KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TRANSPORTASI PENYEBERANGAN

RANCANG BANGUN KAPAL

PEMBANGUNAN KAPAL 2001-2018

KEGIATAN RENSTRA 2020 - 2024

PROSEDURE/ PROSES PEMBANGUNAN KAPAL DIT TSDP

CONTOH PEMBANGUNAN KAPAL

 DIREKTORA T TR ANSPOR TASI
SUNGAI DANAU DAN
PENYEBERANGAN

SUBA GIAN TATA USAHA

SUBDIREKTOR AT SAR ANA SUBDIREKTOR AT PR ASA RANA SUBDIRTORAT LALU LINTAS SUBDIREKTOR AT A NGKUTA N SUBDIREKTOR AT PENGAWASAN
TR ANSPOR TASI SUNGAI DANAU TR ANSPOR TASI SUNGAI DANAU SUNGAI DANAU DAN SUNGAI DANAU DAN DAN OPER ASI ONA L SUNGA I
DAN PENYEB ERANGAN DAN PENYEB ERANGAN PENYEBERANGAN PENYEBERANGAN DANAU DAN PENYEBERANGAN

SEKSI SARA NA SEKSI PRA SAR ANA

SEKSI LALU LINTA SI SEKSI ANGKUTAN SUNGAI SEKSI KESYAHBA NDA RAN
TR ANSPOR TASI SUNGAI TR ANSPOR TASI SUNGAI
SUNGAI DAN DANAU DAN DANAU DAN PATROLI
DAN DANAU DAN DANAU

SEKSI SARA NA SEKSI PRA SAR ANA

SEKSI LALU LINTA SI SEKSI ANGKUTAN
TR ANSPOR TASI TR ANSPOR TASI SEKSI PENEGAK AN HUK UM
PENYEBERANGAN PENYEBERANGAN
PENYEBERANGAN PENYEBERANGAN

KELOMPOK J ABATAN
FUNGSIONAL
 PENYIAPAN
BAHAN
PERUMUSAN
KEBIJAKAN

1. RANCANG BANGUN SARANA

PENYIAPAN PENYIAPAN
2. PENGUKURAN KAPAL
BAHAN 3. STATUS HUKUM KAPAL BAHAN
EVALUASI DAN 4. PEMERIKSAAN GARIS MUAT PELAKSANAAN
PELAPORAN 5. KESELAMATAN SARANA KEBIJAKAN
6. PERAWATAN SARANA
7. PENUTUHAN SARANA
8. PENCEGAHAN PENCEMARAN
9. BANTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN
DAN PENGADAAN SARANA
10. KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI
KEPELAUTAN
11. PENGAWAKAN SARANA
TRANSPORTASI SDP

PENYIAPAN PENYUSUNAN
BAHAN NORMA,
BIMBINGAN STANDAR,
TEKNIS DAN PROSEDURE
SUPERVISI DAN KRITERIA
• SISTEM ADALAH SEKELOMPOK KOMPONEN DAN ELEMEN YANG DIGABUNGKAN MENJADI SATU
UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU;
• ANGKUTAN PENYEBERANGAN MERUPAKAN ANGKUTAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI JEMBATAN
YANG MENGHUBUNGKAN JARINGAN JALAN ATAU JARINGAN JALUR KERETA API YANG
DIPISAHKAN OLEH PERAIRAN UNTUK MENGANGKUT PENUMPANG DAN KENDARAAN BESERTA
MUATANNYA.
• KAPAL ADALAH KENDARAAN AIR DENGAN BENTUK DAN JENIS TERTENTU, YANG DIGERAKKAN
DENGAN TENAGA ANGIN, TENAGA MEKANIK, ENERGI LAINNYA, DITARIK ATAU DITUNDA,
TERMASUK KENDARAAN YANG BERDAYA DUKUNG DINAMIS, KENDARAAN DI BAWAH
PERMUKAAN AIR, SERTA ALAT APUNG DAN BANGUNAN TERAPUNG YANG TIDAK BERPINDAH-
PINDAH.
• RANCANG BANGUN KAPAL ADALAH SUATU PROSES PERANCANGAN KAPAL DARI AWAL MELALUI
TIGA PROSES MENGIDENTIFIKASI MASALAH-MASALAH, MENGIDENTIFIKASI METODA UNTUK
PEMECAHAN MASALAH, DAN PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH HINGGA DIPEROLEH
UKURAN POKOK KAPAL DAN BENTUK LAMBUNG KAPAL BESERTA SELURUH KELENGKAPANNYA
YANG LAIK LAUT;
• PRASARANA  LALU LINTAS
• PELABUHAN PENYEBERANGAN  ALUR PELAYARAN
• JEMBATAN TIMBANG (WEIGHT
BRIDGE)  SARANA BANTU NAVIGASI

• AREA PARKIR KENDARAAN PELAYARAN

• RUANG TUNGGU PENUMPANG  ANGKUTAN
• PERKANTORAN ◦ OPERATOR
• DERMAGA ◦ MENEJEMEN OPERASIONAL
• SARANA ◦ PENGAWAKAN
• KAPAL PENYEBERANGAN ◦ PENGAWASAN OPERASIONAL
• MUATAN ◦ KESYAHBANDARAN
• PENUMPANG ◦ PENEGAKAN HUKUM
• KENDARAAN ◦ REGULASI
 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP. 873 TAHUN 2017
TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015 - 2019

Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 dalam

Akan terhubung Sabuk Utara Usaha Penguatan Konektivitas Nasional untuk
di Tahun 2019
mencapai Keseimbangan Pembangunan Bidang
Transportasi Penyeberangan, diantaranya adalah :
Sabuk Tengah 1. Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan
sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros –
Sabuk Selatan poros penghubungnya melalui pembangunan/
pengembangan 65 pelabuhan penyeberangan dan
Konsep Sabuk Lintas Penyeberangan pengadaan 50 unit kapal penyeberangan/bus air;
1. Sabuk Tengah dan Selatan telah terhubung sehingga pengguna jasa yang
menggunakan kendaraan dapat menyeberang dari Sabang sampai Merauke
2. Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau
tanpa berganti kendaraan sehingga hal ini mempercepat distribusi logistik. melalui pembangunan dermaga sungai dan danau
2. Sabuk Utara direncanakan terhubung semua pada Tahun 2019 (lintas
penyeberangan yang belum terhubung hanya Tanjung Pinang – Tambelan dan di 120 lokasi.
Tambelan – Sintete)

Konektivitas Nasional adalah terhubungnya antar wilayah di seluruh nusantara

termasuk angkutan perkotaan baik dengan transportasi darat, kereta api, laut,
sungai dan penyeberangan serta udara

T S D P
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
 PETA LINTAS PENYEBERANGAN
(PM. 432 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL)

SABUK UTARA merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur utara wilayah Indonesia seperti : lintas penyeberangan dari Mengkapan –TB. Karimun, Telaga Pungkur – Tanjung Uban, Tambelan –
Sintete, Ancam – Tarakan – Tolitoli - Amurang, Bitung – Ternate, Sofifi – Patani – Gebe –Sorong, Manokwari – Numfor – Mokmer – Kabuena – Sarmi – Jayapura;

SABUK TENGAH merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur tengah wilayah Indonesia seperti: lintas penyeberangan dari Tanjung Api Api – Muntok, Manggar – Ketapang, Batulicin –
Garongkong (Kariangau – Taipa), Luwuk – Salakan – Banggai, Mangole – Namlea – Galala, Hunimua – Waipirit, Wahai – Fakfak;

SABUK SELATAN merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur selatan wilayah Indonesia seperti: Sabang – Ulee Lheu, Bakauheni-Merak,Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar,Kayangan-
Pototano, Larantuka–Solor, Kalabahi - Ilwaki/Kisar, Kisar - Tepa, Tepa – Saumlaki, Saumlaki – Dobo, Dobo – Pomako, Pomako - Agats, Agats – Atsy, Atsy – Merauke;

PENGHUBUNG SABUK UTARA-TENGAH-SELATAN merupakan penghubung lintas penyeberangan sabuk utara, tengah dan selatan, antara lain : Bojonegara-Pontianak melalui pangkal Pinang dan Tanjung
Pandan, Surabaya-Banjarmasin, Selayar-Muarapokot, Gorontalo-Pagimana, Kolaka-Baubau-Kendari-Luwuk-Gorontalo-Bitung-Tahuna-Melonguane, Saumlaki-Ambon, Dobo-Tual-Ambon-Ternate-Daruba-Biak.

T S D P
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
 PERKEMBANGAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN
SAMPAI TAHUN 2018

285 lintas penyeberangan 392 Unit Kapal 446 Pelabuhan Penyeberangan

Komersil = 69 91 unit perintis 213 operasi 24 konstruksi
Perintis = 216 301 unit komersil 209 rencana

Kapal penyeberagan perintis

Kapal penyeberangan komersil

T S D P
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
 PERAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
DALAM MENDUKUNG TOL LAUT

Untuk mengurangi disparitas

harga pada wilayah Tertinggal,
Terpencil, Terluar, Dan Perbatasan

DASAR:
Salah satu
PASAL 9 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 contoh
TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN transportasi
PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DARI DAN KE lanjutan dari
DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, TERLUAR, DAN PERBATASAN) pelabuhan tol
PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK laut dan
rumah kita
ANGKUTAN BARANG DI DARAT TERMASUK ANGKUTAN JALAN
DAN/ATAU PENYEBERANGAN DISELENGGARAKAN OLEH
PEMERINTAH Rumah Kita
Merauke
Angkutan penyeberangan berperan sebagai feeder serta
Pel. Tol
Pel. TolLaut
Laut
transportasi lanjutan dari kapal Tol Laut menuju wilayah tertinggal, Merauke
Merauke

terpencil, terluar dan perbatasan yang tidak dapat dijangkau oleh

kapal – kapal Tol Laut

T S D P
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
 PERAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
DALAM MENGURANGI BEBAN JALAN

Jakarta – Surabaya:
• Kendaraan Truk yang menggunakan jalur darat menempuh jarak sekitar 765 KM
(ditempuh berkisar 1,5 sd 2 hari);
• Untuk perjalanan laut dapat ditempuh selama 29 jam (asumsi kecepatan kapal 15 Knot).

CHRISTMAS
Jalan
Darat
1302 KM

Surabaya-Lembar:
• Kendaraan Truk yang menggunakan jalur darat menempuh jarak sekitar 526 KM (sudah
termasuk melalui penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan Padangbai-Lembar),
berdasarkan survey lama perjalanan truk dari Surabaya ke Lembar (Mataram) berkisar 1,5
sd 2 hari;
• Untuk perjalanan laut dapat ditempuh selama 21 jam (asumsi kecepatan kapal 15 Knot)

Operasional Kapal sudah Tidak Konsep Pelayanan Short Sea Shipping

lagi disubsidi APBN pada bulan
Oktober 2018

T S D P
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
RANCANG BANGUN KAPAL 10000GT, 7500GT, 5000GT, 750GT
10.000GT 7.500GT 5.000GT 2.000GT

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
RANCANG BANGUN KAPAL 1.500GT, 750GT, 1500GT, 750GT
1.500GT 750GT 600GT 500GT

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
RANCANG BANGUN SARANA DANAU DI KSPN DANAU TOBA
300GT 200GT 150GT BUS AIR

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
 CAPAIAN HASIL PEMBANGUNAN KAPAL
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
(2001 – 2018)
JUMLAH
No JENIS KAPAL %
(UNIT)
1 Kapal Penyeberangan Ro-Pax 99 70
2 Bus Air 39 27
- 50 penumpang 22
Bus Air
- 20 penumpang 17
3 Kapal Kerja 4 3
- Harbour TugBoat 2
- Kapal pembersih alur 2
TOTAL 142 100
3%
Harbour TugBoat
27%

