Anda di halaman 1dari 75

PERTOLONGAN PERTAMA

KELOMPOK 4:

Dewi Juwita
Ririn Erlina
Resza Okta Sofiana
BAGIAN A:

DASAR PERTOLONGAN
PERTAMA
Apakah Pertolongan
Pertama itu?
Pertolongan pertama adalah pemberian
pertolongan segera kepada penderita sakit atau
cedera/kecelakaan yang memerlukan
penanganan medis dasar.

Apa tujuannya?
Mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih
berat, mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit
dan rasa takut.
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
Tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu system yang dikenal dengan istilah
SPGDT, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya bidang
kesehatan.

KOMPONEN:

Pelayanan Pra RS.


Akses dan Klasifikasi
Komunikasi penolong: Transportasi
- Orang Awam
Masyarakat - Penolong
- Tenaga khusus
DASAR HUKUM
Pasal 531 KUHP
KUHP 45, 165, 187, 304s, 478, 525, 566

Persetujuan Pertolongan:
• Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan penderita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak
sadar atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan.
• Persetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.
Kewajiban Pelaku PP: Kualifikasi Pelaku PP:
1. Menjaga keselamatan. 1. Jujur dan bertanggung jawab.
2. Dapat menjangkau penderita. 2. Profesional.
3. Mengenali dan mengatasi masalah mengancam 3. Matang emosi.
nyawa. 4. Bisa bersosialisasi.
4. Meminta bantuan/rujukan. 5. Kemampuan nyata terukut dengan sertifikat
5. Memberikan pertolongan cepat dan tepat. PMI.
6. Membantu pelaku PP lainnya. 6. Selalu siap siaga (fisik).
7. Menjaga kerahasiaan medis penderita. 7. Mempunyai rasa bangga.
8. Melakukan komunikasi dengan petugas lain. INGAT!
9. Mempersiapkan penderita untuk ditansportasi. 1. Mencuci tangan
2. Membersihkan peralatan
3. Menggunakan APD
Alat Perlindungan Diri : Fungsi Alat & Bahan Dasar :
1. Sarung tangan lateks
1. Alat dan bahan memeriksa korban
2. Kacamata pelindung
2. Alat dan bahan perawatan luka
3. Baju pelindung
3. Alat dan bahan perawatan patah tulang
4. Masker penolong
4. Alat untuk memindahkan penderita
5. Masker Resusitasi Jantung Paru
5. Alat lain yang dianggap perlu sesuai dengan
6. Helm
kemampuan
BAGIAN B:

ANOTOMI
Apa itu Anotomi?
Anotomi adalah ilmu yang mempelajari BIDANG ANATOMIS
susunan tubuh dan bentuk tubuh.

1. Bidang Medial (Kiri &


Lalu apa itu Fisiologi?
Kanan)
Fisiologi adalah ilmu yang memperlajari fungsi
bagian dari alat atau jaringan tubuh. 2. Bidang Frontal (Depan &
Belakang)
Bagaimana posisi
3. Bidang Traversal (Atas &
Anotomis itu?
Posisi tubuh manusia yang berdiri tegak, kedua Bawah)
lengan disamping tubuh, telapak tangan
menghadap depan.
Pembagian Tubuh Manusia

a. Kepala.
b. Leher.
c. Batang tubuh. Rongga Tubuh Manusia
d. Anggota gerak atas.
e. Anggota gerak bawah. a. Rongga tengkorak
b. Rongga tulang belakang
c. Rongga dada
d. Rongga perut (abdomen)
e. Rongga panggul
SISTEM DALAM TUBUH MANUSIA

1. Sistem Rangka
1. Sistem Pencernaan (Disgetif)
(Kerangka/Skeleton)
2. Sistem Kelenjar Buntu
2. Sistem Otot (Muskularis)
(Endokrin)
3. Sistem Penafasan (Respirasi)
3. Sistem Kemih (Urinarius)
4. Sistem Peredaran darah
4. Kulit
(Sirkulasi)
5. Panca Indera
5. Sistem saraf (Nervus)
6. Sistem Reproduksi
BAGIAN C:

PENILAIAN
PENDERITA
Apa saja langkah-langkah
penilaian pada penderita?

A) Penilaian Keadaan
B) Penilaian Dini
C) Pemeriksaan Fisik
D) Riwayat Penderita
E) Pemeriksaan Berkala atau Lanjut
F) Serah Terima dan Pelaporan
A) Penilaian Keadaan
Dilakukan untuk memastikan Tindakan saat tiba di lokasi:
sistuasi yang dihadapi dalam suatu 1. Pastikan keselamatan.
upaya pertolongan. 2. Perkenalkan diri.
3. Menentukan keadaan umum dan mulai melakukan penilaian dini.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam
Keamanan Lokasi: nyawa.
5. Stabilkan oenderita dan teruskan pemantauan
Pelaku PP haruslah tanggap dan 6. Minta bantuan.
dengan serta merta melakukan
penilaian keadaan di lokasi.
Sumber Informasi:
Jika keadaan telah diatasi barulah a. Kejadian itu sendiri.
mendekati dan menolong korban. b. Penderita (bila sadar).
Terkadang kedua hal ini berjalan c. Kelauarga atau saksi.
bersamaan. d. Mekanisme kejadian.
e. Perubahan bentuk yang nyata / cedera yang jelas
f. Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit..
B) Penilaian Dini
 Kesan Umum  Menilai pernafasan
Tentukan apakah penderita tergolong kasus trauma atau kasus Periksa ada tidaknya napas dengan cara
medis. lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3-5
detik.
 Periksa Respon
Ada 4 tingkatan respons penderita:  Menilai sirkulasi dan menghentikan
A = Awas (penglihatan) pendarahan berat
S = Suara (pendengaran) Pastikan denyut jantung baik, tidak ada
N = Nyeri (Perasa) pendarahan yang mengancam nyawa.
T = Tidak respon
 Hubungi bantuan
 Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik Minta bantuan kepada orang lain atau
Pastikan jalan nafas penderita terbuka, jika tidak lakukan: tenaga terlatih lain. Pesan yan disampaikan
a. Pasien dengan respon, perhatikan cara pasien berbicara. harus singkat, jelas dan lengkap.
b. Pasien tidak respon, penolong harus memeriksa jalan nafas
pasien.
C) Pemeriksaan Fisik
Tiga metode pemeriksaan fisik: Pemeriksaan fisik (Head to Toe):
1. Penglihatan (Inspection) 1. Kepala Riwayat Penderita:
2. Perabaan (Palpation) 2. Leher Selain pemeriksaan,
3. Pendengaran (Auscultation) 3. Dada jika bisa lakukan
4. Abdomen wawancara untuk
5. Punggung mendapatkan data
Hal yang dapat dicari saat 6. Pelvis
memeriksa korban: tambahan.
7. Alat gerak atas
Perubahan bentuk (Deformities) 8. Alat gerak bawah
Luka Terbuka (Open Injuries)
Nyeri (Tenderness)
Bengkak (Swelling) Akronim KOMPAK untuk wawancara:
K = Keluhan Utama
O = Obat-obatan yang diminum
Pemeriksaan tanda vital:
M = Makanan/minuman terakhir
1. Frekuensi nadi
P = Penyakit yang diderita
2. Frekuensi napas
A = Alergi
3. Tekanan darah
K = Kejadian
4. Suhu
D) Pemeriksaan Berkala/Lanjut
Pemeriksaan berkala dilakukan sesuai dengan berat ringannya kasus yang dihadapai. Pada kasus berat,
pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus ringan lakukan setiap 15 menit
sekali.

Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah:


1. Keadaan respon.
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu.
3. Nilai kembalu pernafasan, frekuensi dan kualitasnya.
4. Periksa kembali nadi, lakan secara rinci bila waktu tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati
karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan panderita. Periksa kembali semua pembalutan.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.
E) Serah Terima dan Pelaporan
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah:
1. Umur dan jenis kelamin penderita Bila ada formulirnya sertakan form
2. Keluhan utama kepada tugas yang mengambil alih
3. Tingkat respon korban dari pelaku PP.
4. Keadaan jalan napas
5. Pernapasan Serah terima dapat dilakukan di lokasi,
6. Sirkulasi yaitu ketika tim bantuan datang ke
7. Pemeriksaan fisik yang penting tempat kejadian, atau penolong yang
8. KOMPAK yang penting mendatangi fasilitas kesehatan.
9. Penatalaksanaan
10.Perkembangan lain yang dianggap penting
BAGIAN D:

BHD
(BANTUAN HIDUP DASAR)
Apa itu Bantuan Hidup
Dasar?
Bantuan Hidup Dasar adalah usaha yang
dilakukan untuk mempertahankan kehidupan
pada saat penderita mengalami keadaan yang
mengancam nyawa.

Apa tujuannya?
- Mencegah berhentinya pernafasan
- Mencegah berhentinya sirkulasi
- Memberikan bantuan external terhadap
sirkulasi dan ventilasi dari penderita yang
mengalami henti jantung/henti nafas melalui
RJP
Sistem Pernapasan dan Sirkulasi
Sistem Pernafasan, fungsinya:
 Mengambil oksigen
 Mengeluarkan CO2
 Menghangatkan dan melembabkan udara (hidung)

Sistem Sirkulasi, fungsinya:


• Alat angkut: O2, CO2, zat nutrisi, zat sampah
• Pertahanan tubuh terhadap penyakit dan racun
• Mengedarkan panas ke seluruh tubuh
• Membantu membekukan darah bila terjadi luka
3 Komponen BHD:
Jenis Mati dalam PP:
• Airway Control – Penguasaan jalan napas
a. Mati klinis, tidak ditemukan adanya
• Breathing Support – bantuan pernapasan
pernapasan dan denyut nadi, reversible, ada
• Circulation Support – bantuan sirkulasi
waktu 4-6 menit untuk resusitasi tanpa
kerusakan otak. 2 Penyebab Utama Sumbatan Jalan Napas:
b. Mati Biologis, 8-10 menit dari henti jantung, • Lidah (Orang dewasa yang tidak ada respon)
mulai dengan kematian sel otak, irreversible. • Benda asing (Bayi dan anak kecil)

2 Cara Membuka Jalan Napas:


• Teknik angkat dagu tekan dahi
4 Komponen Rantai Survival:
• Manuver rahang bawah
a. Kecepatan dalam permintaan bantuan
b. Resusitasi Jantung Paru (RJP) Cara Memeriksa Napas:
c. Defibrilasi Dengan cara LDR (Lihat – Dengar – rasakan) selama 3 – 5
d. Pertolongan hidup lanjut menit.
2 Teknik Untuk Membersihkan Jalan Napas:
• Menempatkan posisi pemulihan Prinsip Dasar Bantuan Pernapasan
• Sapuan jari 2 Teknik Bantuan Pernapasan:
• Menggunakan mulut penolong:
Mengenali Sumbatan Jalan Napas: • Menggunakan alat bantu
• Sumbatan parsial
• Sumbatan total
Frekuensi Pemberian Napas Buatan (Umur):
• Dewasa : 10-12x/mnt
Cara Mengatasi Sumbatan Jalan Napas Pada • Anak (1-8 th) : 20x/mnt
Berbagai Penderita: • Bayi (0-1 th) : >20x/mnt
• Hentakan perut • Bayi baru lahir : 40x/mnt
• Hentakan dada
Prinsip Resusitasi Jantung Paru:
Tindakan RJP merupakan gabungan dari ketiga
Tanda Pernafasan: komponen A, B, C. Sebelum melakukan RPJ, pastikan:
• Pernapasan adekuat • Tidak ada respon
• Pernapasan kurang adekuat • Tidak ada napas
• Tidak bernapas • Tidak ada nadi
• Alas RJP harus keras dan datar
Prinsip Dasar Bantuan Sirkulasi:
Bantuan sirkulasi dengan PJL, kedalamannya; a. 2 Macam Rasio RJP:
• Dewasa : 4-5 cm • Dewasa
• Anak dan Bayi : 3-4 cm 2 Penolong = 15:2/siklus
• Bayi : 1,5; 2,5 cm 1 Penolong = 5:1/siklus
• Anak dan bayi = 5:1/siklus
Prinsip Penekanan pada PJL:
• Dewasa : 2 jari diatas pertemuan iga terbawah kanan/kiri, menggunakan 2 tangan
• Anak : 2 jari diatas pertemuan iga terbawah kanan/kiri, menggunakan 1 tangan.
• bayi, : 1 jari dibawah garis imajiner antara putting susu bayi, menggunakan 2 jari.

