus covid.

35
19. Monitoring Ruangan Isolasi HMM Lt. 4
(Imunnocompromise)

MONITORING R ISOLASI LT 4
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD . R SYAMSUDIN .SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 33
Monitoring Ruangan Isolasi HMM Lt. 4 (Immunocompromised)

Berdasarkan grafik 33 diatas, monitoring Ruangan


Isolasi HMM Lt. 4 (Immunocompromised) Triwulan IV Periode
Oktober-Desember tahun 2020 menunjukan angka rata-rata
72,0%.
Hasil monitoring masih ditemukan belum terpasang
hepafilter/alat untuk mengukur tekanan ruangan (magnehelic),
alat suhu dan kelembaban (thermo hygrometer), Fasilitas hand
hygiene belum lengkap, belum adanya dokumentasi
monitoring: tekanan, suhu, dan kelembaban.

20. Monitoring Ruangan Isolasi HMM Lt. 3 (Infeksius)

MONITORING R ISOLASI LT 3
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2020
DI RSUD. R SYAMSUDIN .SH KOTA SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-rata

Grafik 34
Monitoring Ruangan HMM Lt. 3 (Infeksius)

36
Berdasarkan grafik 34 diatas, monitoring Ruangan
Isolasi HMM Lt. 3 (Infeksius) Triwulan IV Periode Oktober-
Desember tahun 2020 menunjukan angka rata-rata 78,7%.
Hasil monitoring masih ditemukan belum terpasang
hepafilter/ alat untuk mengukur tekanan ruangan (magnehelic),
alat suhu dan kelembaban (thermo hygrometer), Fasilitas hand
hygiene belum lengkap, belum adanya dokumentasi
monitoring: tekanan, suhu, dan kelembaban.

21. Monitoring Ruangan ISOLASI IGD DAN Anggrek Covid19

MONITORING RUANG ISOLASI COVID-19 IGD


ANGGREK PERIODE BULAN OKTOBER-DESEMBER 2020
RSUD R SYAMSUDIN SH SUKABUMI
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Oktober November Desember Rata-Rata

Grafik 35
Monitoring Isolasi IGD dan Isolasi Kormel Covid -19

Berdasarkan grafik 35 diatas, monitoring Ruangan


Isolasi IGD dan COVID-19 (Infeksius) Triwulan IV Periode
Oktober - Desember tahun 2020 menunjukan angka rata-rata
74,1%, hasil masih dibawah target yang ditetapkan yaitu
100,0%.
Hasil monitoring masih ditemukan Ruang Kormel Isolasi
Covid belum terpasang alat untuk mengukur suhu dan
kelembaban ruangan (thermo hygrometer), hand rubs belum
semua terpasang ditiap bed, masih ditemukan sampah
infeksius dan noninfeksius disatukan, fasilitas hand hygiene
belum lengkap, belum adanya dokumentasi monitoring:
tekanan, suhu, kelembaban, disetiap ruang isolasi tekanan
negative.

37
D. Program Kesehatan Kerja
Untuk program kesehatan kerja koordinasi dengan K3RS meliputi :
1. Data kecelakaan kerja yang dilaporkan dan ditindak lanjuti
2. Medikal Chek-Up (MCU) Karyawan
3. Faktor resiko penyakit tidak menular
4. Imunisasi Hepatitis B

E. Pendidikan dan Pelatihan


1. Pelatihan
Pada Triwulan IV Oktober s/d Desember 2020 pelatihan yang
diikuti oleh anggota PPI adalah pelatihan PPI Lanjut yang
dilaksanakan tanggal 15,16,17 Desember 2020.
2. Workshop dan Seminar
a. Tanggal 5 November 2020 mengikuti zoominar Perdalin di
gedung manajemen
b. Tanggal 19 Desember 2020 mengikuti zoominar tentang
peran PPI saat wabah covid-19

