Anda di halaman 1dari 32

WAREHOUSING

(PERGUDANGAN).
PENGERTIAN, JENIS, TATA LETAK
DAN FUNGSI GUDANG
Menurut jenisnya gudang dibagi atas
empat bagian yaitu, menurut Wilayah Bea
dan Cukai, Lamanya penyimpanan muatan,
Jenis muatan dan menurut bentuknya
Gudang adalah
tempat menyimpan Menurut Fungsinya gudang
barang yang akan mempunyai 6 fungsi
dimuat atau setelah
dibongkar dari
kapal Menurut Tata Letaknya (Lay out), pada
umumnya sebuah gudang haruslah
memenuhi criteria sebagai bagian dalam
memperlancar kegiatan keluar - masuk
barang serta keamanan dalam
penyimpanannya, persyaratan sebagai
tata letak gudang yang baik
GUDANG MENURUT JENISNYA
Menurut jenisnya gudang dibagi atas empat bagian yaitu, menurut Wilayah Bea dan
Cukai, Lamanya penyimpanan muatan, Jenis muatan dan menurut bentuknya

1. Menurut Wilayah Bea dan Cukai.


Gudang Lini I dan II
Gudang ini disebut transit-shed atau deep-sea godown, muatan yang masih dalam
pengawasan Bea dan Cukai, karena belum selesainya urusan bea cukai atau persyaratan
lainnya.
Gudang Verlengstuk.
Gudang yang ditunjuk sebagai gudang Lini I, sehubungan dengan belum selesainya
pemeriksaan oleh Bea dan Cukai. Pengawasan gudang dilakukan oleh pihak bea dan
cukai demikian pula terhadap kunci gudangnya.
Gudang Entreport.
Gudang untuk menampung atau menimbun barang yang diturunkan dari kapal dari luar
negeri, namun pemeriksaannya belum selesai oleh pihak Bea dan Cukai.
Depot.
Tempat konsolidasi muatan yang akan di ekspor ke luar negeri, hal ini karena
perkembangan ekspor yang meningkat dari suatu daerah misalnya Depot Petikemas Gede
Bage di Bandung, depot ini menampung semua barang ekspor dari jawa barat dan juga
menampung petikemas kosong, dan semuanya ini masih dalam pengawasan Bea dan
Cukai, sehunbungan belum dibayarnya bea masuk atau keluarnya.
GUDANG MENURUT JENISNYA

2. Menurut Lamanya Penyimpanan.


Short Term Storage.
Barang yang disimpan bersifat sementara sebelum dimasukan dalam Lini I.
Long Term Storage.
Barang yang disimpan cukup lama dalam suatu gudang karena suatu keadaan dimana
barang tersebut masih harus berada di Pelabuhan. Barang tersebut biasanya berada
pada gudang lini II atau gudang verlengstuk.

3. Menurut Jenis Muatan.


Gudang Umum,
Gudang untuk menyimpan muatan umum (General Cargo).
Gudang Khusus,
Gudang untuk muatan khusus, dipakai oleh Bea dan Cukai untuk barang- barang
yang tidak bertuan.
Gudang Muatan Berbahaya,
Gudang untuk menyimpan barang yang mudah terbakar, bisa tertutup bisa terbuka
tergantung jenis barang yang disimpannya.
GUDANG MENURUT JENISNYA

4. Menurut Bentuknya.
•  Gudang Tertutup (warehousing).
–  Gudang yang memiliki dinding dan penutup, gudang
ini untuk menyimpan barang yang terlindung dari
panas, hujan ataupun kelembaban.

•  Gudang Terbuka (open storage).


–  Gudang yang berupa lapangan terbuka sebagai
penumpukan barang yang tidak berpengaruh oleh
panas terik dan hujan, biasanya peti kemas.
GUDANG MENURUT FUNGSINYA
1. Pemindahan (transfer).
Kegiatan pemindahan barang mulai dari menerima
barang sampai menyerahkan kepada pemilik.
2. Penerima (receiving).
Kegiatan penerimaan barang di gudang dari truk, kapal
maupun pesawat terbang kemudian disimpan kedalam
gudang.
3. Penyimpanan (storage).
Barang yang diterima disimpan sesuai dengan
permintaan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
untuk itu dikeluarkan dokumen penyimpanan.
4. Pengerjaan (handling).
Adalah pekerjaan operasi yang berhubungan dengan
cara pengerjaan barang didalam gudang seperti
menumpuk, menyortir, memperbaiki bungkusan,
menimbang, memeriksa dan meneliti barang yang ada.
RECEIVING ACTIVITY
Pengecekan
transportasi

Pembongkaran muatan
dari truck

Memastikan jaminan
bahwa kuantitas dan
kualitas barang sesuai
dengan dokumen yang
diorder

GUDANG MENURUT FUNGSINYA

5. Pengiriman (expediting).
Aktivitas ini terdiri dari dua bagian yaitu pengiriman langsung pada
tempat yang diminta atau tempat perdagangan, dan pengiriman
tidak langsung yaitu hanya dokumen saja yang dikirim sedangkan
barang tetap tinggal.

6. Pembungkusan (Packing).
Kegiatan ini berhubungan erat dengan kegiatan pembungkusan dan
juga berkaitan dengan konsumen yaitu para perusahaan kargo,
dalam hal ini para konsumen akan menilai pelayanan pergudangan
dari kegiatan atau ukurannya ialah :

–  indicator of service.
–  Indicator of output.
–  Indicator of utility.
–  Indicator of productivity.
GUDANG MENURUT TATA LETAKNYA

Menurut Tata Letaknya (Lay out), pada umumnya sebuah gudang


haruslah memenuhi criteria sebagai bagian dalam memperlancar
kegiatan keluar - masuk barang serta keamanan dalam
penyimpanannya, persyaratan sebagai tata letak gudang yang baik
adalah :

•  Dekat dengan tempat bongkar muat.


•  Aman dan mudah diawasi.
•  Ketinggian tidak mudah kena banjir, bencana alam.
•  Inflow dan outflow harus seimbang supaya tidak idle-time.
•  Strorage-time, barang disimpan tidak terlalu lama.
•  Floor level bertingkat sehingga mudah ketika menaikan ke truk.
•  Desain gudang tidak terlalu banyak tiang, untuk kemudahan keluar
masuk forklift.
•  Desain pintu keluar dan masuk harus seimbang.
•  Adanya ruang penyimpanan tools.
•  Adanya ruangan kerja untuk petugas, dan ruang kerangkeng untuk
baran yang penting.
AKTIVITAS GUDANG TERTUTUP

RESERVE

STORAGE

LOADING

UNLOADING

GOODS

RECEIPT
ORDER

CHECKING
PICKING
SORTATION

DELIVERY

Ruang Perlengkapan Gudang
Pelataran Gudang
Cross Docking
Croos Docking
Loading/ unloading
truck
Loading/Unloading Gudangpos
OPERASIONAL PERGUDANGAN
Operasional gudang adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh gudang
dan lapangan penumpukan. Kegiatan tersebut terdiri dari Penerimaan
Muatan (receiving), Penumpukan/penyimpanan (strorage) dan
pengeluaran/penyerahan (delivery).

1. Penerimaan Muatan
a. Penerimaan Muatan (receiving).
Penerimaan di Gudang dan Lapangan, pemilik barang
mengajukan kepada PBM untuk penumpukan barang dengan
formulir I B yang telah disetujui oleh Pihak Bea dan Cukai
sebagai pelunasan Biaya Penimbunan Pergudangan dan fiat
timbun.
b. Pemuatan Langsung dari Truk ke Kapal.
Sebelum pemuatan ini harus ada persetujuan dari pihak Bea dan
Cukai, serta diperiksa juga kelengkapan dokumen form I B , serta
fiat muat dari Bea dan Cukai.
c. Pemuatan dari Gudang Lapangan/ kapal.
Pemuatan ini tetap harus mengacu kepada butir a dan b diatas,
dalam hal ini tandatangan mualim kapal sebagai penanggung
jawab harus diterakan pada Tally-out.
OPERASIONAL PERGUDANGAN
2. Penyimpanan/penumpukan muatan (Storage).
Kegiatan penumpukan dan penyimpanan muatan
haruslah memperhatikan aspek.
–  Aturan umum, yaitu yang bertalian dengan cara penumpukan
barang.
–  Petugas, sebagai orang yang bertanggung jawab dalam
menentukan letak muatan di gudang.
–  Ruang penumpukan, harus bersih dan rapih sehingga harus
dihindari broken space.
–  Muatan, harus dilihat besar kecilnya muatan guna penempatan
yang benar.
–  Rencana penumpukan, perhatikan jenis barang apa saja yang
dapat ditumpuk dalam ruangan itu.
–  Cara penumpukan, terutama yang berkaitan dengan berat
muatan, tumpukan dan kemudahan pada saat diambil.
–  Penyususnan penumpukan, agar teratur dan rapih gunakan
forklift, dengan ganjalan atau space yang baik agar mudah
dalam pembongkarannya.
STORAGE
Menempatkan barang dalam kondisi tunggu untuk di order.

Metode penyimpanan tergantung dari ukuran dan kuantitas
barang

OPERASIONAL PERGUDANGAN

3. Pengeluaran/ penyerahan Muatan (Delevery).


Pengeluaran barang dari gudang dapat dilakukan
setelah pemilik menyelesaikan semua kewajibannya,
kemudian baru dibuat D/O.
DELIVERY

1.  Mengirimkan barang
ke konsumen sesuai
order

2.  Melakukan
pengecekan
kelengkapan
pengiriman

3.  Penyiapan dokumen
pengiriman

4.  Pemuatan barang
kedalam truck
HUBUNGAN PERGUDANGAN DENGAN
BEA DAN CUKAI

•  Segala sesuatu yang berkaitan dengan pergudangan,


sangat erat pula kaitannya dengan pihak Bea dan Cukai,
karena setiap keluar masuknya muatan/ barang dari dan
ke gudang harus sepengetahuan pihak Bea dan Cukai.
•  Kewajiban pelaporan ini sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia No. 10 Tahun 1995 yang merupakan
Undang-undang Pokok Bea dan Cukai dalam
melaksanakan tugasnya, yang berkaitan dengan
kewenanganya dalam pergudangan.
•  Dalam undang-undang tersebut pasal-pasal yang
bertalian dengan pegudangan adalah : pasal 1 ayat 16,
pasal 43 ayat 1 s/d 4, pasal 65 ayat 1, pasal 66 ayat 1 s/
d 3, pasal 78, pasal 79, pasal 80, pasal 82, pasal 84 dan
pasal 85.
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG

1. Total Floor Area :


Luas gudang seluruhnya, yaitu luas lantai yang ada seluruhnya, berarti luas
lantai secara total dalam gudang tersebut, misalnya panjang 150 m, lebar
60 m, jadi luas seluruhnya = 150 x 60 x 1m² = 9000 m². untuk menentukan
berapa luas lantai floor area yang diperlukan untuk menimbun muatan,
maka dapat ditentukan dengan rumus :

Floor area = Consigment weight x Stowage Factor x 100 + Broken Stowage


100
Contoh :
- Consigment weight (berat muatan) = 100 ton
- Stowage factor = 3,2
- Broken stowage = 15 %

Jadi floor area = 100 x 3,2 x 100 + 15 = 320 M³


100
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG

Usable Storage Area :


Sering disebut sebagai luas gudang efektif yaitu luas gudang
yang dapat digunakan untuk menimbun muatan. Luas
gudang efektif tersebut biasanya terdiri dari ± 70 % dari total
floor area, dimana yang ± 30 % terdiri dari :
–  Ruangan untuk kantor Bea dan Cukai.
–  Ruangan untuk kantor operator gudang.
–  Ruangan untuk perwakilan PT Pelabuhan (Persero)
–  Ruangan untuk krangkeng (bahandel)
–  Ruangan untuk jalur lalu lintas kendaraan forklift, kereta dorong dsb.
–  Ruangan untuk pengamanan.
–  Ruangan untuk penyimpanan alat-alat bantu bongkar/muat atau
stevador’s equipment.
Ruang Kerja Gudang DHL MULTI USER
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG
3. Stacking Height :
Ketinggian rata-rata penumpukan muatan digudang/lapangan. Di dalam pelabuhan dalam
menyusun muatan perlu diberi batas-batas tertentu sehingga penimbunan benar-benar
dapat diatur secara baik, biasanya tinggi penumpukan diberi tanda pada dinding gudang
dengan garis-garis sebagai pembatas ketinggian.

Contoh :
Garis Hijau : sampai dengan garis hijau muatan dapat ditumpuk dengan aman, namun
berat muatan setiap M tidak boleh melebihi berat 3 ton.
Garis Kuning : garis ini merupakan peringatan bahwa penumpukan maksimal pada
garis tersebut, dan tidak boleh dilanjutkan lagi karena sangat berbahaya.
Garis Merah : disini muatan tidak boleh dilakukan untuk ditumpuk sampai dengan garis
merah, karena muatan juga berbahaya, disamping berbahaya untuk muatannnya juga
berbahaya bagi seluruh karyawan yang bekerja disitu.

Ketinggian penumpukan ini biasanya tergantung dari tinggi rendahnya gudang dan rata-rata
± 4 meter stacking factor = adalah faktor ketinggian penyusunan muatan.
Rumus Stacking Factor : Stowage factor x 100 + Broken stowage
100
Contoh :
- Stowage factor = 2,5
- Broken stowage = 10 %

Stacking factor = 2,5 x 100 + 10 = 2,6


100
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG

4. Stowage Factor :
Adalah jumlah ruangan dalam M yang diperlukan untuk 1 ton muatan atau
dengan kata lain jumlah volume dibagi dengan jumlah berat. Misalnya
volume suatu muatan 10 M, sementara itu berat muatan 5 ton, maka
stowage factornya adalah :
Stowage factor : 10 M = 2
5
Broken stowage merupakan ruangan yang tidak dapat dipakai atau ruang
yang hilang/ ruang rugi yang diakibatkan :
•  Bentuk ruangan, contoh ruangan yang melengkung.
•  Cara menyusun muatan.
•  Bentuk muatan itu sendiri.
Namun dalam prakteknya broken stowage ini merupakan bagian dari luas
afektif yang sengaja disihkan dengan maksud untuk kepentingan lain
misalnya :
–  Celah-celah antar barang.
–  Celah untuk membedakan merk tiap-tiap barang/consignee.
–  Celah untuk memudahkan dalam penanganan mautan handling.
–  Untuk kepentingan keamanan muatan.
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG

5. Holding Capacity :
Adalah kapasitas daya tampung gudang atau ruangan penumpukan.
Rumus Holding Capacity = Usable area x Stacking height
Stacking Factor

Contoh :
Stacking factor =3
Stacking height =6M
Usable storage area= 1000 M

Holding Capacity = 1000 x 6 x 1 M = 2000 M³


3
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG

6. Storage Occupancy Ratio = Prosentase pemakaian


penumpukan digudang (shed occupancy Ratio = SOR)
maupun lapangan (yard Occupancy Ratio = YOR) dalam
kurun waktu tertentu misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
maupun 1 tahun.

Rumus : Storage Occupancy Ratio = Jumlah tonase tertimbun x 100 %


Holding Capacity dalam ton

Bilamana storage occupancy Ratio telah melebihi ± 70


% dan terus menerus secara proposional berarti sudah
perlu dipertimbangkan menampung barang- barang/
muatan.
Racking Cargo In Warehousing
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG

7. In-Transit Time (Dweeling Time) : yaitu


lamanya barang atau muatan mengendap di
tempat penumpukan baik di gudang maupun
dilapangan, dengan rumus sebagai berikut :
Rumus In-Transit Time = Holding Capacity x 365 hari

Jumlah barang melalui indirect route

Semakin kecil dweeling time atau in-transit time,


makin besar kemungkinan jumlah barang yang
dapat ditampung suatu pelabuhan baik melalui
gudang maupun lapangan.
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG

8. Storage Area Throughput = adalah sejumlah barang yang melalui tempat


penumpukan setiap M baik melalui gudang (shed throughtput = STP) maupun melalui
lapangan (yard throyang melalui storage throughtput = YTP) untuk mengetahui berapa
jumlah barang yang melalui storage dapat dilihat dari rumus sebagai berikut :

Rumus Area Throughtput = 365 hari x Holding Capacity


In-Transit Time

Lapangan penumpukan (open strorage) : pada dasarnya juga merupakan tempat


penimbunan barang / muatan tersebut hanya tempatnya yang terbuka tidak beratap,
namun mempunyai fungsi yang sama sebagai tempat penyimpanan dan penimbunan
barang agar terhindar dari kerusakan dan kehilangan. Pada umumnya barang atau
muatan yang ditimbun di lapangan mempunyai karakteristik sebagai berikut :

•  Sifat barang tersebut tidak mungkin ditimbun didalam gudang karena terlalu besar
ukurannya, terlalu berat atau terlalu panjang.
•  Sifatnya menggangu kesehatan manusia, misalnya belerang, amoniak, minyak
tanah dalam drum, pupuk dlsb.
•  Sifatnya barang tersebut tidak menarik untuk dicuri dan tahan terhadap cuacu
misalnya : pipa-pipa besi, rel kereta api, besi-besi plat, timah dlsb.

Anda mungkin juga menyukai