6 Tanda RJP Dilakukan Dengan Baik: 5 Macam Komplikasi pada RJP:


• Saat melakukan RJP, minta seseorang menilai nadi karotis, bila • Patah tulang dada/iga.
ada denyut maka berarti tekanan cukup baik. • Bocornya paru-paru
• Gerakan dada naik/turun dengan baik saat memberikan bantuan (pheumothorak)
napas. • Pendarahan dalam paru-
• Reaksi pupil mata mungkin kembali normal. paru/rongga dada (hemothorak).
• Warna kulit berangsur kembali membaik. • Luka dan memar pada paru-paru.
• Mungkin ada reflek menelan dan bergerak. • Robekan pada hati.
• Nadi akan berdenyut kembali
4 Keadaan Dimana Tindakan RPJ dihentikan:
• Penderita pulih kembali.
• Penolong kelelahan.
• Diambil alih oleh tenaga yang sama atau lebih terlatih.

Kesalahan Pada RJP dan Akibatnya: • Jika ada tanda pasti mati.

Kesalahan Akibat
Penderita tidak berbaring pada bidang keras PJL kurang efektif
Penderita tidak horisontal Bila kepala lebih tinggi, darah yang ke otak berkurang
Tekan dahi angkat dahu kurang baik Jalan napas terganggu
Kebocoran saat melakukan napas buatan Napas buatan tidak efektif
Lubang hidung kurang tertutup rapat & mulut Napas buatan tidak efektif
penderita kurang terbuka saat pernapasan buatan
Tekanan terlalu cepat atau terlalu dalam Patah tulang, luka dalam paru-paru
Rasio PJL dan napas buatan tidak baik Oksigenasi darah kurang
BAGIAN E:

PENDARAHAN DAN
SYOK
Pendarahan Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya
Sistem peredaran darah yang terdiri dari dengan oksigen setelah diproses dari paru paru
3 komponen utama yaitu; untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Bagian sebelah kanan menerima darah dari
Sumber Pendarahan: tubuh dan meneruskan ke paru paru untuk
dapat disebabkan oleh beberapa cedera kembali diperkaya dengan oksigen.
dan penyakit. 1. Jantung
Berdasarkan sumber perdarahan:
a. Perdarahan nadi Arteri/Pembuluh Nadi Adalah pembuluh darah
b. Perdarahan pembuluh balik yang mengangkut darah yang kaya dengan
c. Perdarahan pembuluh rambut oksigen ke seluruh tubuh.
Vena/Pembuluh Balik Adalah pembuluh darah
yang mengangkut darah dari seluruh tubuh
Jenis Perdarahan
kembali ke jantung.
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, 2. Pembuluh Darah
yaitu: Kapiler/Pembuluh Rambut Arteri akan terbagi bagi menjadi pembuluh
1. Perdarahan luar (terbuka), bila kulit yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga lebih dekat dengan kulit.
juga cedera sehingga darah bisa keluar Denyut Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana
dari tubuh dan terlihat ada di luar Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat dengan kulit.
tubuh.
2. Perdarahan dalam (tertutup), jika
Memiliki komposisi yang Terdiri atas sel darah putih, sel
kulit tidak rusak sehingga darah tidak darah merah, dan plasma darah.Komposisi Terdiri atas sel
bisa mengalir langsung keluar tubuh. 3. Darah darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.
a. Tekanan Langsung, dapat dilakukan dengan cara menekan bagian atas luka, bisa
- Pendarahan Luar secara langsung atau dengan menggunakan kapas/kassa steril. Tujuannya adalah untuk
mengurangi kehilangan darah dan memberi kesempatan untuk terjadinya pembekuan
normal.
b. Elevasi, adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian
jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan.
Perawatan Pendarahan Luar c. Titik Tekan , menekan pembuluh nadi diatas daerah yang mengalami pendarahan.
Misalnya diarteri brakialis (dilengan atas) dan di arteri femoralis (dipaha).
d. Immobilisasi, dengan kompres dingin.
Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat
darurat dimana tidak ada cara lain utnuk
Menggunakan Torniket
menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan
sedekat mungkin dengan titik perdarahan.
- Pendarahan dalam
Gejala dan Tanda Perawatan untuk
Perdarahan dalam
a. Batuk darah berwarna merah muda a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan
b. Memuntahkan darah berwarna berikan oksigen sesuai peraturan
b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi
gelap (seperti ampas kopi)
jangan sampai kepanasan
c. Terdapat memar d. Bagian c. Atasi Syok
Abdomen terasa lunak d. Pindahkan penderita secepatnya
1. Perlindungan terhadap infeksi pada 2. Pada perdarahan besar:
penanganan perdarahan : a. Jangan buang waktu mencari penutup luka
a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan b. Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya
tubuh korban. menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan lain
b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, c. Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut
makanan sewaktu memberi perawatan. lebih tinggi dari jantung (hanya pada alat gerak), bila
c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat. masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada
d. Dekontaminasi atau buang bahan titik-titik tekan.
yang sudah ternoda dengan darah atau d. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
cairan tubuh korban Perawatan e. Pasang pembalutan penekan