F. Melakukan Assesmen berkala terhadap risiko (ICRA)


program dan ICRA Konstruksi
a. ICRA HAIs
ICRA dibuat awal tahun 2020 dibuat dalam bentuk laporan
ICRA Program PPI.
b. ICRA Konstruksi
Beberapa kegiatan ICRA Kontruksi / renovasi Triwulan IV bulan
Oktober-Desember 2020 adalah sebagai berikut :
1. Membuat ruang isolasi MDR ketat tekanan negatif standar
diruang kormel bawah
2. Membuat laporan ICRA kontruksi / renovasi sampai selesai
sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan

38
G. Melakukan Investigasi Wabah (Outbreak) Penyakit
Infeksi
Pada Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun 2020
untuk investigasi wabah (outbreak) COVID-19 di RSUD R
Syamsudin, SH Kota Sukabumi untuk pengumpulan data
berkoordinasi dengan TIM Surveilans dan Satgas Covid-19 Rumah
sakit.

A. Data kasus Suspek dan konfirmasi Triwulan IV Periode


Oktober-Desember 2020
a. Data kasus pasien Suspek dan konfirmasi Triwulan IV
Periode Oktober - Desember tahun 2020

DATA JUMLAH KASUS SUSPEK DAN KONFIRMASI


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER- DESEMBER TAHUN 2020
RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

700

600

500

400

300

200

100

0
Oktober November Desember Jumlah

Grafik 36
Data pasien Triwulan IV Periode Oktober - Desember 2020

Berdasarkan grafik 31 diatas, menunjukan terjadi


kasus KLB Covid -19. kasus konfirmasi terendah bulan
Oktober, dan pada bulan Desember terjadi peningkatan
jumlah kasus konfirmasi jumlah 320 kasus.

39
b. Data kasus Pegawai konfirmasi Triwulan IV periode Oktober
- Desember 2020

DATA JUMLAH KASUS KONFIRMASI PASIEN DAN PETUGAS


TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER- DESEMBER TAHUN 2020
RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

600

500

400

300

200

100

0
oktober november desember jumlah

Grafik 37
Data karyawan konfirmasi Triwulan IV Periode Oktober–Desember 2020

Berdasarkan grafik 37 diatas, menunjukan bahwa kasus


konfirmasi karyawan tertinggi pada bulan November sebesar
20 kasus. Pada Triwulan IV periode Oktober - Desember
2020 ditemukan kasus konfirmasi pada pegawai dengan
jumlah 42 kasus.
c. Data kasus Pegawai Konfirmasi berdasarkan profesi Triwulan
IV Periode Oktober - Desember 2020
DATA JUMLAH KASUS KONFIRMASI BERDASARKAN PROFESI
TRIWULAN IV PERIODE OKTOBER - DESEMBER TAHUN 2020
RSUD R SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI
70

60

50

40

30

20

10

0
Dokter Perawat Bidan Nakes Lainnya Non nakes DOKTER CO TOTAL
ASS

Grafik 38
Data pasien Konfirmasi Triwulan IV periode Oktober - Desember 2020

Berdasarkan grafik 38 diatas, menunjukan bahwa kasus


konfirmasi tertinggi pada bulan Desember Sebanyak 38

40
kasus. Kasus konfirmasi tertinggi berdasarkan profesi adalah
Dokter CoAss pada bulan Desember sebanyak 19 kasus.
Berdasarkan data – data diatas dapat simpulkan
beberapa analisa terkait penyebaran teranmisi covid -19
yaitu dengan kontak, droplet dan airbone (bila ada tindakan
yang menghasilkan tindakan aerosol) seperti intubasi,
ekstubasi, trakeostomi, resusitasi jantung paru, pemasangan
NGT, Suctioning, Bronkoskopi, mengambil swab, nebulizer
Analisa :
1. Masih adanya petugas yang belum patuh dalam
menerapkan Hand Hygiene pada setiap momentnya
atau kesempatan atau indikasi yang mengharuskan
untuk melaksanakan Hand Hygiene dengan nilai rata –
rata 77,3 % masih dibawah standar yaitu 80,0%.
2. Masih adanya pemahaman petugas bahwa pemakaian
APD (sarung tangan) sudah tidak perlu melaksanakan
Hand Hygiene, karena tidak bersentuhan langsung
dengan pasien.
3. Pemakaian APD (sarung tangan, Masker bedah/ N95
yang tidak tepat) yang dilakukan diluar area pasien dan
tidak didahului dengan Hand Hygiene. nilai kepatuhan
APD Triwulan IV Periode Oktober - Desember tahun
2020 adalah 95,5%, masih dibawah target yaitu
100,0%
4. Proses dekontaminasi dan kebersihan ruang perawatan
pada Triwulan IV periode Oktober - Desember 2020
yaitu sebesar 85,4 %, masih dibawah standar yaitu
100,0%
5. Belum standarnya pengendalian dan sirkulasi udara
diruang perawatan ( Hemodialisa ) meliputi :
a) Ventilasi udara
b) Alur masuk keluar petugas dan pasien masih sama
c) perbedaan antar ruangan
d) suhu dan kelembaban

41
Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko penulran covid-19
di RSUD R Syamsudin SH, Kota sukabumi:
1. Faktor pasien
a) Pasien dengan penyakit lain, covid tanpa gejala
b) faktor keterbukaan terhadap keadaan pasien
2. Skrining yang tidak adekuat
a) Lonjakan pemeriksaan covid di IGD meningkat
b) komunikasi nakes dan pasien kurang
3. Faktor tenaga kesehatan
a) Kepatuhan terhadap SPO , pengunaan APD dan Protokol
Kesehatan
b) Terdapat beberapa dokter yang praktek diluar RSUD R
Syamsudin SH.
4. Kualitas APD
a) Zona merah APD harus terstandar
b) Banyak donasi dengan kwalitas APD tidak standar,
terutama coverall / hazmat
5. Standar fasilitas RS
a) Isolasi tekanan negative
b) Persinggungan pelayana covid dan non covid

B. Stategi Penanganan Covid-19 :


1) Pembentukan TIM Covid yang terintegrasi (klinis dan
manajerial)
2) Penguatan PPI
a) Edukasi, sosialisasi. poster. video edukatip .dll
b) Supervisi IPCN secara intensif dilapangan
c) secara dinamis menyesuaikan evidence terbaru tentang
covid-19 (cara tranmisi , APD .dll)
3) Pembagian zonasi
4) Skrining berlapis
5) Perluasan ruangan isolasi
6) Pembatasan / kuota pasien ranap dan rajal

42
7) penerapan physical distancing dan protokol kesehatan
disemua lini
8) Identifikasi pelayanan berisiko dan pengaturan pelayanannya
9) Identifikasi, mapping, dan pengaturan pelayanan berisiko
10) Peyediaan fasilitas isolasi mandiri dan layanan untuk SDM
dan keluarga yang terkonfirmasi
11) Menyusun regulasi terkait pelayanan covid

C. Langkah-langkah yang dilakukan


1) Melakukan skrining terhadap semua nakes yang terlibat
2) Mengisolasi SDM yang positif dan berisiko tinggi
3) Resosialisasi dan pengawasan terhadap pengunaan APD
bagi nakes
4) Memastikan ketersediaan APD sesuai standar
5) Pemisahan gedung Isolasi IGD dengan IGD non Covid
6) Koordinasi lintas sektoral melakukan penelusuran
(tracking) dan edukasi di masyarakat
7) Pembatasan pelayanan non covid
8) Skrining pasien dengan Rapid tes / PCR untuk pasien
tindakan elektif / Emergency
9) Pengaturan SDM

43
BAB IV
KESIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Kesimpulan dari Kegiatan yang dilaksanakan Komite PPI RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Triwulan IV Periode

Oktober - Desember 2020 adalah:

No Program Kerja Jenis Kegiatan Hasil RTL/ UNIT Keterangan


Kegiatan

1 Kewaspadaan Hand Hygiene 1. Sosialisasi Tentang Hand Hygiene


Isolasi 2. Audit Sarana dan Prasarana Hand Hygiene
3. Audit Kepatuhan Hand Hygiene
4. Rencana Pemberlakuan Reward and Target Capaian :
76,0 %
Punishment 80,0 %
5. Koordinasi dengan UPBJ untuk pengadaan
fasilitas hand hygiene

APD 94,7 % 1. Sosialisasi Tentang APD COVID-19 Target Capaian :


