KELOMPOK 4:
Dewi Juwita
Ririn Erlina
Resza Okta Sofiana
BAGIAN A:
DASAR PERTOLONGAN
PERTAMA
Apakah Pertolongan
Pertama itu?
Pertolongan pertama adalah pemberian
pertolongan segera kepada penderita sakit atau
cedera/kecelakaan yang memerlukan
penanganan medis dasar.
Apa tujuannya?
Mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih
berat, mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit
dan rasa takut.
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
Tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu system yang dikenal dengan istilah
SPGDT, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya bidang
kesehatan.
KOMPONEN:
Persetujuan Pertolongan:
• Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan penderita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak
sadar atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan.
• Persetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.
Kewajiban Pelaku PP: Kualifikasi Pelaku PP:
1. Menjaga keselamatan. 1. Jujur dan bertanggung jawab.
2. Dapat menjangkau penderita. 2. Profesional.
3. Mengenali dan mengatasi masalah mengancam 3. Matang emosi.
nyawa. 4. Bisa bersosialisasi.
4. Meminta bantuan/rujukan. 5. Kemampuan nyata terukut dengan sertifikat
5. Memberikan pertolongan cepat dan tepat. PMI.
6. Membantu pelaku PP lainnya. 6. Selalu siap siaga (fisik).
7. Menjaga kerahasiaan medis penderita. 7. Mempunyai rasa bangga.
8. Melakukan komunikasi dengan petugas lain. INGAT!
9. Mempersiapkan penderita untuk ditansportasi. 1. Mencuci tangan
2. Membersihkan peralatan
3. Menggunakan APD
Alat Perlindungan Diri : Fungsi Alat & Bahan Dasar :
1. Sarung tangan lateks
1. Alat dan bahan memeriksa korban
2. Kacamata pelindung
2. Alat dan bahan perawatan luka
3. Baju pelindung
3. Alat dan bahan perawatan patah tulang
4. Masker penolong
4. Alat untuk memindahkan penderita
5. Masker Resusitasi Jantung Paru
5. Alat lain yang dianggap perlu sesuai dengan
6. Helm
kemampuan
BAGIAN B:
ANOTOMI
Apa itu Anotomi?
Anotomi adalah ilmu yang mempelajari BIDANG ANATOMIS
susunan tubuh dan bentuk tubuh.
a. Kepala.
b. Leher.
c. Batang tubuh. Rongga Tubuh Manusia
d. Anggota gerak atas.
e. Anggota gerak bawah. a. Rongga tengkorak
b. Rongga tulang belakang
c. Rongga dada
d. Rongga perut (abdomen)
e. Rongga panggul
SISTEM DALAM TUBUH MANUSIA
1. Sistem Rangka
1. Sistem Pencernaan (Disgetif)
(Kerangka/Skeleton)
2. Sistem Kelenjar Buntu
2. Sistem Otot (Muskularis)
(Endokrin)
3. Sistem Penafasan (Respirasi)
3. Sistem Kemih (Urinarius)
4. Sistem Peredaran darah
4. Kulit
(Sirkulasi)
5. Panca Indera
5. Sistem saraf (Nervus)
6. Sistem Reproduksi
BAGIAN C:
PENILAIAN
PENDERITA
Apa saja langkah-langkah
penilaian pada penderita?
A) Penilaian Keadaan
B) Penilaian Dini
C) Pemeriksaan Fisik
D) Riwayat Penderita
E) Pemeriksaan Berkala atau Lanjut
F) Serah Terima dan Pelaporan
A) Penilaian Keadaan
Dilakukan untuk memastikan Tindakan saat tiba di lokasi:
sistuasi yang dihadapi dalam suatu 1. Pastikan keselamatan.
upaya pertolongan. 2. Perkenalkan diri.
3. Menentukan keadaan umum dan mulai melakukan penilaian dini.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam
Keamanan Lokasi: nyawa.
5. Stabilkan oenderita dan teruskan pemantauan
Pelaku PP haruslah tanggap dan 6. Minta bantuan.
dengan serta merta melakukan
penilaian keadaan di lokasi.
Sumber Informasi:
Jika keadaan telah diatasi barulah a. Kejadian itu sendiri.
mendekati dan menolong korban. b. Penderita (bila sadar).
Terkadang kedua hal ini berjalan c. Kelauarga atau saksi.
bersamaan. d. Mekanisme kejadian.
e. Perubahan bentuk yang nyata / cedera yang jelas
f. Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit..
B) Penilaian Dini
Kesan Umum Menilai pernafasan
Tentukan apakah penderita tergolong kasus trauma atau kasus Periksa ada tidaknya napas dengan cara
medis. lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3-5
detik.
Periksa Respon
Ada 4 tingkatan respons penderita: Menilai sirkulasi dan menghentikan
A = Awas (penglihatan) pendarahan berat
S = Suara (pendengaran) Pastikan denyut jantung baik, tidak ada
N = Nyeri (Perasa) pendarahan yang mengancam nyawa.
T = Tidak respon
Hubungi bantuan
Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik Minta bantuan kepada orang lain atau
Pastikan jalan nafas penderita terbuka, jika tidak lakukan: tenaga terlatih lain. Pesan yan disampaikan
a. Pasien dengan respon, perhatikan cara pasien berbicara. harus singkat, jelas dan lengkap.
b. Pasien tidak respon, penolong harus memeriksa jalan nafas
pasien.
C) Pemeriksaan Fisik
Tiga metode pemeriksaan fisik: Pemeriksaan fisik (Head to Toe):
1. Penglihatan (Inspection) 1. Kepala Riwayat Penderita:
2. Perabaan (Palpation) 2. Leher Selain pemeriksaan,
3. Pendengaran (Auscultation) 3. Dada jika bisa lakukan
4. Abdomen wawancara untuk
5. Punggung mendapatkan data
Hal yang dapat dicari saat 6. Pelvis
memeriksa korban: tambahan.
7. Alat gerak atas
Perubahan bentuk (Deformities) 8. Alat gerak bawah
Luka Terbuka (Open Injuries)
Nyeri (Tenderness)
Bengkak (Swelling) Akronim KOMPAK untuk wawancara:
K = Keluhan Utama
O = Obat-obatan yang diminum
Pemeriksaan tanda vital:
M = Makanan/minuman terakhir
1. Frekuensi nadi
P = Penyakit yang diderita
2. Frekuensi napas
A = Alergi
3. Tekanan darah
K = Kejadian
4. Suhu
D) Pemeriksaan Berkala/Lanjut
Pemeriksaan berkala dilakukan sesuai dengan berat ringannya kasus yang dihadapai. Pada kasus berat,
pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus ringan lakukan setiap 15 menit
sekali.
BHD
(BANTUAN HIDUP DASAR)
Apa itu Bantuan Hidup
Dasar?
Bantuan Hidup Dasar adalah usaha yang
dilakukan untuk mempertahankan kehidupan
pada saat penderita mengalami keadaan yang
mengancam nyawa.
Apa tujuannya?
- Mencegah berhentinya pernafasan
- Mencegah berhentinya sirkulasi
- Memberikan bantuan external terhadap
sirkulasi dan ventilasi dari penderita yang
mengalami henti jantung/henti nafas melalui
RJP
Sistem Pernapasan dan Sirkulasi
Sistem Pernafasan, fungsinya:
Mengambil oksigen
Mengeluarkan CO2
Menghangatkan dan melembabkan udara (hidung)
Kesalahan Pada RJP dan Akibatnya: • Jika ada tanda pasti mati.
Kesalahan Akibat
Penderita tidak berbaring pada bidang keras PJL kurang efektif
Penderita tidak horisontal Bila kepala lebih tinggi, darah yang ke otak berkurang
Tekan dahi angkat dahu kurang baik Jalan napas terganggu
Kebocoran saat melakukan napas buatan Napas buatan tidak efektif
Lubang hidung kurang tertutup rapat & mulut Napas buatan tidak efektif
penderita kurang terbuka saat pernapasan buatan
Tekanan terlalu cepat atau terlalu dalam Patah tulang, luka dalam paru-paru
Rasio PJL dan napas buatan tidak baik Oksigenasi darah kurang
BAGIAN E:
PENDARAHAN DAN
SYOK
Pendarahan Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya
Sistem peredaran darah yang terdiri dari dengan oksigen setelah diproses dari paru paru
3 komponen utama yaitu; untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Bagian sebelah kanan menerima darah dari
Sumber Pendarahan: tubuh dan meneruskan ke paru paru untuk
dapat disebabkan oleh beberapa cedera kembali diperkaya dengan oksigen.
dan penyakit. 1. Jantung
Berdasarkan sumber perdarahan:
a. Perdarahan nadi Arteri/Pembuluh Nadi Adalah pembuluh darah
b. Perdarahan pembuluh balik yang mengangkut darah yang kaya dengan
c. Perdarahan pembuluh rambut oksigen ke seluruh tubuh.
Vena/Pembuluh Balik Adalah pembuluh darah
yang mengangkut darah dari seluruh tubuh
Jenis Perdarahan
kembali ke jantung.
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, 2. Pembuluh Darah
yaitu: Kapiler/Pembuluh Rambut Arteri akan terbagi bagi menjadi pembuluh
1. Perdarahan luar (terbuka), bila kulit yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga lebih dekat dengan kulit.
juga cedera sehingga darah bisa keluar Denyut Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana
dari tubuh dan terlihat ada di luar Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat dengan kulit.
tubuh.
2. Perdarahan dalam (tertutup), jika
Memiliki komposisi yang Terdiri atas sel darah putih, sel
kulit tidak rusak sehingga darah tidak darah merah, dan plasma darah.Komposisi Terdiri atas sel
bisa mengalir langsung keluar tubuh. 3. Darah darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.
a. Tekanan Langsung, dapat dilakukan dengan cara menekan bagian atas luka, bisa
- Pendarahan Luar secara langsung atau dengan menggunakan kapas/kassa steril. Tujuannya adalah untuk
mengurangi kehilangan darah dan memberi kesempatan untuk terjadinya pembekuan
normal.
b. Elevasi, adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian
jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan.
Perawatan Pendarahan Luar c. Titik Tekan , menekan pembuluh nadi diatas daerah yang mengalami pendarahan.
Misalnya diarteri brakialis (dilengan atas) dan di arteri femoralis (dipaha).
d. Immobilisasi, dengan kompres dingin.
Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat
darurat dimana tidak ada cara lain utnuk
Menggunakan Torniket
menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan
sedekat mungkin dengan titik perdarahan.
- Pendarahan dalam
Gejala dan Tanda Perawatan untuk
Perdarahan dalam
a. Batuk darah berwarna merah muda a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan
b. Memuntahkan darah berwarna berikan oksigen sesuai peraturan
b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi
gelap (seperti ampas kopi)
jangan sampai kepanasan
c. Terdapat memar d. Bagian c. Atasi Syok
Abdomen terasa lunak d. Pindahkan penderita secepatnya
1. Perlindungan terhadap infeksi pada 2. Pada perdarahan besar:
penanganan perdarahan : a. Jangan buang waktu mencari penutup luka
a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan b. Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya
tubuh korban. menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan lain
b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, c. Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut
makanan sewaktu memberi perawatan. lebih tinggi dari jantung (hanya pada alat gerak), bila
c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat. masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada
d. Dekontaminasi atau buang bahan titik-titik tekan.
yang sudah ternoda dengan darah atau d. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
cairan tubuh korban Perawatan e. Pasang pembalutan penekan
JARINGAN LUNAK
Jaringan Lunak
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah
luka.
Klasifikasi Luka Luka yaitu :
a. Luka terbuka Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya
kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit. Diantaranya ;
- Luka lecet
Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata
- Luka robek
Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang
relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.
- Luka sayat
Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya rapi. Sering
merupakan kasus criminal
- Luka tusuk
Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh
dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.
- Luka avulsi
Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang menempel.
- Luka amputasi
Karena bagian tubuh tertentu putus.
b. Luka tertutup Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya
jaringan di bawah kulit.
Diantaranya ;
- Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan tubuh, darah keluar
dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan
Pembagian ini tidak menjadi penentu berat ringannya suatu cedera.
- Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan
kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.
- Luka remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang
menajadi patah di beberapa tempat.
Perawatan luka Terbuka Perawatan luka dengan benda asing
1. Pastikan daerah luka terlihat
menancap
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan
4. Cegah kontaminasi lanjut menancapnya benda asing adalah sebagai berikut :
5. Beri penutup luka dan balut 1. Stabilkan benda yang menancap secara manual.
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak 2. Jangan dicabut. Benda asing yang menancap tidak
darah dan lukanya cukup parah pernah boleh dicabut
7. Tenangkan penderita 3. Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan
8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada jelas.
posisi syok walau syok belum terjadi
4. Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan menekan benda yang menancap
Perawatan Luka Tertutup 5. Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan
- Khusus untuk luka memar dapat dilakukan penutup luka tebal, atau berbagai variasi misalnya
pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.
pertolongan sebagai berikut :
1. Berikan kompres dingin (misalnya kantung es) 6. Rawat syok bila ada
2. Balut tekan 7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.
3. Istirahatkan anggota gerak tersebut 8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
4. Tinggikan anggota gerak tersebut
BAGIAN G:
PATAH
TULANG/CIDERA
SISTEM OTOT DAN
RANGKA
Patah tulang
ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Meskipun pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan.
Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah.
LUKA BAKAR
Sebab Panas
Luka Bakar Kimia
Listrik Radiasi
PENGGOLONGAN
PEMINDAHAN
1. Pemberian pertolongan pertama harus cepat dan tepat berdasarkan keadaan
korban, termasuk dalam hal mengangkat dan memindahkan korban ke tempat
yang lebih aman.
2. Langkah- langkah penanganan korban sebelum dipindahkan :
2. Tarikan selimut/kain
Apabila penderita telah berbaring di atas selimut atau
sejenisnya, maka lipat bagian selimut yang berada di
bagian kepala penderita lalu tarik penderita ke tempat
yang aman. Supaya penderita tidak bergeser dari
atas selimut, maka dapat dibuat simpul di ujung
selimut bagian kaki penderita.
3. Tarikan bahu/lengan
Gendong korban di belakang Anda dan
Cara ini berbahaya bagi penderita cedera spinal
tangan korban disilangkan di depan
(tulang belakang dari tulang leher sampai tulang
dada Anda. Tahan paha korban
ekor). Posisikan penolong berlutut di atas kepala
dengan kedua tangan Anda.
penderita. Masukkan kedua lengan di bawah ketiak
penderita kemudian tarik ke belakang.
5. Memapah 6. Membopong
Berdirilah di samping korban, lingkarkan tangan Cara ini sangat efektif untuk mengangkat dan
korban pada bahu anda dan sanggalah korban memindahkan korban anak-anak dan orang
dengan bahu Anda, pegang tangannya, kemudia dewasa yang bertubuh kecil. Caranya dengan
lingkarkan tangan Anda ke belakang korban dan meletakkan tangan Anda di punggung korban
pegang baju atau pinggangnya. Pindahkan (di atas pinggang) dan letakkan tangan
korban dengan cara memapah. satunya lagi di bawah paha korban.
PEMINDAHAN BIASA
Dilakukan ketika tidak ada bahaya langsung terhadap korban, maka korban hanya dipindahkan bila
semuanya telah siap dan korban selesai ditangani.
Contoh :
Angkatan Langsung 6. Angkat penderita keatas lutut ketiga
Teknik ini memerlukan 3 penolong. penolong secara bersamaan.
Langkah pengangkatan langsung : 7. Sisipkan tandu yang akan digunakan di
1. Ketiga penolong berlutut pada salah satu penderita, bawah penderita dan atur letaknya oleh
jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling penolong yang lain.
sedikit cedera. 8. Letakkan kembali di atas tandu dengan satu
2. Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah perintah yang baik.
leher dan bahu lengan dan lengan yang satu disisipkan 9. Jika akan berjalan tanpa memakai tandu,
di bawah punggung penderita. dari langkah no.6 teruskan denga
3. penolong kedua menyisipkan tangan di bawah memiringkan penderita ke dada penolong.
punggung dan pantat penderita. 10. Berdiri secara bersamaan dengan satu
4. Penolong ketiga menyisikan satu lengan di bawah perintah
pantat penderita dan lengan yang satunya di bawah 11. Berjalanlah kerarah yang anda kehendaki
lutut penderita. dengan melangkah bertahap.
5. Penderita siap diangkat dengan satu perintah
LANJUTAN...
5. PERALATAN EVAKUASI
Tandu beroda
Tandu lipat Tandu basket
Tandu skop Tandu fleksibel
Vest type extrication device Kain evakuasi
( KED) Papan Spinal
Tandu kursi
BAGIAN J:
KEDARURATAN MEDIS
B. GEJALA DAN TANDA PADA
A. KEDARURATAN KEDARURATAN MEDIS.
1) Gejala :
Semua yang dialami korban yang tidak tergolong Demam
dalam kecelakaan dimasukan dalam kelompok Nyeri
kedaruratan medis. Penyebabnya antara lain Mual,Muntah
infeksi, racun, atau kegagalan satu atau lebih Buang air kecil berlebihan atau tidak sma
system tubuh. Penangan penderita yang paling sekali
penting adalah menjaga jalan napas dan Pusing,perasaan mau pingsan, merasa akan
memantau tanda vital penderita saat teratur lalu kiamat
segera merujuk penderita kefasilitas kesehatan. Sesak atau merasa sukar bernapas
Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh
pada mulut
LANJUTAN...
C. GANGGUAN MEDIS YANG
UMUM DITEMUKAN :
2) Tanda :
Perubahan status mental (tidak sadar, bingung)
Perubahan irama jantung : nadi cepat atau sangat 1. Pingsan
lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat Terjadi akibat :
Perubahan pernapasan : irama dan kualitas warna - Peredaran darah ke otak berkurang
pada selaput lendir ( pucat,kebiruan,terlalu merah) - Reaksi terhadap rasa nyeri
Perubahan keadaan kulit : Suhu, kelembapan, - Kelelahan
- Kekurangan makanan
keringat berlebihan, tubuh yang sangat kering
- Emosi yang hebat
termasuk perubahan pada selaput lendir. - Berada dalam ruangan yang penuh
Manik mata : Sangat lebar, atau sangat kecil orang tanpa udara segar yang cukup.
Bau khas dari mulut atau hidung
Aktivitas otot misalnya kejang atau kelumpuhan
Gangguan saluran cerna : Mual, muntah atau diare
LANJUTAN...
• Kelelahan Panas
Kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di
lingkungan yang suhu
- Penanganan
udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggunya
1. Baringkan penderita ditempat yang
aliran darah.
teduh
2. Kendorkan pakaian yang mengikat
- Gejala dan Tanda
3. Tinggikan tungkai penderita 20 - 30 cm
1. Pernapasan cepat dan dangkal.
4. Beri minum bila penderita sadar
2. Nadi lemah.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
3. Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir
6. Berikan oksigen bila ada
pucat
4. Pucat, keringat berlebihan.
5. Lemah.
6. Pusing, kadang penurunan respons
7. Lidah kering dan haus
LANJUTAN...
• Sengatan Panas
Terjadi akibat kegagalan sistem pengaturan
suhu tubuh.Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi
dan berbahaya bagi keselamatan penderita. - Penanganan
Bila tidak diatasi segera maka sel otak akan 1. Turunkan suhu tubuh penderita secepat
segera mati. mungkin.
2. Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha,
- Gejala dan tanda dibelakang lutut dan sekitar
1. Pernapasan cepat dan dalam. mata kaki serta di samping leher.
2. Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi 3. Bila memungkinkan, masukkan penderita ke
lemah. dalam bak berisi air dingin
3. Kulit teraba kering, panas kadang dan tambahkan es ke dalamnya.
kemerahan 4. Rujuk ke fasilitas kesehatan
4. Pupil mata melebar
5. Kehilangan kesadaran
6. Kejang umum atau gemetar pada otot
LANJUTAN...
- Penanganan Hipotermia
Penanganan Rawat penderita dengan hati hati, berikan rasa nyaman.
1. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
2. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
3. Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.
4. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
5. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan pelan.
6. Pantau tanda vital secara berkala.
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
BAGIAN K:
KERACUNAN
b) Cara Terjadinya Keracunan Pada Manusia
1. Sengaja bunuh diri
Dengan minum obat-obatan/ cairan kimia
dalam jumlah yang berlebihan misalnya
minum racun serangga dan obat tidur
berlebiha yang mana sering kali berakhir
dengan kematian.
2. Keracunan tidak disengaja
Makan makanan/minuman yang telah
tercemar oleh kuman/ zat kimia tertentu.
a) Pengertian Salah minum yang biasanya terjadi pada anak-
Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh anak/ orang tua yang sudah pikun misalnya
dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi obat kutu anjing yang disangka susu. Makan
tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat singkong yang mengandung kadar sianida
menimbulkan kematian. Beberapa contoh zat yang tinggi. Udara yang tercemar gas beracun
berupa racun : insektisida, sianida ( pada singkong
beracun ), racun binatang ( ular, kalajengking dll ).
c)Jalur masuknya racun dalam tubuh manusia
1. Melalui Mulut/alat pencernaan
Penyebab :
1. Obat-obatan terutama obat tidur/penenang, biasanya Penanganan
o Beri minum anti racun umum ( norit, susu,
dalam jumlah besar atau diminum dengan bahan lain
sehingga terjadi reaksi keracunan. putih telur, air kelapa, air mineral )
o Usahakan si penderita muntah
2. Makanan yang mengandung racun misalnya :
o Jangan muntahkan bila menelan asam/basa
singkong, jengkol tempe bongkrek, oncom dan
makanan kadaluarsa. kuat, minyak karena korban akan kejang dan
3. Meminum baygon, minyak tanah dan zat pembunuh tidak sadar.
serangga.
4. Makanan/minuman yang mengandung alkohol
5. Perhatikan sekitar penderita mungkin ditemukan
petunjuk mengenai sebab keracunany, misalnya botol
obat, pembungkus, sisa mkanan maupun sisa
muntahan.
3. Melalui kulit/absorbsi (Kontak)
2. Keracunan melalui pernapasan Penyebab Zat kimia/ tanaman beracun
Penyebab : yang terpapar melalui permukaan kulit dan
1. Menghirup gas beracun/udara beracun seperti dapat meresap kedalam kulit. Dapat juga
gas mobil dalam kendaraan yang tertutup. terjadi karena tersentuh binatang yang
2. Kebocoran gas industri memiliki racun pada kulit atau bagian tubuh
3. Asap kebakaran lainya.
4. Asap gas beracun. Gejala Kulit berwarna kemerahan,
Gejala : - Sesak napas melepuh, kulit terasa nyeri.
- Kulit kebiruan ( sianosis ) Penanganan :
- Napas berbau - Buka baju penderita
- Batuk - Bila racun berupa serbuk sikat sampai
- Suara parau bersih
• Penanganan - Siram bagian yang terkena racun
- Beri oksigen bila ada
dengan air ( minimal 20 Menit )
- Rujuk ke fasilitas kesehatan segera
- Jangan siram kulit dengan air yang
terkena soda api
4. Melalui suntikan/gigitan
Penyebab : d) Gejala dan Tanda keracunan :
- Gigitan/serangan binatang berbisa seperti 1. Riwayat yang berhubungan dengan proses
ular, kalajengking dll. keracunan
- Gigitan binatang laut seperti ubur- 2. Penurunan respon
ubur,anemnon,ketimun laut,gurita,tiram dll. 3. Gangguan pernapasan
- Obat suntik. 4. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
Gejala : 5. Mual, muntah, mulut berbusa
- Luka didaerah suntikan / gigitan 6. Lemas, lumpuh, kesemutan
- Nyeri pada daerah gigitan 7. Pucat, kebiruan ( sianosis )
- Kemerahan 8. Kejang-kejang
- Perubahan warna kulit 9. Syok
Penanganan : 10. Gangguan irama jantung dan peredaran
Rujuk ke fasilitas kesehatan darah pada zat tertentu.
LANJUTAN...
a) Penaganan :
1. Pengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di
daerah dengan gas beracun.
2. Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan.
3. Lakukan penilaian dini
4. Bila racun masuk melalui jalur kontak, maka buka baju penderita
dan bersihkan sisa bahan beracun bila ada.
5. Awasi jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita
muntah
6. Bila keracunan terjadi secara kontak maka bilaslah daerah yang
terkena dengan air.
7. Penatalaksanaan syok bila terjadi (Lihat Bab Perdarahan dan Syok).
8. Pantaulah tanda vital secara berkala.
9. Bawa ke RS/dokter/Puskesmas.
BAGIAN L:
INCIDENT COMMAND
SYSTEM AND TRIAGE
Daerah Transportasi
Tempat berkumpul semua kendaraan yang
I. Incident Command System (ICS)
akan digunakan untuk mengevakuasi para
Di Indonesia ICS dikenal sebagai POSKO yang
korban, termasuk pencatatan data pengiriman
tugasnya mengatur penanggulangan korban
korban .
banyak/bencana.
Daerah penampungan penolong dan peralatan
1) Secara umum dalam penanggulangan korban
Tempat berkumpul para penolong/ para
banyak perlu diatur tempat sedemikian rupa
pekerja. Menjadi tempat untuk mendata atau
sehingga ada :
pembagian kerja. Biasanya jika kejadianya
Daerah Triage
besar maka dijadikan penampungan peralatan.
Areal kejadian
2) Peran penolong pertama :
Daerah pertolonan
Mendirikan posko dan komandonya
Setelah pasien ditentukan Triagenya maka
Menilai Keadaan
dipindahkan ke daerah penampungan dimana
Meminta bantua sesuai keperluan
pertolongan diberikan.
Mulai melakukan triage
3) Penilaian keadaan II. TRIAGE
Setelah menentukan kasus pada korban
banyak maka selanjutnya jangan
memberikan pertolongan kepada
perorangan. Nilai hal-hal berikut :
Keadaan
Jumlah penderita
Tindakan khusus
Sumber daya yang kira-kira akan diperlukan
Hal lain yang dapat berdampak pada situasi
dan kondisi
Berapa banyak sektor yang diperlukan
Wilayah atau areal penampungan.
LANJUTAN...