BLBC KELAS I JAKARTA

Teknik Pemeriksaan dan Pengukuran Jumlah

Barang Curah Cair (Sounding / Ullage)

Rossy Amal Sholih, S.T

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
Pengukuran Jumlah barang Teknik Pemeriksaan Jumlah Barang Curah Cair

Pengertian Pengukuran
Barang Curah Cair

Penggolongan Barang
Curah Cair

Curah Cair

Parameter Pengukuran

Prinsip Perhitungan

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Pengertian Pengukuran Barang Curah Cair

Teknik pengukuran barang curah cair merupakan suatu

cara untuk menentukan jumlah barang curah cair.
Penentuan jumlah sangat diperlukan dalam kegiatan suatu
proses produksi, transfer, penentuan losses, dan dalam
suatu sistem perdagangan (jual-beli).

Umumnya barang curah cair ditangani, ditransportasikan,

dan didistribusikan menggunakan alat yang dapat
mentransfer atau mengangkut dengan jumlah besar seperti
pipa dan tangki.

3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 REASONS FOR DIFFERENCES
( B/L vs Outturn quantity )

10 % due to physical gains or losses

20 % due to inconsistencies
or error in calculations
70 % due to discrepancies
or error in volume measurement,
sampling and Lab. testing methods.

4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Penggolongan & Prinsip Perhitungan barang
curah cair

A. Barang curah cair menggunakan suhu observed

(aktual) → air (water), chemical cargoes tertentu,
dan minyak nabati (palm oil, soy oil, coconut oil, dan
lain-lain).
B. Barang curah cair menggunakan suhu standar (T 15
0C atau 60 0F) tanpa tabel ASTM (American

Standard Testing and Material) → chemical cargoes

C. Barang curah cair menggunakan suhu standar (T 15
0C atau 60 0F) dengan tabel ASTM (American

Standard Testing and Material) → petroleum dan

produk turunannya

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Penggolongan teknik pengukuran jumlah
barang curah cair

A. Teknik pengukuran jumlah barang curah cair secara otomasi

→ Automatic Tank Gauging (ATG) dan Flow meter
B. Teknik pengukuran jumlah barang curah cair secara manual
→ sounding (innage atau dipping) dan ullage

6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 MANUAL STORAGE / SHORE TANK
A. BENTUK & TIPE TANGKI.
a. Tangki Silinder Tegak ( Up Right Cylindrical Tank ) :
- Fixed
Floating
Roof
Roof
Tank
Tank : - Sistem Pemanasan?
b. Tangki Silinder Datar (-Horizontal
Sistem Pendinginan
) ( Refrigerated )?
c, Tangki Bulat ( Spherical Tank )

B. SISTEM PENGUKURAN :
a. Sistem Terbuka : - Manual (Sounding Tape dan UTI meter)
b. Sistem Tertutup : - Automatic

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 MANUAL STORAGE / SHORE TANK

FASILITAS TANGKI DARAT (Daerah Rawa) :

- Pengisian ( receiving )
- Pengosongan ( pembongkaran )
- Pembersihan ( tank cleaning )
- Pemanasan ( heating )
- Pendinginan ( refrigeration )
- Pengisian gas inert ( inerting )

8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 MANUAL STORAGE / SHORE TANK

• Sounding / Ullage : Cara mengetahui jumlah muatan cairan yang terdapat

di dalam tangki (darat/kapal)
• Alat : Sounding tape / Ullage Tempereture Interface meter (UTI),
termometer
• Kelengkapan lain : tabel trimm, tabel heel, capacity table (Pada kapal)

9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Tahap-Tahap Pengukuran dan Perhitungan

Ullage
Calibration Gross
table Volume Density Mass
Sounding/Dip

DIRECT INDIRECT

Tank
Calibration

10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Parameter Pengukuran Manual

1. Tinggi cairan (sounding/ullage)

2. Temperatur cairan
3. Kerapatan (density)
4. Trim (dari pembacaan draft mark kapal)
5. Heel (dari alat clinometer)

11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 1. Pengukuran Tinggi Cairan ( GAUGING )