2. Audit Sarana dan Prasarana APD 100,0 %
3. Audit Kepatuhan Penggunaan APD

44
4. IHT PPI Terkait pemakain APD
Pengendalian 87,7 % 1. Monitoring Terkait kebersihan Ruangan Target Capaian :
Lingkungan 2. Monitoring terkait Kegiatan Pembangunan - Monitoring ICRA
(ICRA Kontruksi) dan Dampak dari kegiatan renovasi dan
tersebut kontruksi
3. Monitoring vektor

2 Surveilans Phlebitis 9,9 ‰ 1. Monev surveilans pemasangan intra vena Ketentuan :


Infeksi diruang rawat inap dengan melibatkan PP dan Kemkes : 1‰
IPCLN
2. Koordinasi dengan Head nurse dan CCM dalam
monitoring pelaporan atau input data angka
kejadian Phlebitiskedalam PMKP

Infeksi Aliran 0,0 ‰ Resosialisasi Bundle IAD terkait pemasangan CDL Ketentuan :
Darah Monev Bundle IAD Kemkes : 3.5‰
Insfeksi Saluran 0,0 ‰ Resosialisasi Bundle ISK Ketentuan :
Kemih Monev Bundle ISK Kemkes : 4,7‰

45
Infeksi Pneumania 0,0 ‰ Resosialisasi Bundle VAP Ketentuan :
Ventilator Monev Bundle VAP Kemkes : 5,8‰
Infeksi Pneumonia 0,0 ‰ Resosialisasi Bundle PAP Ketentuan :
Hospitalisasi Monev Bundle PAP Kemkes : 3.5‰
Infeksi Daerah 0,1% 1. Monev surveilans IDO di poliklinik Ketentuan :
Operasi 2. Resosialisasi Bundles IDO Kemkes : 2 %
3. Pengkajian bila ada pelaporan IDO diruang
rawat inap dab poli klinik

3 Pendidikan Karyawan 800 1. Koordinasi dengan bagian DIKLAT untuk Target IHT secara
dan Pelatihan karyawan Pelaksanaan IHT terkait PPI berkala 1500 karyawan
nakes dan 2. Pengajuan nota dinas IHT PPI
non nakes
Mahasiswa 3. pemberian materi terkait PPI Setiap ada
penerimaan peserta didik/Karyawan dan PPDGS

9 UPM Rapat triwulan Koordinasi terkait pertemuan rapat dan hasil data Hasil capaian dari PMKP
PMKP

46
10 Instalasi Audit bulanan 83,8 % Koordinasi terkait pengadaan alat Laminary Air Pengajuan nota dari
Bedah Sentral Flow dikamar operasi unit terkait dan
rekomendasi dari PPI
11 Instalasi Audit Bulanan 88,8 % Koordinasi terkait alur perubahan alur pintu Pengajuan nota dari
Hemodilisa masuk, keluar petugas dan pasien unit terkait dan
rekomendasi dari PPI

47
BAB V
PENUTUP

Keberhasilan PPI memerlukan keterlibatan semua unit yang ada


di Rumah Sakit. Koordinasi dari setiap unit sangat diperlukan
sehingga semua permasalahan yang ditemukan di lapangan akan
lebih cepat dan mudah untuk di selesaikan. Masing – masing unit
dalam PPI hendaknya memahami tugas pokok dan fungsinya
terutama yang berkaitan langsung dengan PPI dan berperan aktif
dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di Rumah
Sakit.
Laporan program kerja PPI capaian Triwulan IV Periode
Oktober - Desember tahun 2020 Tahun 2020 ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam membuat kebijakan dan
meningkatkan kualitas pelayanan di lingkungan RSUD R.Syamsudin,
SH Kota Sukabumi.

Sukabumi, Januari 2021


Mengetahui

Sekretraris Komite PPI/ IPCN


Ketua Komite PPI

Ekawati, S.Kep.Ners
dr. Novarida Mustikawati, Sp.PK,M.Kes
NIP. 19760603 199703 2 004
NIP. 19751227 200604 2 012

48

Anda mungkin juga menyukai