(PERGUDANGAN).
PENGERTIAN, JENIS, TATA LETAK
DAN FUNGSI GUDANG
Menurut jenisnya gudang dibagi atas
empat bagian yaitu, menurut Wilayah Bea
dan Cukai, Lamanya penyimpanan muatan,
Jenis muatan dan menurut bentuknya
Gudang adalah
tempat menyimpan Menurut Fungsinya gudang
barang yang akan mempunyai 6 fungsi
dimuat atau setelah
dibongkar dari
kapal Menurut Tata Letaknya (Lay out), pada
umumnya sebuah gudang haruslah
memenuhi criteria sebagai bagian dalam
memperlancar kegiatan keluar - masuk
barang serta keamanan dalam
penyimpanannya, persyaratan sebagai
tata letak gudang yang baik
GUDANG MENURUT JENISNYA
Menurut jenisnya gudang dibagi atas empat bagian yaitu, menurut Wilayah Bea dan
Cukai, Lamanya penyimpanan muatan, Jenis muatan dan menurut bentuknya
4. Menurut Bentuknya.
• Gudang Tertutup (warehousing).
– Gudang yang memiliki dinding dan penutup, gudang
ini untuk menyimpan barang yang terlindung dari
panas, hujan ataupun kelembaban.
Pembongkaran muatan
dari truck
Memastikan jaminan
bahwa kuantitas dan
kualitas barang sesuai
dengan dokumen yang
diorder
GUDANG MENURUT FUNGSINYA
5. Pengiriman (expediting).
Aktivitas ini terdiri dari dua bagian yaitu pengiriman langsung pada
tempat yang diminta atau tempat perdagangan, dan pengiriman
tidak langsung yaitu hanya dokumen saja yang dikirim sedangkan
barang tetap tinggal.
6. Pembungkusan (Packing).
Kegiatan ini berhubungan erat dengan kegiatan pembungkusan dan
juga berkaitan dengan konsumen yaitu para perusahaan kargo,
dalam hal ini para konsumen akan menilai pelayanan pergudangan
dari kegiatan atau ukurannya ialah :
– indicator of service.
– Indicator of output.
– Indicator of utility.
– Indicator of productivity.
GUDANG MENURUT TATA LETAKNYA
RESERVE
STORAGE
LOADING
UNLOADING
GOODS
RECEIPT
ORDER
CHECKING
PICKING
SORTATION
DELIVERY
Ruang Perlengkapan Gudang
Pelataran Gudang
Cross Docking
Croos Docking
Loading/ unloading
truck
Loading/Unloading Gudangpos
OPERASIONAL PERGUDANGAN
Operasional gudang adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh gudang
dan lapangan penumpukan. Kegiatan tersebut terdiri dari Penerimaan
Muatan (receiving), Penumpukan/penyimpanan (strorage) dan
pengeluaran/penyerahan (delivery).
1. Penerimaan Muatan
a. Penerimaan Muatan (receiving).
Penerimaan di Gudang dan Lapangan, pemilik barang
mengajukan kepada PBM untuk penumpukan barang dengan
formulir I B yang telah disetujui oleh Pihak Bea dan Cukai
sebagai pelunasan Biaya Penimbunan Pergudangan dan fiat
timbun.
b. Pemuatan Langsung dari Truk ke Kapal.
Sebelum pemuatan ini harus ada persetujuan dari pihak Bea dan
Cukai, serta diperiksa juga kelengkapan dokumen form I B , serta
fiat muat dari Bea dan Cukai.
c. Pemuatan dari Gudang Lapangan/ kapal.
Pemuatan ini tetap harus mengacu kepada butir a dan b diatas,
dalam hal ini tandatangan mualim kapal sebagai penanggung
jawab harus diterakan pada Tally-out.
OPERASIONAL PERGUDANGAN
2. Penyimpanan/penumpukan muatan (Storage).
Kegiatan penumpukan dan penyimpanan muatan
haruslah memperhatikan aspek.
– Aturan umum, yaitu yang bertalian dengan cara penumpukan
barang.
– Petugas, sebagai orang yang bertanggung jawab dalam
menentukan letak muatan di gudang.
– Ruang penumpukan, harus bersih dan rapih sehingga harus
dihindari broken space.
– Muatan, harus dilihat besar kecilnya muatan guna penempatan
yang benar.
– Rencana penumpukan, perhatikan jenis barang apa saja yang
dapat ditumpuk dalam ruangan itu.
– Cara penumpukan, terutama yang berkaitan dengan berat
muatan, tumpukan dan kemudahan pada saat diambil.
– Penyususnan penumpukan, agar teratur dan rapih gunakan
forklift, dengan ganjalan atau space yang baik agar mudah
dalam pembongkarannya.
STORAGE
Menempatkan barang dalam kondisi tunggu untuk di order.
Metode penyimpanan tergantung dari ukuran dan kuantitas
barang
OPERASIONAL PERGUDANGAN
Contoh :
Garis Hijau : sampai dengan garis hijau muatan dapat ditumpuk dengan aman, namun
berat muatan setiap M tidak boleh melebihi berat 3 ton.
Garis Kuning : garis ini merupakan peringatan bahwa penumpukan maksimal pada
garis tersebut, dan tidak boleh dilanjutkan lagi karena sangat berbahaya.
Garis Merah : disini muatan tidak boleh dilakukan untuk ditumpuk sampai dengan garis
merah, karena muatan juga berbahaya, disamping berbahaya untuk muatannnya juga
berbahaya bagi seluruh karyawan yang bekerja disitu.
Ketinggian penumpukan ini biasanya tergantung dari tinggi rendahnya gudang dan rata-rata
± 4 meter stacking factor = adalah faktor ketinggian penyusunan muatan.
Rumus Stacking Factor : Stowage factor x 100 + Broken stowage
100
Contoh :
- Stowage factor = 2,5
- Broken stowage = 10 %
4. Stowage Factor :
Adalah jumlah ruangan dalam M yang diperlukan untuk 1 ton muatan atau
dengan kata lain jumlah volume dibagi dengan jumlah berat. Misalnya
volume suatu muatan 10 M, sementara itu berat muatan 5 ton, maka
stowage factornya adalah :
Stowage factor : 10 M = 2
5
Broken stowage merupakan ruangan yang tidak dapat dipakai atau ruang
yang hilang/ ruang rugi yang diakibatkan :
• Bentuk ruangan, contoh ruangan yang melengkung.
• Cara menyusun muatan.
• Bentuk muatan itu sendiri.
Namun dalam prakteknya broken stowage ini merupakan bagian dari luas
afektif yang sengaja disihkan dengan maksud untuk kepentingan lain
misalnya :
– Celah-celah antar barang.
– Celah untuk membedakan merk tiap-tiap barang/consignee.
– Celah untuk memudahkan dalam penanganan mautan handling.
– Untuk kepentingan keamanan muatan.
BEBERAPA PENGERTIAN TATA RUANG GUDANG
DAN MENGHITUNG KAPASITAS GUDANG
5. Holding Capacity :
Adalah kapasitas daya tampung gudang atau ruangan penumpukan.
Rumus Holding Capacity = Usable area x Stacking height
Stacking Factor
Contoh :
Stacking factor =3
Stacking height =6M
Usable storage area= 1000 M
• Sifat barang tersebut tidak mungkin ditimbun didalam gudang karena terlalu besar
ukurannya, terlalu berat atau terlalu panjang.
• Sifatnya menggangu kesehatan manusia, misalnya belerang, amoniak, minyak
tanah dalam drum, pupuk dlsb.
• Sifatnya barang tersebut tidak menarik untuk dicuri dan tahan terhadap cuacu
misalnya : pipa-pipa besi, rel kereta api, besi-besi plat, timah dlsb.