A. DIPPING VS ULLAGING : ( preferensi )

a. Liquid viscous, berat, gelap, banyak
endapan
--→ ullaging
b. Liquid bening, ringan, tidak ada endapan ----→
dipping
c. Perubahan di atap/ reference point ------→ dipping
d. Perubahan/ gagngguan di dasar/ datum plate -----→
ullaging

B. Koreksi Tangki Darat & Kapal utk Manual gauging:

a. Tangki Darat : koreksi meja ukur, koreksi alat ( UTI
).
b. Tangki Kapal : koreksi trim, list, alat

- Koreksi ditentukan dengan interpolasi linier

12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Peralatan Pengukuran Tinggi Cairan
GAUGING EQUIPMENTS

1 2 3 4 5 6

7
8

12
13 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
 Cara Pembacaan

15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
Alat-alat Ukur Minyak yang resmi di gunakan di-lingkungan Pertamina baik di-Kapal dan Darat

Sounding Tape
Konvensional
(in mm)

Bonding Cable
 Ullage Transform Interface Meter
Portable open electronic gauge

14
17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
 2. Pengukuran Temperatur

A. TEMPERATURE LIQUID DALAM TANGKI.

a. Terjadi stratifikasi temperature :
- minyak dalam penyimpanan yg lama
- ada tambahan produk baru
- sistem pemanasan internal

b. Temperature yg tidak homogen :

- pengaruh lingkungan ( siang & malam )

Maka perlu pengukuran berbgai titik/ level.

19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 2. Pengukuran Temperatur
A. STRAFIFIKASI HORIZONTAL :
- Pengukuran Multipoints ( bbp tempat ) melalui
bbp hatch

B. PENGUKURAN SECARA VERTIKAL ( Multi

levels ) :
- Tinggi liquid < 10 ft ( 3.05 m ) : cukup 1 titik
( middle )
- Tinggi liquid > 10 ft ( 3.05 m ) :
- 3 level : Upper, Middle & Lower
- Min. 5 level , bila selisih temperatur antar level
> 3 °C atau 5 °F

Remarks :
- Rata2 bbp level dan tempat digunakan sebagai
temperatur cargo.

20 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Alat Pengukur Suhu

Automatic Sensor (UTI Meter)

Thermoprobe
Termometer Kolom

21 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 WAKTU RENDAMAN

membutuhkan

22 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 IMMERSION TIME
(PROSES STABILISASI )
CUP – CASE THERMOMETER
Immersion time ( minutes )
API @ 60 F In - motion Stationary
> 50 5 10

40 - 49 5 15
30 - 39 12 25
20 - 29 20 45
< 20 45 80

PORTABLE ELECTRONIC THERMOMETER

Immersion time
API @ 60 F In - motion Stationary
< 20 75 seconds 30 minutes
20 - 40 45 seconds 30 minutes
> 40 30 seconds 5 minutes

23 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 PEMERIKSAAN ALAT THERMOMETER
( Harian & Sebelum Digunakan)
A. PEMERIKSAAN LEGALITAS.
- Validitas Kalibrasi dari Lembaga Pemegang Otoritas
- Ijin Penggunaan dari Ditjen Migas ( untuk MIGAS )
B. PEMERIKSAAN KONDISI FISIK
- Kolom masih kontinyu ( tdk terputus-putus )
- Skala terbaca jelas ( termauk angka2-nya )
- Badan thermometer utuh, tidak ada cacat
- Sensor utuh, halus, tidak ada karat maupun endapan/ kerak
C. PEMERIKSAAN KETELITIAN/ KEAKURATAN
- Hasil test dibandingkan dengan Thermometer Uji, cukup akurat
untuk 3 titik pengukuran ( atas, tengah, bawah )

24 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 HIERARKHI METODE PENENTUAN KUANTITAS MUATAN

A. METERING SYSTEM ( ada Prover ) = PRIORITAS KE-1

- Kalibrasi masih bagus dan valid
- Hasil PROVING bagus
B. SHORE TANK GAUGING = PRIORITAS KE-2
- Kalibrasi tangki masih bagus dan valid
- Kalibrasi Alat Ukur masih bagus dan valid
- Pemeriksaan fisik dan test/ uji banding masih bagus.
C. SHIP’S TANK GAUGING = PRIORIRTAS KE-3
- Kalibrasi Alat Ukur masih bagus dan valid
- Uji alat ukur masih bagus

25 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
Sounding Shore Tank & Vessel Tank Petroleum
Product

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
PENGUKURAN PETROLEUM PRODUCT DI TANKI DARAT

PEKERJAAAN YANG DILAKUKAN UNTUK MEMPEROLEH

DATA KETINGGIAN CAIRAN / MINYAK YANG ADA
DALAM TANKI SEBAGAI DATA TRANSAKSI TRANSFER
BAIK SEBELUM / SESUDAH MINYAK DITERIMA ATAU
DISERAHKAN.

27 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 PERALATAN STANDARD PENGUKURAN LEVEL
MINYAK ( ASTM D-1085 API -2545 )

❖ Deep Tape / Pita Ukur / Met.Band & BOB :

untuk mengukur ketinggian cairan / air.
❖ Water Gage Bars :
Stick untuk mengukur ketinggian air bebas /
free water ( + 1 m ).
❖ Oil Indicating Paste :
Pasta penunjukan batas perubahan warna
indikasi Minyak.
❖ Water Indicating Paste :
Pasta penunjukan batas perubahan warna
indikasi air .
❖ Alat ukur suhu minyak ( ASTM-D. 1086 , API-2543 ) :
- Thermometer skala oC atau o F
- Thermometer Case : Cup case atau flushing case.

28 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 PENGUKURAN KETINGGIAN DI TANGKI DARAT

CARA MELAKUKAN PENGUKURAN LEVEL CAIRAN DALAM

TANKI ADA 2 YAITU :
1. PENGUKURAN SECARA INNAGE
2. PENGUKURAN SECARA OUTAGE

❑ PENGUKURAN INNAGE ADALAH CARA

PENGUKURAN YANG DILAKUKAN DENGAN MENGUKUR
KETINGGIAN DARI PADA CAIRAN / MINYAKNYA. CARA INI
DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR TANKI DENGAN JENIS
MINYAK RINGAN

❑ PENGUKURAN OUTAGE ADALAH CARA PENGUKURAN

KETINGGIAN CAIRAN / MINYAK YANG DILAKUKAN
DENGAN MENGUKUR KEKOSONGAN / ULLAGE DARI
TANKI. CARA INI DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR
TANKI DENGAN JENIS MINYAK BERAT

29 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 PROSEDUR PENGUKURAN

1. PERSIAPAN :
❖ PERIKSA D A N BERSIHKAN ALAT UKUR YANG AKAN DIGUNAKAN : DEEP TAPE /
MET.BAND, THERMOMETER, HYDROMETER DAN ALAT UKUR YANG LAIN
❖ PERHATIKAN MASA BERLAKU SERTIFIKAT KALIBRASI DARI ALAT UKUR YANG AKAN
DIGUNAKAN / BILA SUDAH HABIS MASA BERLAKUNYA,JANGAN GUNAKAN ALAT
TERSEBUT UNTUK MELAKUKAN PENGUKURAN
❖ PERIKSA APAKAH ALAT UKUR YANG AKAN DIGUNAKANMASIH DALAM KEADAAN BAIK
D A N SIAP / LAYAK UNTUK DIGUNAKAN
❖ CATAT DATA NOMOR D A N REFFERNT POINT TANKI YANG AKAN DI UKUR
❖ GUNAKAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA : SAFETY SHOES, SAFETY HELMET DAN
SARUNG TANGAN
❖ BOTOL SAMPEL, PASTA MINYAK, ALAT HITUNG CALCULATOR
❖ FORMULIS PENCATATAN
❖ TABEL KALIBRASI TANKGI

30 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 PROSEDUR PENGUKURAN

1. Persiapan awal (sama dengan Tangki darat)

2. Pengukuran Tangki :
a. CATAT DRAFT DEPAN TENGAH DAN BELAKANG (kapal)
b. CATAT HEEL (kapal)
c. PENGUKURAN TINGGI CAIRAN (ULLAGE/SOUNDING)
d. PENGUKURAN TEMPERATUR PADA SETIAP TANGKI
e. PENGAMBILAN SAMPEL
f. SELURUH HASIL PENGUKURAN DICATAT
g. Penggunaan Tabel Kalibrasi
• BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SAAT MELAKUKAN PENGUKURAN DITANGKI :

❖ BLOK SELURUH FASILITAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN TANKI YANG AKAN DIUKUR ( VALVE IN LET
/ OUT LET , D A N DRAIN VALVE HARUS TUTUPAN )
❖ PERIKSA MIXER TANKI ( HARUS STOP ), GROUNDING D A N
BOUNDING
❖ PERHATIKAN ARAH ANGIN , CATAT LEVEL INDIKATOR D A N SUHU TANKI DI LOKAL
❖ LAKUKAN PENGUKURAN TANKI SESUAI DENGAN
KETENTUAN D A N PROSEDUR YANGBERLAKU

31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 2. Pengukuran

A. Catat Pembacaan Draught Mark

32 32
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
 DRAFT
Adalah ukuran yang menyatakan berapa meter badan kapal yang
tenggelam dalam air.

C/L

- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -

DRAFT BELAKANG DRAFT TENGAH DRAFT DEPAN

AFTER DRAFT MAIN DRAFT FORE DRAFT

33 33\
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
 SKETSA DRAUGHT MARK
4
2
Ukuran batas atas
7M 10 cm
10 cm
Ukuran batas bawah

8 10 cm
10 cm

1 meter
6
4
2
6M
8

34 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 B. Catat Pembacaan Heel
CLINOMETER

PORT STARBOARD

35 Direktorat Jenderal 12
Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
 HEEL

Kondisi kemiringan kapal kekiri atau kekanan

List to Port No List List to Starboard

11

36 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 C. PENGUKURAN LEVEL CAIRAN

1. OLESAKAN OIL FINDING PASTE PADA PITA UKUR SECARA MERATA

SEPANJANG LEBIH KURANG 3 CM SESUAI ANGKA PERKIRAAN
2. ULURKAN PITA SECARA PERLAHAN-LAHAN SAMPAI DENGAN
3. ALAT UKUR MENYENTUH DASAR TANKI / DATUM PLATE
4. PERTAHANKAN AGAR PITA UKUR TETAP MENEMPEL PADA DINDING
LUBANG UKUR PADA SAAT MENURUNKAN PITA, UNTUK MENGHINDARI
TERJADINYA LISTRIK STATIS.
5. TAHAN BEBERAPA SAAT PITA UKUR DALAM TANKI UNTUK MEMBERIKAN
PASTA MINYAK BEREAKSI / TERJADI PERUBAHAN WARNA ( 3 – 5 DETIK
UNTUK MINYAK RINGAN D A N 5 – 10 DETIK UNTUK MINYAK BERAT)
6. TARIK PITA UKUR KEATAS SECARA HATI-HATI, JANGAN SAMPAI BATAS
PERUBAHAN / CUT OF WARNA PASTA PADA PITA UKUR TERHAPUS
7. BACA BATAS CUT OF PADA PITA UKUR DENGAN BENAR
8. ULANGI KEGIATAN NO.1 S / D 6 SAMPAI DENGAN MENDAPATKAN HASIL
PENGUKURAN YANG IDENTIK.

37 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Page 7 Kementerian Keuangan RI
REFRENCE MARK REFRENCE MARK

TANK SHELL TANK SHELL

BOB

LIQUID LEVEL

INNAGE OUTAGE

Page 10
 Istilah – istilah Sounding Petroleum Product

• AIR BEBAS DAN ENDAPAN / FREE WATER &

SEDIMENT (FW&S) :
❑ BAGIAN DARI MINYAK YANG TERPISAH MENGENDAP
❑ SULIT UNTUK DIHILANGKAN
❑ MASUK DALAM PERHITUNGAN SEBAGAI
PENGURANG JUMLAH MINYAK YANG DIKIRIM ATAU
DITERIMA
• AIR SUSPENSI DAN ENDAPAN (SW & S) / (SW)
❑ BUTIR-BUTIR AIR YANG TERPERANGKAP DALAM
MINYAK KOTOR (GROSS OIL)
❑ SULIT UNTUK DIHILANGKAN
❑ MASUK DALAM PERHITUNGAN SEBAGAI
PENGURANG JUMLAH MINYAK YANG DIKIRIM ATAU
DITERIMA

39 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 CARA P E N G U K U RAN AIR B E B A S

❖ WATER INDICATING PASTE :

➢ INNAGE MEASUREMENT
➢ OUTAGE MEASUREMENT.

❖ THIEF PROCEDURE.

❖ GAUGE GLASS PROCEDURE

40 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

❑ PITA UKUR / METER dan BANDULAN.

❑ WATER GAGE BAR / TONGKAT AIR.

❑ PASTA AIR / WATER FINDING PASTE

41 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 P R O S E D U R PENGUKURAN FW

CARA INNAGE
❑ PERIKSA PITA dan BANDULAN.
❑ OLESKAN PASTA AIR PADA BANDULAN SECARA
MERATA.
❑ TURUNKAN PITA SAMPAI DASAR TANKI /
DATUMPLATE
❑ BIARKAN PITA dan BANDULAN BEBERAPA SAAT
SESAUAI TABEL WAKTU PENGUKURAN
❑ TARIK PITA UKUR SECARA HATI-HATI
❑ BACA CUT OF YANG MEMBENTUK CINCIN
LINGKARAN MERATA

42 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 ASTM D. 1085 PITA DAN BOB UJUNGNYA
API 2545 14 - MUDAH BERPUTAR
13
-
12
-
-
11
-
10
-
11 -

9 -

8 -

7 -

6 -

5
-
-
FREE WATER 4
-
3
-
2
-
1 -

43 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Page 9 Kementerian Keuangan RI
 D . P R O S E D U R PENGUKURANSUHU

PERSIAPAN :
• PERIKSA DAN BERSIHKAN THERMOMETER YANG AKAN DIGUNAKAN
• BANDINGKAN THERMOMETER DENGAN THERMOMETER
STANDAR YANG SUDAH DIKALIBRASI
• PERIKSA KONDISI AIR RAKSA
• PERIKSA ANGKA PENUNJUKAN SKALA THERMOMETER
• PERIKSA VALIDASI KALIBRASI THERMOMETER

44 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 D . P R O S E D U R PENGUKURANSUHU

TAHAP PENGUKURAN :

1. IKAT PENGAIT THERMOMETER DENGAN TALI / PITA UKUR

2. MASUKKAN THERMOMETER MELALUI LUBANG UKUR SECARA HATI-HATI SAMPAI KEDALAMAN

YANG TELAH DITENTUKAN

3. RENDAM THERMOMETER BEBERAPA SAAT ( LIHAT TABEL )

4. GERAKKAN TALI PENGAIT THERMOMETER NAIK TURUN

5. TARIK PITA UKUR / TALI PENGAIT THERMOMTER SECARA HATI-HATI

6. BACA SKALA PENUNJUKAN PADA THERMOMETER

7. LAKUKAN PENGUKURAN SUHU SESUAI DENGAN STANDARD DAN PROSEDUR YANG BERLAKU

8. BERSIHKAN THERMOMETER DAN SIMPAN PADA TEMPAT YANG AMAN

45 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 PEMELIHARAAN ALAT
• SIMPAN THERMOMETER SECARA HATI-HATI UNTUK
MENJAGA PRESISI ALAT
• HINDARKAN THERMOMETER BERSENTUHAN DENGAN
BENDA KERAS YANG LAIN
• BERSIHKAN BAGIAN-BAGIAN THERMOMETER SETELAH
DIGUNAKAN DENGAN KEROSENE / SEJENISNYA UNTUK
MENJAGA AKURASI THERMOMETER
• KERINGKAN BAGIAN-BAGIAN THERMOMETER DAN
SIMPAN PADA TEMPAT YANGAMAN

46 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 e. Pengambilan Sampel

Dilakukan Untuk :
1. Mengetahui berat jenis (density
observed) produk
2. Mengetahui spesifikasi kualitas produk

47 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
Temperature Sample
in Hydrojar 1000 ml
( -10˚ to 100˚C
 Hydrojar /Gelas Duga
1000 ml

Oil Can Sampling

(Non-Spark)

Sounding Tape
MMC (in mm)

Sampling
Temperature Inning
COT
(-10˚ to 100˚C)

Alat-alat Ukur Minyak yg resmi di gunakan di-lingkungan

Pertamina baik di-Kapal dan Darat
 Water/Sludge Stick : untuk
mengukur kandungan Air (Free
Water) atau Sludge. Satuan mm
(mili meter & panjang 150 Cm)

Alat-alat Ukur Standar Pertamina dan Buku Tabel ASTM :

1. Density 15° C yang telah dikalibrasi oleh Badan Metrologi (ber
Sertifikat)
2. Temperature luar (didalam Gelas Duga) satuan dalam ° C
(-10° C sd 100° C)
3. Temperature Sample (inning COT) dalam ° C (-10° C sd 100° C)
4. Sounding Tape dalam mm (mili meter) lengkap dengan Bonding
Cable.
5. Jika sistim dikapal "Closed System" maka alat ukurnya MMC.
6. Gelas Duga menggunakan Glass Hydrojar 1000 mm bukan
"Botol Aqua/Paralon"
7. Water /SludgeStick dalam mm (mili meter) berbahan Kuningan
8. Oil Can Sampling harus yang ada penutupnya dan berbahan
Tembaga/Non Spark
9. Table yang digunakan ialah ASTM Tabel No. 52, 53, 54, 57.
 F. Pencatatan Hasil Pengukuran
Secara Sistematis Pencatatan hasil Pengukuran dapat dikerjakan dengan tabel lembar kerja sbb :

Loading Port Nama Kapal & Voy. No Draft Kapal

Date & Time FORE :
AFT :
TRIM :

Tank Sounding Trim Actual Volume Suhu Density Volume In

No. Pipe Tank Corr. Sounding In ºC MT
Table
1. PORT 2.260 - 0,1 2.260 168.596 44 0.8931 150.573
STB 2.300 + 0,1 2.300 171.789 44 0.8931 153.425

2. PORT Dan …… ………… ……… …… ……… ………………

STB Seterusnya …… ………… ……… …… ……… ………………
………….. …… ……

51 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 G. PENGGUNAAN TABEL KALIBRASI

1. UNTUK TANGKI DARAT

-TABEL KALIBRASI TANGKI YANG DIBUAT DAN DISAHKAN
OLEH DIREKTORAT METROLOGI
- MASA LAKU TABEL KALIBRASI MASIH BERLAKU

2. UNTUK TANGKI KAPAL

- TABEL KALIBRASI TANGKI DIBUAT PADA SAAT KAPAL SELESAI
DIBANGUN DIGALANGAN DAN DISYAHKAN OLEH CLASS SOCIETY
DIMANA KAPAL TERSEBUT DIDAFTARKAN
- UNTUK TABEL YANG TIDAK DILENGKAPI DENGAN HEEL
CORRECTION, KAPAL HARUS DIMUATI TANPA ADANYA LIST

- UNTUK TABELL YG TIDAK DILENGKAPI DENGAN TRIM CORRECTION,

KAPAL HARUS DIMUATI EVEN KEEL

52 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
ASTM Table Vol. 52,
53, 54, 57.
Resmi digunakan di-
lingkungan
PERTAMINA baik di-
Kapal dan Darat
ASTM Table Vol. 52, ASTM Table Vol. 52,
53, 54, 57. 53, 54, 57.
Validitas Table ini Validitas Table ini
tidak terjamin tidak terjamin
(Tidak boleh dipakai (Tidak boleh dipakai
dilingkungan dilingkungan
Pertamina) Pertamina)
 Perhitungan Volume Petroleum
TAHAP I
1. Koreksi Cairan Ketinggian dengan Tinggi Meja Ukur
- Ketinggian Cairan dikoreksi dengan meja ukur
Koreksi sounding tinggi cairan = Sounding + tinggi meja Ukur
- Ketinggian cairan dikoreksi dengan celup bandul (ullage) ex. aspal
Ullage Corr’d total cairan = Ullage – Dip (tinggi bandul tercelup)
Koreksi tinggi cairan = Tinggi Lubang ukur - Ullage Corr’d
- Ketinggian Air bebas (Free Water / FW) (jika ada)
Sounding / ullage cord FW = Sounding / Ullage + tinggi meja Ukur
* Koreksi dengan Trim dan Heels (jika pada vessel tank)
2. Volume Apparent = Volume yang didaptkan dari hasil Sounding Corr’d
dengan melihat pentabelan Tank Calibration.
Jika terdapat FW, Vol App minyak = Vol App Total Cairan – Vol app
Free Water
3. Volume Observed = V app x [1 + ( t s – t c ) α ], dimana :
tc : base temperature for tank calibration
ts : temperatur tangki, α = muai tangki

55 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Perhitungan Volume Petroleum
TAHAP II
4. Volume Standard
Minyak adalah benda cair yang volumenya akan berubah jika T berubah, maka
ditetapkanlah std T. Standar T Sistim amerika dan british 60 F, sedangkan
untuk sistim metric pada 15 C. Besarnya factor koreksi volume ke T Std dapat
dicari menggunakan std ASTM-IP Petroleum Measurement Tables.
Peraturan yang berlaku di Indonesia : ordenansi Tera 1949
(Lembaran Negara RI No. 175 1949) dan UU RI No. 2 1981 tentang meterologi
legal (Lembaran Nwgara No. 2 1981 No 11) menggunakan system metric.
Vol Std = V obs x VCF
• VCF (lihat Tabel 54 ASTM D1250) dari data D15 C dan Suhu minyak di
tangki. Oleh karena itu, Density observed hrs di std D15 C terlebih dahulu
(Lihat tabel 53 ASTM D1250).
• Penentuan D15 C (Lihat tabel 53 ASTM D1250) dari data Density obs dan
Temperatur Sampel
Catatan : sering tidak langsung ditemukan nilai yang akan dicari pada table.
Maka dilakukan interpolasi untuk penentuan vcf maupun D 15 C.

56 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Vol Std = V obs x VCF
• VCF untuk aspal
(lihat Tabel 5.17.1 ASTM D1250) dari data D15 C dan Suhu minyak di tangki.
Oleh karena itu, Density observed hrs di std D15 C terlebih dahulu (Lihat tabel
53 ASTM D1250).

57 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Perhitungan Volume Petroleum
TAHAP III
5. Volume S&W (optional)
Perhitungan ini dilakukan jika produk petroleum mengandung % S&W yang di uji di
laboratorium.
Vol S&W = %S&W x Vol Std
6. Net Volume
• jika tidak terdapat %S&W, maka V std = Net Vol
• Jika terdapat %S&W, maka Net Vol = Vol Std – Vol S&W

7. Weight in air (MT) = V std (Net Vol) x WCF

• Quantity yg ditransaksikan adalah dalam WEIGHT in Air artinya Massa yg dikoreksi dengan gaya
apung udara = Massa di udara
• Penentuan WCF = ( tabulated D 15 in ASTM Table 56 )
atau WCF = D15 + Faktor koreksi udara

Range Density at 15 : Density at 15 to kg/ltr in air :

• 0.4659 –(under) (-0.0012)
• 0.4660 –1.1297 (-0.0011)
• 1.1298 –1.7934 (- 0.0010)
Remarks : - Dapat dikonversi antar MT ke LT atau ST

58 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Tabel 1 ASTM (Konversi Satuan)

59 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Jenis Produk pada Tabel ASTM
Tabel 53
• 53 A = Crude Oil
• 53 B = Petroleum Product (gasoline, diesel oil, etc)
• 53 D = Lube Oil

Tabel 54
• 54 A = Crude Oil
• 54 B = Petroleum Product (gasoline, diesel oil, etc)
• 54 C = Tables USING Thermal Expansion Coefficients
• 54 D = Lube Oil

60 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
Sounding Shore Tank Chemical Product

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Prosedur Pengukuran dan Perhitungan

1. Persiapan Awal
2. Pengukuran
(tahapan sama dengan Sounding Minyak)

Prosedur Perhitungan :
1. Perhitungan menggunakan CCF
2. Perhitungan menggunakan DCF
3. Perhitungan menggunakan VCF (Produk
Chemical minyak bumi)

62 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Perhitungan chemical product
Contoh menggunakan CCF

TAHAP I
1. Koreksi Cairan Ketinggian dengan Tinggi Meja Ukur
Ketinggian Cairan dikoreksi dengan meja ukur
Sounding / ullage corr’d total cairan = Sounding / Ullage + tinggi meja
Ukur

2. Volume Apparent = Volume yang didaptkan dari hasil Sounding

Corr’d dengan melihat pentabelan Tank Calibration.

3. Volume Observed = V app x [1 + ( t s – t c ) α ], dimana :

tc : base temperature for tank calibration
- For water : V app = V obs
ts : temperatur sampel, α = muai tangki

63 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 TAHAP II

4. Volume Standard
Vol Std = V obs x VCF
= Vapp x {1- CCF (t-T)}
•t : Suhu sampel
•T : Suhu standar pada 15 0C

Sama seperti produk Minyak bumi, bahan kimia adalah benda cair yang volumenya
akan berubah jika T berubah, maka ditetapkanlah std T. Standar T Sistim amerika dan
british 60 F, sedangkan untuk sistim metric pada 15 C. Besarnya coefesien correction
factor bahan kimia untuk dikoreksi volume ke T Std sebesar 0,00106 / C (untuk bahan
kimia toluena).

64 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 TAHAP III
5. Weight in air (MT) = V std x WCF
• Quantity yg ditransaksikan adalah dalam WEIGHT in Air artinya Massa yg dikoreksi dengan gaya
apung udara = Massa di udara
• Penentuan WCF = ( tabulated D 15 in ASTM Table 56 )
atau WCF = D15 + Faktor koreksi udara

Range Density at 15 : Density at 15 to kg/ltr in air :

• 0.4659 –(under) (-0.0012)
• 0.4660 –1.1297 (-0.0011)
• 1.1298 –1.7934 (- 0.0010)
Remarks : - Dapat dikonversi antar MT ke LT atau ST

65 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 Contoh menggunakan Density Correction factor (DCF)
TAHAP I
1. Koreksi Cairan Ketinggian dengan Tinggi Meja Ukur
Ketinggian Cairan dikoreksi dengan meja ukur
Sounding / ullage corr’d total cairan = Sounding / Ullage + tinggi meja
Ukur

2. Volume Apparent = Volume yang didaptkan dari hasil Sounding Corr’d

dengan melihat pentabelan Tank Calibration.

3. Volume Observed = V app x [1 + ( t s – t c ) α ], dimana :

tc : base temperature for tank calibration
ts : temperatur sampel, α = muai tangki
- For water : V app = V obs

66 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
 TAHAP II
4. Density Observed = Density Std 20 C – (Ts – Tstd) x DCF

Keterangan : Ts : Suhu sampel

T std : Suhu standar pada 20 0C

Umumnya DCF didaptkan pada Laporan Survey negara asal pengimpor yang
di tuliskan pada survey report. Data DCF tersebut dapat digunakan untuk
menghitung curah chemical impor untuk menghitung Density Observed.
*Perhatikan info Suhu penggunaan Density Std.

TAHAP III

5. Weight in air (MT) = V obs x D Obs

67 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
68 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI