GROUPAGE DE GROUPAGE
CONTAINER STATUS
3. FCL/LCL disebut juga sebagai CY/CFS
Pengirim barang (consignor) hanya satu orang, tetapi penerima barang
(consignee) di pelabuhan atau tempat tujuan terdiri dari beberapa orang.
FCL/FCL
GROUPAGE
CONTAINER
FREIGHT
STATION
BANDUNG (CFS)
HONGKONG CONTAINER
YARD
ISTILAH – ISTILAH DALAM PENGGUNAAN PETI KEMAS
–Haulage.
Pekerjaan mengangkut peti kemas dengan menggunakan trailer/chasis di
daerah kerja pelabuhan dari satu CY ke CFS lainnya atau dari lambung
kapal ke CY atau sebaliknya.
–Shifting.
Pekerjaan memindahkan peti kemas dari satu tempat ke tempat lain dalam
Bay yang sama atau ke Bay yang lain dalam kapal yang sama atau dari Bay
ke dermaga dan kemudian menenpatkan kembali ke Bay yang sama.
–Terminal Operation.
Segala aktivitas yang terjadi pada waktu pergerakan peti kemas dari
lambung kapal ke CFS/CY, Inter Change Area, gudang lapangan yang telah
ditetapkan atau sebaliknya di daerah Pelabuhan
ISTILAH – ISTILAH DALAM PENGGUNAAN PETI KEMAS
– Repositioning.
Mengangkat, mengangkut dan menempatkan peti kemas kosong dari
tempat dimana peti kemas kosong berada sampai ke Container Depot atau
lapangan terbuka lainnya.
– Supervisi.
Pekerjaan mengawasi pelaksanaan aktivitas CFS/ CY.
– Spreader.
Peralatan yang digunakan waktu membongkar atau memuat peti kemas
dari/ ke atas kapal.
– Container Depot.
Tempat khusus penumpukan peti kemas kosong baik yang berada di dalam
pelabuhan maupun di luar pelabuhan.
– Stevedoring.
Pekerjaan membongkar peti kemas dari dek kapal/ palka ke dermaga/ ke
atas chasis atau memuat dari dermaga/ chasis ke atas dek/ ke dalam palka
dengan menggunakan crane kapal/ crane darat (gentry crane).
ISTILAH – ISTILAH DALAM PENGGUNAAN PETI KEMAS
– Transhipment.
Pekerjaan untuk peti kemas yang dibongkar dari lapangan pengangkut
pertama dan ditumpuk pada lapangan-lapangan peti kemas untuk
dikapalkan kembali, oleh pengangkut kedua, dengan ketentuan :
– Reefer Container.
Memeriksa Reefer Container sebelum di kapalkan, memasang dan
memutuskan aliran listrik (plugged/unplugged) di dalam kapal,
monitoring di reefer yard dan sewa sambungan aliran listrik.
PENANGANAN PETI KEMAS
Agar peti kemas tidak cepat rusak dan
penyok karena benturan atau salah
dalam penangannya, maka haruslah
diperhatikan dalam penanganan peti
kemas itu antara lain :
Shipper :
– Bertangung jawab terhadap pengangkutan peti kemas kosong.
– Pemuatan barang (stuffing) ke peti kemas.
– Biaya yang timbul akibat pengangkutan peti kemas ke Container
Yard.
Carrier :
• Bertanggug jawab terhadap isi peti kemas yang telah diserahkan
kepadanya baik di Container Yard miliknya maupun selama
pengangkutan.
• Bertanggung jawab untuk memuat peti kemas keatas kapal angkut.
• Bertanggung jawab atas bongkar di pelabuhan tujuan sampai ke
Container Yard dan atas biaya yang timbul.
BONGKAR DAN MUAT PETIKEMAS
• Dalam bongkar muat peti kemas kita harus mengetahui posisi peti
kemas yang akan dibongkar muat apakah akan muat di bay, row atau
tier.
• Row, adalah pembagian kapal secara melintang dari tengah ke kiri dan
kekanan. Contoh dari tengah ke kiri row 02, 04, 06 dst sedangkan dari
tengah ke kanan row 01, 03, 04 dst
• Carrier.
– Bertanggung jawab sejak barang diterima dari shipper.
– Bertanggung jawab atas stuffing dan sampai pada angkutan ke
kapal.
– Di pelabuhan tujuan, peti kemas di bongkar dan stripping sampai
ke CFS atas beban carrier, sampai dengan penyerahan kepada
consignee.
Jumlah keseluruhan dari bale space atau grain space dibagi oleh
cargo deadweight ton adalah stowage factor dari sebuah kapal
barang.
MELINDUNGI KAPAL
MELINDUNGI KAPAL
MELINDUNGI KAPAL
MENGGUNAKAN RUANG PEMUATAN BAGI BARANG
BERAT
PORT MARK
BLOCK STOWAGE
BARANG TIDAK Barang dalam bentuk urai, antara lain Break Bulk
DALAM Cargo, Bag Cargo, Barang Curah Cair, Barang
KEMASAN Curah Kering termasuk Hewan.
2. SIFAT BARANG
Jenis barang yang mempunyai sifat mudah rusak atau dapat mencemarkan barang
BARANG lain apabila ditumpuk/disusun pada lokasi yang berdekatan
MENGGANGGU Contoh :
Garam, terasi, gaplek, bungkil kopra, kulit, kertas bekas, belerang, pupuk, semen,
besi, baja dan barang logam atau batangan lainnya.
FUNGSI
GUDANG
1. Mencegah terjadinya idle time bagi kapal.
PELAYANAN KAPAL
1
PERUSAHAAN
PELAYARAN
4. KAPAL SANDAR/BERANGKAT
PERUSAHAAN PELABUHAN PELAYANAN 5. PENGAWASAN/PENGENDA-
BONGKAR/MUAT TEKNIS LIAN OPERASIONAL MELA-
PERUSAHAAN LUI SUPERVISI OPERASI (SO)
3
EMKL
1
2
PELAYANAN BARANG
KETERANGAN :
1. PERMINTAAN PELAYANAN KAPAL DAN BARANG
2. RENCANA/PENETAPAN PELAYANAN KAPAL DAN KEGIATAN
B/M
3. KAPAL SANDAR
4. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN OPERASIONAL
MELALUI SUPERVISI OPERASI (SO)
5. LAPORAN
KEGIATAN PELAYANAN BARANG
1. KEGIATAN PELABUHAN
PEMBONGKARAN
1. KEGIATAN BONGKAR
MUAT TUJUAN/SASARAN POKOK KEGIATAN B/M
1. Jarak antara sisi dermaga atau sisi kapal dengan lokasi penumpukan
harus sedekat mungkin.
2. Sepanjang jarak transfering harus bebas dari hambatan dan mudah dilalui
oleh kendaraan dan peralatan bantu mekanik.
3. Peralatan transfering harus bebas dari hambatan dan mudah dilalui oleh
B. KEGIATAN DI DERMAGA kendaraan dan peralatan bantu mekanik.
4. Peralatan transfering harus dalam kondisi yang baik.
5. Driver harus mempunyai ketrampilan yang baik.
6. Pemilihan dan peralatan mekanik harus disesuaikan dengan type dan
kapasitas yang dibutuhkan.
7. Pengaturan dan pendayagunaan buruh yang tepat, dll
C. KEGIATAN PENUMPUKAN
JANGKA PANJANG
2-3 TAHUN
OPERASI PENUMPUKAN
Kegiatan penumpukan/penimbunan SKALA
barang dalam gudang/lapangan WAKTU
penumpukan
JANGKA PENDEK
2-3 MINGGU
• Jenis Barang
• Kemasan/Pembungkus
• Lama Waktu di Tempat Penumpukan
• Stuffing dari Barang tersebut.
• Tindakan Pencegahan (Keamanan).
3. USAHA PENGENDALIAN BONGKAR MUAT
1. SHORE CRANE
3 CONVEYOR
D
E
C F
A B
Stevedoring; adalah
kegiatan memuat dan membongkar
barang dari dan ke dermaga/kapal
dengan menggunakan peralatan
khusus, orang yang khusus memuat
barang dari dermaga ke kapal
disebut stevedore, sedangkan
orang yang memuat dari kapal ke
truck atau didarat disebut stevedore
quay. Kegiatan yang masih masuk
dalam stevedoring antara lain :
OPERASIONAL BONGKAR MUAT
AKTIVITAS STEVEDORING :
• Shifting, adalah memindahkan palka yang sama atau palka yang
berbeda lewat darat.
• Lashing/unlashing, mengikat/melepas ikatan muatan.
• Dunnaging, adalah memasang alat pemisah muatan.
• Sweeping, mengumpulkan muatan yang tercecer.
• Bagging/unbagging, memasukan/mengeluarkan muatan curah
dari/ke karung
• Restowage, menyusun kembali muatan dalam palka.
• Sorting, memilih/memisahkan muatan yang tercampur.
• Trimming, meratakan muatan dalam kapal.
• Cleaning, membersihkan kapal.
• Opening/closing hatches, adalah kegiatan membuka/menutup
palka kapal.
• Rain-tent cover up, adalah kegiatan menutup palka dengan
menggunakan tenda/plastik ketika waktu hujan.
Giant crane
STEVEDORING
OPERASIONAL BONGKAR MUAT
Cargodoring, kegiatan
mengeluarkan barang/muatan
dari tali/jala-jala di dermaga
dan mengangkutnya ke
gudang/lapangan penumpukan
Lini I atau sebaliknya.
Kegiatan ini dapat dilakukan
secara konvensional maupun
dengan peralatan lain seperti
fork lift, factor penentu
kegiatan cargodoring dengan
forklif , adalah jarak tempuh,
kecepatan kendaraan dan
waktu yang tidak efektif karena
kebanyakan forklift sedangkan
barang yang akan dimuat dan
di bongkar tidak begitu banyak.
KEGIATAN CARGODORING LAINNYA
No Golongan Barang Stevedoring Cargodoring Rece/Delivery Liner term Fios Term (Rp)
. (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Kelompok 1 3.903 4.395,75 2.745,75 7.141,50 11.044,50
2 Kelompok 2 3.036 3.431,25 2.143,50 5.574,75 8.610,75
3 Kelompok 3 2.732 3.093,75 1.932,75 5.026,50 7.758,50
4 Kelompok 4 2.484 2.817,75 1.760,25 4.578,00 7.062,00
5 Kelompok 5 2.186 2.487,00 1.553,25 4.040,25 6.226,25
6 Hewan/ternak/ekor
T = F(W + H + I + K ) + (S + M + A)
P
Keterangan :
T = Besarnya tariff bongkar muat
F = Faktor koefisien.
W = Upah tenaga kerja bongkar muat.
H = Kesejahteraan tenaga kerja bongkar muat.
I = Asuransi
K = Administrasi keperasi tenaga kerja bongkar muat.
S = Supervisi.
M = Alat bongkar muat
A = Administrasi perusahaan bongkar muat.
P = Produktivitas kerja bongkar muat/gilir kerja/Derek kapal
KEPUTUSAN DIREKSI PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA II
TENTANG
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 31 MEI 2000
HERMAN PRAYITNO
NIPP. 247091665
TENAGA KERJA BONGKAR MUAT
Tenaga Organik :
1). Bongkar muat “non mekanis” (Labour intensive)
Steve doring terdiri dari 12 orang
Cargodoring teriri dari 24 orang.
Receiving/delivery terdiri dari 12 orang.
2). Bongkar muat “alat mekanik”
Stevedoring terdiri dari 12 orang.
Cargodoring terdiri dari 12 orang
Receiving/delivery terdiri dari 6 orang
3). Bongkar muat untuk barang palletisasi :
Stevedoring terdiri dari 12 orang
Cargodoring terdiri dari 6 orang
Receiving/delivery terdiri dari 6 orang