Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM KERJA PPI-RSUD

KOTA KENDARI TAHUN 2020

JL. . Z. A SUGIANTO NO. 39


KOTA KENDARI
Telp. 0401 - 3005466
Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Oleh karena
itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan


pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau
infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena
perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial
terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau
lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil
survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta yang
dilakukan oleh Perdalin Jaya dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi
nosokomial untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi Saluran
Kemih) 15,1%, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumonia 24,5%
dan Infeksi Saluran Napas lain 15,1%, serta Infeksi lain 32,1%.

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit


dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan
evaluasi.

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat


penting karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit.Apalagi
akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi baru (new emerging,
emerging diseases dan re-emerging diseases).Wabah atau Kejadian Luar
Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga
kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta
pengendaliannya perlu terus ditingkatkan.Selain itu infeksi yang terjadi di
rumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan
melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 2


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan
RI bersama World Health Organization (WHO) ke rumah sakit - rumah
sakit di Propinsi / Kabupaten / Kota disimpulkan bahwa Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (KPPIRS) selama ini
belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian juga
menunjukkan bahwa anggota Komite belum memahami dengan baik tugas,
kewenangan, serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.Sehubungan dengan
hal tersebut di atas, maka Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik
menyusun Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat
penting untuk mendapat dukungan dan komitmen dari pimpinan rumah sakit
dan seluruh petugas.

Program Kerja PPI RSUD Kota Kendariini mengacu kepada Standar


Pelayanan Rumah Sakit tahun 2006, Panduan Pencegahan Infeksi untuk
Fasilitas Pelayanan dengan Sumber Daya Terbatas tahun 2004 dan
Handbook Infection Control for Health Care Worker tahun 2004.
Pedoman ini harus dapat diterapkan di semua rumah sakit tanpa
membedakan kepemilikan, kelas, besar kecil rumah sakit atau
kekhususan dari rumah sakit itu sendiri. Setiap rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya direkomendasikan dapat menciptakan
sendiri Manual Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (IPCM / Infection
Prevention and Control Manual) dengan berdasarkan pada dokumen
yang ada, dan dimodifikasi sesuai dengan fasilitas, kemampuan sumber
daya manusia, lingkungan di wilayah kerja masing-masing.

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan


program penting untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada
dipelayanan kesehatan.Rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian
infeksi di rumah sakit memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para
klinisi serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus menerus
menggerakan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan untuk
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi.Untuk itu rumah sakit
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel,
transparan terhadap masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan
pasien (patient safety).

Program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit ini


seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat
dan rapi yang mampu menyusun dan menjabarkan program secara
komprehensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 3


pembinaaan sebagai upaya menekan kejadian infeksi di RSUD Kota
Kendari, sehingga mutu pelayanan di rumah sakit dapat ditingkatkan. Target
sasaran pencapaian surveilans infeksi IDO, ISK, VAP, HAP, Phlebitis dan
Dekubitus < 1,5 ‰ mengacu pada standar pelayanan minimal Rumah Sakit.

B. Tujuan
1 . Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, yang dilaksanakan
oleh semua departemen / unit di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical
governance, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2 . Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit
(IRS/incident Rate HAIs) di RSUD Kota Kendari melalui kegiatan
surveilans, investigasi outbreak/KLB, audit kepatuhan PPI dan
edukasi tentang PPI.
b. Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara efektif dan efisien
dalam pelaksanaan PPI.
c. Menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya secara bermakna. Memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan program PPI.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 4


BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah – langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan
rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden infeksi rumah sakit
(IRS/Incident Rate HAIs) khususnya insiden infeksi pneumonia karena
pemakaian ventilator/Ventilator Associated Pneumonia (VAP) serta
pengendalian angka insiden infeksi lainnya seperti infeksi daerah operasi
(IDO), infeksi pneumonia akibat tirah baring (HAP), infeksi akibat pemakaian
kateter vena sentral (IADP) dan infeksi saluran kemih (ISK). Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi :
1. Surveilans data infeksi rumah sakit.
2. Investigasi outbreak/wabah/kejadian luar biasa (KLB).
3. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Membuat pengkajian risiko infeksi rumah sakit.
5. Monitoring pelaksanaan sterilisasi di rumah sakit.
6. Monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen rumah sakit.
7. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa, single-use yang
menjadi re-use.
8. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh, dan darah.
9. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
10. Pelayanan makanan dan permesinan
11. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi.
12. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien.
13. Monitoring hand hygiene pada pasien, pengunjung dan staf/petugas.
14. Monitoring penggunaan alat pelidung diri (APD).

B. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di


semua unit pelayanan dengan kegiatan :
1. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit.
2. Monitoring pelaksaksanaan PPI di kamar jenazah.
3. Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang dispensing obat dan
kadaluarsa obat.
4. Monitoring di ruangan intensif.
5. Monitoring di kamar operasi
6. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi ambulance.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 5


C. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di
semua area pengunjung dengan kegiatan :
1. Monitoring pelaksanaan PPI di kantin/kafetaria rumah sakit.
2. Monitoring pelaksanaan PPI di ruang tunggu.

D. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit


pelayanan melalui:
1. Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pendung penerapan
PPI di unit pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan tangan
(wastafel, sabun, larutan desinfektan/antiseptic, tissue, handrub) dan lain –
lain.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian perencanaan dan keuangan terkait
pengadaan sarana pendukung penerapan PPI.

E. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI yang meliputi :


1. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN.
2. Membuat usulan pelatihan PPI Dasar bagi tenaga IPCLN.
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
4. Membuat pelatihan PPI bagi petugas kesehatan di luar RSUD Kota
Kendari.
5. Mengikuti seminar/symposium/work shop tentang PPI baik nasional
maupun internasional.

F.Kerjasama Komite K3RS terkait program kesehatan dan keselamatan


karyawan meliputi :
1. Pemeriksaan berkala pegawai
2. Pendataan pajanan tertusuk jarum
3. Imunisasi pegawai yang berisiko
4. Pengobatan dan konseling pegawai

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 6


g
c
A
ib
m
y
S
o
r
s
jd
u
k
tp
e
M
:
n
la
P
D
O
T
E BAB III
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Setiap program memerlukan rencana yang terorganisir untuk peningkatan


kinerja (performance improvement) dengan tujuan membangun suatu proses
sistematis, memantau dan mengevaluasi kualitas dan kesesuaian sistem dan
proses.
Proses yang paling umum diterapkan untuk performance improvement yaitu
PDSA yaitu:
1. Setiap kegiatan dibuatkan rencana ( plan )
2. Pelaksanaan kegiatan ( do )
3. Pembuatan laporan kegiatan, validitas, dan analisisnya ( study)
4. Upaya perbaikan yang kakan dilaksanakan berdasarkan analisis ( action )

Langkah-langkah pelaksanaanya adalah sebagai berikut :


1. Mengadakan rapat koordinasi menindaklanjuti analisis data terdahulu
2. Edukasi dan pelatihan-pelatihan tentang indikator mutu, RCA, FMEA
3. Melakukan monitoring kegiatan dengan site visite ke ruangan / unit kerja
4. Pencatatan setiap indikator klinis dilakukan oleh petugas di setiap unit
pelayanan yang terkait dengan indicator klinis masing-masing, untuk
pemantauan dan pelaporan insiden keselamatan pasien sesuai prosedur
pelaporan keselamatan pasien.
5. Indikator klinis tersebut dicatat setiap harinua dan direkapitulasi oleh
kepala ruangan atau kepala unit ini masing-masing.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 7


6. Panitia peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bertanggung jawab
mengkoordinasi pengumpulan data indicator klinis yang sudah dicatat dan
direkapitulasi oleh setiap unit pelayanan dan dilakukan analisa pada akhir
bulan.
7. Setiap 3 bulan sekalindilakukan analisis menyeluruh untuk rekomendasi
kepada Direktur RSUD Kota Kendari.

A. Menurunkan dan Mengendalikan Angka Insiden IRS/Incident Rate HAIs


1. Surveilans IRS
Data infeksi rumah sakit merupakan salah satu indicator klinik
rumah dakit sehingga surveilans harus dilakukan dengan benar agar
mendapatkan data yang akurat yang menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Data yang akurat akan membantu mengidentifikasi
permasalahan yang perlu diatasi untuk mendapatkan mutu pelayanan
pasien yang optimal. Data akan dikoleksi setiap bulan dengan yang telah
ditetapkan dan telah diinformasikan kepada unit yang terkait.
Ruang lingkup pelaksanaan surveilans IRS di RSUD Kota Kendari
adalah di semua unit pelayanan perawatan/kesehatan langsung kepada
pasien dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data yang terkait
dengan risiko infeksi pada:
a. Saluran penapasan seperti prosedur dan peralatan terkait intubasi,
dukungan ventilasi mekanis dan trakeostomi.
b. Saluran kencing seperti prosedur invasive dan peralatan terkait
dengan indwelling urinary catheter, system drainase urin.
c. Peralatan intravaskuler invasive seperti insersi dan pelayanan kateter
vena sentral.
d. Lokasi operasi seperti pelayanan dan type pembalut luka dan prosedur
aseptic.
Metode survelans yang digunakan oleh komite PPI-RS adalah :
a. Surveilans Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Metode surveilans yang gunakan yaitu surveilans target (Targeted
surveillance) yang berfokus pada pasien di ruang rawat intensif care
unit (ICU).
IADP adalah ditemukannya organisme dari hasil kultur darah semi
kuantitatif/kwalitatif disertai tanda klinis yang jelas serta tidak ada
hubungan dengan infeksi di tempat lain dan atau dokter yang merawat
telah menyatakan infeksi.
IADP yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter intra
vaskuler setelah 48 jam pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien
adalah alat yang dipasang di RS dalam hal ini yang bisa dipantau oleh
Komite PPI adalah alat central vein catheter (CVC).

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 8


IADP = Jumlah kasus IADP x 1000
Jumlah lama hari pemakaian alat

b. Surveilans Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Menggunkana metode surveilans target meliputi ruang intensif
care/ICU, ruang kebidanan ruang bedah dan ruang Interna.
ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan
organ – organ pendukung saluran kemih, uretra dan jaringan sekitar
retroperitoneal atau rongga perinefrik).
ISK yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter urine
menetap setelah 48 jam pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien
adalah alat yang dipasang di rumah sakit.

ISK = Jumlah kasus ISK x 1000


Jumlah lama hari pemakaian alat

c. Surveilans Hospital Associsted Pneumonia (HAP)


Menggunkana metode surveilans target meliputi ruang intensif
care/ICU, ruang Bedah ,ruang interna dan ruang perawatan Anak
HAP yaitu infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru
yang terjadi setelah pasien dirawat lebih dari 48 jam akibat tirah
baring tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita
infeksi saluran napas bawah.

HAP = Jumlah kasus HAP x 1000


Jumlah lama hari perawatan tirah baring

d. Surveilans Ventilator Associated Preumonia (VAP)


Surveilans VAP menggunakan surveilans target yang berfokus pada
pasien di ruang rawat intensif care unit (ICU).
VAP yaitu infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru
yang terjadi akibat pemakaian/pemasangan ventilasi mekanik
(ventilator) lebih dari 48 jam dan sebelumnya tidak ditemukan tanda
– tanda infeksi saluran napas. Alat yang digunakan pasien adalah alat
yang dipasang di rumah sakit.
VAP = Jumlah kasus VAP x 1000
Jumlah lama hari pemakaian alat

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 9


e. Surveilans Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Surveilans IDO menggunakan surveilans komprehensif (wide hospital
surveillance) yaitu dilakukan di semua ruang perawatan rawat inap
serta surveilans paska rawat (post discharge surveillance) yaitu
dilakukan setelah pasien keluar dari rumah sakit, yaitu di poliknik
Bedah dan Kebidanan.
IDO adalah infeksi pada semua kategori luka operasi bersih dan
bersih terkontaminasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah
operasi tanpa implant dan 90 hari operasi dengan implant.

IDO = Jumlah kasus IDO x 1000


Jumlah seluruh tindakan operasi

Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk (IPCN) dibantu


oleh IPCLN yang disetiap unit perawatan dengan menggunakan format
harian rumah sakit yang mencakup semua variabel (satuan) yang ada
dalam formula dari seluruh jenis infeksi rumah sakit yang ada.
Pencatatan dilakukan bila ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi rumah
sakit yang ada maka petugas ruangan atau IPCLN yang pertama kali
menemukan pasien terinfeksi harus langsung mencatat dan
melaporkannya kepada IPCN.
Indikasi adanya infeksi rumah sakit juga dapat dengan melakukan
kajian laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau
isolasi positif pada waktu tersebut di ruang perawatan dimana dilakukan
kegiatan surveilans. Data infeksi yang ditemukan terlebih dahulu
dikonfirmasi dengan dokter yang merawat untuk menegakkan apakah
hal tersebut dapat diindikasikan sebagai data infeksi rumah sakit.

2. Investigasi Outbreak/wabah/KLB
Surveilans outbreak/KLB dilaksanakan terhadap temuan adanya
kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging atau
reemerging) serta kuman multi resiten lain yang dipantau melalui
pemantauan hasil laboratorium mikrobiologi seperti ESBL (Extended
Spectrum Beta Lactamase), MDRO (Multi Drug Ressitant Organism),
MRSA (Meticillin Resistant Spaphylococcus Aureus), VRE
(Vancomycin Resistant Enterococcus).
Suatu kejadian tersebut outbreak/KLB adalah meningkatnya suatu
kejadiaan, kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu kelompok pasien dalam kurun waktu tertentu.Kriteria yang
digunakan adalah :
a. Timbulnya penyakit/infeksi dan atau kuman yang sebelumnya tidak
ada.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 10


b. Adanya peningakatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan
jumlah yang terjadi pada kurun waktu yang sama pada periode tahun
sebelumnya.
3. Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Monitoring kesehatan karyawan/petugas dilakukan dengan berkoordinasi
dengan Tim K3RS yang meliputi beberapa kegiatan antara lain:
a. Pemeriksaan berkala
b. Pemberian imunisasi yang pelaksanaannya tergantung pada :
1) Risiko ekspos dengan pasien
2) Kontak petugas dengan pasien
3) Karakteristik pasien rumah sakit
4) Dana rumah sakit
c. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja (tertusuk jarum).
d. Pengobatan dan atau konseling.
4. Membuat Pengkajian Risiko Pengendalian Infeksi
Pengkajian risiko pengendalian infeksi terdiri dari tiga tahapan:
identifikasi risiko, analisa risiko dan evaluasi risiko.
a. Identifikasi risiko dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan
bidang pelayanan medis, bidang pelayanan keperawatan, unit
penjamin mutu dan Tim patient safety.
b. Analisa risiko yang sudah teridentifikasi dilakukan grading dengan
memberikan skor pada probabilitas, dampak dan kesiapan system di
rumah sakit. Analisa risiko ini dilakukan oleh Komite PPI dengan
melibatkan bidang pelayanan medis, bidang pelayanan keperawatan,
unit penjamin mutu dan timpatient safety.
c. Evaluasi risiko ampak dengan dalah tahapan risiko mana yang paling
tinggi nilainya dengan cara mengalikan scoring risiko probabilitas
dengan dampak dengan kesiapan system yang dilakukan oleh Komite
PPI dengan melibatkan bidang pelayanan medis, bidang pelayanan
keperawatan, unit penjamin mutu dan tin patient safety.
5. Monitoring Pelaksanaan Sterilisasi Rumah Sakit
Monitoring pelaksanaan sterilisasi dilakukan minimal 1 kali tiap bulan
meliputi prosedur penerimaan alat kotor, pembersihan alat, pengeringan,
sterilisasi/dekontaminasi, pengemasan, pelabelan kadaluarsa stril alat,
penyimpanan dan pendistribusian alat.Monitoring juga dilakukan
terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan APD, pencatatan suhu,
tekanan, dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring akan dilaporkan tiap
bulan (blanko monitoring terlampir).
6. Monitoring Pelaksanaan Manajemen Loundry dan Linen Rumah Sakit
Monitoring manajemen linen meliputi kegiatan monitoring pada prosedur
penerimaan linen kotor, pemilahan linen infeksius dan non infeksius,
perendaman, pencucian, pengeringan, penyimpanan dan pendistribusian

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 11


linen serta alur linen kotor dan bersih.Kegiatan monitoring dilakukan
minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan
(blanko monitoring terlampir).
7. Monitoring Pelaksanaan Manajemen Peralatan Kadaluarsa, single-use
yang menjadi re-use
Monitoring manajemen peralatan kadaluarsa khususnya peralatan single-
use menjadi re-use dilaksanakan terhadap prosedur yang digunakan,
daftar dan jumlah alat single-use yang bisa dilakuan re-use, prosedur uji
kimia/biologi, pelabelan steril alat, penyimpanan dan pendribusian alat.
Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.
8. Monitoring Pembuangan Sampah Infeksius, Cairan tubuh dan Darah.
Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan sampah infeksius
dan cairan tubuh mulai dari sumbernya (ruang perawatan, laboratorium)
termasuk kantong sampah yang digunakan, sampai dikelola di
incinerator/limbah.Kegiatan monitoring dilakukan 1 kali tiap bulan dan
hasil monitoring dialporkan tiap bulan.
9. Monitoring Pembuangan Benda Tajam dan Jarum
Monitoring penerapan kewaspadaan isolasi lainnya termasuk penanganan
dan pengelolaan benda tajam yang dilakukan setiap hari bersamaan
dengan kunjungan ruangan, meliputi prosedur yang benar tentang
pembuangan benda tajam/jarum.Kegiatan monitoring dilakukan minimal
1 kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.
10. Monitoring Pelayanan Makanan dan Permesinan
Monitoring pelayanan makanan meliputi kegiatan pada penyediaan bahan
makanan mentah, penataan/penyusunan bahan makanan, pengolahan
makanan, penyajian makanan dan pendistribusian makan ke ruang
perawatan. Monitoring juga dilakukan terhadap kepatuhan petugas dalam
penggunaan APD, kepatuhan petugas dalam kebersihan tangan, prosedur
pencucian dan penyimpanan alat-alat makan,pencatatan suhu dan
kelembaban ruangan serta pemeliharaan mesin/alat yang digunakan.
Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.
11. Monitoring Pembongkaran, Pembangunan, dan Renovasi
Monitoring pelaksanaan pembongkaran, pembagunan dan renovasi
bagunan di RSUD Kota Kendari dilakukan bila ada kegiatan seperti
pembongkaran gedung (demolution), perbaikan gedung, penambahan
bagian dari gedung utama dan atau pembangunan gedung
baru.Monitoring dilakukan sebelum, selama dan setelah dilakukan
renovasi/rekontruksi bagunan.Hasil monitoring yang dilakukan IPCN.
Komite PPI akan dituangkan dan disusun dalam laporan ICRA

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 12


(Infections Control Risk Assessment) renovasi/rekontruksi yang akan
dilaporkan kepada direktur utama.
12. Monitoring Pelaksanaan Isolasi Pasien
Monitoring penggunaan ruang isolasi dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan
yang meliputi ketersediaan/kelengkapan sarana/prasarana,kepatuhan
penggunaan APD, kepatuhan kebersihan tangan, penempatan pasien,
serta pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.
13. Monitoring Hand hygiene pada pasien, penunggu dan petugas/staf
a. Monitoring hand hygine pada pasien dilakukan dengan memberikan
informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan
bagaimana cara melakukan kebersihan tangan, juga diberikan
informasi kapan harus melaukan hand hygiene dengan cuci tangan
dan kapan dengan handrub. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan
kebersihan tangan pada area pasien juga dimonitor ketersediaannya.
b. Monitoring hand hygiene pada penunggu dilakukan dengan
memberikan informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan
dan bagaimana cara melakukan kebersihan tangan, juga diberikan
informasi kapan harus melaukan hand hygiene dengan cuci tangan
dan kapan dengan handrub. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan
kebersihan tangan pada area pasien juga dimonitor ketersediaannya
c. Monitoring hand hygiene pada petugas/staf dilakukan dengan audit
kepatuhan melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari
dan analisanya dibuat setiap 3 (tiga) bulan. Audit dilakukan terhadap
petugas yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi unit
rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap.
14. Monitoring Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Monitoring penggunaan APD yang dilakukan setiap hari terhadap
petugas di unit perawatan terutama di ruangan isolasi, dilakukan
bersamaan dengan kunjungan ruangan.Hasil monitoring dilaporkan tiap 1
bulan (blanko terlampir).
15. Monitoring Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan monitoring kebersihan
lingkungan rumah sakit, lingkungan masing-masing unit pelayanan,
prosedur penatalaksanaan pengendalian lingkungan seperti mengepel
lantai, membersihkan diding dan dekontaminasi permukaan termasuk
prosedur pembuatan/pencampuran larutan desinfektan.Kegiatan
monitoring dilaksanakan tiap hari dan hasil monitoring dilaporkan tiap
bulan (balngko terlampir).

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 13


16. Monitoring Pelaksanaan PPI di Kamar Jenasah
Monitoring penerapan PPI di kamar jenasah meliputi kegiatan monitoring
pada penatalaksanaan jenasah pasien dengan kasus infeksius, penggunaan
APD, kebersihan lingkungan serta ketersediaan sarana cuci tangan dan
kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan tangan. Kegiatan
monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.
17. Monitoring Pola Pelayanan Farmasi khususnya tentang Dispensing Obat
dan Kadaluarsa Obat.
Monitoring pada pelayanan farmasi meliputi prosedur yang terkait
dengan dispensing obat, kebersihan peralatan yang digunakan, kebersihan
lingkungan sekitar, penataan obat-obatan, dan penatalaksanaan obat
kadaluarsa.Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan
hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.
18. Monitoring Ruang Intensif
Monitoring penggunaan di runag intesif dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan
yang meliputi ketersediaan/kelengkapan sarana/prasarana, kepatuhan
penggunaan APD, kepatuhan kebersihan tangan, penempatan pasien,
serta pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan.Hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.
19. Monitoring Kamar Operasi
Monitoring penggunaan di kamar operasi dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan
yang meliputi ketersediaan/kelengkapan sarana/prasarana, kepatuhan
penggunaan APD, kepatuhan kebersihan tangan, penenpatan pasien, serta
pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan.Hasil monitoring
dialporkan tiap bulan.
20. Monitoring Penatalaksanaan Kebersihan/Dekontaminasi Ambulance
Monitoring penatalaksanaan ambulance dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan ke unit ambulance oleh IPCN terkait
ketersediaan/kelengkapan sarana/prasarana yang mendukung penerapan
PPI, prosedur dekontaminasi dan kebersihan serta kepastian ambulance
bisa dipergunakan kembali ditinjau dari PPI. Hasil monitoring dilaporkan
tiap bulan
21. Membuat Rekomendasi
Mengusulkan pengadaan sarana pendukung penerapan PPI di unit
pelayanan seperti APD, sarana kebersihan tangan (wastafel, sabun,
larutan desinfektan/antiseptic, tisu, handrub, bedpan washer, dishwasher,
dll. Rekomendasi PPI dalam pengadaan sarana pendukung PPI akan
dibuat dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disusun oleh Komite

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 14


PPI untuk diajukan kepada Direktur yang selanjutnya akan dimasukkan
ke dalam RAB rumah sakit.
22. Melakukan Koordinasi dengan bagian Perencanaan dan Keuangan terkait
Pengadaan Sarana Pendukung Penerapan PPI
RAB PPI akan ditindaklanjuti Komite PPI ke bagian perencanaan dan
keuangan minimal 10 -15 % dari total anggaran rumah sakit.
23. Membuat usulan Pelatihan Lanjutan bagi Tenaga IPCN
Pengembangan ilmu dan teknologi harus diimbangi dengan pelatihan
bagi IPCN yang berkesinambungan dan ter up date sesuai dengan
perkembangan kondisi saat ini.Komite membuat daftar kebutuhan
pelatihan untuk diajukan ke Direktur utama dan ditembuskan kepada
bidang keperawatan.
24. Membuat usulan Pelatihan Dasar PPI bagi tenaga IPCLN
Pelatihan PPI dasar bagi IPCLN untuk meningkatkan pengetahuan
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di ruangan.
25. Membuat Pelatihan Berkesinambungan (In House Training) tentang PPI
bagi seluruh Petugas Rumah sakit (medis dan non medis)
Program in house training PPI akan berkoordinasi dengan bagian diklat
yang dilaksanakan rutin dan berkesinambungan. Setiap petugas yang
sudah mengikuti kegiatan in house trainingakan mendapatkan sertifikat
sebagai bukti keikutsertaannya dan masa berlaku sertifikat adalah satu
tahun. Komite PPI juga melakukan in house training ke instalasi-instalasi
yang bertujuan agar semua staf yang ada di setiap instalasi dapat terpapar
program in house training PPI.
26. Mengikuti Seminar/Simposium/Workshop tentang PPI baik Nasional
maupun Internasional
Agar lebih cepat mendapatkan up date tentang PPI, Komite PPI membuat
usulan supaya Tim PPI sebagai pelaksana kegiatan operasional program
PPI bisa mengikuti seminar/seimposium/workshop yang berhubungan
dengan PPI, baik nasional maupun internasional. Usulan ditujukan
kepada Direktur yang ditembuskan kepada kepala bidang Keperawatan
27. Rapat Komite PPI
Rapat dilakukan satu bulan satu kali dengan melibatkan IPCD, IPCN
serta IPCLN guna membahas secara rutin jalannya program kerja atau
bila ada kejadian yang dianggap perlu untuk dibahas bersama.
28. Rapat IPCN dengan IPCLN
Rapat dilakukan sebulan sekali, sebagai wadah diskusi antara IPCN dan
IPCLN untuk melaporkan kegiatan surveilans, dan temuan2 lain yang
dianggap perlu untuk dibahas.
29. Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi dilakukan satu kali dalam tiga bulan yang melibatkan
manajemen dan unit2 pelaksana untuk membahas program kerja PPI.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 15


BAB IV
SASARAN

A. Sasaran Program
1. Seluruh staf RS
Seluruh staf RS dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan
pelayanan kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di
unit pelayanan masing – masing.
2. Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut
serta dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.Edukasi
diberikan secara langsung (face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu
pertemuan dalam bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.
3. Pengunjung
Pengunjung pasien yang datang ke RS diberikan edukasi tentang PPI
dengan harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi di RS terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi
ketika mengunjungi pasien-pasien dengan penyakit menular,
Immunocompromissed, maupun tentang upaya lain yang berhubungan
dengan PPI.

B. Menurunkan Angka Insiden IRS/Incident Rate HAIs


Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi di RSUD Kota Kendaritahun 2016 untuk menurunkan insiden IRS
adalah :
1. Surveilans IRS
a. Angka insiden IADP < 10 kasus per-1000 hari pemakaian kateter vena
sentral (< 10/1000) dalam satu periode tertentu (1 bulan) yang terfokus
pada pasien di ruang rawat intensif care).
b. Angka insiden ISK < 10 kasus per-1000 hari pemakaian kateter urine
menetap (10/1000) dalam satu periode tertentu (1 bulan) meliputi ruang
intensif care, ruang perawatan interna,bedah dan ruang perawatan Anak
.
c. Angka insiden VAP < 10 kasus per-1000 hari pemakaian ventilator
(<10/1000) dalam satu periode tertentu (1 bulan) yang terfokus pada
pasien yang diruang rawat intensif ICU).
d. Angka insiden IDO < 2 kasus per-100 tindakan operasi (< 2%),
meliputi pasien pasca operasi di RSUD Kota Kendari yang sedang
dirawat dan setelah kelaur dari RS yaitu poliknik bedah, kebidanan dan
THTdan poli orthopedi.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 16


2. Investigasi Outbreak/KLB
Sasaran surveilans kuman multiresisten adalah menurunnya angka insiden
seperti ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase), MDRO (Multi Drug
Resistent Organism), MRSA (Methicyllin Resistent Staphylococcus
Aureus), yaitu pada pasien yang sudah dinyatakan infeksi dan atau
dicurigai infeksi yang sedang dirawat di semua ruang perawatan dengan
pemeriksaan kultur mikrobiologi. Sasaran pencapainnya adalah tidak
ditemukan kuman multiresisten (0%) dalam 6 bulan.
3. Audit Kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua
petugas baik medis dan non medis seperti dokter, perawat, bidan,
petugas radiologi, laboratorium, fisioterapi, gizi, clearning service dan
peserta didik yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien, meliputi
unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap. Sasaran pencapaian
kepatuhan kebersihan tangan adalah > 80% dalam jangka waktu 3
bulan.
b. Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan
bersamaan dengan kunjungan ruangan. Sasaran pencapaiaanya adalah
100% dalam 1 bulan.
c. Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu/setiap
waktu tertentu bersamaan dengan kunjungan lapangan ke unit-unit
pelayanan perawatan untuk melihat apakah sarana dan prasarana
pendukung di semua unit tersedia, tidak lengkap atau salah/tidak
digunakan. Sasaran pencapainnya adalah > 80% dalam waktu 3 bulan.
4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program
edukasi dibagi dalam 2 kategori, yaitu staf baru dan staf lama (medis dan
non medis), pasien, keluarga pasien/pengunjung serta petugas/perkeja non
petugas RSUD Kota Kendariyang tidak melayani pasien langsung tetapi
berada diRSUD Kota Kendari lingkungan seperti pegawai Bank, petugas
parker dan petugas kantin/kafetaria.
a. Staf Baru
Staf baru tidak dibedakan perawat, dokter atau staf lain diberikan
edukasi PPI saat mereka memulai bekerja atau mulai menjadi
karyawan diRSUD Kota Kendari. Kegiatan ini bekerjasama dengan
bagian diklat dan SDM. Sasaran pencapaian adalah semua staf baru
yang akan bekerja di RSUD Kota Kendari teredukasi PPI (100%).
b. Staf Lama
Peningkatan pemahaman tentang pendendalian infeksi akan
dilakukan inventarisasi staf medis dan non medis yang telah menjalani
edukasi sebelumnya, sehingga dapat diketahui siapa yang belum
mejalani kegiatan edukasi. Peningkatan pengetahuan untuk seluruh

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 17


dalam bentuk in house training PPI sehingga mempunyai persepsi dan
pemahaman yang sama untuk pengendalian infeksi. Staf yang telah
teredukasi sebelumnya, dalam kurun waktu 1 tahun harus meng-update
sertifikat pelatihannya.Sasaran pencapian adalah > 80% staf sudah
teredukasi PPI dalam waktu 1 tahun.
Khusus untuk staf di ruang perawatan penyakit menular (Isolasi),
secara berkesinambungan setiap 3 bulan diberikan edukasi PPI dengan
lebih memberikan perhatian khusus pada materi penggunaan APD,
penempatan pasien infeksius/immunocompromissed, dan implementasi
perawatan pasien infeksius. Sasaran semua staf yang bertugas di ruang
penyakit menular(isolasi) 100% dapat teredukasi PPI yang spesifik
tentang kewaspadaan berbasis transmisi dalam jangka waktu 3 bulan.
c. Peserta Didik
Pelaksanaan program edukasi bagi peserta didik (dokter residen, dokter
muda, mahasiswa keperawatan dan non keperawatan) diberikan saat
pertama kali kegiatan orientasi dan praktek klinik diRSUD Kota
Kendari.Sasaran pencapaian adalah semua peserta didik sudah
teredukasi PPI sebelum praktik klinik diRSUD Kota Kendari (100%)
dalam 1 tahun.
d. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui
leaflet oleh IPCLN, petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan ke unit
pelayanan perawatan tentang kebersihan tangan, pencegahan
penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit, dan pengelolaan penyakit
infeksi di rumah sakit. Sasaran pencapaian edukasi kepada pasien
adalah > 80% pasien yang sedang dirawat dapat teredukasi PPI dalam
waktu 6 bulan.
e. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilaksanakan
berkoordinasi dengan petugas ruang perawatan.Kegiatan dilakukan di
poliknik/unit rawat jalan dan ruang perawatan, meliputi kebersihan
tangan, pencegahan penyebaran infeksi di rumah sakit, kebersihan
lingkungan, pengenalan penyakit seperti penyakit menular, DM,
penyakit jantung, dll.Sasaran pencapainnya adalah > 80% pengunjung
dapat teredukasi dalam waktu 3 bulan.
f. Kantin
Edukasi pada karyawan kantin yang berada di lingkungan RSUD
Kota kendari diberikan di kelas oleh IPCN atau langsung saat
kunjungan ke kantin yang melayani pasien, pengunjung/keluarga
pasien dan petugas rumah sakit.Sasaran pencapaian edukasi pegawai
kantin adalah > 80% sudah teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 18


g. Petugas Lainya ( Saptam, Bank, Parkir, dll)
Sasaran pencapaiannya adalah >80% petugas Satpam, bank dan parkir
teredukasi PPI dalam waktu 1 tahun.

5. Jalur Koordinasi Program PPIRS


Koordinasi dilakukan dalam rapat koordinasi rutin setiap bulan

C. Memaksimalkan Kepatuhan Dalam Penerapan Kebijakan, Pedoman


dan atau SOP tentang PPI di Semua Unit Pelayanan
1. Area Pelayanan
a. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah seluruh lingkungan rumah sakit yaitu
semua lingkungan di unit-unit pelayanan dan lingkungan sekitar
rumah sakit.
b. Monitoring pelaksanaan sterilisasi rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah Central Steril Service Departement
(CSSD) yang meliputi petugas, alat-alat, masin dan lingkungan
CSSD.
c. Monitoring pelaksanaan manajemen Loundry rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah di instalasi Binatu yang meliputi
petugas, linen, alat-alat/mesin dan lingkungan.
d. Monitoring pelaksanaan pelayanan gizi
Sasaran yang dicapai adalah di instalasi gizi meliputi petugas, bahan
makanan mentah, makanan jadi, alat-alat/mesin dan lingkungan.
e. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenasah
Sasaran yang dicapai dikamar jenasah meliputi alat pelindung diri
(APD), petugas.
f. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa khususnya
tentang peralatan single-use yang menjadi re-use
Sasaran yang dicapai adalah di ICU, CSSD dan ruang perawatan
meliputi perawatan single use yang bisa dilakukan re-use seprti pipa
urogated, endotracheal tube, dialyzer, dll sesuai daftar alat.
g. Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang dispensing
obat dan kadaluarsa.
Sasaran yang dicapai adalah di instalasi farmasi khususnya di bagian
depo farmasi RSUD Kota Kendarimeliputi petugas, alat-alat dan
lingkungan sekitar farmasi.
h. Monitoring pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh
Sasaran yang dicapai adalah ruangan perawatan dan laboratorium.
i. Monitoring penanganan pembuangan darah dan komponen darah.
Sasaran yang dicapai adalah di laboratorium dan UTD, meliputi
petugas, darah dan komponen darah serta lingkungan di sekitarnya.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 19


j. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Sasaran yang dicapai adalah di ruang perawatan, laboratorium dan
incinerator meliputi petugas, tempat sampah benda tajam/sharp box
dan lingkungan.
k. Monitoring penggunaan ruang isolasi.
Sasaran yang dicapai adalah ruang isolasi khususnya di ruangan
bertekanan negatif untuk pasien dengan kasus airborne diseases dan
ruangan bertekanan positif untuk pasien-pasien
immunocompromissed.
l. Monitoring ruang intensif
Sasaran yang dicapai adalah petugas dan pengelolaan pasien di ruang
intensif.
m. Monitoring kamar opeasi.
Sasaran yang ingin dicapai adalah pada petugas dan pengelolaan
pasien di kamar operasi terutama tentang pengelolaan pasien dengan
kasus penyakit menular.
n. Monitoring pelaksanaan renovasi/rekontruksi bangunan di RSUD
Kota Kendari.
Sasaran yang dicapai adalah bila ada kegiatan renovasi/rekontruksi
seperti pembongkaran gedung (demolution), perbaikan gedung,
penambahan bagian dari gedung utama dan atau pembangunan
gedung baru.
o. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi ambulance.
Sasaran yang dicapai adalah di unit Ambulance khususnya ambulance
transport pasien dari dan keluar RSUD Kota Kendari.
2. Area Staf
a. Monitoring pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum.
Sasaran yang dicapai adalah ruang perawatan, ICU, laboratorium dan
radiologi meliputi hasil dekumentasi pencatatan dan pelaporan
insiden sehingga semua insiden dapat terlaporkan (100%).
b. Monitoring kesehatan karyawan
Sasaran yang dicapai adalah di semua unit pelayanan meliputi semua
petugas RSUD Kota Kendariterutama di unit pelayanan yang berisiko
tinggi seperti OK, ruang rawat penyakitmenular(isolasi), ruang rawat
interna , Intensif care unit (ICU) dan Londry/Binatu.
3. Area Pengunjung
a. Monitoring pelaksanaan PPI di kantin/kafetaria rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah di kantin/kafetaria meliputi karyawan
kantin, bahanan makanan mentah, makanan jadi, alat-alat dan
lingkungan kantin.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 20


b. Monitoring penerapan PPI di are pengunjung
Sasaran yang ingin dicapai adalah seluruh pengunjung yang datang
keRSUD Kota Kendari.

D. Meningkatkan Kualitas/Kompetensi Petugas Tim PPI


1. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN.
Sasaran yang dicapai adalah 50% dari semua petugas IPCN (2 orang)
dapat mengikuti pelatihan lanjutan dalam 1 tahun.
2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN
Sasaran yang dicapai adalah > 90% dari petugas IPCLN dapat
mengikuti dan memiliki sertifikasi pelatihan PPI Dasar dalam 1 tahun.
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (In house training) tentang PPI
bagi seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
Sasaran yang dicapai adalah > 80% petugas di RSUD Kota
Kendaridapat mengikuti kegiatan in house training dan kegiatan dapat
terlaksana minimal 1 kali dalam setahun.
4. Mengikuti seminar/symposium/workshop tentang PPI baik nasional
maupun internasional.
Sasaran yang dicapai adalah 30% dari semua petugas Tim PPI (2
orang) dapat mengikuti seminar/symposium/workshop dalan 1 tahun.

Program Kerja PPI-RSUD Kota Kendari 2020 Page 21


BAB V
PLAN OF ACTION KOMITE PPI-RSUD Kota Kendari
TAHUN 2019

2019
no kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menurunkan&mengendalikanangkainsideninfeksi RS
(IRS/IncidentRateHAIs)
1 Surveilans datainfeksi rumahsakit. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tiap bulan
2 Investigasi outbreak/wabah/kejadianluar biasa(KLB). perkejadian
3 Melaksanakankesehatandankeselamatankerja. √ 1 x setahun
4 Membuatpengkajianrisikoinfeksi rumahsakit. √ √ √ √ 4 x setahun
5 Monitoringpelaksanaansterilisasi di rumahsakit. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tiap bulan
Monitoringpelaksanaanmanajemenlaundry danlinen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 tiap bulan
rumahsakit.
Monitoringpelaksanaan peralatankadaluarsa,single-use
7 √ √ √ √ 4 x setahun
yangdire-use
Monitoringpembuangansampahinfeksius,cairan tubuh, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 tiap bulan
dandarah.
9 Monitoringpembuangan bendatajam danjarum √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tiap bulan
10 Pelayananmakanan danpermesinan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tiap bulan
11 Monitoringpembongkaran,pembangunandanrenovasi. perkejadia
12 Monitoringpelaksanaanisolasi pasien. √ √ √ √ 4xsetahun
n
Monitoringhand hygienepadapasien,pengunjungdan
13 √ √ √ √ 4xsetahun
staf/petugas.
14 Monitoringpenggunaan alatpelindungdiri (APD). √ √ √ √ 4xsetahun