Perdarahan 4. Perdarahan dalam atau curiga


3. Pada perdarahan ringan atau ada perdarahan dalam :
terkendali : a. Baringkan dan istirahatkan penderit
a. Gunakan tekanan langsung dengan b. Buka jalan napas dan pertahankan
penutup luka c. Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
b. Tekan sampai perdarahan terkendali d. Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga
c. Pertahankan penutup luka dan balut akan menjadi syok
d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka e. Jangan beri makan dan minum
atau balutan pertama f. Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Syok
terjadi bila sistem peredaran darah
(sirkulasi) gagal mengirimkan darah Gejala dan tanda syok
yang mengandung oksigen dan bahan - Nadi cepat dan lemah
nutrisi ke alat tubuh yang penting - Napas cepat dan dangkal
(terutama otak, jantung dan paru-paru).
- Kulit pucat,dingin dan lembab
Penyebab - Sering kebiruan pada bibir dan
- Kegagalan jantung memompa darah
- Kehilangan darah dalam jumlah cuping telinga
besar - Haus lMual dan muntah
- Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh - Lemah dan pusing
darah yang luas, sehingga darah - Merasa seperti mau kiamat,
tidak dapat mengisinya ldengan baik
- Kekurangan cairan tubuh yang gelisah
banyak misalnya diare.
Penanganan Syok

- Bawa penderita ke tempat teduh dan aman


- Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 30 cm bila tidak ada
kecurigaan patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila
menggunakan papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki.
- Pakaian penderita dilonggarkan
- Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut penutup
- Tenangkan penderita lPastikan jalan napas dan pernapasan baik.
- Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
- Jangan beri makan dan minum.
- Periksa berkala tanda vital secara berkala
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
BAGIAN F:

JARINGAN LUNAK
Jaringan Lunak
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah
luka.
Klasifikasi Luka Luka yaitu :
a. Luka terbuka Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya
kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit. Diantaranya ;
- Luka lecet
Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata
- Luka robek
Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang
relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.
- Luka sayat
Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya rapi. Sering
merupakan kasus criminal
- Luka tusuk
Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh
dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.
- Luka avulsi
Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang menempel.
- Luka amputasi
Karena bagian tubuh tertentu putus.
b. Luka tertutup Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya
jaringan di bawah kulit.
Diantaranya ;
- Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan tubuh, darah keluar
dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan
Pembagian ini tidak menjadi penentu berat ringannya suatu cedera.
- Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan
kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.
- Luka remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang
menajadi patah di beberapa tempat.
Perawatan luka Terbuka Perawatan luka dengan benda asing
1. Pastikan daerah luka terlihat
menancap
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan
4. Cegah kontaminasi lanjut menancapnya benda asing adalah sebagai berikut :
5. Beri penutup luka dan balut 1. Stabilkan benda yang menancap secara manual.
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak 2. Jangan dicabut. Benda asing yang menancap tidak
darah dan lukanya cukup parah pernah boleh dicabut
7. Tenangkan penderita 3. Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan
8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada jelas.
posisi syok walau syok belum terjadi
4. Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan menekan benda yang menancap
Perawatan Luka Tertutup 5. Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan
- Khusus untuk luka memar dapat dilakukan penutup luka tebal, atau berbagai variasi misalnya
pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.
pertolongan sebagai berikut :
1. Berikan kompres dingin (misalnya kantung es) 6. Rawat syok bila ada
2. Balut tekan 7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.
3. Istirahatkan anggota gerak tersebut 8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
4. Tinggikan anggota gerak tersebut
BAGIAN G:

PATAH
TULANG/CIDERA
SISTEM OTOT DAN
RANGKA
Patah tulang
ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Meskipun pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan.
Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah.

Cedera dapat terjadi sebagai akibat


1. Gaya langsung. Tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah.
2. Gaya tidak langsung. Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif
lemah, sehingga akhirnya bagian lain iilah yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak
mengalami cedera berarti
3. Gaya puntir. Selain gaya langsung, juga tulang dapat menerima puntiran atau terputar sampai patah. Ini sering
terjadi pada lengan.

Gejala dan tanda patah tulang


1. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Seing merupakan satu-satunya tanda yang terlihat.
Cara yang paling baik untuk menentukannya adalah dengan membandingkannya dengan sisi yang sehat.
2. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan.
3. Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera.
4. Terdengar suara berderak pada daerah yang patah (suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan
bagian cedera tersebut).
5. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
Pembagian Patah Tulang, berdasarkan kedaruratannya patah tulang dibagi
menjadi 2 yaitu : 1. Patah tulang terbuka 2. Patah tulang tertutup
Pembidaian
Beberapa macam jenis bidai
Penanganan patah tulang yang paling utama
adalah dengan melakukan pembidaian. 1. Bidai keras. Umumnya terbuat dari kayu, alumunium,
Pembidaian adalah berbagai tindakan dan karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan,
upaya untuk mengistirahatkan bagian yang Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
patah. 2. Bidai traksi. Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung
Tujuan pembidaian dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang
terlatih khusus. Contoh : bidai traksi tulang paha
1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari 3. Bidai improvisasi. Bidai yang dibuat dengan bahan yang
ujung tulang yang patah.
cukup kuat dan ringan untuk penopang, contoh : majalah,
2. Menguraangi terjadinya cedera baru koran, karton dan lain-lain.
disekitar bagian tulang yang patah. 4. Gendongan/Belat dan bebat. Pembidaian dengan
3. Memberi istirahat pada anggota badan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain
yang patah. segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai
4. Mengurangi rasa nyeri. sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan.
5. Mempercepat penyembuhan
BAGIAN H:

LUKA BAKAR
Sebab Panas
Luka Bakar Kimia
Listrik Radiasi
PENGGOLONGAN

Berdasarkan dalamnya luka bakar dibagi menjadi :


