FGD DALAM BINGKAI WEBINAR BERSERI-SATELIT #4

“Pengembangan Decision Support System Sektor Kemaritiman untuk Mendukung

Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap dan Keselamatan Pelayaran di Indonesia”

PENYELENGGARAAN DAN KEGIATAN

OPERASIONAL PERHUBUNGAN LAUT DI
INDONESIA
K E M E N TE R IA N P E R H U B U N G A N RI
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Jakarta, 20 APRIL 2021

KONSTELASI NEGARA INDONESIA
 267 Juta Penduduk
 7,8 Juta km2 Area Yuridis

 5,9 Juta km2 Area Yuridis Laut  16.056 Pulau

 1.9 Juta Km2 Daratan

 34 Provinsi
 95.000 km Garis Pantai
 416 Kabupaten
 3 Jalur Pelayaran Strategis
 98 Kota
 Di Antara Asia & Australia

BIAYA LOGISTIK

INFRASTRUKTUR KURANG MEMADAI –

KETIDAKSEIMBANGAN KARGO

KONEKTIVITAS FINANSIAL

DAERAH TERLUAR – DAERAH PERBATASAN – DAERAH TERLUAR – DAERAH PERBATASAN –

DAERAH BELUM BERKEMBANG DAERAH BELUM BERKEMBANG

2
ARAH KEBIJAKAN UTAMA TRANSPORTASI LAUT 2020-2024
PERWUJUDAN LOGISTIK MARITIM DI DALAM NEGERI
PENINGKATAN KONEKTIVITAS TERHADAP
1 JARINGAN PELAYARAN INTERNASIONAL
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA DAN
PRASARANA KESELAMATAN
2
3 PENGEMBANGAN PELABUHAN HUB
INTERNASIONAL DAN PELABUHAN PENDUKUNG
TOL LAUT
PENINGKATAN COMPLIANCE TERHADAP
STANDAR/REGULASI INTERNASIONAL 4
5 PENINGKATAN KETERPADUAN ANTARMODA DAN
PENINGKATAN KUALITAS KESELAMATAN
DAN PELAYANAN PUBLIK DI PELABUHAN 6 ANTAR WILAYAH

7
PENINGKATAN TEKNOLOGI INFORMASI

PEMANFAATAN PEMBIAYAAN ALTERNATIF

8
9 REVITALISASI KELEMBAGAAN DITJEN
PERHUBUNGAN LAUT
10
3
RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL - LOKASI & HIERARKI - KEBIJAKAN UTAMA
KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL
diarahkan dalam upaya:
1. MENDORONG INVESTASI SWASTA
2. MENDORONG PERSAINGAN
3. PEMBERDAYAAN PERAN PENYELENGGARA
PELABUHAN
4. TERWUJUDNYA INTEGRASI PERENCANAAN
5. MENCIPTAKAN KERANGKA KERJA HUKUM DAN
PERATURAN YANG TEPAT SERTA FLEKSIBEL
6. MEWUJUDKAN SISTEM OPERASI PELABUHAN YANG
AMAN, TERJAMIN SERTA OPTIMAL
7. MENINGKATKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
MARITIM
8. MENGEMBANGKAN SUMBERDAYA MANUSIA

Data Pelabuhan Data Armada

SESUAI KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP 432

TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL J.O
KP 30 TAHUN 2020

PELABUHAN MELAYANI ANGKUTAN LAUT :

636
 28 PELABUHAN UTAMA
 164 PELABUHAN PENGUMPUL
 166 PELABUHAN PENGUMPAN REGIONAL
 278 PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL Posisi 01 April 2021 total armada
sebanyak 21.845 kapal (31 juta GT),
bila dibandingkan dengan bulan Mei
1321 RENCANA LOKASI PELABUHAN 2005 yang total armadanya sebanyak
6.041 unit kapal (5,67 juta GT) maka
57 TERMINAL (BAGIAN DARI PELABUHAN UMUM) terjadi peningkatan jumlah armada
sebanyak 15.804 kapal.
4
 USAHA JASA TERKAIT DENGAN ANGKUTAN DI PERAIRAN
Untuk Kelancaran kegiatan angkutan di perairan dapat diselenggarakan
Usaha Jasa Terkait dengan Angkutan di Perairan, berupa :

PP 20/10
 BONGKAR MUAT BARANG  TALLY MANDIRI
 JASA PENGURUSAN  DEPO PETI KEMAS
TRANSPORTASI  KEAGENAN AWAK KAPAL
 KEAGENAN KAPAL

 PENGELOLAAN KAPAL (SHIP

 ANGKUTAN PERAIRAN MANAGEMENT)
PELABUHAN  PERANTARA JUAL BELI DAN/ATAU
 PENYEWAAN PERALATAN SEWA KAPAL (SHIP BROKER)
ANGKUTAN LAUT/PERALATAN  PERAWATAN DAN PERBAIKAN KAPAL
JASA TERKAIT DENGAN (SHIP REPAIRING AND MAINTENANCE).
ANGKUTAN LAUT
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT TAHUN 2021

TOL LAUT PSO PELNI

30 TRAYEK. 26
TRAYEK

KAPAL
KAPAL PERINTIS
TERNAK
118 TRAYEK 6 TRAYEK

6
 DATA MUATAN TOL LAUT 2020
TOTAL JUMLAH MUATAN
MUATAN BALIK : 4303 MUATAN BALIK MUATAN BERANGKAT 1296
1239
MUATAN BERANGKAT : 13852

1051
964 987
922

820
770
726
676 686
615 605
521 559 534
502 499
412 442 426 426
365 401
352 326

221 245
206

101

7 0 10 14 3 1 20 88 47 70

H-1 H-2 T-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 T-7 T-8 T-9 T-10 T-11 T-12 T-13 T-14 T-15 T-16 T-17 T-18
PENGEMBANGAN DIGITALISASI

Digitalisasi
Pelayanan
Digitalisasi
pelabuhan pada
Perizinan pada
inaportnet
aplikasi simlala

https://simlala.dephub.go.id/s
imlala/

https://inaportnet.dephub.go.id/s
ite/login
Tracking distrubusi barang Transparansi dan
dan ternak di area 3TP Efisiensi pada
pada aplikasi sitolaut dashboard
monitoring
https://sitolaut.dephub.go.id/

8
PEMBERLAKUAN PM 7/2019
Peraturan
Menteri ini mulai
berlaku setelah
6 (enam) bulan
terhitung sejak
tanggal
diundangkan

PM 7 Tahun 2019
Efektif
diberlakukan
pada tanggal
20 Agustus 2019

PM 58 Tahun 2019
Mengenai
Pemberlakuan
Sanksi Administratif
Bagi Kapal Yang
Menggunakan AIS
Klas B Diberlakukan
Pada Tanggal
20 Februari 2020
 STASIUN RADIO PANTAI (SROP)

95°E 100°E 105°E 110°E 115°E 120°E 125°E 130°E 135°E 140°E

Sabang(2)
Lhokseumawe(4A)
5° 5°
MALAYSIA
Natuna(4B)
Karakelong Pacific Ocean
BELAWAN(1) Natuna
Nunukan) Tahuna(4A)
Tapaktuan(4A) K. Tanjung(4A) Celebes Sea Sangihe
Anambas
Tarakan(3)
Semeulue SINGAPORE Bunguran Morotai
Sibolga (3) Manad(4A)
Tg. Uban(3) Ternate(3)
DUMAI(1)
Nias Sei Kolak Kijang(3) Sintete Toli-toli(4A) Kuandang
Gunung Sitoli Batu Ampar(3) BITUNG(1) Halmahera
0° Lingga Pontianak(3) Pantoloan(3) Gorontalo Waigeo Supiori 0°
Kuala TungkalBatu
(4B) Ampar(3)
Singkep Samarinda(3)
Poso(4A) Manokwari(3)
Bacan Biak(3)
Siberut Jambi(3)
Maya
Pangkal-balam(4A) Teluk air Kalimantan Obi
Sorong(2) Numfoor
Yapen
Balikpapan(2) Peleng
Teluk Bayur(2) Mamuju
Muntok(4A) Karimata Ketapang(4A)
Sipora SUMATERA SULAWESI Kolonedale Sula MALUKU Misool
PALEMBANG(1) Bangka Sampit(4A) Sanana(4A) Fak-fak(4A) JAYAPURA(1)
Belitung Bajue Seram
Banjarmasin(2) Buru
Pagai Kumai(4A) Pare-pare(4A) Kendari(3) IRIAN JAYA
Bengkulu(4A) Batulicin(4A)
Wowani
5° Enggano Laut AMBON(1) 5°
Java Sea Buton
Panjang(3) Cirebon(3) Tual(4A) Kai
Bawean
MAKASSAR(1) Bau-bau(3) Banda Sea Agats(4A)
Tegal(4A)
Cigading(4A)

JAKARTA(1) Rembang
Aru
Krakatau Semarang(2) Madura Selayar
Flores Sea Damar
JAWA SURABAYA(1) Klianget(4A) Bima(4A)
Wetar
Saumlaki(4A) Kelepom
Cilacap(2) Meneng(4A) Lombok
Mumere(4A) Alor
Komodo Babar Tanimbar
Bali
Sumbawa Flores Leti Merauke(3)
Timor
Dili
Arafuru Sea
10° Benoa(3) Lembar(3) Sumba Ende(4A) 10°
Kupang(2)
Indian Ocean Sawu
Roti

95°E 100°E 105°E 110°E 115°E 120°E 125°E 130°E 135°E 140°E

• SROP GMDSS – 110 Stasiun (meliputi A1, A2 dan A3)

• SROP GMDSS Non GMDSS – 40 stasiun
DIREKTORAT KENAVIGASIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
 VESSEL TRAFFIC SERVICE (VTS)
Pasal 5, PM No 26 tahun 2011

FUNGSI VESSEL TRAFFIC SERVICES (VTS)

a. Memonitor lalu lintas pelayaran dan alur lalu lintas

pelayaran;
b. Meningkatkan keamanan lalu lintas pelayaran;
c. Meningkatkan efisiensi bernavigasi;
d. Perlindungan lingkungan;
e. Pengamatan, pendeteksian, dan penjejakan kapal di
wilayah cakupan VTS;
f. Pengaturan informasi umum;
g. Pengaturan informasi khusus; dan
h. Membantu kapal-kapal yang memerlukan bantuan
khusus.

DIREKTORAT KENAVIGASIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
 PETA SEBARAN VTS DITJEN HUBLA
VTS BELAWAN

VTS SUB CENTER DUMAI VTS TARAKAN

VTS BITUNG
VTS CENTER
BATAM
VTS VTS SORONG
SAMARINDA
VTS BINTUNI
VTS PONTIANAK
VTS TELUK
BAYUR VTS
VTS BALIKPAPAN
PALEMBANG VTS BANJARMASIN

VTS PANJANG
VTS SEMARANG VTS MAKASSAR
VTS BATULICIN
VTS MERAK

VTS SURABAYA
VTS BENOA
VTS LEMBAR
VTS TG.PRIOK
VTS CIREBON

Jumlah Keseluruhan VTS Ditjen Hubla : 23 Stasiun

DIREKTORAT KENAVIGASIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
 TERIMA KASIH
-2021-

DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN LAUT

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta
GEDUNG KARYA LANTAI 20
Telp. +62 21 3811308, 3505006
Fax. +62 21 3522338