70%

Ro-Ro Bus Air Kapal Kerja Kapal Penyeberangan Ro-Pax Kapal Pembersih Alur

T S D P
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KAPAL PENYEBERANGAN RORO TIPE 5000GT DAN 2000GT

5000GT KMP BATU MANDI 5000GT KMP SEBUKU

5000GT KMP LEGUNDI 2000GT KMP DRAJAD PACIRAN

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAI DAN PENYEBERANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
PEMBANGUNAN KAPAL 600GT, 500GT, 300GT, 2000GT

200GT KMP KOKONAO 300GT KMP BAMEGA

500GT KMP IHAN BATAK 1000GT KMP KALIBODRI

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAI DAN PENYEBERANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
 PEMBANGUNAN SARANA TRANSPORTASI SDP
(DIAGRAM ALIR PERSIAPAN PEMBANGUNAN)
Usulan Daerah / BPTD
Data dukung antara lain meliputi:
1. Data cuaca dan gelombang
2. Demand dan forecasting
3. Data desain dermaga termasuk kedalaman alur
4. Jenis kendaraan yang diangkut
5. Jarak lintasan dan Kecepatan kapal yang dibutuhkan
6. Kapasitas penumpang (komposisi penumpang duduk dan tidur)
7. Mengusulkan/menetukan calon operator kapal

Direktorat Teknis
1. Melakukan kaji ulang terhadap gambar-gambar yang ada disesuaikan dengan kondisi alur
pelayaran dan owner requirement
Tidak
2. Survey lapangan jika diperlukan untuk melengkapi data-data tambahan
3. Melaksanakan penganggaran
4. Menyiapkan dokumen multi years sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.02/2015

Dokumen Lelang/Pelelangan :
1. Spesifikasi Teknis
2. Gambar Rencana Umum (GA)
3. Bill of Quantity

Kontrak Pembangunan
 PEMBANGUNAN SARANA TRANSPORTASI SDP
(DIAGRAM ALIR PEMBANGUNAN)

Fabrikasi , Assembling,
Errection :
- Mould Lofting
Persiapan Galangan : - Marking, cutting,
- Penugasan; bending, welding;
Rancangan - Sub-Assembling
- Pembuatan Network Planning
(Design) (section), Out-fitting;
dan Time Schedule;
- Key Plan; - Penyambungan
- Pengadaan Material, Peluncuran
- Detail Plan; Blok/Seksi, Hull
perlengkapan dan
- Production Outfitting, Machineries
permesinan;
Drawing. Out-fitting,
- Persiapan shop & building
berth. Equipment Installation,
Electric
Installation, Zinc Anoces
Installation;
- Painting.

Test :
-Pengujian Fungsi
Peralatan (Function Test); Finishing :
As Built Drawing, -Pengujian Stabilitas -Interior
Certification & (Inclining Test); Accomodation &
Delivery Class Approval Insulation;
-Pengujian di galangan
(Final Drawing) (Dock Trial); -Finishing Painting
-Pengujian Berlayar ( Sea
Trial).
 PEMBANGUNAN SARANA TRANSPORTASI SDP
(DIAGRAM ALIR PASCA PEMBANGUNAN)

Pengiriman / Delivery

Serah Terima Pekerjaan/PHO

(Penyedia Jasa ke Satker)

Masa Pemeliharaan

Serah Terima Operasional (BASTO)

(Ditjen Hubdat ke Operator)

Penetapan Status Aset

(Hibah / PMN)
 KEGIATAN RENSTRA 2020 – 2024

KUALITAS

SELAMAT
(PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN RO-RO)
No Lintasan Ukuran Kriteria Kegiatan Pembangunan Keterangan
RPJMN Penghubung Konektivitas KSPN K3T
2020-2024 Sabuk
1 Kaledupa – Tomia – 500 GT
v - v v -
Binongko (Wakatobi)
2 Bombana – Tj. Phising 500 GT v - v - -

3 Pecah Buyung – Alai Insit 500 GT v - v - -

4 Dompak – Matak – 1500 GT

v v - - -
Penagi (Natuna)
5 Manokwari – Serui 750 GT v - - - v

6 Cadangan Perintis 750 GT

v v v - -
Kawasan Timur Indonesia
7 Sofifi – Makian – Kayoa 500 GT v - v - -
8 Tobelo – Daruba 750 GT - - - v -
9 Patani – Gebe 500 GT v - v - -
10 Kepulauan Mentawai 750 GT
(Siberut, Sikakap, Tua v - - - v
Pejat, Sikabaruan)
11 Pamana - Kewapante 300 GT v - v - -
12 Bastiong - Moti 500 GT v v - - -
 KEGIATAN RENSTRA 2020 – 2024

KUALITAS

SELAMAT
(PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN RO-RO)
No Lintasan Ukuran Kriteria Kegiatan Pembangunan Keterangan
RPJMN Penghubung Konektivitas KSPN K3T
2020-2024 Sabuk
13 Kaimana – Pomako 600 GT
v - v - -
(Timika)
14 Cadangan Perintis 750 GT
v - v - -
Kawasan Barat Indonesia
15 Soroako – Nuha (Danau 200 GT
v - - v -
Matano)
16 P. Rangsang- P. Tebing 300 GT
v - v - -
Tinggi
17 Sei Asam – Sunyat 300 GT v - - v -

18 Jangkang II – Tk. Malike 300 GT v - - v -

19 Timampu – Beau 200 GT v - - v -

20 Sapudi - Kangean 500 GT v - v - -
21 Teluk Dalam – Gn. Sitoli – 500 GT
v - v - -
Pulau Batu
22 Patumbukan – P. Tanah 500 GT
v - v - -
Jampea
23 Sintete - Penagi 1500 GT v - v - -
24 Teor - Kesui 500 GT v - v - -
25 Babang – P. Mandioli 500 GT v - v - -
 KEGIATAN RENSTRA 2020 – 2024

KUALITAS

SELAMAT
(PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN RO-RO)

No Lintasan Ukuran Kriteria Pembangunan Keterangan

Penghubung
RPJMN Sabuk Konektivitas KSPN K3T

1 Kabupaten Morotai Kap. 50 pnp v - - v -

(Maluku Utara)
2 Kabupaten Musi Kap. 50 pnp v - - v -
Banyuasin (Sumsel)
3 Sentani (Papua) Kap. 20 pnp v - - v -

4 Boalemo (Gorontalo) Kap. 20 pnp v - - v -

5 Banjarmasin, Martapura Kap. 20 pnp v - - v -

6 Madura (Jawa Timur) Kap. 50 pnp v - - v -
7 Palu (Sulawesi Tengah) Kap. 20 pnp v - - v -
8 Manado (Sulawesi Utara) Kap. 50 pnp v - - v -
9 Lampung Kap. 50 pnp v - - v -
CONTOH PEMBANGUNAN SARANA DANAU DI KSPN DANAU TOBA

BIAYA PEMBANGUNAN KMP IHAN BATAK RP. 32.045.805.000,00

1. Pekerjaan Fisik Rp. 31.330.420.000,00 (PT. Dok Bahari Nusantara);
2. Pekerjaan Superivisi Rp. 715.385.000,00 (PT. Swastika Perdana Consultant).

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 28 AGUSTUS 2017 S.D 26 NOVEMBER 2018

UKURAN UTAMA KAPAL KMP IHAN BATAK

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
CONTOH PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN 200OGT LINTAS PACIRAN/LAMONGAN - BAHAUR

KLASIFIKASI KELAS : +A 100 (I) P “KAPAL PENYEBERANGAN” +SM

Artinya : Lambung kapal seluruhnya, permesinan dan seluruh instalasinya sesuai dengan persyaratan
peraturan konstruksi BKI, dibangun dibawah pengawasan BKI dari bahan yang telah di uji
oleh BKI sesuai dengan peraturan

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
CONTOH PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN 200OGT LINTAS PACIRAN/LAMONGAN - BAHAUR

Kontrak Pembangunan 2015 - 2017 UKURAN UTAMA

L.O.A : 80.22 meter
L.P.P. : 72.00 meter
B : 15.20 meter
H : 5.10 meter
T : 3.60 meter
Vs : 17.00 knots
GT : 2000 GT
ABK : 30 orang

UMUM MUATAN
TYPE : KAPAL FERRY RO-RO PENUMPANG : 350 orang
KLASIFIKASI : Biro Klasifikasi Indonesia [BKI]
[ 40 org – Kelas Tidur VIP]
+ A 100 (I) P + SM
[ 310 org – Kelas Tidur Ekonomi]
[ Kapal Penyeberangan Penumpang &
Kendaraan ]
BENDERA : Indonesia KENDARAAN : 43 unit
PEMILIK : Direktorat Sarana Perhubungan Darat : [14 truk besar ,16 truk medium]
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat : [13 unit MPV]
Kementerian Perhubungan
KAPASITAS TANGKI
GALANGAN PEMBANGUN BAHAN BAKAR : 84 ton
NAMA : PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA AIR TAWAR : 84 ton
NEGARA : Indonesia MINYAK KOTOR : 5,0 ton
ALAMAT : Jl. Kabupaten – RT.01/RW.01 – Desa Ujung Piring BILGA : 5,0 ton
Kabupaten Bangkalan – Madura
28
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN PENUMPANG RO-RO 2.000 GT
LINTAS PACIRAN/LAMONGAN – BAHAUR (KMP. DRAJAT PACIRAN)

SISTEM PERMESINAN
MESIN INDUK : 2 x 2600 HP
MESIN BANTU : 2 x 700 Kva
PROPELLER : Fix Propeller
BOW THRUSTER : 64 kN thrust - CPP

PERALATAN NAVIGASI DAN KOMUNIKASI

GMDSS Area A-2+
Electronic Chart Display & Information System
MF/HF DSC Watch Receiver
VHF Radio Telephone DSC Watch Receiver
Marine Radar [36 NM] X-Band S-Band
Gyrocompass & Autopilot
Bridge Navigational Watch Alert System
Automatic Identification System [AIS]
Ship Security Alert System [SSAS]
Global Positioning System [GPS]
Navtex Receiver
Search And Rescue Transponder [SART]
Emergency Position Indicating Radio Beacon
Two Way Portable Radio [HT]

PERALATAN PENCEGAH PENCEMARAN

Oily Water Separator
Sewage Treatment Plan
 FASILITAS KMP. DRAJAT PACIRAN

Fasilitas untuk Penumpang :

• Ruang Penumpang Kelas Tidur
2 unit tempat tidur tingkat, kamar mandi module, TV 25”, lemari dan meja
kerja
• Ruang Penumpang Ekonomi Tidur
310 unit tempat tidur tingkat, tiap tempat tidur terdapat lampu baca dan
stop kontak listrik, 16 TV 42”
• Ruang Duduk Terbuka, kapasitas 24 orang
• Ruang Medis
Tempat tidur medis, meja kerja dan lemari
• Restoran
40 kursi dan 10 meja, 6 kursi bar, 3 unit TV LED 42”
• Mushola
2 tempat wudhu, mimbar, rak penyimpan buku dan sajadah, rak sandal
• Kamar Mandi dan WC
KM/WC khusus penumpang cacat, KM/WC ruang penumpang ekonomi di
haluan dan buritan
FASILITAS KMP. DRAJAT PACIRAN

Ruang Akomodasi Penumpang

 FASILITAS KMP. DRAJAT PACIRAN

PERALATAN NAVIGASI

• Peralatan Navigasi dengan sistem integrated bridge

system (integrasi sistem anjungan), panel utama yang
terintegrasi : gyro compass, auto pilot dan followup
steering system, radar, GPS, panel kontrol mesin induk
dan mesin bantu, VDR (voice data recorder), AIS, Echo
Sounder, Sensor propeller, sensor angin dan cuaca.
• Perlengkapan sistem komunikasi GMDSS A-2+
• Sistem komunikasi ruangan, antara lain: public adressor,
interphone system, engine telegraph, sistem alarm.
• CCTV 20 set dengan CPU Camcorder 2 terrabytes
FASILITAS KMP. DRAJAT PACIRAN

PERLENGKAPAN KESELAMATAN

Untuk memenuhi ketentuan Solas, perlengkapan

keselamatan jiwa (life saving appliances) yang
terpasang di kapal antara lain:
• 1 (satu) unit Fast Rescue Boat (dilengkapi engine
85 HP), kecepatan 25 Knot, kapasitas 6 orang
• 2 (dua) unit Life Boat tipe semi enclosed, kapasitas
70 orang, mesin inboard 27 HP kecepatan 6 knot
• 2 (dua) unit Marine Evacuation System
(MES) , kapasitas 300 pax/15 menit)
• 8 (delapan) unit Inflatable Life Raft (ILR), kapasitas
50 penumpang
• Life Jacket : 660 set
• Life buoy (ring penyelamat) : 18 unit
• Dan peralatan lain sesuai dengan regulasi
LSA/SOLAS (CAS)
DESAIN PERENCANAAN KAPAL PENYEBERANGAN 2.000 GT
(KMP. DRAJAT PACIRAN)

GELADAK KENDARAAN

Untuk pemuatan kendaraan dilengkapi dengan:

• 3 unit pintu rampa (rampdoor), di haluan, buritan, dan
serong
Kapasitas rampa haluan 12 Ton beban sumbu kendaraan dan
lengan hidrolik mampu menahan beban 75 Ton
• Palka Sedan, khusus pemuatan kendaraan roda 4
• Pengikatan kendaraan (lashing)
• Peralatan pemadam kebakaran
• Peralatan keamanan berupa kamera CCTV
Permasalahan Teknis
Kapal Penyeberangan Passenger RO-RO
1. Kurangnya Sekat-sekat Internal
2. Pintu Akses Muatan
3. Stabilitas
4. Freeboard yang rendah
5. Penempatan Muatan dan Pengamanan
6. Perlengkapan keselamatan (Life-saving appliances)
7. Anak Buah Kapal (Crew)
Pemilihan Metode Rancangan Kapal
Penyeberangan
• Metode Matematik;
• Metode Perbandingan;
• Metode Iterasi;
• Metode Statistik;
• Metode Optimisasi.
Keterkaitan antar variabel biaya
operasional kapal Jmlah
Trip

ECT Suku
Bunga

Produksi RFR Harga

Angkutan Kapal

Biaya docking
tahunan
Biaya ABK Biaya Pelabuhan
tahunan tahunan

BOK
Biaya OH tahunan Tahunan Biaya M/R
tahunan

Biaya Adm. Biaya FO, LO

tahunan dan FW tahunan
Biaya Asuransi
tahunan
 INPUT

Data Mesin Data Kapal Data Dermaga Data Jarak Data Ekonomi

PERHITUNGAN

Estimasi Harga Perhit. RFR Perhit. Biaya Koef. Bentuk Perhit.

Kapal Operasi Kapal Pemakaian BBM

Pemakaian Perhit. Tahanan Perhit. Daya Perhit. Trip

Flow Chart Minyak Pelumas Kapal Mesin

Penentuan
Ukuran Utama BATASAN

Kapal dengan Nilai Minimum Rasio L/B, B/T, L/D, D/T

Periode rolling, pitching, heaving
Nilai Maximum

Metode Bilangan Froude

Ukuran dermaga

Optimisasi
Multidisipliner
ECT TIDAK
FUNGSI OBYEKTIF minimum
terpenuhi?

