Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah guna memenuhi tugas
LAUT”. Makalah ini membahas tentang Laut, Bencana Laut dan Mitigasi Laut. Dalam
menyelesaikan makalah ini telah dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap tulisan ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis pribadi dan mahasiswa pada umumnya.
Semoga pembahasan yang dikemukakan dapat menjelaskan setiap materi dengan baik,
sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu saran dan kritik yang
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
di Laut.................................................................................................. 10
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 22
5.2 Saran............................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
karenatidak dapat dipungkiri bahwa air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Hal
tersebut juga terjadi karena Indonesia merupakan negara kepulauan di mana Sebagian
wilayahnya adalah perairan, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang memilih tinggal di
wilayah pesisir. Wilayah pesisir juga memiliki keragaman potensi sumber daya alam yang
tinggi, dan sangat penting bagi perkembangan sosial, ekonomi, budaya, dan juga pariwisata.
Namun, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahayanya tinggal di pesisir pantai
atau di pinggir sungai. Tinggal di pesisir pantai memiliki potensi bahaya terkena bencana
alam, salah satunya adalah bencana tsunami. Tsunami dapat disebabkan oleh longsor di
bawah laut, erupsi letusan gunung berapi, gempa bumi berskala besar, atau gangguan besar
lainnya di dasar laut sehingga menyebabkan adanya gelombang raksasa yang merambat
sangat cepat dan melanda ke daratan. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar
disebabkan oleh gempa-gempa tektonik yang muncul karena aktivitas pergerakan lempeng
tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya. Dengan wilayah
yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik, berbagai wilayah pesisir di
Tercatat beberapa sejarah tsunami yang pernah melanda Indonesia yaitu tsunami di Laut
Banda pada tahun 1674 yang mengakibatkan lebih dari 2000 korban meninggal dunia. Erupsi
Gunung Krakatau yang akhirnya menyebabkan tsunami di sekitar Selat Sunda sampai Jawa
dan Sumatera pada tahun 1883 dan menyebabkan lebih dari 30.000 orang meninggal dunia.
Pada tahun 1992, terjadi tsunami di Flores yang menewaskan lebih dari 2000 orang. Lalu
3
tsunami terbesar yang menyebabkan sekitar 250.000 orang meninggal dunia yaitu tsunami di
Aceh pada tahun 2004. Di Pangandaran, pernah terjadi tsunami pada tahun 2006 dan
menewaskan kurang lebih 670 orang, 65 orang hilang dannlebih dari 9.000 orang luka-luka.
Kemudian pada tahun 2018 terjadi tsunami di Palu pada bulan September yang menewaskan
lebih dari 3000 orang. Pada bulan Desember di Selat Sunda terjadi erupsi Gunung Anak
Krakatau yang menimbulkan tsunami sehingga menewaskan lebih dari 400 orang, dan lebih
dari 7.000 orang luka-luka. Selain kerugian karena banyaknya korban jiwa, terdapat juga
kerugian karena terguncangnya psikologis para korban yang selamat dari bencana tsunami.
Tidak hanya itu, kerugian materi yang mencapai miliaran hingga triliunan rupiah juga
menjadi salah satu yang paling merugikan, yaitu kehilangan tempat tinggal, infrastruktur,
sarana publik, dan yang lainnya. Jika daerah yang terjadi tsunami merupakan daerah
pariwisata pantai, maka akan lebih banyak kerugian yang terjadi terutama dalam hal materi,
karena jumlah wisatawan yang berkunjung akan menurun dan merugikan industri pariwisata.
Karena kerugian dan korban yang begitu banyak akibat bencana tsunami, maka hal ini
menjadi salah satu permasalahan besar dan tugas bagi setiap negara untuk meminimalisir
dampak kerusakan dan jumlah korban jiwa yang diakibatkan oleh bencana alam tersebut. Di
samping itu, pemikiran penanggulangan bencana juga harus dipahami dan diimplementasikan
oleh semua pihak. Menyikapi hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Undang Undang
Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, dan membentuk
lembaga sebagai pengarah dan juga pelaksana penanggulangan bencana yaitu Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, karena Indonesia merupakan negara yang sangat
luas, jumlah penduduk yang tidak merata di setiap pulau dan daerahnya, juga fasilitas
pendidikan dan fasilitas public yang berbeda di setiap wilayah, menyebabkan pengetahuan
dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana alam menjadi tidak merata pada setiap
4
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang
di Laut
5
BAB II
PEMBAHASAN
Laut adalah kumpulan air asin yang sangat luas yang memisahkan benua yang satu dengan
benua yang lainnya, dan juga memisahkan pulau yang satu dengan yang lainnya. Laut adalah
kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi
daratan atas benua atau pulau. Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%
material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni (Tahar,
2007).
Laut memiliki peranan yang sangatpenting dalarn mengontrol iklim di bumi dengan panas
dari daerah ekuator menuju ke kutub. Tanpa peranan laut, hamper keseluruhan planet bumi
akan menjadi terlalu dingin bagi manusia untuk hidup. Air Iaut bergerak seeara terus-
menerus mengelilingi
. Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan,oleh karena itu
Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan lautIndonesia kaya akan berbagai biota
laut baik flora maupun fauna.Sumber air terbanyak di bumi ini adalah air laut, namun untuk
sampai pada tahap penggunaan sehari-hari tidak bisa langsung digunakan harusmelalui
pengolahan terlebih dahulu, mengingat salinitas air laut sangat tinggi.HYDRO sea water
membran dapat mengubah air laut dengan salinitas tinggimenjadi air tawar untuk penggunaan
sehari-hari
6
1. Laut Ingresi: Adalah laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengankedalaman
2. Laut Transgresi: Adalah laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air
3. Laut Regresi: Adalah laut yang ada karena proses sedimentasi lumpurdaratan yang
5. Laut Pedalaman: Adalah laut yang dikelilingi oleh daratan benua yanghampir
6. Laut Tengah: Adalah laut yang ada di tengah-tengah antara benua.Jenis/Macam Laut
7. Laut Zona Litoral: Adalah laut yang berada di batas antara garis pasangsurut air laut
8. Laut Zona Neritik: Adalah laut yang mempunyai kedalaman kurang dari200 meter.3.
9. Laut Zona Batial: Adalah laut yang memiliki kedalaman laut antara 200hingga 1800
meter.4.
10. Laut Zona Abisal: Adalah laut yang memiliki kedalaman yang lebih dari1800 meter
7
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia selain memiliki kekayaan sumber daya
alam pesisir yang melimpah, juga memiliki potensi bencana alam yang sangat tinggi (Dahuri,
1996). Seluruh bencana alam tersebut mengancam masyarakat yang bermukim dan
a. Definisi Bencana
menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bencana adalah
suatu peristiwa yang disebabkan oleh factor alam maupun factor non alam yang dapat
Jenis -jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara lain :
1) Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
2) Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
3) Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
8
1. Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya dari
2. Bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh perubahan
iklim, suhu atau cuaca. Contohnya Banjir, banjir bandang, angin puting beliung,
kekeringan.
3. Bencana alam ekstra-terestrial, yaitu bencana alam yang disebabkan oleh gaya atau
energi dari luar bumi. Contohnya infek/ hantaman/ benda dari luar angkasa.
Adapun potensi bencana yang dapat terjadi di laut, antara lain sebagai berikut:
1. Tsunami. Tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu tsu = gelombang, dan name =
Dalam ilmu kebumian terminologi ini dikenal dan baku secara umum. Secara singkat
tsunami dapat dideskripsikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang
ditimbulkan oleh suatu gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut.
2. Gelombang Badai Yaitu Gelombang yang terbentuk oleh angin yang sangat kuat
meter, Berbahaya bagi pelayaran dan pemukiman /bangunan di pantai serta Dapat
4. El Nino dan La Nina. El-Nino adalah fenomena dimana terjadi peningkatan suhu
permukaan laut yang biasanya dingin yang menyebabkan upwelling dan biasaya kita
9
fenomena dimana terjadi pendingginan suhu permukaan laut akibat menguatnya
upwellig dan biasanya kita indikasikan dengan banjir pada daerah tersebut.
5. Abrasi Pantai yaitu Pengikisan (erosi) pantai oleh pukulan gelombang laut yang terus
menerus terhadap dinding pantai. Hingga saat ini luas areal yang hilang dari Brebes
hingga Rembang mencapai lebih 4.000 (ha). Rata-rata daratan yang terseret arus laut
5-30 meter per tahun. Abrasi itu mengakibatkan rusak dan hilangnya hutan bakau
berada di bibir pantai (WWF).t laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
bencana (UU No 4 Tahun 2008). Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu
dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan
utamanya, yaitu mengurangi dan/atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin
timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu
Mitigasi bencana dapat diartikan sebagai upaya sistemik untuk mengurangi risiko
bencana baik secara struktural maupun non struktural (Coburn, et al. 1994). Mitigasi
10
struktural meliputi upaya fisik yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, antara lain
sistem peringatan dini, pembangunan pemecah ombak, peredam abrasi, penahan sedimentasi
(groin),
Penanganan bencana (disaster management) merupakan proses yang dinamis,
terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan serangkaian kegiatan yang meliputi pencegahan (preventive), mitigasi,
kesiapsiagaan (preparedness), tanggap darurat, evakuasi, rehabilitasi dan pembangunan
kembali (reconstruction). Sedangkan mitigasi adalah merupakan tindakan-tindakan untuk
mengurangi atau meminimalkan potensi dampak negatif dari suatu bencana. Penanganan
bencana menjadi penting dan mendesak untuk dilaksanakan secara efektif dan efisien .
Sedangkan kegiatan mitigasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan penanganan
bencana yang difokuskan untuk mengurangi potensi dampak yang mungkin ditimbulkan
oleh bencana yang diprediksikan akan terjadi di masa datang..
1) Mitigasi Tsunami
Indonesia terletak pada zona batas empat lempeng bumi yang sangat aktif sehingga memiliki
aktivitas tektonik dan vulkanik yang sangat tinggi, oleh karena itu Indonesia mempunyai
banyak zona-zona patahan aktif dan sebaran gunung api. Sebagian patahan dan gunung api
berada di bawah laut sehingga kejadian gempa dan letusan gunung apinya berpotensi
membangkitkan tsunami. Selain dua sumber utama tsunami ini, peristiwa longsoran bawah
laut yang sering dipicu oleh kejadian gempa dan letusan gunung api juga dapat menimbulkan
tsunami.
11
Berdasarkan sumber dan jarak pembangkitannya tsunami dapat dibagi menjadi tsunami jarak
jauh (far-field tsunami) yang posisi sumbernya berjarak lebih dari 1000 km dan melewati
pinggiran paparan benua, tsunami regional (regional tsunami) dengan sumber berjarak antara
100 km sampai dengan 1000 km dan tsunami lokal (near field tsunami) yang dibangkitkan di
dalam paparan benua dengan jarak sumber kurang dari 100 km.. Bahaya tsunami dan
kerusakan yang ditimbulkan tergantung pada kondisi morfologi pantai yang didatanginya.
Elevasi maksimum rayapan bergantung pada paras muka laut (pasut) saat waktu tsunami
mencapai pantai, tsunami kecil yang terjadi pada saat pasang tinggi dapat menjangkau
elevasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tsunami yang lebih besar yang tiba pada saat
surut terendah. Kondisi pasut sangat penting untuk dikaji dan dipertimbangkan dalam
Untuk menghindari bencana tsunami perlu upaya untuk tidak mempertemukan unsur bahaya
dan kerentanan dengan cara: (i) Menjauhkan kerentanan terhadap bahaya, misalnya
memindahkan penduduk ke tempat yang aman dari bahaya; (ii) Mereduksi bahaya sampai
sekecil mungkin, sehingga bahaya tidak menerjang suatu kerentanan, misalnya pembangunan
tembok penahan tsunami. Kedua opsi ini terkadang sangat sulit untuk dilakukan karena
menimbulkan permasalahan sosial serta memerlukan biaya tinggi; kemudian (iii) Mereduksi
bahaya serta menaikan kapasitas dari suatu kerentanan dengan cara adaptif atau akomodatif
membangun tembok penahan ombak berupa breakwater, seawall, dan pintu air yang dikenal
sebagai hard protection, dan perlindungan dengan menggunakan vegetasi pantai (mangrove
dan coastal forest), sand dune dan terumbu karang atau dikenal sebagi soft protection.
hukum; organisasi pemerintah dan non pemerintah yang terkait dengan penanganan bencana
12
(PMI, ambulans dan tenaga medis, pemadam kebakaran, Karang Taruna dan lain lain);
penyediaan peta bahaya dan risiko tsunami, serta peta jalur evakuasi; konsep penataan ruang
yang akrab bencana tsunami, sistem peringatan dini (TEWS), pendidikan masyarakat, serta
b) Gelombang Badai
Gelombang badai terjadi menyusul terjadinya badai atau tiupan angin yang sangat kencang di
lautan (fenomena meteorologi), tinggi gelombangnya dapat mencapai belasan meter di daerah
dekat sumber angin, dan gelombang terus berlangsung selama angin bertiup dan reda
fenomena gelombang badai ini hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu yang berkaitan
dengan musim angin tertentu, dan hanya akan melanda lokasi-lokasi tertentu pula.
Fenomena gelombang badai muncul berkaitan dengan fenomena meteorologi berupa tiupan
angin yang kemungkinan waktu terjadinya relatif teratur sepanjang tahun sesuai dengan
perubahan musim. Dengan demikian, prediksi atau peringatan dini akan terjadinya
gelombang badai lebih mudah dilakukan dari pada prediksi atau peringatan dini tsunami.
Meningkatnya emisi gas-gas rumah kaca seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4),
efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan terperangkapnya radiasi matahari
permukaan bumi dan atmosfer terus bertambah sampai mencapai keseimbangan baru. Jumlah
panas yang masuk dan keluar atmosfer tidak berubah, tetapi jumlah panas yang tersimpan di
bumi dan atmosfer semakin meningkat sehingga menaikkan temperatur permukaan bumi dan
atmosfer.
13
Dalam usaha untuk memperkecil dampak dari kenaikan permukaan laut terdapat tiga strategi
adaptif yaitu: retreat (mundur), accomodation (akomodasi) dan protection (proteksi). Strategi
mundur adalah meninggalkan daerah yang rentan genangan akibat kenaikan permukaan laut
dan melakukan kembali penataan ruang, strategi akomodasi adalah melakukan adaptasi
terhadap perubahan lingkungan akibat genangan misalnya dengan membuat rumah panggung,
memodifikasi drainase dan lain lain, sementara strategi proteksi adalah tindakan defensif
untuk melindungi daerah pesisir terhadap rendaman, intrusi air laut dan hilangnya sumber
daya alam akibat naiknya permukaan air laut. Strategi proteksi dilakukan dengan membangun
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur
menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu
permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya
subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa
banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya.. Di kemudian hari para ahli juga menemukan
bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena
El-Nino adalah fenomena dimana terjadi peningkatan suhu permukaan laut yang biasanya
dingin yang menyebabkan upwelling dan biasaya kita indikasikasikan dengan kekeringan
pada daerah tersebut dan La-Nina adalah fenomena dimanaterjadi pendingginan suhu
permukaan laut akibat menguatnya upwellig dan biasanya kita indikasikan dengan banjir
14
Untuk menggulangi La-Nina hal yang harus dilakukan adalah pembuatan waduk, restorasi /
reboisasi hutan yang gundul untuk memperluas resapan air, dan penertiban pembuangan
e) Abrasi pantai
Pemompaan Air tanah yang berlebihan untuk keperluan industri dan air minum di wilayah
pesisir akan menyebabkan penurunan tanah terutama jika komposisi tanah pantai sebagian
besar terdiri dari lempung/lumpur karena sifat-sifat fisik lumpur /lepung yang mudah berubah
akibat perubahan kadar air. Akibat penurunan air tanah adalah berkurangnya tekanan air pori.
Hal ini mengakibatkan penggenangan dan pada gilirannya meningkatkan erosi dan abrasi
pantai. Hal ini menunjukkan bahwa potensi penurunan tanah cukup besar dan memberikan
Hutan Mangrove merupakan sumberdaya yang dapat pulih (sustaianable resources) dan
Mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung alami pantai karena memiliki perakaran
yang kokoh sehingga dapat meredam gelombang dan menahan sedimen. Ini artinya dapat
bertindak sebagai pembentuk lahan (land cruiser). Sayangnya keberadaan hutan mangrove ini
sekarang sudah semakin punah karena keberadaan manusia yang memanfaatkan kayunya
Orientasi pantai yang relatif tegak lurus atau sejajar dengan puncak gelombang dominan. Hal
ini memberikan informasi bahwa pantai dalam kondisi seimbang dinamik. Kondisi
gelombang yang semula lurus akan membelok akibat proses refrksi/difraksi dan shoaling.
15
Pantai akan menanggai dengan mengorientasikan dirinya sedemikian rupa sehingga tegak
lurus arah gelombang atau dengan kata lain terjadi erosi dan deposisi sedimen sampai terjadi
keseimbangan dan proses selanjutnya yang terjadi hanya angkutan tegak lurus pantai (cros
shore transport)
Perubahan iklim global dan kejadian ekstrim misal terjadi siklon tropis. Faktor lain adalah
kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global (efek rumah kaca) yang mengakibatkan
Terumbu karang juga dapat berfungsi mengurangi kekuatan gelombang yang sampai ke
pantai. oleh karena itu perlu pelestarian terumbu karang dengan membuat peraturan untuk
melindungi habitatnya. ekosistem terumbu karang, padang lamun, mangrove dan vegetasi
pantai lainnya merupakan pertahanan alami yang efektif mereduksi kecepatan dan energi
gelombang laut sehingga dapat mencegah terjadinya abrasi pantai. jika abrasi pantai terjadi
pada pulau-pulau kecil yang berada di laut terbuka, maka proses penenggelaman pulau akan
Fungsi dari tanaman bakau yaitu untuk memecah gelombang yang menerjang pantai dan
memperkokoh daratan pantai, selain untuk mempertahnakan pantai, mangrove juga berfungsi
16
3) Melarang penggalian pasir pantai
Pasir pantai yang terus menerus diambil akan mengurangi kekuatan pantai.
4) Sedangkan pada pantai yang telah atau akan mengalami abrasi, akan dibuatkan
pemecah ombak atau talud untuk mengurangi dampak dari terjangan ombak, tindakan ini
1. KEBIJAKAN
Berbagai kebijakan yang perlu ditempuh dalam mitigasi bencana antara lain :
a. Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama bagi semua
pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap unsur masyarakat yang ketentuan
langkahnya diatur dalam pedoman umum, petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang
dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan sesuai dengan bidang tugas unit masing-masing.
c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa dapat diminimalkan.
2. STRATEGI
a. Pemetaan.
Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan pemetaan daerah rawan
bencana. Pada saat ini berbagai sektor telah mengembangkan peta rawan bencana. Peta
rawan bencana tersebut sangat berguna bagi pengambil keputusan terutama dalam
17
antisipasi kejadian bencana alam. Meskipun demikian sampai saat ini penggunaan peta
ini belum dioptimalkan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah : 1)
Belum seluruh wilayah di Indonesia telah dipetakan 2) Peta yang dihasilkan belum
tersosialisasi dengan baik 3) Peta bencana belum terintegrasi 4) Peta bencana yang dibuat
memakai peta dasar yang berbeda beda sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya.
. b. Pemantauan.
Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat dilakukan antisipasi jika
penyelamatan. Pemantauan di daerah vital dan strategis secara jasa dan ekonomi
c. Penyebaran informasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara: memberikan poster dan leaflet
bencana, tentang tata cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana. Memberikan
informasi ke media cetak dan etektronik tentang kebencanaan adalah salah satu cara
geologi di suatu kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah daerah dalam hal penyebaran
PB, SATLAK PB, dan masyarakat bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan
menghadapi bencana jika sewaktu-waktu terjadi. Hal penting yang perlu diketahui
masyarakat dan Pemerintah Daerah ialah mengenai hidup harmonis dengan alam di
18
daerah bencana, apa yang perlu ditakukan dan dihindarkan di daerah rawan bencana,
Contoh Mitigasi bencana dilaut Secara lebih rinci upaya pengurangan bencananya antara lain:
tsunami Early Warning System. d. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai
yang beresiko. e. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai
meredam gaya air tsunami. f. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman di sekitar
daerah pemukiman. Tempat/ bangunan ini harus cukup tinggi dan mudah diakses untuk
di Indonesia.
Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami. i. Mengenali karakteristik dan
tanda-tanda bahaya tsunami di lokasi sekitarnya. j. Memahami cara penyelamatan jika terlihat
terjadinya tsunami kepada petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, Stasiun radio,
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang mempunyai potensial dan andil
Indonesia hal yang sangat mudah dikembangkan dengan melakukan perbaikan infrastuktur,
keamanan dan management yang baik agar mampu menciptakan sector pariwisata yang
diminati wisatawan local maupun asing dengan rasa kepuasan yang baik. Dalam hal ini maka
akan menciptakan rasa yang ingin berwisata kembali, dengan kata lain akan menciptakan
dampak positif bagi masyarakat dan Negara. Peningkatkan pada sektor kepariwisataan juga
19
mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, antara lain lapangan kerja, pendapatan masyarakat,
pendapatan daerah, dan penerimaan devisa negara dapat meningkat melalui upaya
kepariwisataan merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan
negara. Sektor kepariwistaan akan disejajarkan kedudukanya dengan sektor lain dalam usaha
pada jalurnya dan daya dukunganya. Pembangunan dalam wilayah objek wisata akan
memberikan sumbangan yang sangat besar apabila dikelola secara profesional, karena
sumbangan bagi daerah yang bersangkutan, pariwisata dapat memacu pertumbuhan kawasan
untuk mengelola sumber daya yang ada pada daerah tersebut, misalnya pengembangan
sumber daya alam dan sumber daya manusia. Perencanaan pengembangan dapat dimulai
masyarakat seluas-luasnya serta penyiapan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
tinggi di bidang pelayanan jasa kepariwisataan juga menjadi hal yang perlu dilakukan serta
perlu pula dilengkapi dengan kemampuan teknis, operasional dan manajerial dalam
BAB III
20
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia selain memiliki kekayaan sumber daya
alam pesisir yang melimpah, juga memiliki potensi bencana alam yang sangat tinggi
Mitigasi bencana adalah salah satu cara atau tindakan untuk mengurangi supaya
kerugian dapat diperkecil. Dalam hal ini, mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk
Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama bagi semua
pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap unsur masyarakat yang ketentuan
langkahnya diatur dalam pedoman umum, petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang
dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan sesuai dengan bidang tugas unit masing-masing
3.2 Saran
dampak dari bensana tersebut. tindakan mitigasi, terutama untuk mengurangi kerugian
DAFTAR PUSTAKA
21
https://dokumen.tips/documents/makalah-maritim
https://www.researchgate.net/publication/
276867011_Identifikasi_Potensi_Bencana_Alam_dan_Upaya_Mitigasi_
22