22
Memaksimalkan penerapan kebijakan,pedoman dan atau SOP
Tentang PPI
15 Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit. √ √ √ √ 4 x setahun
16 Monitoring pelaksaksanaan PPI di kamar jenazah. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tiap bulan
Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang
17 √ √ √ √ 4xsetahun
dispensing obat dan kadaluarsa obat.
18 Monitoring di ruangan intensif. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tiap bulan
19 Monitoring di kamar operasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tiapbulan
Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 tiap bulan
ambulance.
Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan
PPI di unit pelayanan
Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana
pendukung penerapan PPI di unit pelayanan seperti pengadaan
21 √ √ 2 x setahun
APD, sarana kebersihan tangan (wastafel, sabun, larutan
desinfektan/antiseptic,tissue,handrub) dll
Melakukan koordinasi dengan bagian perencanaan dan
22 keuangan terkait pengadaan sarana pendukung penerapan √ √ 2 x setahun

Meningkatkan kualitas/kompetensi petugasTimPPI

23 Pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN. √ 1 x setahun


24 Pelatihan PPI Dasar bagi tenagaIPCLN. √ 1 x setahun
25 Pelatihan berkesinambungan(inhouse training) tentangPPI √ 1 x setahun
bagi seluruh petugas rumahsakit (medis dannonmedis).
26 Mengikuti seminar/symposium/workshoptentangPPI √ 1x setahun
Rapat
28 Rapat Komite √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tiap bulan
29 Rapat IPCN dengan IPCLN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tiap bulan
30 Rapat Koordinasi √ √ √ √ 4xsetahun
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan 6 (enam) bulan sekali atau 2 (dua) kali
setahun yang dilakukan oleh IPCN (perawat pengendali infeksi) dibawah koordinasi
Tim PPI dan Komite PPI.Laporan evalusi pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai
pelaksanaan evaluasi kegiatan ditujukan kepada Komite PPI RSUD Kota Kendari,
menyangkut jadwal pelaksanaannya serta elemen kegiatan yang sudah/belum/tidak
dapat dilaksanakan agar dapat dilakukan, bila hal tersebut sangat perlu untuk
peningkatan mutu.
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan hasil
audit kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan APD, kepatuhan
penerapan SOP/kebijakan PPI, dan monitoring penerapan PPI di semua unit
pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan
Komite PPI.

B. Pelaporan
1. Setiap bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim PPI untuk
didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirim ke Direktur
RSUD Kota Kendari ditembuskan ke Kepala Tata Usaha, Bidang Keperawatan,
Bidang Pelayan Medis, dan Bidang Penunjang Non Medik.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan,
dianalisa dan didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI, selanjutnya di
buatkan laporan dikirim ke DirekturRSUD Kota Kendariditembuskan ke Kepala
Tata Usaha, Bidang Keperawatan, Bidang Pelayan Medis, dan Bidang
Penunjang Non Medik.
3. Setiap tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibautkan laporan tahunan
yang akan dikirimkan kepada Direktur RSUD Kota Kendari.

C. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Sebagian kegiatan program sudah berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir harian terisi sesuai surveilans dan audit PPI
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed beck oleh Direksi
dalam hal ini Kepala Bidang Pelayanan, Penunjang Non Medik dan
Keperawatan untuk dilakukan tindak lanjut oleh Komite PPI-RS.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan
feedback oleh DirekturRSUD Kota Kendari.
BAB VIII
PENUTUP

Program Komite PPI di RSUD Kota Kendariyang disusun untuk tahun 2019
meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan
yang baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan
yang kegiatan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2019 ini tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
Komite PPIRSUD Kota Kendari. Rencana kegiatan tersebut meliputi :
1. Menurunkan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/incident rate HAIs) meliputi:
a. Surveilans data IRS
b. Investigasi outbreak/kejadian luar bisa (KLB).
c. Audit yang meliputi kepatuhan kebersihan tangan dan pemakaian alat
pelindung diri (APD) di semua unit pelayanan.
d. Edukasi PPI bagi masyarakat rumah sakit (petugas, peserta didik, pasien,
pengunjung/keluarga pasien dan petugas fasilitas pendukung seperti
kantin/kafetaria, bank dan petugas parkir).
2. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman atau SPO tentang PPI di semua
unit pelayanan melalui kegiatan monitoring.
3. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
4. Meningkatkan kualitas /kompetensi petugas Tim PPI, melalui pelatihan dasar PPI
bagi tenaga IPCLN dan pelatihan PPI lanjutan bagi tenaga IPCN, IPCD, in house
training tentang PPI, mengikuti seminar/symposium/workshop tentang PPI baik
nasional maupun internasional.
5. Koordinasi komite K3RS untuk program kesehatan dan keselamatan karyawan
meliputi :
 Pemeriksaan berkala pegawai
 Pendataan pajanan tertusuk jarum
 Imunisasi pegawai yang berisiko
 Pengobatan dan konseling pegawai.

Mengetahui,
Direktur Kendari, 14 Januari 2020
Ketua Komite PPI RS

dr. H. Sukirman, M.Kes.,MARS.,Sp.PA dr.Hilma Yuniar Thamrin.,M.Kes.,Sp.PK


NIP. 19700606 200012 1 009 NIP.197001302002121004

Anda mungkin juga menyukai