YA

OUTPUT

Ukuran pokopk kapal yang optimal untuk

tahapan rancangan awal (preliminary design)
Identifikasi Permasalahan
Operasional (Kondisi Eksisting)
• Belum semua pelabuhan penyeberangan dilengkapi dengan Jembatan Timbang;
• Fungsi jembatan timbang di pelabuhan untuk melindungi dermaga;
• Zonasi dan Sterilisasi Pelabuhan Penyeberangan belum maksimal;
• Portal untuk batasi tinggi kendaraan beserta muatan di pelabuhan penyeberangan;
• Pendangkalan alur pelayaran terutama di area dermaga;
• Pemuatan dan pengaturan kendaraan beserta muatan di atas geladak kendaraan tidak sesuai ketentuan;
• Tinggi kendaraan beserta muatan mendekati struktur geladak di atasnya sehingga sistem pemadam
kebakaran tidak akan maksimal;
• Pemenuhan kriteria kelaikan kapal belum maksimal;
• Dualisme penerapan aturan keselamatan (NCVS vs SOLAS);
• Penegakan aturan tidak maksimal;
• Tingkat kedisiplinan crew rendah;
• Penempatan kapal pada lintas sering tidak sesuai karakteristik dermaga;
• Tidak ada peralatan untuk mendeteksi jenis muatan yang diangkut di kendaraan;
Kondisi Ekspektasi
• Semua pelabuhan penyeberangan dilengkapi dengan Jembatan Timbang;
• Output penimbangan kendaraan dan muatan disampaikan ke kapal untuk pengaturan kendaraan di atas
kapal;
• Zonasi dan Sterilisasi Pelabuhan Penyeberangan maksimal;
• Portal untuk batasi tinggi kendaraan beserta muatan di pelabuhan penyeberangan dan juga di kapal
untuk memberikan ruang bebas (clearance) yang cukup dengan struktur di atasnya;
• Kedalaman alur pelayaran terjaga;
• Pemuatan dan pengaturan kendaraan beserta muatan di atas geladak kendaraan sesuai ketentuan;
• Pemenuhan kriteria kelaikan kapal maksimal;
• Pemberlakuan SOLAS untuk semua kapal penyeberangan;
• Penegakan aturan maksimal;
• Tingkat kedisiplinan crew tinggi;
• Penempatan kapal pada lintas sering sesuai karakteristik dermaga;
• Peralatan untuk mendeteksi jenis muatan yang diangkut di kendaraan harus dipasang di pelabuhan;
Solusi
• Semua pelabuhan penyeberangan dilengkapi dengan Jembatan Timbang;
• Output penimbangan kendaraan dan muatan disampaikan ke kapal untuk pengaturan kendaraan di atas
kapal;
• Penerapan aturan ISPS Code di Pelabuhan Penyeberangan dan di Kapal;
• Pemasangan Portal untuk batasi tinggi kendaraan beserta muatan di pelabuhan penyeberangan dan juga
di kapal untuk memberikan ruang bebas (clearance) yang cukup dengan struktur di atasnya;
• Survey rutin alur pelayaran;
• Pemuatan dan pengaturan kendaraan beserta muatan di atas geladak kendaraan sesuai ketentuan;
• Pemenuhan kriteria kelaikan kapal maksimal;
• Pemberlakuan SOLAS untuk semua kapal penyeberangan;
• Penegakan aturan maksimal;
• Penerapan reward and punishment pada crew;
• Penempatan kapal pada lintas harus sesuai karakteristik dermaga;
• Pemasangan Peralatan untuk mendeteksi jenis muatan yang diangkut di kendaraan di pelabuhan;
• Penerapan regulasi untuk mempersingkat birokrasi dan percepatan dan pemudahan proses angkutan.
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA