PERIKANAN
Perkembangan Zaman
Indonesia negara kepulauan dan letaknya strategis
Dari segi ekonomi, dengan adanya Dari segi politik, ketentuan hukum laut
kantong-kantong laut bebas, berarti yang lama sangat membahayakan keutuhan
negara-negara asing bebas untuk wilayah dan kesatuan nasional negara
melakukan penangkapan ikan, dan Indonesia. Selama perairan antarpulau-
dengan kemajuan teknik penangkapan pulau di Indonesia masih merupakan
ikan yang mereka miliki dapat bagian-bagian laut bebas, maka selama itu
menghabiskan sumber-sumber ikan di pula bangsa Indonesia merasa terpisah-
sekitar pantai Indonesia pisah satu sama lain.
NEGARA KEPULAUAN
“Bahwa segala perairan di sekitar, di antara
Konsepsi Negara Kepulauan dan yang menghubungkan pulau-pulau atau
bagian-bagian pulau yang termasuk daratan
Negara Republik Indonesia dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah
Deklarasi
bagian-bagian yang wajar daripada wilayah
Djuanda
daratan Negara Republik Indonesia dan
1957
dengan demikian merupakan bagian dari
perairan nasional yang berada di bawah
UNCLOS 1982 mengatakan kedaulatan mutlak dari Negara Republik
bahwa negara Kepulauan boleh Indonesia. Lalu lintas damai di perairan
menarik garis pangkal lurus pedalaman ini bagi kapal asing terjamin
kepulauannya. Kemudian garis selama dan sekedar tidak bertentangan
pangkal lurus ini akan dengan kedaulatan & keselamatan Negara
dipergunakan sebaai pedoman Indonesia. Penentuan batas laut teritorial
untuk menentukan laut teritorial, yang diukur dari garis-garis yang
zona tambahan, zona ekonomi menghubungkan titik-titik yang terluar pada
eksklusif dan landas kontinen pulau-pulau negara Indonesia akan
ditentukan dengan Undang-Undang”
Rezim Laut; UNCLOS 1982
• Laut Teritorial (Territorial Sea)
• Zona Tambahan (Contiguous Zone)
• Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive
Economic Zone)
Deklarasi Djuanda 1957 • Landas Kontinen
Konsep Wawasan Nusantara • Laut Bebas
konsep politis dan ideologis,
dengan laut sebagai perekat
bangsa Rezim Laut Indonesia
• Laut Teritorial (UNCLOS
UNCLOS 1982)
1982
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa • Perairan Dalam (Internal
(PBB) tentang Hukum Laut Waters)
• Perairan Nusantara
Indonesia mempunyai hak berdaulat untuk (Archipelagic Waters)
melakukan kegiatan pemanfaatan • Laut Kewenangan Daerah
sumberdaya hayati maupun nonhayati (Provinsi, Kabupaten/Kota
dalam Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas
Kontinen; ZEE dan Landas Kontinen bukan
wilayah kedaulatan
Wilayah Perairan
Indonesia
sebelum
Deklarasi
Djuanda
Wilayah Perairan
Indonesia setelah
Deklarasi
Djuanda
UNCLOS 1982
mengatakan
bahwa negara
Kepulauan boleh
menarik garis
pangkal lurus
kepulauannya.
Kemudian garis
pangkal lurus ini
akan
dipergunakan
sebaai pedoman
untuk
menentukan laut
teritorial, zona
tambahan, zona
ekonomi eksklusif
dan landas
kontinen
Hak Lintas Damai (bab II, Bagian 3 UNCLOS1982)
Negara Kepulauan dapat menangguhkan sementara lintas damai kapal asing apabila
penangguhan demikian sangat diperlukan untuk melindungi
keamanannya.Penangguhan tersebut dilakukan tanpa diskriminasi formal maupun
diskriminasi nyata
Hak Tradisional negara-negara tetangga seperti kabel-kabel laut yang ada dan
perikanan tradisional
Doktrin Kedaulatan
Negara pantai tidak mempunyai dominiue/hak milik tapi hanya imperium. Laut wilayah
terdiri atas bagian laut dan kedaulatan negara pantai atas laut tersebut ditentukan
berdasarkan Konvensi
Permukaan laut secara horizontal dibagi atas beberapa zona dan yang
palin dekat dari pantai dinamakan laut wilayah yang sepenuhnya
tunduk pada kedaulatan negara pantai. Laut wilayah adalah bagian
yang paling dekat dari pantai yang pada umumnya dianggap sebagai
lanjutan dari daratannya dan di atas mana negara pantai tersebut
mempunyai kedaulatan. Batas lebar laut wilayah (UNCLOS 1982)
adalah 12 mil diukur dari titik-titik terluar dari pulau terluar. Setelah
negara menetapkan laut wilayahnya, maka di batas wilayah tersebut
negara mempunyai hak kedaulatan yang berwenang untuk
menetapkan hak lintas damai, batas wilayah teritorialnya, dan hak
untuk penangkapan ikan
Zona Tambahan (Contiguous Zone)
• Zona tambahan adalah zona dengan lebar laut 12 mil dihitung dari batas laut
teritorial
• Zona ini bukan wilayah kedaulatan negara pantai atau negara kepulauan, tetapi
dapat dimanfaatkan oleh negara pantai dan negara kepulauan untuk tujuan:
(Pasal 33 UNCLOS 1982)
• Kepabeanan
• Fiskal
• Imigrasi
• Kesehatan (karantina tanaman dan binatang)
Zona tambahan merupakan zona transisi antara laut wilayah dan laut bebas, yang
berfungsi untuk mengurangi kontras antara laut wilayah yang tunduk pada kedaulatan
negara pantai dengan lsut bebas yang berlaku prinsip freedom of the sea
Hak-hak dalam zona tambahan adalah Hak preventif dan perluasan kewenangan.
Negara pantai dapat melaksanakan kewenangan dalam bidang keamanan yang terbatas
untuk mengawasi pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal,
imigrasi, saniter di wilayah tersebut. Perluasan kewenangan diterapkan dengan
pemberlakuan pidana nasional manakala terjadi pelanggaran di laut teritorial negara
pantai juga meliputi hak pengejaran seketika.
Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone)
• Pasal 56 UNCLOS 1982: Negara pantai dan negara kepulauan diberikan
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) selebar 200 mil diukur dari garis
pangkal yang sama, dgn ketentuan sbb:
• Hak berdaulat (sovereign rights) untuk:
• Eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan dari sumberdaya
hayati dan nir-hayati di perairan di atas dasar laut dan di dasar laut
serta tanah di bawah dasar laut,
• Kegiatan terkait dengan eksploitasi dan eksplorasi ekonomis seperti
produksi energi dari air laut, arus dan angin
Bilamana surplus
– Wajib memberi kesempatan kepada negara lain utk memanfaatkannya di
kawasan yang sama, khususnya negara tak berpantai atau negara yang kurang
beruntung secara geografis