INDONESIA
Dengan 1982
UNCLOS pengakuan
merupakan tersebut,
Hukum Laut
yang diperjuangkan
Indonesia telah mendapatIndonesia
jaminan
selama
atas
lebih dari 25sebagai
hak-haknya tahun negara
untuk mengatur
maritim,
ketentuan-ketentuan
namun demikian tentang
Indonesiaperairan
juga
pedalaman
dituntut untuk
(Inland
memenuhi
waters),kewajiban
perairan
kepulauan
dan tanggungjawabnya
(Archipelagic waters),dalamlaut
wilayah/teritorialsumberdaya
mengelola (Territorial waters),
yang
landas kontinen
terkandung didalamnya
(Continental termasuk
Shelf),
zona ekonomi eksklusif
hubungannya dengan
(ZEE) dandunia
zona
tambahan. seperti pengaturan alur
internasional
lalulintas internasional dan
perundingan batas perairan dengan
negara lain
PENDAHULUAN
NEGARA PENDAHULUAN
MARITIM/KEPULAUAN/
MARKEP
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN
DAN KELAUTAN INDONESIA
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (Archipelagic State in the world), memiliki potensi
dan kekayaan laut yang cukup besar dan diperkirakan mencapai nilai lebih dari US$ 171 milyar per tahun
1. Sumberdaya Perikanan : 65 juta ton/ tahun, namun masih 20% yang dimanfaatkan.
Nilai Eknomi US$ 47.000.000.000/tahun, US$ 32.000.000.000/th (IPB, 1997) ditambah kerugian illegal
fishing dari tahun 2001 – 2013 di laut Arafuru Rp.520.000.000.000.000 ( 520 T ).
2. Wilayah Pesisir : 95.181 km dengan luas wilayah laut 5,4 juta km2 (Luas teritorial 7,1 km 2. Kontribusi
perekonomian US$ 82.000.000.000/ tahun, US$ 56.000.000.000/th (ADB 1997),
3. Garam : US$ 28.000.000.000.
4. Wisata Bahari : US$ 29.000.000.000/ tahun, US$ 2.000.000.000/th (DEPBUDPAR, 2000),
5. Bioteknologi Kelautan : US$ 330.000.000.000/ tahun, US$ 40.000.000.000/th (PKSPL-IPB, 1997),
6. Minyak Bumi : 70% dari dari laut. Terdapat sebanyak 40 dari 60 cekungan potensial
yang mengandung minyak bumi dan gas yang terletak di lepas pantai. :
US$ 21.000.000.000/th (ESDM 1999)
Sedangkan 14 lainya terdapat di pesisir laut dan hanya 6 yang terdapat di daratan.
7. Energi Terbarukan : Energy arus laut, energy pasang surut, energy gelombang
laut, energy biofuel alga dan energy panas laut US$ 80.000.000.000/ tahun
8. Transportasi Laut : US$ 90.000.000.000/ tahun,
US$ 20.000.000.000/th (DMI, Bappenas, Dephub 2003).
9. Seabed Mineral :US$ 256.000.000.000/ tahun
10. Industri Jasa Maritim : US$ 72.000.000.000.000/ tahun
SUMBERDAYA
PERIKANAN
PDB Norwegia : 25 %
2. Kedua menegakkan kedaulatan secara nyata di laut dan mengelola wilayah laut nasional;
3. Ketiga membangun tata kelola kelautan yang efektif dan efisien, untuk mensinergikan
pembangunan kelautan lintas sektor;
Efan W, 2014
INDONESIA
DARI NEGARA NEGARA KEPULAUAN MENUJU
NEGARA MARITIM
Efan W, 2014
KONDISI EKSISTING DI BEBERAPA DAERAH
Berdasarkan pengamatan di Tg-Pinang-Provinsi Kepri, Yogjakarta, Denpasar-Bali,
Kendari-Sulteng dan Kota Bitung-Menado-Provinsi Sulawesi Utara, 40-50 % tidak
mengetahui, namun secara umum Hak dan Kewajiban Negara Kepulauan
(UNCLOS 1982) Menuju Negara Maritim telah dipahami dan implementasinya
telah tersirat dalam beberapa kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan disetiap SKPD dan Lantamal, walau belum sepenuhnya sesuai
dengan yang diharapkan terutama dikaitkan dengan kesiapan dalam
menghadapi berlakunya perjanjian Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asean
Economic Community (AEC) 2015.
Di Sulawesi Utara telah dibangun IHP (International Hub Port) di Kota Bitung,
untuk mengembangkan dan mengumpulkan produk wilayah timur. Di wilayah
Kepri kedepan perlu juga dikembangkan untuk mendukung Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas) Kementerian Perhubungan dan penyeimbang fasilitas
kegiatan perdagangan negara tetangga.
Terkait dengan UNCLOS 1982 yang telah diratifikasi dengan Undang-undang nomor 17 Tahun
1985, sampai saat ini Indonesia belum memiliki UNDANG-UNDANG INDUK yang mengatur
bidang kelautan. Sementara itu dari masing-masing sektor telah menerbitkan peraturan
perundang-undangan yang sesuai dengan nomenklatur kementerian masing-masing.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, hal ini cenderung menimbulkan konflik dan tumpang
tindih kewenangan. Dengan adanya Undang-Undang Kelautan, diharapkan dapat menjadi
payung hukum bagi seluruh peraturan perundang-undangan sektoral di bidang kelautan.
PELABUHAN BITUNG
PELABUHAN SAMUDERA BITUNG
INTERNATIONAL HUB PORT IHP BITUNG
PELABUHAN SAMUDERA BITUNG
MARINA BATAM
Marina Batam
PELABUHAN PERIKANAN KEPULAUAN RIAU
PELABUHAN LAUT KENDARI
elabuhan Laut Kendari
PELABUHAN PERIKANAN KENDARI
KONDISI EKSISTING DI BEBERAPA DAERAH
PELABUHAN PERIKANAN SAMODRA BALI
Pelabuhan Perikanan Bali
PELABUHAN DI YOGJAKARTA
PELABUHAN PERIKANAN KALIMANTAN
SELATAN
PELABUHAN PERIKANAN KALIMANTAN
SELATAN
PRODUKTIVITAS PERAIRAN KALIMANTAN SELATAN
PRODUKTIVITAS PERAIRAN SELATAN JAWA
(Saline Indonesian Tilapia)
(Saline Indonesian Tilapia)
Saline Indonesian Tilapia
Saline Indonesian Tilapia
TERIMA KASIH
www.dekin.kkp.go.id
www.facebook.com/dewankelautan
@dewankelautanid