1. Luka bakar superfisial (derajat satu)
Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas saja (epidermis). Ditandai dengan kemerahan, nyeri dan kadang-
kadang bengkak
2. Luka bakar derajat dua (sedikit lebih dalam)
Meliputi lapisan paling luar kulit yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu. Luka bakar jenis ini paling sakit ,
ditandai dengan gelembung-gelembung pada kulit berisi cairan, bengkak, kulti kemerahan atau putih, lembab dan
rusak.
3. Luka bakar derajat tiga
Lapisan yang terkena tidak terbatas, bahkan dapat sampai ke tulang dan organ dalam. Luka bakar ini paling berat
dan ditandai dengan kulit biasanya kering, pucat atau putih, namun dapat juga gosong dan hitam.Dapat diikuti
dengan mati rasa karena kerusakan saraf. Daerah disekitarnya nyeri. Berbeda dengan derajat satu dan dua luka
bakar derajat tiga tidak menimbulkan nyeri
Luas luka bakar Rumus Sembilan
Rumus telapak tangan.
Cara lain untuk menghitung luas luka
bakar adalah embandingkannya dengan
luas telapak tangan korban. Telapak
tangan korban dianggap
Derajat luka bakar
memiliki luas 1% luas
1. Luka bakar ringan
permukaan tubuh. Dan - Luka bakar derajat tiga kurang dari 2% luas, kecuali pada wajah, tangan, kaki, kemaluan atau
perhitungan luas luka lsaluran napas
bakar dihitung - Luka bakar derajat dua kurang dari 15%
berdasarkan masing- - Luka bakar derajat satu kurang dari 50%
masing derajat luka bakar. 2. Luka bakar sedang
- Luka bakar derajat tiga antara 2% sampai 10%, kecuali pada wajah, tangan, kaki, kemaluan latau
saluran napas
- Luka bakar derajat dua antara 15% sampai 30%
- Luka bakar derajat satu lebih dari 50%
3. Luka bakar berat
- Semua luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas, cedera jaringan lunak dan cedera ltulang
- Luka bakar derajat dua atau tiga pada wajah, tangan, kaki, kemaluan atau saluran napas
- Luka bakar derajat tiga di atas 10%
- Luka bakar derajat dua lebih dari 30%
- Luka bakar yang disertai cedera alat gerak
- Luka bakar mengelilingi alat gerak
Beberapa penyulit pada luka bakar adalah :
1. Usia penderita, biasanya mereka dengan usia
kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun.
Penanganan kelompok usia ini biasanya lebih
sulit.
2. Adanya penyakit
penyerta. Proses
Penatalaksanaan luka bakar penatalaksanaan sering
- Keamanan keadaan menjadi sukar dan
berkepanjangan.
- Keamanan penolong dan orang lain
1. Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada
bahan kimia alirkan air terus menerus sekurang-kurangnya selama 20 menit
2. Buka pakaian dan perhiasan
3. Lakukan penilaian dini
4. Berikan pernapasan buatan bila perlu
5. Tentukan derajat berat dan luas luka bakar
6. Tutup luka bakar dengan penutup luka dan pembalut longgar, jangan memecahkan
gelembungnya. Bila yang terbakar adalah jari-jari maka balut masing-masing jari
tersendiri
7. Upayakan penderita senyaman mungkin
BAGIAN I:

PEMINDAHAN
1. Pemberian pertolongan pertama harus cepat dan tepat berdasarkan keadaan
korban, termasuk dalam hal mengangkat dan memindahkan korban ke tempat
yang lebih aman.
2. Langkah- langkah penanganan korban sebelum dipindahkan :

A. Melakukan penilaian korban : B. Setelah penilaian keadaan dilakukan dan dapat


Dilakukan untuk memperoleh informasi yang dipastikan kondisi sekitar aman, lakukan penilaian dini
dibutuhkan agar penolong mengetahui kondisi korban dengan memeriksa kesadaran dan pernapasan
korban : korban. Pastikan jalan napas korban terbuka dengan
- Pastikan kondisi korban aman. baik, namun jika korban tidak merespon gunakan
- Lihat apakah ada bahaya langsung pada korban. teknik angkat dagu dan tekan dahi.
- Kemngkinan apa saja yang akan terjadi
- Berapa banyak orang yang terlibat pada
kecelakaan/musibah tersebut
- Apakah ada orang lain yang bisa membantu
- Cari tahu bagaimana cara mengatasinya.
LANJUTAN...

C. Mekanika Tubuh untuk pemindahan korban


Saat mengakat tubuh korban ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat
- Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk, punggung
harus tetap lurus dan tetap menjaga keseimbangan.
- Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh.
- Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tububh
saling menopang.
- Kurangi jarak/ketinggian yang harus dilalui korban agar tetap menjaga
keseimbangan tubuh koran ketika dipindahkan.
- Perbaiki posisi dan angkatlah secara bedrtahap.
Kunci utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang, upayakan kerja
kelompok dan terus berkomunikasi serta lakukan koordinasi.
3. .MEMINDAHKAN KORBAN

Kapan penolong harus memindahkan korban - Bangunan yang tidak stabil


sangat tergantung dari keadaan. Secara umum, - Mobil terbalik
bila tidak ada bahaya maka jangan - Kerumunan masa yang resah
memindahkan korban, lebih baik tangani di
- Material berbhaya
tempat.
Pemindahan korban ada 2 macam : - Tumpahan minyak
1. Pemindahan Darurat - Cuaca Ekstrim
 Hanya dilakukan bila ada bahaya langsung  Untuk memperoleh akses menuju korban lainya
terhadap korban  Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat
 Contoh situasi yang membutuhkan pemindahan dilakukan, dilakukan RJP ( Resusitasi Jantung
segera : Paru) yakni tindakan pertolongan pada orang
 Kebakaran/bahaya kebakaran yang mengalami henti napas.
 Ledakan atau bahaya ledakan
 Sukar mengamankan korban dari bahaya di
lingkungan :
MACAM PEMINDAHAN DARURAT
4. Menggendong
1. Tarikan Baju
Pertama ikat kedua tangan penderita di atas dada
menggunakan kain (pembalut). Kemudian cengkram
baju penderita di daerah baju dan tarik di bawah
kepala penderita untuk penyokong dan pegangan
untuk menarik penderita ke tempat aman.

2. Tarikan selimut/kain
Apabila penderita telah berbaring di atas selimut atau
sejenisnya, maka lipat bagian selimut yang berada di
bagian kepala penderita lalu tarik penderita ke tempat
yang aman. Supaya penderita tidak bergeser dari
atas selimut, maka dapat dibuat simpul di ujung
selimut bagian kaki penderita.

3. Tarikan bahu/lengan
Gendong korban di belakang Anda dan
Cara ini berbahaya bagi penderita cedera spinal
tangan korban disilangkan di depan
(tulang belakang dari tulang leher sampai tulang
dada Anda. Tahan paha korban
ekor). Posisikan penolong berlutut di atas kepala
dengan kedua tangan Anda.
penderita. Masukkan kedua lengan di bawah ketiak
penderita kemudian tarik ke belakang.
5. Memapah 6. Membopong

Berdirilah di samping korban, lingkarkan tangan Cara ini sangat efektif untuk mengangkat dan
korban pada bahu anda dan sanggalah korban memindahkan korban anak-anak dan orang
dengan bahu Anda, pegang tangannya, kemudia dewasa yang bertubuh kecil. Caranya dengan
lingkarkan tangan Anda ke belakang korban dan meletakkan tangan Anda di punggung korban
pegang baju atau pinggangnya. Pindahkan (di atas pinggang) dan letakkan tangan
korban dengan cara memapah. satunya lagi di bawah paha korban.
PEMINDAHAN BIASA

Dilakukan ketika tidak ada bahaya langsung terhadap korban, maka korban hanya dipindahkan bila
semuanya telah siap dan korban selesai ditangani.
Contoh :
 Angkatan Langsung 6. Angkat penderita keatas lutut ketiga
Teknik ini memerlukan 3 penolong. penolong secara bersamaan.
Langkah pengangkatan langsung : 7. Sisipkan tandu yang akan digunakan di
1. Ketiga penolong berlutut pada salah satu penderita, bawah penderita dan atur letaknya oleh
jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling penolong yang lain.
sedikit cedera. 8. Letakkan kembali di atas tandu dengan satu
2. Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah perintah yang baik.
leher dan bahu lengan dan lengan yang satu disisipkan 9. Jika akan berjalan tanpa memakai tandu,
di bawah punggung penderita. dari langkah no.6 teruskan denga
3. penolong kedua menyisipkan tangan di bawah memiringkan penderita ke dada penolong.
punggung dan pantat penderita. 10. Berdiri secara bersamaan dengan satu
4. Penolong ketiga menyisikan satu lengan di bawah perintah
pantat penderita dan lengan yang satunya di bawah 11. Berjalanlah kerarah yang anda kehendaki
lutut penderita. dengan melangkah bertahap.
5. Penderita siap diangkat dengan satu perintah
LANJUTAN...

• Teknik angkatan anggota gerak


Teknik ini memerlukan 2 penolong :
1. Penolong pertama mengambil posisi di kepala
penderita
2. Lakukan pengangkatan pada lengan penderita
3. Penolong yang lain berdiri di antara dua tungkai
penderita, menyelipkan tangan dan mengangkat
kedua lutut penderita
4. Dengan satu aba-aba kedua penolong dapat
memindahkan penderita pada lokasi yang
diinginkan.
4. POSISI KORBAN

Meletakan penderita tergantung keadaanya :


1. Korban dengan syok  Tinggikan tungkai sekitar 20-30 cm.
2. Korban dengan gangguan pernapasan  posisikan duduk atau setengah
duduk.
3. Korban nyeri perut  posisikan tidur satu sisi dengan tungkai di tekuk.
4. Korban muntah-muntah  posisikan nyaman dan awasi jalan napas.

5. PERALATAN EVAKUASI

 Tandu beroda
 Tandu lipat  Tandu basket
 Tandu skop  Tandu fleksibel
 Vest type extrication device  Kain evakuasi
( KED)  Papan Spinal
 Tandu kursi
BAGIAN J:

KEDARURATAN MEDIS
B. GEJALA DAN TANDA PADA
A. KEDARURATAN KEDARURATAN MEDIS.

1) Gejala :
Semua yang dialami korban yang tidak tergolong  Demam
dalam kecelakaan dimasukan dalam kelompok  Nyeri
kedaruratan medis. Penyebabnya antara lain  Mual,Muntah
infeksi, racun, atau kegagalan satu atau lebih  Buang air kecil berlebihan atau tidak sma
system tubuh. Penangan penderita yang paling sekali
penting adalah menjaga jalan napas dan  Pusing,perasaan mau pingsan, merasa akan
memantau tanda vital penderita saat teratur lalu kiamat
segera merujuk penderita kefasilitas kesehatan.  Sesak atau merasa sukar bernapas
 Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh
pada mulut
LANJUTAN...
C. GANGGUAN MEDIS YANG
UMUM DITEMUKAN :
2) Tanda :
 Perubahan status mental (tidak sadar, bingung)
 Perubahan irama jantung : nadi cepat atau sangat 1. Pingsan
lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat Terjadi akibat :
 Perubahan pernapasan : irama dan kualitas warna - Peredaran darah ke otak berkurang
pada selaput lendir ( pucat,kebiruan,terlalu merah) - Reaksi terhadap rasa nyeri
 Perubahan keadaan kulit : Suhu, kelembapan, - Kelelahan
- Kekurangan makanan
keringat berlebihan, tubuh yang sangat kering
- Emosi yang hebat
termasuk perubahan pada selaput lendir. - Berada dalam ruangan yang penuh
 Manik mata : Sangat lebar, atau sangat kecil orang tanpa udara segar yang cukup.
 Bau khas dari mulut atau hidung
 Aktivitas otot misalnya kejang atau kelumpuhan
 Gangguan saluran cerna : Mual, muntah atau diare
LANJUTAN...

 Gejala dan tanda pingsan •Penanganan pingsan


- 1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
Perasaan limbung.
2. Longgarkan pakaian.
- Pandangan berkunang-kunang dan telinga 3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
berdenging. 4. Periksa cedera lainnya.
- Lemas, keluar keringat dingin. 5. Beri selimut, agar badannya hangat.
- Menguap. 6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
- Dapat menjadi tidak sadar, yang biasanya 7. Bila tidak cepat pulih, maka:
berlangsung hanya beberapa menit. – Periksa napas dan nadi.
- – Posisikan stabil.
Denyut nadi lambat.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan
LANJUTAN...

- Gejala dan Tanda


2. Paparan Panas 1. Kejang otot yang disertai nyeri,biasanya pada
Panas dapat mengakibatkan gangguan pada
otot tungkai dan perut.
tubuh. Umunya ada 3 macam gangguan yang
terjadi : 2. Kelelahan
3. Mual
• Kram Panas ( Kejang panas) 4. Mungkin pingsan
Gangguan ini berupa kejang disertai nyeri
pada otot yang terjadi pada saat - Penanganan
melakukan kegiatan fisik, misalnya bermain 1. Pindahkan penderita ke tempat teduh / sejuk.
bola, berlari. Umumnya terjadi
2. Baringkan sampai kejangnya menghilang.
pada otot tungkai dan perut. Terjadi akibat
kehilangan garam tubuh yang berlebihan 3. Beri minum kepada penderita, bila perlu
melalui keringat. dicampur sedikit garam.
4. Rujuk ke fasilitas kesehatan terutama bila
kejang tidak berhenti.
LANJUTAN...

• Kelelahan Panas
Kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di
lingkungan yang suhu
- Penanganan
udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggunya
1. Baringkan penderita ditempat yang
aliran darah.
teduh
2. Kendorkan pakaian yang mengikat
- Gejala dan Tanda
3. Tinggikan tungkai penderita 20 - 30 cm
1. Pernapasan cepat dan dangkal.
4. Beri minum bila penderita sadar
2. Nadi lemah.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
3. Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir
6. Berikan oksigen bila ada
pucat
4. Pucat, keringat berlebihan.
5. Lemah.
6. Pusing, kadang penurunan respons
7. Lidah kering dan haus
LANJUTAN...

• Sengatan Panas
Terjadi akibat kegagalan sistem pengaturan
suhu tubuh.Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi
dan berbahaya bagi keselamatan penderita. - Penanganan
Bila tidak diatasi segera maka sel otak akan 1. Turunkan suhu tubuh penderita secepat
segera mati. mungkin.
2. Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha,
- Gejala dan tanda dibelakang lutut dan sekitar
1. Pernapasan cepat dan dalam. mata kaki serta di samping leher.
2. Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi 3. Bila memungkinkan, masukkan penderita ke
lemah. dalam bak berisi air dingin
3. Kulit teraba kering, panas kadang dan tambahkan es ke dalamnya.
kemerahan 4. Rujuk ke fasilitas kesehatan
4. Pupil mata melebar
5. Kehilangan kesadaran
6. Kejang umum atau gemetar pada otot
LANJUTAN...

•Paparan dingin (Hipotermia)


Udara dingin dapat menyebabkan suhu tubuh
menurun. Ada beberapa keadaan yang 2. Hipotermia Berat
memperburuk hipotermia yaitu faktor angin dan o Pernapasan sangat lambat
kekurangan makanan. o Denyut nadi sangat lambat
o Tidak ada respon
-Gejala dan tanda
o Manik mata melebar dan tidak bereaksi
1.Hipotermia Sedang
o Menggigil o Alat gerak kaku
o Terasa melayang o Tidak menggigil
o Pernapasan cepat, nadi melambat
o Gangguan penglihatan
o Reaksi mata melambat
o Gemetar
LANJUTAN...

- Penanganan Hipotermia
Penanganan Rawat penderita dengan hati hati, berikan rasa nyaman.
1. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
2. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
3. Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.
4. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
5. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan pelan.
6. Pantau tanda vital secara berkala.
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
BAGIAN K:

KERACUNAN
b) Cara Terjadinya Keracunan Pada Manusia
1. Sengaja bunuh diri
Dengan minum obat-obatan/ cairan kimia
dalam jumlah yang berlebihan misalnya
minum racun serangga dan obat tidur
berlebiha yang mana sering kali berakhir
dengan kematian.
2. Keracunan tidak disengaja
Makan makanan/minuman yang telah
tercemar oleh kuman/ zat kimia tertentu.
a) Pengertian Salah minum yang biasanya terjadi pada anak-
Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh anak/ orang tua yang sudah pikun misalnya
dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi obat kutu anjing yang disangka susu. Makan
tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat singkong yang mengandung kadar sianida
menimbulkan kematian. Beberapa contoh zat yang tinggi. Udara yang tercemar gas beracun
berupa racun : insektisida, sianida ( pada singkong
beracun ), racun binatang ( ular, kalajengking dll ).
c)Jalur masuknya racun dalam tubuh manusia
1. Melalui Mulut/alat pencernaan
 Penyebab :
1. Obat-obatan terutama obat tidur/penenang, biasanya  Penanganan
o Beri minum anti racun umum ( norit, susu,
dalam jumlah besar atau diminum dengan bahan lain
sehingga terjadi reaksi keracunan. putih telur, air kelapa, air mineral )
o Usahakan si penderita muntah
2. Makanan yang mengandung racun misalnya :
o Jangan muntahkan bila menelan asam/basa
singkong, jengkol tempe bongkrek, oncom dan
makanan kadaluarsa. kuat, minyak karena korban akan kejang dan
3. Meminum baygon, minyak tanah dan zat pembunuh tidak sadar.
serangga.
4. Makanan/minuman yang mengandung alkohol
5. Perhatikan sekitar penderita mungkin ditemukan
petunjuk mengenai sebab keracunany, misalnya botol
obat, pembungkus, sisa mkanan maupun sisa
muntahan.
3. Melalui kulit/absorbsi (Kontak)
2. Keracunan melalui pernapasan  Penyebab Zat kimia/ tanaman beracun
 Penyebab : yang terpapar melalui permukaan kulit dan
1. Menghirup gas beracun/udara beracun seperti dapat meresap kedalam kulit. Dapat juga
gas mobil dalam kendaraan yang tertutup. terjadi karena tersentuh binatang yang
2. Kebocoran gas industri memiliki racun pada kulit atau bagian tubuh
3. Asap kebakaran lainya.
4. Asap gas beracun.  Gejala  Kulit berwarna kemerahan,
 Gejala : - Sesak napas melepuh, kulit terasa nyeri.
- Kulit kebiruan ( sianosis )  Penanganan :
- Napas berbau - Buka baju penderita
- Batuk - Bila racun berupa serbuk sikat sampai
- Suara parau bersih
• Penanganan - Siram bagian yang terkena racun
- Beri oksigen bila ada
dengan air ( minimal 20 Menit )
- Rujuk ke fasilitas kesehatan segera
- Jangan siram kulit dengan air yang
terkena soda api
4. Melalui suntikan/gigitan
 Penyebab : d) Gejala dan Tanda keracunan :
- Gigitan/serangan binatang berbisa seperti 1. Riwayat yang berhubungan dengan proses
ular, kalajengking dll. keracunan
- Gigitan binatang laut seperti ubur- 2. Penurunan respon
ubur,anemnon,ketimun laut,gurita,tiram dll. 3. Gangguan pernapasan
- Obat suntik. 4. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
 Gejala : 5. Mual, muntah, mulut berbusa
- Luka didaerah suntikan / gigitan 6. Lemas, lumpuh, kesemutan
- Nyeri pada daerah gigitan 7. Pucat, kebiruan ( sianosis )
- Kemerahan 8. Kejang-kejang
- Perubahan warna kulit 9. Syok
 Penanganan : 10. Gangguan irama jantung dan peredaran
Rujuk ke fasilitas kesehatan darah pada zat tertentu.
LANJUTAN...

a) Penaganan :
1. Pengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di
daerah dengan gas beracun.
2. Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan.
3. Lakukan penilaian dini
4. Bila racun masuk melalui jalur kontak, maka buka baju penderita
dan bersihkan sisa bahan beracun bila ada.
5. Awasi jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita
muntah
6. Bila keracunan terjadi secara kontak maka bilaslah daerah yang
terkena dengan air.
7. Penatalaksanaan syok bila terjadi (Lihat Bab Perdarahan dan Syok).
8. Pantaulah tanda vital secara berkala.
9. Bawa ke RS/dokter/Puskesmas.
BAGIAN L:

INCIDENT COMMAND
SYSTEM AND TRIAGE
 Daerah Transportasi
Tempat berkumpul semua kendaraan yang
I. Incident Command System (ICS)
akan digunakan untuk mengevakuasi para
Di Indonesia ICS dikenal sebagai POSKO yang
korban, termasuk pencatatan data pengiriman
tugasnya mengatur penanggulangan korban
korban .
banyak/bencana.
 Daerah penampungan penolong dan peralatan
1) Secara umum dalam penanggulangan korban
Tempat berkumpul para penolong/ para
banyak perlu diatur tempat sedemikian rupa
pekerja. Menjadi tempat untuk mendata atau
sehingga ada :
pembagian kerja. Biasanya jika kejadianya
 Daerah Triage
besar maka dijadikan penampungan peralatan.
Areal kejadian
2) Peran penolong pertama :
 Daerah pertolonan
 Mendirikan posko dan komandonya
Setelah pasien ditentukan Triagenya maka
 Menilai Keadaan
dipindahkan ke daerah penampungan dimana
 Meminta bantua sesuai keperluan
pertolongan diberikan.
 Mulai melakukan triage
3) Penilaian keadaan II. TRIAGE
Setelah menentukan kasus pada korban
banyak maka selanjutnya jangan
memberikan pertolongan kepada
perorangan. Nilai hal-hal berikut :
 Keadaan
 Jumlah penderita
 Tindakan khusus
 Sumber daya yang kira-kira akan diperlukan
 Hal lain yang dapat berdampak pada situasi
dan kondisi
 Berapa banyak sektor yang diperlukan
 Wilayah atau areal penampungan.
LANJUTAN...

- Dalam dunia medis istirah ini dipergunakan untuk  Prioritas 2 kuning


tindakan pemilihan korban berdasarkan prioritas  Prioritas berikutnya, diberikan kepada para
pertolongan atau transportasinya. penderita yang mengalami keadaan seperti
- Prinsip utama triage Menolong para penderita luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau
yang mengalami cedera atau keadaan yang berat kerusakan alat gerak, patah tulang tertutup
namun memiliki harapan hidup. yang tidak dapat berjalan dan cedera
- Metode Triage  S.T.A.R.T ( Simple Triage and punggung.
Rapid Treatment) dibagi menjadi 4 teori :  Prioritas 3 Hijau
 Prioritas 1 Merah  Kelompok paling akhir prioritasnya, dikenal
 Prioritas utama, diberikan kepada para penderita juga sebagai “Walking Wounded” atau orang
yang kritis keadaanya seperti gangguan jalan cedera yang dapat berjalan sendiri.
napas, gangguan pernapasan, perdarahan berat,  Prioritas 0 Hitam
atau perdarahan tidak terkontrol dan penurunan  Diberikan kepada mereka yang meninggal
status mental. atau cedera yang mematikan.
LANJUTAN...

- Pelaksanaan Triage dilakukan dengan memberikan tanda 4. Waktu pengisian kapiler :


sesuai warna prioritas. Tanda Triage bisa berupa kartu a. >2 detik berarti kurang baik, beri MERAH,
khusus atau suatu ikatan dengan bahan yang warnanya hentikan perdarahan besar bila ada.
sesuai dengan prioritasnya. b. Bila kurang dari 2 detik maka nilai status
- Pelaksanaan Triage Metode S.T.A.R.T : mentalnya.
1. Kumpulkan semua penderita yang dapat/ mampu berjalan c. Bila penerangan kurang, periksa nadi radial
sendiri ke areal yang telah ditentukan dan beri mereka penderita, bila tidak ada artinya tekanan
label HIJAU. darah penderita sudah rendah dan perfusi
2. Setelah itu alihakan kepada penderita yang tersisa periksa : jaringan menurun.
3. Pernapasan : 5. Pemeriksaan status mental :
a. Bilah >30 kali/ menit beri label MERAH a. Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-
b. Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka perintah sederhana
jalan napas dan bersihkan jalan napas 1x, bila pernapasan b. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu
spontan mulai maka beri label MERAH, bila tidak beri perintah sederhana maka beri warna MERAH.
HITAM. c. Bila mampu beri kuning.
c. Bila pernapasan kurang 30 kali/menit nilai waktu pengisian
kapiler.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai