Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK : IX

SAMINATA NIM G2D121061


ABDUL RACHMAT SALEH NIM G2D121059
1.1. Latar Belakang
Benua Maritim Indonesia (BMI). Secara fisik, BMI ini merupakan satu kesatuan antara darat, laut, dan
udara, yang bercirikan benua ditinjau dari sudut pandang iklim dan cuaca (klimatologi dan meteorologi),
keadaan airnya (oseanografi), tatanan kerak bumi (geologi dan geofisika), keragaman biota (biologi)
serta tatanan sosial-budayanya (antropologi). Selain sifat-sifat seperti tersebut, Indonesia terletak pada
peretemuan tiga lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Samudra
Hindia-Australia. Di sebelah Barat terdapat Paparan Sunda dengan laut dangkal, di tengah-tengah

tedapat palung-palung laut dalam, diujung Timur terdapat paparan Sahul dengan laut dangkal .

Luas wilayah Indonesia adalah 7,9 juta Km2 dari luas wilayah


tersebut, yakni 5,8 juta Km2 merupakan laut termasuk ZEE.
Indonesia mempunyai garis pantai sepanjang 81.000 km, dan
mempunyai sebanyak 17.508 pulau. sumber-sumber daya
wilayah pesisir dan laut yang penting untuk dikembangkan atau
dibangun seperti industri barang dan jasa, yang diperinci
sebagai berikut : Migas Lepas Pantai, Budidaya Laut, Perikanan,
Industri Perkapalan dan Pelayaran, Komunikasi, Telekomunikasi,
dan Transportasi, Wisata Laut/Pantai, Jasa Pelabuhan dan
Teknologi Kepelabuhan
Pelayaran merupakan bagian dari sarana transportasi laut sebagaimana amanat
Undang-Undang No.17 Tahun 2008 menjadi suatu yang sangat strategis bagi
wawasan nasional serta menjadi sarana vital yang menunjang tujuan persatuan dan
kesatuan nasional.
Pelayaran atau angkutan laut merupakan bagian dari transportasi yang tidak dapat
dipisahkan dengan bagian dari sarana transportasi lainnya dengan kemampuan
untuk menghadapi perubahan ke depan, mempunyai karakteristik karena mampu
melakukan pengangkutan secara massal.
Pelayaran merupakan sarana yang penting untuk menjaga keselamatan berlayar
bagi berbagai macam kapal

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas maka dapat


disimpulkan bahwa Pelayaran Sesuatu yang berkaitan dengan
angkutan perairan meliputi aspek kenavigasian, kepelabuhanan,
dan perkapalan beserta aspek keamanan dan keselamatannya.
Menurut Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1969, jenis-jenis pelayaran
dibagi dalam 3 kelompok, antara lain:

Pelayaran
Dalam Negeri
Pelayaran Pelayaran Pelayaran
Nusantara Lokal Rakyat

Pelayaran Pelayaran Luar Pelayaran


Penundaan Laut Negeri Samudra

Pelayaran Khusus
Sebelum pelayaran kita harus memenuhi syarat umum dalam berlayar sebagai berikut:

Pimpinan Kapal Awak kapal yang menjadi pimpinan umum diatas


kapal untuk jenis dan ukuran tertentu yang mempunyai wewenang
dan tanggung jawab tertentu dengan berbeda dengan nakhoda
kapal
Harus mempunyai nahkoda Nahkoda sebagai Pemimpin
kapal,Tugasnya selaku pemimpin kapal, mengandung arti nahkoda
merupakan pemimpin tertinggi  dalam  mengelola, melayarkan dan
mengarahkan kapal tersebut
Awak kapal atau anak buah kapal Anak buah kapal adalah semua
orang yang berada dan bekerja di kapal kecuali nahkoda, baik
sebagai perwira, bawahan (kelasi) atau supercargo   yang 
 tercantum dalam sijil anak  buah  kapal dan telah menanda tangani
perjanjian kerja laut dengan perusahaan pelayaran
1. Berdasarkan Pasal 25A Undang-undang Dasar 1945 amandemen ke-IV.
Yaitu Bisa melakukan transportasi pelayaran dalam melayani kebutuhan masyaraka
karena laut merupakan penghubung antar pulau sebab negara kita terdiri dari
pulau-pulau yang disatukan oleh laut.
2. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional  2005 – 2025 yaitu Dapat melakukan pengembangan
industri kelautan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan yang meliputi :
perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan
sumberdaya mineral, bangunan laut, dan jasa kelautan.Untuk mewujudkan
Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat Dan Berbasiskan
Kepentingan Nasional
3. Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran. Berhak
mendapatkan pelayanan dari pemerintah ketika mendapat masalah ketika
berlayar    baik di perairan indonesia maupun ketika berlayar di luar perairan
indonesia
4. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional. Dapat melakukan peneapan asas cabotage untuk
peningkatan Industri pelayaran Indonesia
Kenelayanan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disebut nelayan
adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam
perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif
melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Nelayan dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan. Nelayan
buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya
nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh
orang lain. Sedangkan nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan
tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain

Potret kehidupan nelayan kecil di pesisir memang


belum terlepas dari jerat rentenir, bahkan kian hari
jerat itu dirasakan semakin melilit. Utang ke rentenir
telah membuat nelayan terjebak dalam kemiskinan
terstruktur, sehingga kehidupan nelayan tak kunjung
sejahtera. Lebih parah lagi, ”pulang melaut
umumnya para nelayan hanya cukup membeli beras
sebanyak dua liter”, karena tersangkut pinjaman
rentenir dengan bunga yang ditetapkan mereka.
1 2 3
Menagkap Ikan Menanam Membudidayakan
Di Laut Rumput Laut Mutiara

4 5 6
Menangkap Ikan Mendirikan Menangkap
Hias Karamba Lobster
Untuk memberikan pemahaman tentang hak penangkapan ikan tradisional
maka terdapat kualifikasi dari hak penangkapan ikan tradisional, yaitu:

1. Keberadaan sebenarnya ikan-cukup lama Kegiatan ini harus ditetapkan


2. Daerah yang dikunjungi oleh para nelayan, yaitu, fishing
ground dikunjungi harus relatif konstan
3. Nelayan sendiri, dalam arti bahwa hak tersebut hanya diberikan
kepada para nelayan yang sama yang telah mengunjungi daerah secara
tradisional
4. untuk peralatan dan kapal yang digunakan serta jumlah tangkapan, dalam
arti bahwa untuk memenuhi syarat di bahwah meaning memancing
tradisional tepat penggunaan kapal harus latif tradisional
1. Pelayaran Sesuatu yang berkaitan dengan angkutan perairan meliputi aspek kenavigasian,
kepelabuhanan, dan perkapalan beserta aspek keamanan dan keselamatannya. 
2. Jenis-jenis pelayaran dibagi dalam 3 kelompok yaitu: Pelayaran dalam
negeri (Pelayaran nusantara, Pelayaran lokal atau pelayaran jurusan
tetap, Pelayaran rakyat, Pelayaran penundaan laut), Pelayaran luar negeri (Pelayaran samudra
 dekat, Pelayaran samudra), dan Pelayaran khusus. 
3. Syarat umum dalam berlayar yaitu: Pimpinan Kapal, harus mempunyai nahkoda (Nahkoda sebagai
Pemimpin kapal, nahkoda sebagai pemegang kewibawaan umum, nahkoda sebagai jaksa atau abdi
hukum, nahkoda sebagai pegawai catatan sipil, nahkoda sebagai notaris), awak kapal atau anak buah
kapal. 
4. Hak Pelayaran meliputi Berdasarkan Pasal 25A Undang-undang Dasar 1945 amandemen ke-IV,
undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional  2005–2025, Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran, dan Instruksi
Presiden Nomor 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran nasional.
5. Kenelayanan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disebut nelayan adalah orang
yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Jenis-Jenis aktivitas nelayan seperti
menangkap ikan di laut, menanam rumput laut, menanam mutiara, menangkap ikan hias,
mendirikan keramba, menangkap Lobster, dan masih banyak lagi. Hak tersebut yaitu Hak
Penangkapan Ikan Tradisional (Tradisional Fishing Right) berdasarkan hukum kebiasaan
internasional,semua negara memiliki hak tradisional (traditionalright to fish) untuk melakukan
penangkapan ikan di laut lepas. Konsep hak tradisional untuk melaksanakan penangkapan ikan di
laut lepas didasarkan kepada kebebasan menangkap ikan di laut lepas.
Laut merupakan tempat
yang berpotensi untuk
menghasilkan tambahan
devisa Negara melalui
sumber daya lautnya
selama dikelola dengan
baik dan benar. Untuk itu
laut harus didukung
dalam pelestariannya dan
pengembangan
peningkatan sumber daya
lautnya untuk masa
depan
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai