Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah guna memenuhi tugas

mata kuliah Wawasan Kemaritiman berjudul “PELAYARAN DAN AKTIVITAS

KENELAYANAN”. Makalah ini membahas tentang Pengertian Pelayaran Dan Kenelayanan,

Sejarah Pelayaran Dan Kenelayanan, Jenis-jenis Pelayaran Dan Kenelayanan, Syarat Umum

Dalam Pelayaran, Hak pelayaran dan kenelayanan, Pengaturan hak Indonesia di ZEE dan

Implementasi hak Indonesia di ZEE. Dalam menyelesaikan makalah ini telah dilakukan untuk

mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan,

pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari sempurna. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi

penulis pribadi dan mahasiswa pada umumnya. Semoga pembahasan yang dikemukakan

dapat menjelaskan setiap materi dengan baik, sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh

pembaca. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dibutuhkan untuk memperbaiki

dan meningkatkan tulisan selanjutnya.

                                                                                    Kendari, 21 November 2020

                                                                                                Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 3

1.2 Tujuan ......................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelayaran Dan Kenelayanan...................................... 5

2.2 Sejarah Pelayaran Dan Kenelayanan........................................... 7

2.3 Jenis-jenis Pelayaran Dan Kenelayanan........................................ 9

2.4 Syarat Umum Dalam Pelayaran................................................... 11

2.5 Hak pelayaran dan kenelayanan…………………………………..12

2.6 Pengaturan hak Indonesia di ZEE……………………………… 13

2.7 Implementasi hak Indonesia di ZEE……………………………. 15

BAB III PENUTUP

5.1 Kesimpulan.................................................................................. 22

5.2 Saran............................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki laut yang sangat luas.Bangsa

Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudra yangmenyebabkan lalu lintas pelayaran

antara kedua benua harus dapat di kontrol.Dalam sejarah laut bangsa indonesia dikenal

sebagai sarana vital bagi perdagangan internasional karena perdagangan atau ekspor-impor

barangantarnegara tersebut diangkut oleh kapal melalui pelayaran di laut, dansampai

sekarang pelayaran yang mengangkut barang-barang ekspor-impor itumendominasi kurang

lebih 90 persen. Pelayaran internasional itu dikuasaioleh Negara-negara maju yang memiliki

armada kapal yang besar dan kuat,sehingga Negara-negara berkembang meskipun memiliki

laut belummendapatkan keuntungan yang optimal dari pelayaran internasional

tersebut.Bangsa Indonesia juga sejak dahulu hidup dan bergantung pada laut.segala aktifitas

mereka seperti menangkap ikan, berada pada laut. MenurutUU no 31 tahun 2004 orang yang

mata pencahariannya melakukanmenangkap ikan disebut nelayan. Nelayan Indonesia pada

umunya tinggal didaerah pesisir. Kehidupan nelayan di Indonesia sangat bergantung

padakeadaan cuaca

Benua Maritim Indonesia (BMI). Secara fisik, BMI ini merupakan satu kesatuan antara darat,

laut, dan udara, yang bercirikan benua ditinjau dari sudut pandang iklim dan cuaca

(klimatologi dan meteorologi), keadaan airnya (oseanografi), tatanan kerak bumi (geologi dan

geofisika), keragaman biota (biologi) serta tatanan sosial-budayanya (antropologi). Selain

sifat-sifat seperti tersebut,Indonesiaterletak pada peretemuan tiga lempeng besar, yaitu

lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Samudra Hindia-Australia. Di sebelah Barat

terdapat Paparan Sunda dengan laut dangkal, di tengah-tengah tedapat palung-palung laut

3
dalam, di ujung Timur terdapat paparan Sahul dengan laut dangkal. luas

wilayahIndonesiaadalah 7,9 juta Km2 dari luas wilayah tersebut, yakni 5,8 juta Km2

merupakan laut termasuk ZEE.Indonesiamempunyai garis pantai sepanjang 81.000 km, dan

mempunyai sebanyak 17.508 pulau. sumber-sumber daya wilayah pesisir dan laut yang

penting untuk dikembangkan atau dibangun seperti industri barang dan jasa, yang diperinci

sebagai berikut : Migas Lepas Pantai, Budidaya Laut, Perikanan, Industri Perkapalan dan

Pelayaran, Komunikasi, Telekomunikasi, dan Transportasi, Wisata Laut /Pantai, Jasa

Pelabuhan dan Teknologi Kepelabuhan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut

 Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Pelayaran Dan Kenelayanan

 Mahasiswa dapat mengetahui Sejarah Pelayaran Dan Kenelayanan.

 Mahasiswa dapat mengetahui Jenis-jenis Pelayaran Dan Kenelayanan.

 Mahasiswa dapat mengetahui Syarat Umum Dalam Pelayaran

 Mahasiswa dapat mengetahui Hak pelayaran dan kenelayanan.

 Mahasiswa dapat mengetahui Pengaturan hak Indonesia di ZEE

 Mahasiswa dapat mengetahui Implementasi hak Indonesia di ZEE 2

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang

akan diteliti yaitu sebagai berikut

 Apa yang dimaksud dengan Pengertian Pelayaran Dan Kenelayanan

 Apa itu Sejarah Pelayaran Dan Kenelayanan.

 Apa saja Jenis-jenis Pelayaran Dan Kenelayanan.

 Apa saja Syarat Umum Dalam Pelayaran

 Apa itu Hak pelayaran dan kenelayanan.

4
 Bagaimana tentang Pengaturan hak Indonesia di ZEE

 Bagaimana tentang Implementasi hak Indonesia di ZEE

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelayaran Dan Kenelayanan

Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,kepelabuhanan,

keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkunganmaritime. Hak pelayaran ialah

bagian dri hak maritime yang telah ditetapkanoleh Negara sehingga hak pelayaran juga telah

diatur dalam perundang-undangan

Pengertian Hak Pelayaran Pelayaran merupakan bagian dari sarana transportasi laut

sebagaimana amanat Undang-Undang No.17 Tahun 2008 menjadi suatu yang sangat strategis

bagi wawasan nasional serta menjadi sarana vital yang menunjang tujuan persatuan dan

kesatuan nasional. Pelayaran atau angkutan laut merupakan bagian dari transportasi yang

tidak dapat dipisahkan dengan bagian dari sarana transportasi lainnya dengan kemampuan

untuk menghadapi perubahan ke depan, mempunyai karakteristik karena mampu melakukan

pengangkutan secara massal. Dapat menghubungkan dan menjangkau wilayah satu dengan

yang lainnya melalui perairan, sehingga mempunyai potensi kuat untuk dikembangkan dan

peranannya baik nasional maupun internasional sehingga mampu mendorong dan menunjang

pembangunan nasional demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan mandat

Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945. Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang

terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta

perlindungan lingkungan maritime. Hak pelayaran ialah bagian dri hak maritime yang telah

ditetapkan oleh Negara sehingga hak pelayaran juga telah diatur dalam perundang-undangan

5
1. Menurut Ensiklopedia Indonesia (1990), Nelayan adalah orang yang secara aktif

melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung maupun secara tidak

langsung sebagai mata pencaharian.

2. . Penggolongan sosial nelayan ditinjau dari 3 sudut pandang : a. .Segi penguasaan alat-

alat produksi/peralatan tangkap • Nelayan pemilik • Nelayan buruh b. Tingkat skala

investasi modal usaha • Nelayan besar • Nelayan kecil c. Tingkat teknologi peralatan

tangkap yang digunakan • Nelayan modern • Nelayan tradisional

Kenelayanan berasal dari kata nelayan. menurut undang-undang no 31 tahun2004 nelayan

ialah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Menurut Ensiklopedia

Indonesia (1990),Nelayan orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik

secara langsungmaupun secara tidak langsung sebagai mata pencaharianPenggolongan sosial

nelayan ditinjau dari 3 sudut pandang :

a. Segi penguasaan alat-alat produksi/peralatan tangkap

- Nelayan pemilik

- Nelayan buruh

b.Tingkat skala investasi modal usaha

- Nelayan besar

- Nelayan kecilc.

Tingkat teknologi peralatan tangkap yang digunakan

6
- Nelayan modern

- Nelayan tradisional

Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain

2. nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh

orang lain

3. nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan

dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain

2.2 Sejarah Pelayaran Dan Kenelayanan

Semenjak abad pertama Selat Malaka diduga sudah punya peran besar dalam dunia

perdagangan antar Negara, tidak hanya sekedar daerah persinggahan tempat mengisi

perbekalan, tetapi kerena posisinya yang strategis dan melimpahnya sumberdaya yang berasal

dari daerah hulu pulau Sumatera berupa rempah-rempah yang membuat daerah ini menjadi

penting Kerajaan-kerajaan ini telah terlibat dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran

dengan India dan China.3 Adanya tiga kerajaan melayu awal yang informasinya diperoleh

sekitar abad ke 3 yaitu kerajaan Koying, Tupo dan Kandali yang diduga berada di Jambi

membuktikan hal itu adanya kerajaan-kerajaan yang menguasai pantai Timur itu, bukan suatu

pandangan yang mustahil. Jadi kemunculan kerajaan-kerajaan ini terkait dengan

perkembangan jalur perdagangan internasional di kawasan Selat Malaka yang pada awal abad

pertama, telah .

7
Potensi laut Indonesia yang begitu istimewa, seharusnya menjadi salah satu indikator

utama dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat. Sebagai Negara kepulauan yang

dikelilingi oleh lautan, sejak lama masyarakat Indonesia telah melakukan pelayaran secara

tradisional, dengan dibekali pengetahuan secara turun-temurun. Ilmu pelayaran merupakan

suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara untuk melayarkan sebuah kapal dari suatu

tempat ke tempat lainnya dengan selamat aman dan ekonomis. Indonesia adalah negara

maritim terbesar di dunia, yang memiliki 17.504 pulau yang membentang dari barat sampai

timur dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km serta luas wilayah laut sekitar 5,9

juta km2. Indonesia juga terletak pada posisi silang yang sangat strategis di antara benua Asia

dan Australia dimana di dalamnya terkandung kekayaan sumber daya alam, energi, mineral,

hayati dan hewani yang beraneka macam.

Pelayaran besar di masa yang lalu telah memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan

mengenai laut baik secara fisik, kimia dan biologi. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi mampu menciptakan instrumen/alat yang bisa mengukur dengan ketepatan dan

ketelitian. Inovasi teknologi telah menjadi kritis pada Perang Dunia II. Berbagai instrumen

seperti sonar, radar, pendetektsi tekanan, dan perekam kedalaman dikembangkan. Baik sarana

seperti kapal-kapal modern di buat sebagai alat transportasi antar pulau dengan kecepatan dan

kapasitas penumpang yang cukup besar. Perkembangan ilmu pelayaran berawal sejak

manusia menggunakan laut untuk berenang, menyelam, berperahu dan dalam mengambil

sumber daya alam yang berada di laut, misalnya seperti ikan, udang, kepiting dan lain-lain.

Keingintahuan yang dalam mengenai samudra menimbulkan minat untuk melakukan

berbagai pelayaran. Pengalaman dan pengetahuan perlahan didapatkan mulai dari cara

mengemudikan kapal, menggunakan angin untuk berlayar, mengetahui perubahan arus dan

gelombang dan mengetahui pengaruh bintang dan matahari terhadap kondisi laut. Aktivitas

pelayaran yang meningkat seiring dengan waktu mengakibatkan manusiatersebar dari pulau
8
ke pulau. Ilmu pelayaran diperoleh nenek moyang secara otodidak. Selama pelayaran, para

penjelajah maupun pedagang mengumpulkan dan menukarkan informasi dari hasil

pengamatan mereka mulai dari morfologi pantai hingga pada jalur pelayaran. Mereka

menyajikannya dalam bentuk peta yang awalnya masih sederhana. Indonesia dikenal dengan

negara Maritim dan yang dimaksud dengan negara Maritim adalah Negara yang daerah

teritorial lautnya lebih luas daripada daerah teritorial daratnya dengan kata lain Negara

Maritim adalah negara yang menyandang predikat Negara Kepulauan. Kenapa Indonesia

disebut sebagai negara maritim hal ini dikarenakan

Negara Indonesia merupakan negara Kepualauan dan 2/3 wilayah Indonesia

merupakan lautan dan 1/3 -nya merupakan daerah daratan. Pelayaran besar di masa yang

lalu telah memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan mengenai laut baik secara fisik,

kimia dan biologi. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan

instrumen/alat yang bisa mengukur dengan ketepatan dan ketelitian. Inovasi teknologi

telah menjadi kritis pada Perang Dunia II. Berbagai instrumen seperti sonar, radar,

pendetektsi tekanan, dan perekam kedalaman dikembangkan. Baik sarana seperti kapal-

kapal modern di buat sebagai alat transportasi antar pulau dengan kecepatan dan kapasitas

penumpang yang cukup besar.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita miliki saat ini, telah memberikan

kemudahan dalam berbagai pelayaran. Sistem navigasi yang semakin modern memudahkan

kita untuk mengetahui arah pelayaran dengan cermat.Berkembangnya Indonesia sebagai

Negara maritim dan makin bertambahnyaanimo masyarakat umum untuk menimba ilmu

pelayaran membuka peluang dan 2 prospek yang baik untuk pendidikan ilmu maritim masa

datang

2.3 Jenis-jenis Pelayaran Dan Kenelayanan

9
Menurut Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1969, jenis-jenis

pelayaran dibagi dalam 3 kelompok, antara lain:

1. Pelayaran dalam negeri

a. a.Pelayaran nusantara, yaitu pelayaran antar pulau antar pelabuhan Indonesia

tanpa memandang jurusan.

b. b.Pelayaran lokal atau pelayaran jurusan tetap, yaitu bertugas menunjang kegiatan

pelayaran nusantara dan pelayaran luar negeri, dengan menggunakan kapal-kapal

di bawah tonase175 BRT.

c. c.Pelayaran rakyat, yaitu pelayaran nusantara dengan menggunakan perahu

layar tradisional.

d. d.Pelayaran penundaan laut, yaitu pelayaran nusantara dengan menggunakan

tongkang-tongkang yang ditarik oleh kapal- kapal tunda (tugboat).

2. Pelayaran luar negeri

a. a.Pelayaran samudra dekat, yaitu pelayaran ke pelabuhan-pelabuhan negara

tetangga yang tidak lebih dari 3000 mil laut dari pelabuhan terluar

Indonesia (tanpa memandang jurusan).

b. b.Pelayaran samudra, yaitu pelayaran dari dan ke luar negeri yang bukan

pelayaran samudra dekat.

3.Pelayaran khusus,

10
yaitu merupakan pelayaran dalam dan luar negeri dengan menggunakan kapal-

kapal pengangkut khusus untuk pengangkutan hasil industri,pertambangan dan

hasil- hasil usaha lainnya yang bersifat khusus. Misalnya: minyak bumi, batu

bara.

Jenis-Jenis Aktivitas Nelayan.

a. Menangkap ikan di laut.

b. Menanam rumput laut.

c. Membudidayakan mutiara.

d. Menangkap ikan hias

e. Mendirikan keramba.

f. Menangkap Lobster dll

g.

2.4 Syarat Umum Dalam Pelayaran

Sebelum pelayaran kita harus memenuhi syarat umum dalam berlayar sebagai berikut

1.Pimpinan Kapal.

Awak kapal yang menjadi pimpinan umum di aas kapal untuk jenis dan ukuran

tertentu yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu dengan berbeda

dengan nakhoda kapal.

11
2 .Harus mempunyai nahkoda, yang berfungsi sebagai :

a. Nahkoda sebagai Pemimpin kapal

Tugasnya selaku pemimpin kapal, mengandung arti nahkoda merupakan

pemimpintertinggi dalam mengelola, melayarkan dan mengarahkan kapal tersebut

b. Nahkoda sebagai pemegang kewibawaan umum

kewibawaan terhadap semua pelayar, artinya : semua orang yang berada di

kapal, wajib menuruti perintah- perintah nahkoda guna kepentingan

keselamatan atau ketertiban umum.

c. Nahkoda sebagai jaksa atau abdi hukum

Di tengah laut nahkoda wajib menyelidiki atau mengusut kejahatan yang terjadi

di dalam kapalnya

d. Nahkoda sebagai pegawai catatan sipil.

Apabila selama dalam pelayaran ada seseorang anak lahir atau seseorang

meninggal di kapal, nahkoda harus membuatkan akta- akta pencatatan sipil yang

bersangkutan di dalam buku harian kapal.

e. Nahkoda sebagai notaris

Dalam pasal 947, 950 dan 952 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

menyebutkan bahwa, bilamana nahkoda dapat bertindak sebagai notaris dalam

12
pembuatan surat wasiat seseorang di atas kapal. Surat warisan itu kemudian

ditandatangani oleh pewaris yang ada, nahkoda dan dua orang saksi. Pembuatan

surat wasiat tersebut didasarkan atas keadaan yang tidak dimungkinkan si

pewaris menemui pejabat yang berwenang.

3. Awak kapal atau anak buah kapal.

Anak buah kapal adalah semua orang yang berada dan bekerja di kapal

kecuali nahkoda, baik sebagai perwira ,bawahan (kelasi) atau supercargo yang

tercantum dalam sijil anak buah kapal dan telah menandatangani perjanjian kerja

laut dengan perusahaan pelayaran

2.5 Hak pelayaran dan kenelayanan

Hak tersebut yaitu Hak Penangkapan Ikan Tradisional (Tradisional Fishing Right)

berdasarkan hukum kebiasaan internasional,semua negara memiliki hak tradisional

(traditionalright to fish) untuk melakukan penangkapan ikan di laut lepas. Konsep hak

tradisional untuk melaksanakan penangkapan ikan di laut lepas didasarkan kepada kebebasan

menangkap ikan di laut lepas. hak ini dapat dilaksanakan dengan tetap memerhatikan

kelestarian sumber daya ikan pada laut lepas. Hak Penangkapan Ikan Tradisional atau

(Traditional Fishing Right) sebagai hak penangkapan ikan tradisional dan ada pula yang

menginterpretasikannya dengan hak tradisional atas perikanan. hak penangkapan ikan

tradisional di ZEE yaitu sebagai hak penangkapan ikan yang didasarkan kepada hak sejarah,

yang berlaku bagi nelayan-nelayan negara tetangga yang berdekatan. Untuk memberikan

pemahaman tentang hak penangkapan ikan tradisional maka terdapat kualifikasi dari hak

penangkapan ikan tradisional, yaitu:

13
a. The actual existence of sufficiently long fishing activities must be established (Keberadaan

sebenarnya ikan-cukup lama Kegiatan ing harus ditetapkan).

b. The area visited by the fishermen , that is ,the fishing ground visited should be relatively

constant (Daerah yang dikunjungi oleh para nelayan, yaitu, fishing ground dikunjungi harus

relatif konstan).

c. Fishermen themselves, in the sense that the right shall be granted only to the same

fishermen who have visited the area tradisionally (Nelayan sendiri, dalam arti bahwa hak

tersebut hanya diberikan kepada para nelayan yang sama yang telah mengunjungi daerah

secara tradisional).

d. To equipment and vessel used as well as the amount of catch, in the sense that to qualify

under the maening of tradisional fishing right the vessel use should be relatively traditional

(Untuk peralatan dan kapal yang digunakan serta jumlah tangkapan, dalam arti bahwa untuk

memenuhi syarat di bawah maening memancing tradisional tepat penggunaan kapal harus

relatif tradisional)

2.6 Pengaturan hak Indonesia di ZEE

Hak berdaulat Indonesia, lanjutnya, ada pada Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas

Kontinen. ZEE adalah kawasan yang berjarak 200 mil dari pulau terluar. Di kawasan ZEE

ini, Indonesia berhak untuk memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang ada,

termasuk ikan.

Adapun landasan kontinen merupakan wilayah dasar laut dan juga tanah di bawahnya yang

bersambungan dengan pantai di luar laut teritorial hingga kedalaman 200 meter atau lebih,

14
sepanjang kedalaman kolom air laut di atasnya masih memungkinkan untuk dieksplorasi dan

dieksploitasi.

“Memang di wilayah tersebut adalah wilayah laut lepas, tidak dimiliki negara. Tetapi sumber

daya alam yang di dalam Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen diberikan kepada

negara pantai. Di situlah kemudian Indonesia mengelola sumber daya alam yang ada di situ.

Dan apabila ada kapal negara lain yang ingin mengambil ikan di situ, tentu harus meminta

izin kepada Indonesia

Undang – Undang RI No 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

menjelaskan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan

laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku

tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya

dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.

Apabila Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif

negara-negara yang pantainya saling berhadapan atau berdampingan dengan Indonesia, maka

batas zona ekonomi eksklusif antara Indonesia dan negara tersebut ditetapkan dengan

persetujuan antara Republik Indonesia dan negara yang bersangkutan. Selama persetujuan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) belum ada dan tidak terdapat keadaan-keadaan khusus

yang perlu dipertimbangkan, maka batas zona ekonomi eksklusif antara Indonesia dan negara

tersebut adalah garis tengah atau garis sama jarak antara garis-garis pangkal laut wilayah

Indonesia atau titik-titik terluar Indonesia dan garis-garis pangkal laut wilayah atau titik-titik

terluar negara tersebut, kecuali jika dengan negara tersebut telah tercapai persetujuan tentang

pengaturan sementara yang berkaitan dengan batas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

termaksud.

15
2.7 Implementasi hak Indonesia di ZE

Implementasi Hak-hak Berdaulat Negara di Zona Ekonomi Eksklusif menurut Hukum

Internasional didasarkan pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut

1982. Hak-hak dari negara pantai pada Zona Ekonomi Eksklusif berupa hak mengadakan

eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengurusan dari sumber kekayaan alam hayati atau

bukan hayati dari perairan, dasar laut dan tanah bawah. Di dalam melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya di zona ekonomi eksklusif, negara pantai harus memperhatikan hak-hak dan

kewajiban negara lain dan bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan konvensi.

Implementasi Hak-hak Berdaulat Negara Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif Berdasarkan

UU No.5 Tahun 1983 merupakan hak berdaulat dan yurisdiksi serta kewajiban-kewajiban

(duties) Indonesia atas laut selebar 200 mil dan garis dasar di sekeliling kepulauan Indonesia

berdasarkan Pengumuman Pemerintah Tanggal 21 Maret 1980, yang kemudian di tuangkan

ke dalam UU No.5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Menyangkut

batas wilayah ZEE yang diatur di dalam undang-undang No.17 Tahun 1985 tentang

pengesahan UNCLOS yakni selebar 200 mil laut diukur dari Garis Pangkal Kepulauan, di

mana daftar koordinat ada dalam lampiran Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2002, kecuali

di segmen-segmen yang berhadapan dengan negara lain yang lebarnya kurang dari 400 mil

laut seperti di Laut Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Natuna, Laut Cina Selatan

yang berhadapan dengan Vietnam tetapi lebarnya kurang dari 400 mil laut, Laut Sulawesi,

Samudra Pasifik, Laut Arafura dan Laut Timor, Laut Hindia di sekitar pulau Christmas

(Australia), Laut Sawu. Hak berdaulat, hak-hak lain serta yurisdiksi dan kewajiban-kewajiban

Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif diatur di dalam Pasal 4 ketentuan UU No.5 Tahun

1983.

Zona Ekonomi Eklusif adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai, yang

mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di

16
dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di

atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa.

Kenapa wilayah ZEE yang 200 mil dari pantai itu penting? Karena wilayah area 200 mil laut

yang diberikan pada negara bersangkutan, mempunyai potensi sekitar 90% dari seluruh

simpanan ikan komersial, 87% dari simpanan minyak dunia, dan 10% simpanan mangan.

Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan. Salah satunya adalah

kepulauan Natuna yang merupakan gugusan kepulauan yang terletak di tengah-tengah Laut

China Selatan yang memisahkan Semenanjung Malaysia dan Sabah serta Sarawak.

Kepulauan Natuna terletak di kawasan laluan utama perdagangan antara Asia Timur dan Asia

Barat. Berpusatkan kota Ranai sebagai ibu negerinya, Kepulauan Natuna terdiri daripada 272

buah pulau yang terletak di barat laut Pulau Borneo

Adapun hak-hak dari negara pantai pada Zona Ekonomi Eksklusif ialah:

1. Hak Berdaulat (souvereign rights) untuk mengadakan eksplorasi dan eksploitasi,

konservasi dan pengurusan dari sumber kekayaan alam hayati atau bukan hayati dari

perairan, dasar laut dan tanah bawah

2. Hak berdaulat atas kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi seperti produksi

energi dari air dan angin

3. Yurisdiksi untuk pendirian dan pemanfaatan pulau buatan, instalasi dan bangunan,

riset ilmiah kelautan, perlindungan dan pembinaan dari lingkungan maritim.

Disamping itu negara pantai memiliki hak dan kewajiban penegakan hukumdan

perundangundangan sebagai berikut:

17
 Menaiki, melakukan inspeksi, menahan dan mengajukan ke pengadilan kapalkapal

beserta awaknya

 Bahwa kapal-kapal dan awaknya yang ditahan akan dibebaskan segera, setelah

dilakukannya pembayaran uang jaminan

 Negara pantai dalam melakukan penahanan kapal-kapal asing harus segera

memberitahukan perwakilan negara bendera kapal atas tindakan yang diambil dan

denda yang dikenakan

 terdapat suatu perjanjian internasional, negara pantai atas pelanggaran hukum dan

perundang-undangan penangkapan ikan dari Zona Ekonomi Ekskusif tidak

diperkenankan melakukan hukuman penjara

Di Zona Ekonomi Eksklusif tersebut, negara pantai mempunyai dan melaksanakan

- Hak berdaulat untuk melakukan eksplerasi dan eksplutasi, pengelolaan dan konservasi

sumber alam hayati dan non hayati

- Yuridiksi yang berhubungan dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut

- Hak dan kewajban-kewajiban lainnya berdasarkan konversi hukum laut yang berlaku

- Hak berdaulat negara pantai yang dimaksudkan di atas adalah tidak sama atau tidak

dapat disamakan dengan kedaulatan penuh yang dimiliki dan dilaksanakan Indonesia

atas laut wilayah, perairan Nusantara dan perairan pedalaman Indonesia

Kemudian di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tersebut, kebebasan pelayaran dan

penerbangan internasional serta kebebasan pemasangan kabel dan pipa bawah laut diakui

sesuai dengan prinsip-prinsip hukum laut internasional yang berlaku

Hak-hak dan kewajiban Indonesia sebagai negara pantai menurut hukum, sebagai berikut:

18
 Semua negara bebas dalam pelayaran, penerbangan, meletakkan kabel dan pipa di

bawah laut dan kebebasan-kebebasan internasional lain yang berhubungan dengan

pengoperasian kapal-kapal pesawat terbang dan kabel serta pipa di bawah laut.

 Jika terjadi perselisihan antara negara Indonesia dengan negara-negara lain di ZEE

Indonesia harus diselesaikan atas dasar keadilan (equitable solution) dengan

memperhatikan semua keadaan yang berkaitan (pasal 59)18 Dalam rangka pelestarian

sumber daya alam hayati di Zona Ekonomi Eksklusi

BAB III

19
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

elayaran Sesuatu yang berkaitan dengan angkutan perairan meliputi aspek kenavigasian,

kepelabuhanan, dan perkapalan beserta aspek keamanan dan keselamatannya. jenis-jenis

pelayaran dibagi dalam 3 kelompok yaitu : Pelayaran dalam negeri (Pelayaran nusantara,

Pelayaran lokal atau pelayaran jurusan tetap, Pelayaran rakyat, Pelayaran penundaan laut),

Pelayaran luar negeri (Pelayaran samudra dekat, Pelayaran samudra), dan Pelayaran khusus.

Syarat umum dalam berlayar yaitu : Pimpinan Kapal, harus mempunyai nahkoda (Nahkoda

sebagai Pemimpin kapal, nahkoda sebagai pemegang kewibawaan umum, nahkoda sebagai

jaksa atau abdi hukum, nahkoda sebagai pegawai catatan sipil, nahkoda sebagai notaris),

awak kapal atau anak buah kapal. Hak Pelayaran meliputi Berdasarkan Pasal 25A Undang-

undang Dasar 1945 amandemen ke-IV, undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, Undang-undang Nomor 17

tahun 2008 tentang pelayaran, dan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2005 tentang

Pemberdayaan Industri Pelayaran nasional.

Kenelayanan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disebut nelayan

adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Jenis-Jenis aktivitas

nelayan seperti menangkap ikan di laut, menanam rumput laut, menanam mutiara,

menangkap ikan hias, mendirikan keramba, menangkap Lobster, dan masih banyak lagi. Hak

tersebut yaitu Hak Penangkapan Ikan Tradisional (Tradisional Fishing Right) berdasarkan

hukum kebiasaan internasional,semua negara memiliki hak tradisional (traditionalright to

fish) untuk melakukan penangkapan ikan di laut lepas. Konsep hak tradisional untuk

melaksanakan penangkapan ikan di laut lepas didasarkan kepada kebebasan menangkap ikan

di laut lepas.

20
3.2 Saran

Laut merupakan tempat yang berpotensi untuk menghasilkan tambahan devisa Negara

melalui sumber daya lautnya selama dikelola dengan baik dan benar.Untuk itu laut harus

didukung dalam pelestariannya dan pengembangan peningkatan sumber daya lautnya untuk

masa depan.kekayaan alam yang perlu dijaga,dikelola dan dilestarikan untuk kegiatan

ekonomi, sosial, parawisata

DAFTAR PUSTAKA

21
http://supriadisabuktiono.blogspot.com/2018/01/v-behaviorurldefaultvmlo_21.html

http://nurjanajasman.blogspot.com/2016/06/pelayaran.html

https://dokumen.tips/documents/makalah-kemaritiman-pelayaran-dan-

http://supriadisabuktiono.blogspot.com/2018/01/v-behaviorurldefaultvmlo_21.html

22

Anda mungkin juga menyukai