Anda di halaman 1dari 27

SIMPLIFIKASI

PROSES BISNIS

Dit. Teknis Kepabeanan


Maret 2021
PENATAAN EKOSISTEM LOGISTIK NASIONAL
MENKO EKON MENKO MARVES

1 PROSES BISNIS
• Pemeriksaan terpadu via SSm
• Layanan Pelabuhan
• Perizinan
2 PLATFORM
• Transportasi
• Shipping
• Kepelabuhan
• Warehousing
• Depo

MENKEU MENHUB MENDAG


MENKEU MENHUB MENDAG
MENTAN MENPERIN MENKP
ALFI APTRINDO INSA
K/L LAINNYA BP BATAM BKPM

4 TATA RUANG
• Penataan Pelabuhan Utama
• Penempatan Depo Kontainer
• Pembentukan Inland Consolidation
Center
3 PEMBAYARAN
• Platform Pembayaran
• Perbankan

MENKEU MEN BUMN MENHUB BI MENKEU HIMBARA

4
KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Single Submission & Joint Inspection


Karantina - DJBC
SSm dan Joint Inspection Beacukai-Karantina

SEBELUM SESUDAH

Duplikasi dan Repetisi


Duplikasi dan Repetisi
• Penyampaian : 2x
• Penyampaian : 1x
• Dokumen : 2x
• Dokumen : 1x
• Risk management : 2x
• Risk management : 1x
• Pemeriksaan : 2x
• Pemeriksaan : 1x

Dari Hasil Uji Coba di 3 Pelabuhan:


• Memperpendek Waktu Clearance : 35% - 56% (0,6 – 2,1 HARI) Rp.85 Milyar
• Menghemat Biaya Clearance : 50% sd 68% (1,5 JUTA sd 2,7 JUTA ) per Tahun
PRODUK HUKUM Perjanjian Kerja Sama dan Kepdirjen

Perjanjian Kerja Sama


Karantina – Bea Cukai

• MoU DJBC-Barantan-BKIPM tanggal 5 April 2019


• Pejanjian Kerja Sama DJBC-Barantan-BKIPM tanggal 03 Juli 2019

Mandatory SSM-JI QC
di 4 Pelabuhan

• Kepdirjen Bea dan Cukai No 216/BC/2020


• Mandatory Single Submission dan Joint Inspection:
• Pelabuhan Belawan : 21 September 2020
• Pelabuhan Tj. Emas : 28 September 2020
• Pelabuhan Tj. Perak : 12 Oktober 2020
• Pelabuhan Tj. Priok : 09 November 2020
KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Single Submission Pengangkut


Gambaran ProsesPROBIS
Bisnis Penyampaian Dokumen Pengangkutan
LAYANAN KEDATANGAN (sebelum[EXISTING]
KAPAL &BARANG SSm)

Psl 4 (2) PM 44/2015


(1) Penanggung jaw ab alat
IMIGRASI AGEN
angkut yang datang dari
l uar w i l ay ah Ind o n es ia PELAYARAN
SINKARKES
diwajibkan untuk KMK No 425/Menkes/SK/IV/2007
memberitahukan rencana IMMIGRATION CLEARANCE KKP CLEARANCE Permohonan ijin karantina diajukan
kedatangan secara tertulis/ Oleh Agen/perusahan Pelayaran ke
elektronik kepada Pejabat KKP paling cepat 3 jam dan selambat-
Imigrasi sebelum lambatnya 1 jam Sebelum kapal tiba di
kedatangan dalam waktu Wilayah pelabuhan.
p aling lam b at 6 jam
sebelum alat angkut reguler Crew Endorsed Permhnn.
tiba atau 48 jam sebelum list C/L FP&MDH COP
alat angkut non r eguler tiba

MANIFES- BC INAPORTNET PKK


SPM

RKSP - INWARD MANIFES WARTA KEDATANGAN KAPAL


Pemberian nomor dan tanggal pendaftaran: MENU DATA MANIFES: MENU DATA AWAK: MENU MANIFES CARGO/CONTAINER/B2/BARANG CEMAR: MENU PELABUHAN/IJIN OGA/DOK.KAPAL: MENU DATA B/M:

Waktu aktual
Kedatangan

Penggabungan/
rekonsiliasi U-Manifes U-Manifes U-Manifes U-Cargo E-data E-Data E-Data E&U E-Data
U-Stowage E/U-Data E&U-Ijin
RKSP BC1.0 BC1.1 bongkar
Muat
barang
berbahaya
barang
Khusus
plan awak
bongkar/
muat
U-Container
bongkar/muat
bongkar/
muat B2
Barang
Cemar
Port of
Ori-Dest
OGA
Dokumen
Kapal
Bongkar
Muat

Psl 4 (2) PMK 158/2017 Psl 40 PM 93/2013


(2) Kewajiban penyampaian RKSP dilakukan paling lambat (2) PKKA disampaikan paling lama 7 hari kalender sebelum kapal tiba di pelabuhan Indonesia.
24 jam Sebelum kedatangan sarana pengangkut;
Psl 7 (4) PMK 158/2017
Psl 11 PM 154/2015
(4) penyerahan pemberitahuan inward manifes dilakukan
(2) untuk mendapatkan SPM, AP wajib menyampaikan WKK dalam bentuk Dokumen elektr onik;
paling lambat 24 jam Sebelum kedatangan sarana
(3) dokumen elektor nik tsb wajib disampaikan paling lambat 24 jam Sebelum kapal tiba di pelabuhan.
pengangkut;

Immigration Clearance -6Sumber


or -48h
: LNSW
PROBIS LAYANAN KEDATANGAN KAPAL &BARANG [EXPECTED]
Konsep Proses Bisnis Penyampaian Dokumen Pengangkutan
(melalui skema single submission pengangkut)

PKK

AGEN
S-INSW SPM
PELAYARAN
INAPORTNET WARTA KAPAL

BC1.0

Superset SSm
BC1.1
RKSP
Pengangkut MANIFES- BC

Prmhn. FP/ COP


Database SSm
SINKARKES MDH
Pengangkut

CREW LIST ENDORSED C/L


IMIGRASI

Sumber : LNSW
Flow pengisian dan pengajuan dokumen terkait kedatangan kapal melalui SINSW

UPLOAD FILE / M WARTA KAPAL


WEBFORM DATA BARANG
1. Mengisi Nomor PKKA E K
2. Melengkapi Data Agen N I MANIFES BC
3. Mengajukan untuk G DATA KAPAL PERMOHONAN R
mendapatkan nomor API SERVICE I I COP
PELAKU SSM pengajuan S
DATA ORANG M
USAHA PENGANGKUT IMIGRASI
I

Sumber : LNSW
KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Sistem Manajemen Risiko


LATAR BELAKANG RISK MANAGEMENT
WTO Trade Agreement article 7:
4.4 Each Member shall base risk management on an assessment of risk through appropriate
selectivity criteria. Such selectivity criteria may include, inter alia, the Harmonized System code,
nature and description of the goods, country of origin, country from which the goods were
shipped, value of the goods, compliance record of traders, and type of means of transport.

Kepatuhan Pelaku Usaha Negara asal

Komoditi
Alat Transportasi HS Code

Nilai Barang
LATAR BELAKANG PROSES PENILAIAN RISIKO

OSS
1

3
2
4
CEISA DJBC Sistem K/L

1. Sistem OSS mengirimkan data inherent pelaku usaha ke Sistem INSW.


2. Pejabat atau Sistem K/L mengirimkan data rekam jejak/ pelanggaran ke Sistem INSW.
3. Sistem INSW mencatat data rekam jejak dan kemudian mengirimkan data rekam jejak
ke Ceisa DJBC untuk dilakukan penghitungan.
4. Ceisa DJBC mengirimkan data inherent dan skor profil risiko pelaku usaha ke Sistem
INSW.
LATAR BELAKANG PROSES BISNIS ISRM-SSI

Output/Deliverable

Referensi
Pelaku
Usaha
Profil Pelaku
Usaha
Profil
Resiko
Pelaku
Kementerian/
Usaha
Lembaga

• Parameter Single Mendukung


Resiko
• Feedback Stakeholder Pelayanan dan
Pengawasan di
Pengawasan
Information (SSI) Kementerian/
Lembaga
LATAR BELAKANG MANFAAT ISRM BAGI K/L
1. Sebagai sarana KOMUNIKASI
ANTAR K/L dalam melakukan
pengawasan
FUNGSI PENGAWASAN 2. Memperkuat BASIS DATA Penggunaan ISRM sesuai
dalam rangka analisa kepentingan/kebutuhan/
pengawasan pertimbangan masing-
3. Sebagai sarana bagi K/L masing K/L
dalam memberikan SINGLE
TREATMENT kepada Pelaku
Usaha

ISRM PELAYANAN Memperkuat BASIS DATA dalam


rangka pemberian pelayanan DATA PROFIL
kepada Pelaku Usaha (dari sisi
penjaluran dan/atau persyaratan
yang dibutuhkan dalam
penerbitan perizinan)

SINERGI Seluruh K/L teknis


Contoh :
1. DJBC Data profil yang
2. Barantan disimpan di ISRM dapat
3. BKIPM digunakan oleh K/L lain
4. BPOM
5. Kemenkes
6. Kemendag
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN ISRM – SSI

Pengembangan ISRM-SSI saat ini telah dilakukan dalam rangka:


• adanya kebutuhan K/L terkait Informasi Pelaku Usaha yang saat ini lebih
diprioritaskan akan digunakan dalam pengawasan post border;
• adanya kebijakan dalam pemberian stimulus dalam rangka penanganan
dampak Covid-19, yaitu percepatan proses impor dan ekspor oleh Reputable
Trader

1. Perkembangan pembangunan sistem pengawasan


post border dan risk management K/L
2. Koordinasi integrasi sistem risk management K/L
dengan ISRM-SSI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Single Submission Perizinan


Contoh skema perizinan vaksin – covid 19
KEBIJAKAN FASILITAS FISKAL IMPOR VAKSIN COVID-19

OBYEK FASILITAS, BERUPA IMPOR:


• Vaksin
• Bahan baku vaksin,
• Peralatan yang diperlukan dalam produksi vaksin,
• Peralatan untuk pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanganan Pandemi COVID-19

FASILITAS YANG DIBERIKAN:


• Pembebasan bea masuk dan/atau cukai;
• Tidak dipungut pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan
barang mewah; dan
• Dibebaskan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22.

PELAYANAN:
Dengan SSm Perizinan melalui INSW dengan Janji Layanan 3 Jam
SSM PERIZINAN TANGGAP DARURAT COVID-19
REKOMENDASI BNPB – PENGECUALIAN TATA NIAGA IMPOR

Permohonan hanya dilakukan melalui


satu pintu (single submission) yaitu
Sistem INSW, yang kemudian diteruskan
ke Kementerian/Lembaga terkait

Dokumen Permohonan dan Keputusan


diproses secara elektronik
Pemohon dapat melakukan (penyerahan/penerimaan dokumen tanpa
tracking terhadap proses melalui tatap muka dengan petugas)
permohonan secara
transparan di Sistem INSW

DJBC 18
TATA CARA IMPOR VAKSIN PENANGGULANGAN COVID-19

Vaksin dan
Keterangan:
Bahan Baku Vaksin 1. Importir mengajukan permohonan melalui Single
Submission (SSm) INSW
2. INSW meneruskan data :
Penelitian dan 3a a. Permohonan izin ke BPOM;
2a
Penerbitan b. Permohonan izin dan rekomendasi pembebasan ke
Pengajuan Izin Lartas SKI/SAS
Perizinan BPOM
BPOM
Kemenkes;
Pengajuan
c. Permohonan Pengajuan SKEP Pembebasan dan
Permohonan:
Pelayanan Rush Handling ke petugas BC.
1 • Perizinan Lartas
3a. Jika barang impor berupa vaksin dan bahan baku
• Skep Pembebasan
Fiskal vaksin, BPOM menerbitkan SKI/SAS dan meneruskan ke
Alkes Pendukung Vaksin
• Pelayanan Impor sistem rekomendasi pembebasan fiskal Kemenkes
Rush Handling 3b. Jika barang impor berupa alkes pendukung vaksin,
Kemenkes menerbitkan Izin Edar/SAS dan meneruskan
Penelitian dan
2b 3b Penelitian dan ke sistem rekomendasi pembebasan fiskal Kemenkes
Penerbitan
Penerbitan Rekomendasi 4. Hasil penelitian rekomendasi fiskal
Pengajuan Izin Perizinan Izin Edar/
Lartas Kemenkes SAS Pembebasan Fiskal (persetujuan/penolakan) dan izin lartas
Kemenkes
(BPOM/Kemenkes) diteruskan ke CEISA untuk
Izin Lartas dan Rekomendasi
diterbitkan SKEP Pembebasan BM dan PDRI.
4
5. Petugas BC menerima data sebagaimana dimaksud
Importir/ 2c
Pengajuan SKEP Pembebasan dan
Pelayanan Impor Rush Handling angka 2c dan 4 untuk meneliti dan menerbitkan SKMK.
Pemohon 5 7 6. SKMK diteruskan ke Petugas BC Pelayanan Rush
Dashboard Handling
Monitoring Penelitian dan 6 Pelayanan 7. Petugas BC menerima data sebagaimana dimaksud
Penerbitan Rush Handling angka 2c, 4 dan 6 untuk melakukan pelayanan Rush
SKEP Pembebasan (SLA : 2 Jam)
9 (SLA : 3 Jam)
Handling dan menerbitkan SPPB
8 8. Importir melakukan pengeluaran barang dan
menyampaikan PIB max 3 hari
Realisasi Data Realisasi Impor
Kebutuhan
9. INSW menyediakan dashboard monitoring data
Impor
kebutuhan dan realisasi impor vaksin

DJBC
Skema Indonesia Single Risk
Management
Dalam kerangka SSm & JI Karantina - Pabean

Jakarta, 03 Januari 2021


KONDISI SEBELUM SSM QC

Duplikasi dan Repetisi


• Penyampaian
• Dokumen
• Risk management
• Pemeriksaan
Gambaran Risiko Kepabeanan vs Risiko Karantina

Audit History

Importir umum/
importir
produsen
SUBJEK
Kepabeanan OBJEK Karantina
DJBC menggunakan oendekatan Otoritas Karantina menggunakan
subjek dalam menentukan level pendekatan objek untuk
risiko Kepatuhan menentukan level risiko
Perpajakan Jenis Media
Pembawa

Negara Asal

Hama/penyakit
Penerapan ISRM dalam PKS dan Nota Kesepahaman antara Barantan, BKIPM, dan DJBC

“penguatan pemeriksaan terintegrasi


melalui Indonesia Single Riak
Management (ISRM) dalam sistem
Indonesia Nasional Single Window
(INSW)”

“penguatan koordinasi dan sinergi dalam


melakukan pemeriksaan impor dan
ekspor komoditas wajib periksa karantina
secara terintegrasi baik melalui sistem
yang dimiliki masing – masing atau
melalui ISRM
TAHAPAN JOINT INSPECTION DJBC – KARANTINA

TAHAPAN 1
(EXISTING) TAHAPAN 2 (IDEAL)

• Joint Inspection
menerapkan SSm dan ISRM
belum
+ • Tidak mengubah proses bisnis
dan regulasi yang ada saat ini
• Joint Inspection dengan skema SSm dan ISRM
• Pembangunan sistem dengan skema SSm dan ISRM masih
• rekonsiliasi dokumen • Joint Inspection dapat membutuhkan waktu dan effort yang besar
kepabeanan (SPJM) & dokumen dilaksanakan sesuai dengan MoU • PP INSW masih dalam tahap pengembangan SSm sebagai
karantina (SP2MP/KI-01) dan PKS DJBC – Karantina bagian dari INSW Generasi 2
• SPPB menunggu respon akhir • Skema ini dapat direalisasikan • TAHAPAN 2 ini akan mulai dirumuskan implementasinya
karantina dalam jangka pendek setelah TAHAPAN 1 berjalan (dengan prasyarat: SSm dan ISRM)
• Dilaksanakan November 2019
- • Belum mengakomodir
konsep ideal secara utuh
KEP DIRJEN BC NOMOR KEP-216/BC/2020
PENERAPAN SECARA PENUH Single Submission – Joint Inspection Karantina dan Bea Cukai :

KPPBC TMP Belawan


21 September 2020

KPPBC TMP Tanjung Perak


KPUBC Tipe A Tanjung Priok 12 Oktober 2020
9 November 2020

KPPBC TMP Tanjung Emas


28 September 2020
Update pembahasan penerapan Risk Management pada skema SSm JI QC

ISRM yang dikembangkan oleh Dit. PPS dalam proses penyusunan SSI
& SSP,

Barantan telah menerapkan Layanan prioritas (quarantine auto-


release dan quarantine rush-handling) = 19 perusahaan

BKIPM dapat mengecualikan proses pemeriksaan fisik produk ekspor apabila


dalam proses produksi sudah sesuai standar kekarantinaan ikan; RM impor masih
dikaji

ISRM
Penyusunan pre-risk- engine akan mempertimbangkan faktor keselamatan
petugas lapangan (apabila karantina risiko tinggi, BC tidak melakukan
pemeriksaan fisik

Mendorong pemberian fasilitas (oemeriksaan karantina periodic/ peneriksaan di


lokasi importir ) bagi AEO
TERIMA KASIH
subditimpor@customs.go.id

Anda mungkin juga menyukai