Anda di halaman 1dari 20

NEGARA

MARITIM
Materi
Pengertian Ciri-Ciri Potensi
Negara Maritim Negara Maritim Negara Maritim

Konsep Peraturan Permasalahan pada


Negara Maritim Negara Maritim Negara Maritim

Pengakuan Tantangan yang


Syarat-Syarat
Negara Maritim Dihadapi Negara
Negara Maritim
Maritim

Strategi Peran Indonesia


Mengatasi Masalah
Negara Maritim Sebagai Negara
Negara Maritim
Maritim
PENGERTIAN NEGARA MARITIM
 Negara maritim  negara yang mana berada di dalam
kawasan / teritorial laut yang memang sangat luas, selain
itu juga ada definisi lain yaitu negara yang mana memiliki
banyak pulau, selain itu juga negara yang mana memiliki
wilayah kekuasaan laut yang luas dan juga tersimpan
berbagai kekayaan yang berasal dari sumber daya alam
yang ada di wilayah tersebut.
 Menurut Muffin, negara maritim adalah negara yang banyak
dikelilingi oleh wilayah laut dan perairan.
 Menurut Merman, arti maritim adalah wilayah laut. Negara
maritim adalah negara yang sebagian besar penduduknya
bekerja diwilayah perairan.
 Pengembangan antara kawasan andalan laut dan
pulau-pulau kecil lainnya dengan kawasan
andalan di darat dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi
 Mendorong perkembangan pada kawasan-
Konsep kawasan tertinggal belum tersentuh oleh progam
pembangunan, menggali potensi sumber daya
Negara alam dan menciptakan kawasan-kawasan potensi
Maritim ekonomi baru. Bertujuan meningkatkan kapasitas
ekonomi kawasan di wilayah perbatasan dengan
negara tetangga, kepulauan terpencil, kawasan
terisolir, kawasan tertinggal lainnya di KTI.
Lanjutan Konsep...
Agar upayatersebut dapat efektif
dan efisien  pengaturan Prinsip penataan ruang
kegiatan pembangunan yang diantaranya :
meliputi : • Menjamin pemanfaataan
• Pengelolaan Kawasan Produksi
• Penataan Permukiman dan
yang berkelanjutan.
Pengembangan Infrastruktur • Berkeadilan
dan Transportasi • Perlindungan terhadap
• Penatagunaan Sumber Daya berbagai habitat
Alam
• Pengelolaan Kawasan Lindung
• Keterbukaan
(termasuk kelestarian • Partisipasi masyarakat
lingkungan)
Syarat menjadi negara maritim :
Menurut Mahan, terdapat 6 (enam) syarat sebuah negara menjadi negara maritim
yaitu, lokasi geografis, karakteristik dari tanah dan pantai, luas wilayah, jumlah
penduduk, karakter penduduk, dan lembaga pemerintahan. Sedangkan, menurut
Edib ada tiga syarat untuk menjadi negara maritim sebagai berikut :

Negara maritim
Kemampuan mengelola adalah membentuk
aset yang ada diwilayah rezim maritim yang
perairan. Potensi sumber Kemampuan mengatur mengenai
daya ikan Indonesia mengelola tata kelola sumber
sangat besar. akses daya manusia, ilmu
dan teknologi serta
regulasi.
Untuk dikatakan sebagai negara
maritim maka negara tersebut

a
mempunyai ciri sebagai negara maritim

im ar
diantaranya adalah sebagai berikut :

rit eg
:
Ma iri N
Wilayahnya dipenuhi/dikelilingi оlеh
-C

laut
ri
Ci

Penduduk negara maritim banyak


bermata pencaharian ѕеbаgаі nelayan

Termasuk negara kepulauan

Hasilnya banyak ditemukan dі


laut
Negara tеrѕеbut menjadikan laut
ѕеbаgаі penopang pertumbuhan
ekonomi.
PERATURAN BIDANG KEMARITIMAN
 Peraturan tersebut antara lain Kitab Undang-undang Hukum
Dagang/KUHD (Wet Bock Van Koophandel), UU No. 4 Prp
Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia, dan UU No. 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
 UU No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia,
 UU No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations
Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan
Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut),
 UU No. 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
n  Pengakuan Internasional  Indonesia merupakan
u a Negara Kepulauan tercapai dalam UNCLOS 1982.
k
a ra
g
n ga  UNCLOS 1982 memberikan kewenangan dan
e
P Ne itim memperluas wilayah laut Indonesia dengan segala
ar ketatapan yang mengikutinya.
M  Perluasan wilayah Indonesia dalam UNCLOS 1982
tidak hanya wilayah laut tetapi juga wilayah udara.
 Dalam UNCLOS 1982 dikenal delapan zona pengaturan
(regime) yang berlaku di laut, yaitu (1) perairan
pedalaman (internal waters), (2) perairan kepulauan
(archipelagic waters), (3) laut teritorial (teritorial
waters), (4) zona tambahan (contiguous zone), (5) Zona
Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone), (6)
landas kontinen (continental shelf), (7) laut lepas (high
seas), dan (8) kawasan dasar laut internasional
(international seabed area).
POTENSI NEGARA MARITIM

A. PERIKANAN TANGKAP
Perikanan tangkap sebagian besar dilakukan di laut,
terutama di sekitar pantai dan landasan kontinen.
Faktor yang mempengaruhi perikanan tangkap antara
lain:
• Topografi laut
• Biomassa
• Perairan dekat pantai
POTENSI NEGARA MARITIM

B. PERAIRAN DEKAT PANTAI


Perikanan budidaya merupakan budidaya organisme air,
termasuk ikan, moluska, kurstasea dan flora air.
Budi daya perikanan meniru sistem yang terdapat di alam
untuk membiakan dan membesarkan ikan. Jenis Perikanan
Budidaya antara lain:
• Budidaya kerang hijau
• Budidaya teripang
• Budidaya mutiara
• Budidaya lele
• Budidaya bawal, dll,
POTENSI NEGARA MARITIM

C. INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN


 Industri pengolahan hasil perikanan merupakan kegiatan yang
mentransformasikan bahan-bahan hasil perikanan sebagai
input menjadi produk yang memiliki nilai tambah atau nilai
ekonomi lebih tinggi sebagai outputnya.
 Efeknya pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional.
 Peran industri pengolahan hasil perikanan  penyedia
lapangan kerja, sumber devisa negara, peningkatan kesehatan
dan kecerdasan bangsa (konsumsi ikan), serta berperan dalam
pemerataan dan pendistribusian dari hasil produksi perikanan.
PERMASALAHAN PADA NEGARA MARITIM
Terdapat permasalahan dalam konteks posisi Indonesia sebagai Negara Kepulauan, yaitu:

 Bangsa Indonesia sampai saat ini belum memiliki kebijakan nasional tentang pembangunan
Negara Kepulauan yang terpadu. Kebijakan yang ada selama ini hanya bersifat sektoral, padahal
pembangunan di Negara Kepulauan memiliki keterkaitan antarsektor yang tinggi;
 Lemahnya pemahaman dan kesadaran tentang arti dan makna Indonesia sebagai Negara
Kepulauan dari segi geografi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya;
 Sampai saat ini negara belum menetapkan batas-batas wilayah perairan dalam. Padahal, wilayah
perairan dalam mutlak menjadi kedaulatan bangsa Indonesia. Artinya tidak boleh ada satupun
kapal asing boleh masuk ke perairan dalam Indonesia tanpa izin; dan
 Lemahnya pertahanan dan ketahanan negara dari sisi matra laut yang mencakup;
 Belum optimalnya peran pertahanan dan ketahanan laut dalam menjaga keutuhan bangsa dan
negara;
 Ancaman kekuatan asing yang ingin memanfaatkan perairan ZEEI;
 Ancaman kekuatan asing yang ingin memanfaatkan perairan ZEEI;
Tantangan Yang Dihadapi
Negara Maritim

1. TANTANGAN GEOGRAFI
 Wilayah Indonesia terdiri atas 13.487 dan 81.000 km garis pantai.
 Jumlah dan lokasi provinsi kepulauan Indonesia relatif banyak sehingga
diperlukan konektivitas antar pulau.
 Indonesia memiliki luas wilayah 5,180,053 km², dengan luas daratan 1,922,570
km² (37.11%) dan luas perairan 3,257,483 km² (62.89%).
 Data tersebut jelas memperlihatkan bahwa 62,89% wilayah Indonesia terdiri dari
perairan.
 8 provinsi yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan laut, yaitu:
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tenggara, Maluku Utara, dan Maluku. Di provinsi-provinsi tersebut,
pembangunan sektor maritim menjadi sangat penting.
Lanjutan Tantangan...

2. TANTANGAN DEMOGRAFI
 Jumlah penduduk dan piramida usia penduduk
juga menjadi tantangan bagi Indonesia.
 Ketersebaran lokasi penduduk yang tinggal di
6.000-an pulau di Indonesia menjadi pekerjaan
rumah tersendiri untuk meningkatkan pendidikan
sumber daya manusia (SDM)-nya.
 Kwalitas SDM masih menjadi tantangan
LANJUTAN TANTANGAN...

3. TANTANGAN EKONOMI REGIONAL DAN ANGGARAN


PEMERINTAH
 Ketimpangan Kontribusi PDB wilayah Jawa dan Sumatera
memberikan kontribusi sebesar 81,24%, sedangkan wilayah
Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku
berkontribusi hanya sebesar 18,76%
 Ketimpangan juga bisa dilihat dari pergerakan peti kemas di tiga
pelabuhan di Jawa dan Sumatera sebesar 61%, sedangkan
wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua, dan
Maluku hanya sebesar 49%. Dari data-data ini terlihat bahwa
Indonesia bagian barat berperan sebagai penopang ekonomi
nasional, sedangkan wilayah timur tertinggal
LANJUTAN TANTANGAN...

4. TANTANGAN INFRASTRUKTUR MARITIM


 Tantangan infrastruktur maritim mencakup tiga aspek, yaitu: industri manufaktur
maritim (jumlah, sebaran lokasi, dan kapasitas industri galangan kapal nasional),
industri pelayaran nasional (jumlah, jenis, kapasitas, dan umur armada kapal
nasional), dan pelabuhan laut nasional (jumlah, kelas, dan sebaran lokasi
pelabuhan laut).
 Jumlah galangan kapal nasional sebanyak 250 galangan. Galangan kapal tersebut
terpusat di wilayah barat Indonesia (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan), yaitu
sebesar 88% (220 galangan). Jumlah galangan di wilayah timur (Sulawesi, Bali,
Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku) sebesar 12% (30 Galangan). Perbandingan
tersebut terlalu jauh, sehingga perlu pemerataan industri manufaktur dan
infrastruktur maritim.
 Ketersebaran pelabuhan laut nasional juga menjadi permasalahan. Pelabuhan
komersil di wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan sebanyak 65% (46
pelabuhan), di wilayah Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku
sebanyak 35% (25 pelabuhan).
 Memperkuat budaya maritim,
kedaulatan pangan di laut,
insfrastruktur yang berkaitan dengan

a
ar Ne si
m r
M ah t a
i ti ga
konektivitas maritim, diplomasi
a l ga
as e n

maritim, dan kekuatan pertahanan


M

maritim.
M

 Riset Maritim Nasional


 Pemerataan kesejahteraan
 Perbaikan kebijakan dan manajemen
pengelolaan wilayah maritim
 Peningkatan SDM
Tugas
Buat Malakah Minimal 20 Lembar
Per Bab pertemuan 1-7
Menulis PPT 1-7 kemudian Scan
Kumpul taggal 15 Nov melalui
Google drive
Thank You

Anda mungkin juga menyukai